Anda di halaman 1dari 26

Bahan FLUIDA

AJar
STATIS
Windy
FISIKA KELAS XI SEMESTER 1 Setyorini,
S.Pd.

Suatu benda atau materi mempunyai tiga keadaan, yaitu padat, cair dan gas. Anda dapat
membedakan ketiga keadaaan itu sebagai berikut :
Tabel Perbedaan Sifat Zat Padat, Cair dan Gas

No Faktor Padat Cair Gas


1 Bentuk dan Mempunyai bentuk dan Mempunyai volume Mempunyai bentuk
volume volume yang tetap yang tetap, tetapi dan volume yang tidak
bentukya tidak tetap, tetap
bergantun pada media
(tempat) yang
digunakan
2 Jarak antar Jarak antar partikel zat Jarak antar partikel Jarak antar partikel
partikel padat sangat rapat renggang sangat renggang
3 Pergerakan Partkel-partikel zat Partikel-partikel zat cair Partikel-partikel gas
partikel padat tidak dapat dapat bergerak bebas dapat bergerak sangat
bergerak bebas namun terbatas bebas

Berdasarkan uraian dari tabel di atas, kita dapat mengetahui bahwa jika sebuah gaya yang besar
diberikan pada benda padat, benda tersebut tidak lengsung berubah bentuk maupun volumenya.
Sedangkan zat cair tidak dapat mempertahankan bentuk yang tetap, tetapi mengambil bentuk sesuai
dengan tempatnya. Benda cair juga tidka dapat langsung ditekan seperti halnya benda padat.
Perubahan volume pada zat cair dapat terjadi jika diberikan volume yang besar. Gas tidka
mempunyai bentuk atau volume yang tetap. Sebagai contoh ketika anda meniup balon, gas akan
menempati ruangan balon sesuai dengan tempatnya. Gas akan menyebar untuk memenuhi
tempatnya. Pada saat anda memompa udara ke dalam ban mobil, udara tidak seluruhnya mengalir
ke bagian bawah ban seperti zat cair, tetapi menyebar untuk memenuhi seluruh volume ban. Karena
benda cair dan gas tidak dapat memenuhi bentuk yang tetap, keduanya mempunyai kemampuan
utnuk mengalir. Kemampuan untuk dapat mengalir itulah yang disebut sebagai fluida. Fluida dalam
keadaan diam disebut fluida statis, sedangkan fluida dalam keadaan bergerak disebut fluida dinamis.

FLUIDA STATIS
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak lepas dari kebergantungannya pada fluida, yaitu air
dan udara. Jika dalam keadaan tidak mengalir (tidak bergerak), zat cair dan gas disebut fluida statis
(fluida tak mengalir). Contoh fluida statis adalah air dalam bejana, air danau dan gas dalam tabung
tertutup. Fluida statis memiliki tekanan hidrostatis, gaya angkat, tegangan permukaan, kapilaritas
dan viskositas.

1. Tekanan Hidrostatis
Tekanan ( P ) merupakan gaya ( F ) per satuan luas ( A ). Jika pada bidang yang luasnya A ,
diberi gaya F secara tegak lurus bidang dan merata, tekanan dirumuskan sebagai berikut :

F
P=
A

Keterangan :
P = Tekanan (N/m2 atau Pa)

FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 1


F = Gaya (N)
A = Luas bidang (m2 )
Satuan tekanan yang lain adalah amosfer (atm),
1 atmosfer = 1,03 x 106 dyne/cm2
1 dyne = 10-5 N
1 Pa = 10 dyne/cm2

Dalam zat cair yang diam (dalam wadah) terdapat tekanan yang dinamakan tekanan
hidrostatis. Coba anda amati kejadian pada gambar di atas, sebuah ember plastik yang berisi
penuh dengan air anda letakkan di tempat yang agak tinggi. Bagian samping ember sebelah
bawah anda lubangi dengan menggunakan paku. Pada awalnya, air akan memancar dengan
kuat. Lama-kelamaan, kekuatan pancaran air akan berkurang. Mengapa demikian?
Air dalam suatu wadah dapat dipandang sebagai lapisan-lapisan air. Setiap lapisan memiliki
berat. Akibatnya, lpisan iar paling bawah menyangga semua berat lapisan di atasnya. Hali itu
mengakibatkan tekanan air di dasar wadah paling besar dan tekanan air di permukaan wadah
paling kecil.
Misalkan sebuah bejana yang berisi penuh dengan air berada di udara terbuka. Tekanan
yang bekerja pada dasar bejanan merupakan tekanan oleh berat air ditambah dengan tekanan
udara luar.
Perhatikan gambar di bawah ini, besar tekanan yang dialami oleh bejana adalah tekanan
udara luar ( P0) ditambah tekanan karena berat air itu sendiri.

P=P 0+ P h
Tekanan hidrostatis ( Ph) adalah tekanan yang diakibatkan oleh berat cairan itu sendiri.

FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 2


F
P h=
A
w
P h=
A
mg
Ph=
A
ρ Vg
Ph=
A
ρ A hg
Ph=
A
Ph= ρ g h
Sehingga tekanan hidrostatis dirumuskan sebagai :

Ph= ρ g h

Keterangan :
ρ = Massa Jenis cairan (kg/m3 )
g = Percepatan Gravitasi (m/s2)
h = Kedalaman suatu titik diukur dari permukaan zat cair (m )
Ph = Tekanan hidrostatis (N/m2)

Tekanan Atmosfer
Pada kasus bejana yang terisi penuh dengan air di udara terbuka, tekanan pada dasar
bejanan merupakan penjumlahan antara tekanan atmosfer dengan tekanan hidrostatis.
Berapakah tekanan atmosfer yang bekerja pada fluida?. Tekanan atmosfer bumi juga berubah
terhadap kedalaman. Tekanan udara di suatu tempat tertentu sedikit bervariasi menurut cuaca.
Pada permukaan laut, rata-rata tekanan atmosfer adalah 1,013 x 105 N/m2. Nilai ini digunakan
untuk mendefinisikan satuan tekanan lain, yaitu atmosfer (atm).
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara luar dinamakan barometer. Cairan
yang digunakan untuk mengisi tabung barometer adalah raksa (Hg).
Tekanan 1 atm sama dengan tekanan udara di atas permukaan laut pada suhu 0⁰C.
Tekanan 1 atm sama dengan tekanan yang ditimbulkan oleh raksa dalam tabung setinggi 76 cm.

FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 3


P A =PB
1 atm=76 cmHg
Jika kita ingin mengkonversi nilai dari cmHg ke pascal, maka perhatikan langkah berikut :
P A =PB
¿ ρ gh
¿ 13,6 . 980.76
5
¿ 1,013 .10 Pa
5 2
¿ 1.10 Pa atau N /m
¿ 1 ¯¿
Jadi satuan tekanan dapat dinyatakan dengan satuan :

1 atm=76 cmHg=1. 10 Paatau N / m =1 ¯¿


5 2

2. Hukum Utama Hidrostatis


Coba perhatikan gambar di bawah ini, berapakah tekanan P A dan PB ?.

Berdasarkan persamaan tekanan hidrostatis, dua titik di kedalaman yang sama pada suatu
zat cair sejenis akan memiliki tekanan hidrostatis yang sama pula. Titik-titik di kedalaman yang
sama pada zat cair yang sejenis pasti terletak pada satu bidang datar. Sehingga, “semua titik
yang terletak pada suatu bidang datar di dalam zat cair sejenis, memiliki tekanan yang sama”,
inilah yang merupakan bunyi dari Hukum Utama Hidrostatis.
Sehingga jika pada suatu bejana berhubungan terdapat dua jenis zat cair, maka berlaku
persamaan :

FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 4


P A =PB
ρ 1 g h A= ρ 2 g h B
ρ1 h A =ρ2 hB
Atau jika terdapat 3 jenis zat cair, maka berlaku persamaan :

P A =PB
ρ1 g h1+ ρ2 g h2= ρ 3 g h3
ρ 1 h1 + ρ2 h2=ρ3 h3

Hukum utama hidrostatis juga berlaku untuk kasus di bawah ini :

P A =PB
F
=ρ g h
A

Aplikasi Hukum Utama Hidrostatis

FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 5


1. Pada konstruksi bendungan, dinding bagian bawah bedungan dibuat lebih tebal dibandingkan
dinding di bagian atas. Hal ini dikarenakan sesuai dengan prinsip tekanan hidrostatis, bahwa
tekanan fluida di suatu titik pada fluida sejenis bergantung pada kedalaman titik tersebut dari
permukaan zat cair. Sehingga, semakin dalam suatu bendungan maka akan semakin besar
tekanan air di titik tersebut. Jadi, untuk menahan tekanan yang semakin besar di bagian bawah
bendungan, tembok atau dinding bendungan bagian bawah dibuat lebih tebal.
2. Pada pemasangan infus, posisi kantong infus dibuat lebih tinggi dibandingkan posisi lengan
pasien. Hal ini dikarenakan semakin tinggi posisi kantung infus maka kedalaman cairan infus
pada selang infus akan semakin besar, sehingga memiliki tekanan yang besar pula. Sehingga,
tekanan cairan infus ini dapat melawan tekanan darah yang mengalir di dalam tubuh. Jadi,
darah tidak keluar dari dalam tubuh ke selang infus.
3. Pada tensimeter (alat pengukur tekanan darah), terdapat selang berisi fluida yang kemudian
dihubungkan dengan pompa udara. Untuk memeriksa tekanan darah manusia, pita tensimeter
diikatkan ke lengan atas dengan jarak 1-2 jari dari siku. Saat menekan pompa udara, maka pita
yang terikat di lengan akan menggembung dan menekan pembuluh darah di lengan atas, selain
itu udara juga akan menekan fluida yang berada di dalam selang dan jarum tensimeter bergerak
ke kanan. Setelah pompa udara terus menerus ditekan sampai tidak ada denyut nadi yang
terdengar, maka udara dari pompa udara dikeluarkan secara perlahan-lahan sampai terdengar
detakan yang pertama, maka itu sebagai tekanan sistole. Saat udara dikeluarkan dari pompa
secara perlahan-lahan, saat itu pula fluida akan mengalami pengurangan tekanan, dan jarum
tensimeter bergerak kembali ke kiri, dimana angka yang ditunjukan merupakan hasil perkalian
antara massa jenis fluida dan kedalaman fluida tersebut saat ditekan oleh udara dari pompa.

3. Hukum Pascal
Pernahkah kalian pergi ke bengkel? atau mungkin kalian pernah melihat mobil mogok di
jalan karena ban dalam mobil tersebut kempis alias pecah? ketika roda mobil mengalami
kerusakan maka om sopir atau kondektur harus menggantinya dengan roda yang lain. Agar roda
mobil yang rusak bisa diganti maka digunakan bantuan dongkrak hidrolis.
Tahukah dirimu bagaimana prinsip kerja dongkrak hidrolis? mobil yang begitu berat bisa
diangkat dengan mudah. Selain itu, ketika kalian menumpang mobil atau angkot, coba amati
bagaimana kendaraan bisa berhenti. Mobil bisa berhenti karena direm. Apakah kalian tahu
bagaimana prinsip kerja rem? Lalu bdagaimana dengan prinsip kerja dongkrak/ lift hidrolik yang
biasa digunakan untuk mengangkat mobil? Semua peristiwa tersebut akan terjawab setelah
kalian mempelajari materi ini.
Sebagaimana telah kita pelajari pada pokok bahasan Tekanan pada Fluida, setiap fluida
selalu memberikan tekanan pada semua benda yang bersentuhan dengannya. Air yang kita
masukan ke dalam gelas akan memberikan tekanan pada dinding gelas. Demikian juga apabila
kita mandi dalam kolam renang atau air laut, air kolam atau air laut tersebut juga memberikan
tekanan pada seluruh tubuh kita. Nah, tekanan total air pada kedalaman tertentu, misalnya
tekanan air laut pada kedalaman 200 meter merupakan jumlah tekanan atmosfir yang menekan
permukaan air laut dan “tekanan terukur” pada kedalaman 200 meter. Jadi selain lapisan
bagian atas air menekan lapisan air yang ada di bawahnya, terdapat juga atmosfir alias udara
yang menekan permukaan air laut tersebut.
Tekanan yang ditimbulkan oleh lapisan fluida yang ada di atas bisa kita katakan “tekanan
dalam” karena tekanan itu sendiri berasal dari dalam fluida sedangkan tekanan atmosfir bisa
FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 6
kita katakan “tekanan luar” karena atmosfir terpisah dari fluida. Tekanan atmosfir yang dalam
kasus ini merupakan tekanan luar, bekerja pada seluruh permukaan fluida dan tekanan tersebut
disalurkan pada seluruh bagian fluida. Karenanya tekanan total fluida pada kedalaman tertentu
selain disebabkan oleh tekanan lapisan fluida pada bagian atas, juga dipengaruhi oleh tekanan
luar (untuk kasus di atas adalah tekanan atmosfir).
Untuk semakin memahami penjelasan ini, mari kita tinjau zat cair yang berada dalam suatu
wadah. Tekanan zat cair pada dasar wadah tentu saja lebih besar dari tekanan zat cair pada
bagian di atasnya (ingat kembali pembahasan mengenai Tekanan Pada Fluida). Semakin ke
bawah, semakin besar tekanan zat cair tersebut, sebaliknya semakin mendekati permukaan
atas wadah, semakin kecil tekanan zat cair.
Besarnya tekanan sebanding dengan massa jenis, percepatan gravitasi, dan
ketinggian/kedalaman. Pada setiap titik pada kedalaman yang sama, besarnya tekanan sama.
Hal ini berlaku untuk semua zat cair dalam wadah apapun dan tidak bergantung pada bentuk
wadah tersebut. Apabila kita tambahkan tekanan luar, misalnya dengan menekan permukaan
zat cair tersebut, pertambahan tekanan dalam zat cair adalah sama di mana-mana. Jadi apabila
diberikan tekanan luar, setiap bagian zat cair mendapat “jatah” tekanan yang sama. Karenanya
besar tekanan selalu sama di setiap titik pada kedalaman yang sama. Ini merupakan Prinsip
Pascal, dicetuskan dan dinamakan sesuai dengan nama pencetusnya, Om Blaise Pascal (1623-
1662). Bunyi hukum Pascal :
“Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke
segala arah”

Gambar Sistem kerja hukum Pascal dalam pipa U


Sumber: http://www.guruipa.com/2016/02/pengertian-dan-
rumus-hukum-pascal-serta-contoh-soal-hukum-pascal.html

Secara matematis kondisi pada gambar di atas dapat ditulis sebagai berikut :
Pdiberikan =P diteruskan
F1 F 2
=
A1 A2
Keterangan :
P = Tekanan (N/m2)
F = Gaya (N)
A = Luas permukaan (m2)
FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 7
Penerapan Prinsip Pascal

Berpedoman pada prinsip Pascal, manusia telah menghasilkan beberapa alat, baik yang
sederhana maupun canggih untuk membantu mempermudah kehidupan. Beberapa di
antaranya adalah dongkrak hidrolik, lift hidrolik, rem hidrolik, alat pengepres hidrolik, mesin
pengangkat mobil.

Dongkrak alias Lift Hidrolik

Cara kerja dongkrak alias lift hidrolik ditunjukkan pada gambar di bawah:

Gambar 4. Sistem kerja dongkrak hidrolik


Sumber: http://www.guruipa.com/2016/03/pengertian-dan-
rumus-hukum-pascal-serta-contoh-soal-hukum-pascal.html

Perhatikan gambar di atas, hidrolik terdiri dari sebuah bejana yang memiliki dua
permukaan. Pada kedua permukaan bejana terdapat penghisap (piston), di mana luas
permukaan piston di sebelah kiri lebih besar dari luas permukaan piston di sebelah kanan. Luas
permukaan piston disesuaikan dengan luas permukaan bejana. Bejana diisi cairan, seperti
pelumas (oli). Apabila piston yang luas permukaannya kecil ditekan ke bawah, maka setiap
bagian cairan juga ikut tertekan. Besarnya tekanan yang diberikan oleh piston yang
permukaannya kecil (gambar kiri) diteruskan ke seluruh bagian cairan. Akibatnya, cairan
menekan piston yang luas permukaannya lebih besar (gambar kanan) hingga piston terdorong
ke atas. Luas permukaan piston yang ditekan kecil, sehingga gaya yang diperlukan untuk
menekan cairan juga kecil. Tapi karena tekanan (Tekanan = gaya / satuan luas) diteruskan
seluruh bagian cairan, maka gaya yang kecil tadi berubah menjadi sangat besar ketika cairan
menekan piston di sebelah kiri yang luas permukaannya besar. Jarang sekali orang memberikan
gaya masuk pada piston yang luas permukaannya besar, karena tidak menguntungkan. Pada
bagian atas piston yang luas permukaannya besar biasanya diletakan benda atau bagian benda
yang mau diangkat.
Ingat bahwa luas permukaan piston sangat kecil sehingga gaya yang kita berikan juga kecil.
Walaupun demikian gaya masukan yang kecil tersebut bisa berubah menjadi gaya keluaran yang
sangat besar bila luas permukaan keluaran sangat besar. Jika dongkrak hidrolik dirancang untuk
mengangkat mobil yang massanya sangat berat maka perancang perlu memperhatikan besar
gaya berat mobil tersebut dan besarnya gaya keluaran yang dihasilkan oleh dongkrak. Semakin
besar gaya berat mobil yang diangkat maka semakin besar luas permukaan keluaran dari

FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 8


dongkrak hidrolik. Minimal gaya keluaran yang dihasilkan oleh dongkrak hidrolis lebih
besar/sama dengan gaya berat benda yang diangkat.

FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 9


Alat Pengepres Hidrolik

Alat pengepres ini banyak digunakan di pabrik-pabrik atau di tempat-tempat yang ada
hubungannya dengan pengepakan barang. Pada dasarnya, alat pengepres ini terdiri dari sebuah
wadah berbentuk U yang memiliki dua buah silinder yang ukirannya berbeda, seperti dua buah
silinder yang ukurannya berbeda.

Mesin Pengangkat Mobil

Prinsip kerja mesin pengangkat mobil ini sama persis dengan alat pengepres. Fluida yang
digunakan biasanya berupa minyak.

Gambar 6. Sistem kerja mesin pengangkat mobil

Sumber:http://www.mediabelajar.cf/
2013/11/hukum-pascal_10.html

Rem Hidrolik

Gambar 7. Sistem kerja rem hidrolik


Sumber:http://dunia-ilmu-teknik.blogspot.co.id/2016/01/pengertian-bunyi-
hukum-pascal-rumus.html

FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 10


4. Hukum Archimedes
Pernahkah kalian melihat kapal laut? Coba bayangkan. Kapal yang massanya sangat besar
tidak tenggelam, sedangkan sebuah batu yang ukurannya kecil dan terasa ringan bisa
tenggelam. Mengapa bisa demikian?

Gambar 9. Kapal laut yang sedang berlayar


Sumber:http://www.pakmono.com/2015/06/bunyi-hukum-
archimedes-dan-contohnya-dalam-kehidupan-sehari-hari.html

Gaya Apung

Sebelum membahas prinsip Archimedes lebih jauh, pernahkah kalian mengangkat batu?
coba bandingkan dengan jika kalian mengangkat batu tersebut di dalam air. Bagaimana berat
batu tersebut ? apakah batu terasa lebih ringan ketika diangkat dalam air atau ketika tidak
diangkat dalam air ? kalian akan dapat menjawab peristiwa ini tanpa harus melakukan
eksperimen jika kalian memahami konsep dari hukum archimedes.
Ketika dirimu menimbang batu di dalam air, berat batu yang terukur pada timbangan pegas
menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketika dirimu menimbang batu di udara (tidak di
dalam air). Massa batu yang terukur pada timbangan lebih kecil karena ada gaya apung yang
menekan batu ke atas. Efek yang sama akan dirasakan ketika kita mengangkat benda apapun
dalam air. Batu atau benda apapun akan terasa lebih ringan jika diangkat dalam air. Hal ini
bukan berarti bahwa sebagian batu atau benda yang diangkat hilang sehingga berat batu
menjadi lebih kecil, tetapi karena adanya gaya apung. Arah gaya apung ke atas, alias searah
dengan gaya angkat yang kita berikan pada batu tersebut sehingga batu atau benda apapun
yang diangkat di dalam air terasa lebih ringan.

FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 11


Gambar 8. Batu yang dimasukkan ke dalam zat cair
Sumber:https://asikfisikaasik.wordpress.com/2014/05/01/hukum-archimedes/

Keterangan gambar :
F pegas = Gaya Pegas (N)
w = Berat batu (N)
F1 = Gaya yang diberikan fluida pada bagian atas batu (N)
F2 = Gaya yang diberikan fluida pada bagian bawah batu (N) F apung =
Gaya apung (N)

F apung merupakan gaya total yang diberikan fluida pada batu ( F apung= F 2−F1). Arah gaya
apung ( F apung) ke atas, karena gaya yang diberikan fluida pada bagian bawah batu ( F 2) lebih
besar daripada gaya yang diberikan fluida pada bagian atas batu ( F 1). Hal ini dikarenakan
tekanan fluida pada bagian bawah lebih besar daripada tekanan fluida pada bagian atas batu.

Prinsip Archimedes

Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan menemukan bahwa benda yang dimasukan ke dalam
fluida seperti air misalnya, memiliki berat yang lebih kecil daripada ketika benda tidak berada di
dalam fluida tersebut. Kalian mungkin sulit mengangkat sebuah batu dari atas permukaan tanah
tetapi batu yang sama dengan mudah diangkat dari dasar kolam. Hal ini disebabkan karena
adanya gaya apung sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Gaya apung terjadi karena
adanya perbedaan tekanan fluida pada kedalaman yang berbeda. Seperti yang telah dijelaskan
pada pokok bahasan Tekanan pada Fluida, tekanan fluida bertambah terhadap kedalaman.
Semakin dalam fluida (zat cair), semakin besar tekanan fluida tersebut. Ketika sebuah benda
dimasukkan ke dalam fluida, maka akan terdapat perbedaan tekanan antara fluida pada bagian
atas benda dan fluida pada bagian bawah benda. Fluida yang terletak pada bagian bawah benda
memiliki tekanan yang lebih besar daripada fluida yang berada di bagian atas benda.
(perhatikan gambar di bawah).

Gambar 10. Benda yang terapung di dalam zat cair


Sumber:https://fhannum.wordpress.com/2011/12/20/hukum-archimedes/

Pada gambar di atas, tampak sebuah benda melayang di dalam air. Fluida yang berada di bagian
bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar daripada fluida yang terletak pada bagian atas

FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 12


benda. Hal ini disebabkan karena fluida yang berada di bawah benda memiliki kedalaman yang
lebih besar daripada fluida yang berada di atas benda ( h2 >h 1)
Besarnya tekanan fluida pada kedalaman h2 adalah:
F2
P 2=→ F 2=P2 A=ρg h2 A
A
Besarnya tekanan fluida pada kedalaman h2 adalah:
F1
P1= → F1 =P 1 A=ρg h1 A
A
F2 = gaya yang diberikan oleh fluida pada bagian bawah benda
F1 = gaya yang diberikan oleh fluida pada bagian atas benda
A = luas permukaan benda
Selisih antara F2 dan F1 merupakan gaya total yang diberikan oleh fluida pada benda, yang kita
kenal dengan istilah gaya apung. Besarnya gaya appung adalah:
F apung=F 2−F 1
F apung=( ρgh 2 A ) −( ρg h1 A )
F apung=ρgA ( h2−h 1)
F apung=ρ f gAh
F apung=ρ f gV
Keterangan :
ρ f = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
V = volume benda yang berada di dalam fluida (m 3)
m
Karena, ρ= → m= ρV
V
maka persamaan yang menyatakan besarnya gaya apung ( F apung ) di atas dapat ditulis menjadi:
F apung=ρ f gV → m=ρV
F apung=mf g
F apung=wf
mf g=w f = berat fluida yang memiliki volume yang sama dengan volume benda tercelup.
Berdasarkan persamaan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa gaya apung pada benda sama
dengan berat fluida yang dipindahkan.
Ingat bahwa yang dimasukkan dengan fluida yang dipindahkan di sisni adalah Volume
fluida yang tercelup dalam fluida.

Gambar 11. Volume benda tercelup


Sumber:https://gurumuda.com/
FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 13
Apabila benda yang dimasukkan ke dalam fluida, terapung, di mana bagian benda yang
tercelup hanya sebagian maka volume fluida yang dipindahkan = volume bagian benda yang
tercelup dalam fluida tersebut. Kita tahu bahwa massa adalah massa jenis dikalikan volume.
Dengan demikian, massa fluida yang dipindahkan adalah m=ρV . Akhirnya, persamaannya
dapat kita tulis

F apung=mg

Dengan mg adalah fluida yang dipindahkan. Jika berat adalah massa dikalikan percepatan
gravitasi. Kesimpulan yang dapat diambil dari persamaan ini kita kenal sebagai Hukum
Archimedes.

Hukum Archimedes

“gaya apung yang bekerja pada sebuah benda yang dibenamkan sama dengan berat fluida
yang dipindahkan”

Terapung, Tenggelam, dan Melayang

Berdasarkan hukum Archimedes kita bisa menentukan syarat sebuah benda untuk terapung
terapung, tenggelam, dan melayang di dalam suatu fluida.

Pada saat terapung, besar gaya apung sama dengan berat benda w=mg . Perlu dicatat
bahwa pada peristiwa ini, hanya sebagian volume benda yang tercelup di dalam fluida, sehingga
volume fluida yang dipindahkan lebih kecil daripada volume total benda yang mengapung.
Pada saat tenggelam, berlaku gaya apung lebih kecil daripada gaya berat w=mg . Karena
benda tercelup seluruhnya ke dalam fluida, volume fluida yan dipindahkan sama dengan
volume benda.
Pada saat melayang, berlaku bahwa gaya apung sama dengan berat benda, dan volume
benda yang dipindahkan sama dengan volume benda yang melayang.

FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 14


Aplikasi Hukum Archimedes
Kapal selam

Gambar 12. Kapal Selam


Sumber:http://kuhaku8.blogspot.co.id/2015/01/penerapan-hukum-archimedes-dalam.html

Pada dasarnya prinsip kerja kapal selam dan galangan kapal sama. Jika kapal akan
menyelam, maka air laut dimasukkan ke dalam ruang cadangan sehingga berat kapal
bertambah. Pengaturan banyak sedikitnya air laut yang dimasukkan, menyebabkan kapal selam
dapat menyelam pada kedalaman yang dikehendaki. Jika akan mengapung, maka air laut
dikeluarkan dari ruang cadangan. Berdasarkan konsep tekanan hidrostastis, kapal selam
mempunyai batasan tertentu dalam menyelam. Jika kapal menyelam terlalu dalam, maka kapal
bisa hancur karena tekanan hidrostatisnya terlalu besar.

Hidrometer

Gambar 13. Hidrometer


Sumber:http://kuhaku8.blogspot.co.id/2015/01/penerapan-hukum-archimedes-dalam.html

Hidrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis zat cair. Alat ini
berbentuk tabung yang berisi pemberat dan ruang udara sehingga akan terapung tegak dan
stabil seketika. Hidrometer bekerja sesuai dengan prinsip Archimedes.

FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 15


Semakin besar besar massa jenis zar air, maka akan semakin sedikit bagian hidrometer
yang tenggelam. Hidrometer ini banyak dipakai untuk mengetahui besarnya kandungan air
dalam susu, bir, atau minuman lain. Hidrometer ini terbuat dari tabung kaca. Agar tabung kaca
tersebut terapung dan tegak dalam zat cair, maka bagian bawahnya diberi butiran timbal yang
berfungsi sebagai beban. Diameter bagian bawah tabung dirancang lebih besar dengan tujuan
agar volume zat cair yang dipindahkan oleh hidrometer menjadi lebih besar. Dengan begitu,
dihasilkanlah gaya ke atas yang lebih besar, dan terapunglah hidrometer dalam zat cair. Tangkai
tabung kaca ini dirancang sedemikian rupa agar perubahan kecil dalam berat benda yang
dipindahkan dapat menghasilkan perubahan besar pada kedalaman tabung yang tercelup dalam
zat cair tersebut. Ini berarti adanya perbedaan bacaan yang terdapat pada skala menjadi lebih
jelas.

Jembatan Ponton

Gambar Jembatan Ponton


kuhaku8.blogspot.co.id/2015/01/
penerapan-hukum-archimedes-
dalam.html

Balon Udara

Gambar Balon Udara


kuhaku8.blogspot.co.id/2015/01/
penerapan-hukum-archimedes-
dalam.html

 Balon gas ini dapat melayang karena di dalam balon tersebut berisi gas hydrogen atau
helium. Massa jenis hydrogen atau helium ini lebih ringan dibanding dengan udara. Balon udara
ini dapat melayang karena berisi gas yang memiliki massa jenis labih kecil dari massa jenis
udara. 
Gas dalam balon gas ini adalah udara panas. Jadi, saat seseorang ingin balon gasnya naik,
maka ia harus menambahkan udara panas ke dalam balon. Apabila balon udara sudah mencapai

FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 16


ketinggian yang diinginkan, maka ia dapat mengurangi udara panasnya hingga berat balon sama
besarnya dengan gaya ke atas. Jika balon gasnya akan diturunkan, maka udara panas harus
dikurangi agar berat benda menjaid lebih besar dari gaya ke atas. Dengan demikian, sifat dari
balon gas tersebut sama dengan zat cair.

5. Tegangan Permukaan

Pada gambar tegangan permukaan di atas, tegangan permukaan memungkinkan laba-laba


berdiri di atas air. Pernahkah kamu melihat sebuah jarum terapung diatas air? Atau kamu pasti
pernah melihat ada nyamuk atau serangga lain dapat berdiri diatas air. Fenomena ini erat
kaitannya dengan penjelasan tentang tegangan permukaan yang akan dibahas pada bagian ini.
Mari kita amati sebatang jarum yang kita buat terapung di permukaan air sebagai benda
yang mengalami tegangan permukaan. Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi
molekul-molekul zat cair dipermukaan zat cair. Di bagian dalam cairan sebuah molekul
dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya, tetapi di permukaan cairan tidak ada molekul lain
dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang menarik
molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh molekul yang ada di bagian
bawah permukaan cairan. Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini
diberi jarum, molekul bagian bawah permukaan akan memberikan gaya pemulih yang arahnya
ke atas, sehingga gaya pemulih ke atas ini dapat menopang jarum tetap di permukaan air tanpa
tenggelam.

Gambar Interaksi Molekul pada Zat Cair

FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 17


Tegangan permukaan dilihat dari interaksi molekul benda dan zat cair. Gaya ke atas untuk
menopang jarum agar tidak tenggelam merupakan perkalian koefisien tegangan permukaan
dengan dua kali panjang jarum. Panjang jarum disini adalah permukaan yang bersentuhan
dengan zat cair.
Gaya yang diperlukan untuk mengangkat jarum adalah gaya ke atas dijumlah gaya berat
jarum (mg).
6. Meniskus
Gaya tarik-menarik antarmolekul zat cair dapat mengakibatkan terjadinya tegangan
permukaan pada zat cair. Tegangan permukaan menyebabkan serangga-serangga kecil seperti
nyamuk, lalat dan anggang-anggang dapat berdiri di atas air. Pada saat zat cair dituangkan ke
dalam tabung, permukaannya akan berbentuk cekung atau cembung. Bentuk permukaan zat
cair dalam tabung disebut meniskus. Dengan demikian, meniskus ada dua macam, yaitu
meniskus cekung dan meniskung cembung.

7.
Gambar 3. Meniskus pada zat cair air dan raksa

Permukaan air dalam tabung reaksi berbentuk cekung. Hal ini disebabkan terjadinya adhesi
(gaya tarik-menarik antar molekul)  antara molekul-molekul air dalam tabung dengan molekul-
molekul tabung reaksi. Hal ini menunjukkan bahwa adhesi antara molekul-molekul air  dengan
molekul-molekul dinding tabung lebih besar daripada kohesi ( gaya tarik menarik antar partikel
yang sejenis)  molekul-molekul air sehingga sebagian molekul air tertarik oleh dinding tabung.
Akibatnya, permukaan air yang menempel pada dinding tabung lebih tinggi daripada
permukaan air yang lain.
Air yang berada dalam tabung reaksi yang telah diolesi minyak goreng tidak akan
membasahi dinding tabung. Permukaan air dalam tabung tersebut membentuk meniskus
cembung. Hal ini terjadi karena kohesi antara molekul-molekul air lebih besar daripada adhesi
antara molekul-molekul air dengan molekul-molekul minyak goreng, sehingga sebagian molekul
air terlepas dari dinding tabung.
Akibatnya, permukaan air membentuk meniskus cekung. Raksa (merkuri) yang digunakan
sebagai pengisi termometer juga tidak membasahi dinding/tabung kaca sehingga raksa yang
ada di dalam kaca juga membentuk meniskus cembung.

8. Kapilaritas

FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 18


Kapilaritas adalah gejala zat cair melalui celah-celah sempit atau pipa rambut. Celah-celah
sempit atau pipa rambut ini sering disebut pipa kapiler. Gejala kapilaritas disebabkan adanya
gaya adhesi atau kohesi antara zat cair dengan dinding celah itu. Akibatnya, bila pembuluh kaca
dimasukkan dalam zat cair, permukannya menjadi tidak sama. Kapilaritas merupakan peristiwa
naik atau turunnya zat cair pada bahan yang terdiri atas beberapa pembuluh halus akibat gaya
adhesi atau kohesi, misal naiknya minyak pada sumur.
Contoh kapilaritas dalam kehidpuan sehari-hari :
1. Menyebabnya air yang menetes di ujung kain
2. Minyak tanah naik melalui sumbu kompor
3. Air meresap ke atas tembok
4. Naiknya air melalui akar pada tumbuhan
5. Menyebarnya tinta di permukaan kertas
Kapilaritas disebabkan oleh interaksi molekul-molekul di dalam zat cair. Di dalam zat cair
molekul-molekulnya dapat mengalami gaya adhesi dan kohesi. Gaya kohesi adalah tarik-
menarik antara molekul-molekul di dalam suatu zat cair sedangkan gaya adhesi adalah tarik
menarik antara molekul dengan molekul lain yang tidak sejenis, yaitu bahan wadah di mana zat
cair berada. Apabila adhesi lebih besar dari kohesi seperti pada air dengan permukaan gelas, air
akan berinteraksi kuat dengan permukaan gelas sehingga air membasahi kaca dan juga
permukaan atas cairan akan melengkung (cekung). Keadaan ini dapat menyebabkan cairan
dapat naik ke atas oleh tegangan permukaan yang arahnya keatas sampai batas keseimbangan
gaya ke atas dengan gaya berat cairan tercapai. Jadi air dapat naik keatas dalam suatu pipa kecil
yang biasa disebut pipa kapiler. Inilah yang terjadi pada saat air naik dari tanah ke atas melalui
tembok.
Air dapat merembes ke atas melalui retakan tembok sehingga membasahi tembok. Satu
contoh kapilaritas.
Gejala alam kapilaritas ini memungkinkan kita menghitung tinggi kenaikan air dalam suatu
pipa kapiler berbentuk silinder / tabung dengan jari-jari r.

6. Viskositas

Gambar 3.2. Oli dengan SAE 5-30; 10-


Gambar 3.1. Madu lebih kental daripada 30; 15-40; 20-50; 30 (dari kiri ke kanan )
spiritus (sumber: http://image.google.com) (sumber:http://www.youtube.com)

Pernahkah kalian membandingkan kekentalan cairan madu dan spirtitus?. Apakah


kekentalannya sama?. Atau pernahkah kalian membeli oli yang kekentalannya berbeda-beda?.

FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 19


Fluida adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan berubah-ubah secara kontinyu
apabila mengalami geseran atau mempunyai reaksi tegangan geser sekecil apapun. Fluida
dalam keadaan diam atau dalam keseimbangan tidak mampu menahan gaya yang bekerja
padanya. Salah satu sifat dari zat cair adalah memiliki koefisien kekentalan yang berbeda-beda
(Budianto, 2008).
Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan viscous (Soedojo, 1986 oleh Budianto). Suatu
bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous yaitu menjadi
lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan di bagian
dalam (internal) suatu fluida (Sears & Zemansky, 1982 oleh Budianto). Fluida ideal tidak
memiliki viskositas. Fluida yang riil atau sejati memiliki gesekan internal yang besarnya tertentu
yang disebut viskositas (Giancolli,2001).
Ciri-ciri fluida sejati
 Dapat dimampatkan (kompresibel)
 Mengalami gesekan saat mengalir (viskositas)
 Alirannya turbulen.
Kekentalan atau viskositas pada zat cair terjadi karena adanya kohesi sedangkan pada zat
gas viskositas terjadi karena adanya tumbukan antara molekul. Viskositas menentukan
kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antar lapisan material. Fluida yang
lebih cair akan lebih mudah mengalir. Kecepatan aliran berbeda karena adanya perbedaan
viskositas. Besarnya viskositas dinyatakan dengan suatu bilangan yang menyatakan kekentalan
suatu zat cair. Viskositas yang dimiliki setiap fluida berbeda dan dinyatakan kuantitatif oleh
koefisien viskositas η (huruf kecil dari abjad Yunani eta ) (Giancolli, 2001).
Koefisien viskositas fluida, didefinisikan sebagai rasio tegangan geser dan laju regangan

tegangan geser F / A
η= =
laju regangan v /L Persamaan 1

yang didefinisikan sebagai berikut. Satu lapisan tipis fluida ditempatkan antara dua
lempeng yang rata. Satu lempeng diam dan yang lainnya bergerak denga laju konstan. Fluida
yang langsung bersentuhan dengan setiap lempeng ditahan pada permukaan oleh gaya adhesi
antara molekul zat cair dan lempeng. Dengan demikian, permukaan atas fluida bergerak dengan
laju v yang sama seperti lempeng yang atas, sementara fluida yang bersentuhan dengan
lempeng yang diam tetap diam. Lapisan fluida yang diam menahan aliran lapisan yang persis di
atasnya, yang juga menahan lapisan berikutnya, dan seterusnya. Berarti kecepatan bervariasi
secara kontinu dari 0 sampai v , seperti digambarkan. Perubahan kecepatan dibagi dengan jarak
terjadinya perubahan ini sana dengan v /L disebut gradient kecepatan. Untuk menggerakkan
lempeng yang atas dibutuhkan gaya, yang bisa anda buktikan dengan menggerakkan lempeng
rata di atas tumpahan sirup di atas meja. Untuk fluida tertentu, ternyata gaya yang dibutuhkan,
F , sebanding dengan luas fluida yang bersentuhan dengan setiap lempeng, A , dan dengan laju,
v dan berbanding terbalik dengan jarak, L, antar lempeng: F ≈ vA /L. Untuk fluida yang
berbeda, makin kental fluida tersebut, makin besar gaya yang diperlukan. Konstanta
pembanding untuk persamaan ini didefinisikan sebagai koefisien viskositas, (η ).

FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 20


Gambar 3.3 Pelat yang bergerak di atas fluida kental
(sumber: http://www.image.google.com)

Apabila zat cair tidak kental maka koefisien viskositasnya sama dengan nol sedangkan pada
zat cair kental bagian yang menempel dinding mempunyai kecepatan yang sama dengan
dinding. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur viskositas adalah viskosimeter. Faktor-
faktor yang mempengaruhi koefisien viskositas:
a. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi
oleh tekanan.
b. Temperatur
Viskositas zat cair akan turun dengan naiknya temperatur. Pemanasan zat cair
menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi sehingga interaksi antar molekul
melemah.
c. Ukuran dan berat molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul
Misal : Laju aliran alkohol cepat dengan berat molekul 46,06844 g/mol, Larutan gliserin
laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi dengan berat molekul 92,09382 g/mol
d. Bentuk molekul
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak
e. Kekuatan antar molekul
Viskositas air naik dengan adanya ikatan hidrogen

7. Hukum Stokes
Suatu fluida yang viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola atau sebuah bola
bergerak di dalam fluida yang diam. Garis-garis fluida akan membentuk pola simetris di
sekeliling bola.

Fs

FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 21


Gambar 3.4 Pola aliran bola dalam larutan viskos
(sumber :https://en.wikipedia.org/wiki/stokes_law)

Tekanan terhadap sembarang titik pada permukaan bola yang mengarah arah aliran tepat
sama dengan tekanan pada hilir aliran, sehingga resultan gaya terhadap gaya berat sebesar nol
jika fluida memiliki viskositas. Timbul gaya gesekan terhadap bola itu yang disebut gaya stokes.
Misalkan jari-jari bola r koefisien viskositas fluida η , dan kecepatan relative bola terhadap fluida
v , secara matematis besarnya gaya stokes di rumuskan:

F s=kηv Persamaan 2

Dengan k adalah konstanta yang bergantung pada bentuk geometris benda. Berdasarkan
perhitungan laboratorium, pada tahun 1845 Sir George Stokes menunjukkan bahwa benda yang
bentuk geometrisnya berupa bola, nilai k =6 πr . Bila disubstitusikan ke dalam persamaan 2,
maka diperoleh
F s=6 πηrv Persamaan 3

Keterangan :
r Jari-jari bola (m)
v Kelajuan bola (m/s)
η Koefisien viskositas fluida (Pa.s)
FS Gaya gesekan stokes (N)
(sumber: Supiyanto, 2006)
Jika bola jatuh ke dalam fluida yang kental, selama bola bergerak di dalam fluida bekerja
gaya-gaya sebagai berikut:
a. Gaya berat bola (w ) berarah vertical ke bawah
b. Gaya Archimedes ¿ ¿) berarah vertical ke atas
c. Gaya stokes ( F s) berarah vertical ke atas.

Gambar 3.5 Gaya-gaya yang


bekerja pada bola yang dimasukkan
dalam larutan fluida (sumber: http:

FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 22


//fisikaveritas.blogspot.co.id/2013/08/v
iskositas.html

Kecepatan Terminal
Ketika bola dijatuhkan bola bergerak dipercepat. Namun ketika kecepatannya bertambah,
gaya stokes juga bertambah. Akibatnya pada suatu saat bola mencapai keadaan seimbang
sehingga bergerak dengan kecepatan konstan, yang disebut kece patan terminal. Pada
kecepatan terminal ini, resultan gaya yang bekerja pada bola sama dengan nol. Dengan memilih
sumbu vertical ke atas sebagai sumbu positif, maka pada saat kecepatan terminal berlaku:
∑F y
= 0
F A+ Fs = w
Fs = w−F A
6 πηr v T = mb g−ρ f V b g
6 πηr v T = ρb V b g−ρ f V b g
6 πηr v T = g V b ( ρb −ρf )
6 πηr v T = 4
g( π r 3)( ρb−ρ f )
3
vT = 4
g ( π r 3 )( ρb −ρf )
3
6 πηr
vT = 2
2r g Persamaan 5
(ρb− ρf )

(sumber: Supiyono, 2008)
Keterangan :
r Jari-jari bola (m)
g Percepatan gravitasi (m/ s 2)
ρb Massa jenis bola (kg /m3 ¿
ρf Massa jenis fluida (kg /m3 ¿
η Koefisien viskositas fluida (Pa.s)
v Kecepatan terminal (m/s)

Dengan mengukur kecepatan maksimum bola yang berjari-jari dan massa jenisnya
diketahui, maka koefisien viskositas fluida tempat bola itu dijatuhkan dapat ditentukan.
Untuk mencari η gunakanlah persamaan kecepatan terminal
v = 2
2r g
( ρ b− ρ f )

s = 2r 2 g
( ρ b− ρ f )
t 9η
2
t . 2 r g( ρb−ρ f ) = 9 ηs
t = 9 ηs Persamaan 6
2
2r g(ρb −ρf )
Dengan menggunakan persamaan ini dapat melakukan percobaan dengan menggunakan
variasi besarnya jarak tempuh pengaruhnya terhadap waktu tempuh.

FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 23


Arti pembacaan kode pada kemasan oli
Kode Penjelasan
SAE 10 W - 40 Memiliki kemampuan tingkat beku sampai −30o C dan juga
memiliki tingkat didih sampai 150o C
SAE 15 W -50 Memiliki kemampuan tingkat beku sampai −25o C dan juga
memiliki tingkat didih sampai 150o C

FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 24


DAFTAR PUSTAKA

Foster, Bob. 2011. Terpadu Fisika SMA/MA Jilid 2B untuk kelas XI Semester 2. Bandung:
Erlangga.
Giancolli,C. Douglas. 2001. Fisika. Jakarta:Erlangga.
Kanginan, marthen. 2007. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Purwanto, B. 2008. Fisika Dasar 2B (Teori dan Implementasinya untuk Kelas XI SMA dan MA
Semester 2). Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Supiyanto. 2006. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama.
Supiyanto. 2007. Fisika untuk SMA kelas XI. Jakarta: Phibeta.
Tipler, P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

FLUIDA STATIS | WINDY SETYORINI 25

Anda mungkin juga menyukai