Anda di halaman 1dari 3

Disebuah hutan dipenuhi dengan pepohonan yang sangat lebat dan dedaunan

hijau. Seekor bangau kemudian berkalan dengan kakinya yang panjang ke sungai
untuk menangkap ikan serta kodok.

Kodok menjadi makanan kesukaan bangau dan ia memiliki sahabat yakni kera
dan mereka saling membantu. Bangau senang mencari kutu di tubuh kera serta
mengantarkan kera untuk terbang jauh. Sayang bangau sangat lebar, kaki
panjang dan leher panjang sehingga mempermudah untuk bepergian jauh.

Karena itulah, sang kera sangat senang pada bangau namun sayang kera tidak
pernah membalas budi perbuatan bangau tersebut. Kera memiliki sifat yang licik
dan egois. Ketika sedang berjalan berdua untuk mencari makan, bangau tersadar
jika kera sangat licik dan penipu.

Kera bertanya pada bangau apakah ia ingin makan kodok. Bangau yang sedang
mengambil pir dengan paruhnya menoleh kemudian mengangguk. Kera lalu
mengatakan jika bangau mencari kodok dan ia akan mengambil buah-buahan.

Kera lalu dengan cepat memanjat dan mengambil buah dengan cepat dan
diletakkan di bawah pohon rambutan. Pohon rambutan tersebut adalah tempat
mereka berdua berjanji untuk bertemu. Kera lalu tertawa di dalam hati karena
berhasil menipu bangau.

Sementara itu, bangau banyak memperoleh ikan dan kodok namun terkejut
karena buah-buahan sudah habis. Sementara itu, kera juga mengambil 1 ekor
ikan kemudian dibakar di atas batu panas. Bangau lalu bertanya pada kera
tentang buah-buahan yang hilang tersebut.

Bangau juga belum menyadari jika dirinya sudah ditipu oleh kera sebab kera
yang sudah mengambil jatahnya. Kera berkata jika hari itu ia sedang sakit
sehingga buah-buahan ia makan karena bangau pergi terlalu lama. Bangau pun
percaya dan kembali tertipu oleh kera.

Namun semakin lama, bangau sakit hati akan tetapi tidak mau memutuskan
hubungan dengan kera. Kera menyimpan makanan yang sangat banyak
sedangkan bangau hanya mendapat sisanya saja. Dua hari kemudian, kera
kembali menipu bangau dan berkata ingin pulang ke Medang.
Kera berpikir jika tidak akan ada yang mau meminjamkan perahu pada dirinya. Di
sisi lain, warga bangau juga sedang sulit mencari maanan sebab sungai sedang
kering. Kera kemudian mengetuk pintu rumah bangau yang tinggal sendirian.

Bangau kemudian terbangun dan menyambut kera lalu bertanya bertubi-tubi


apakah kera tidak sabar ingin bermain dengan dirinya. Kera kemudian meminta
bangau untuk mengantarnya.

Kera juga berkata jika disana ada banyak kodok dan dirinya akan mengambil
buah sawo ujar kera yang berusaha menipu bangau.

Bangau lalu setuju dan berkata supaya kera naik ke punggungnya. Bangau
kemudian mengepakkan sayap ke pulau Medang. Sepanjang perjalanan, kera
selalu berceloteh sehingga bangau tidak bisa konsentrasi dan pulau Medang juga
sangat jauh.

Bangau sangat kelelahan dan energinya tinggal sedikit dan akhirnya sampai ke
tempat tujuan. Bangau langsung berbaring di pasir karena kelelahan sedangkan
kera asyik makan sawo yang sangat banyak. Kera kemudian tidur dan perutnya
membiru sebagai tanda kekenyangan.

Bangau kemudian pergi mencari kodok namun tidak menemukannya sampai kera
terbangun dari tidur. Kera kemudian bertanya pada bangau apakah ia sudah
kenyang sebab dirinya sudah kenyang karena makan sawo.

Bangau lalu berkata jika kodok yang dijanjikan kera tidak ada disitu dan ia akan
kembali ke kampung halamannya.

Bangau berkata jika dengan sawo berlimpah maka kera bisa hidup sampai tujuh
turunan. Untuk itulah, bangau berniat untuk pulang dan menceritakan warga kera
tentang hutan sawo tersebut karena sadar jika dirinya sudah tertipu. Mendadak,
kera menjadi gugup dan berkata jika ia tidak mungkin tinggal sendirian disitu.

Namun bangau berkata jika dirinya tidak bisa hidup tanpa kodok. Bangau merasa
sakit hati dan membalas tipuan yang sudah dilakukan kera.
Kera kemudian meminta diterbangkan kembali ke kampung bersama dengan
bangau. Bangau berkata jika sayapnya belum pulih untuk terbang dengan beban
tubuh kera yang berat.

Kera kemudian mengusulkan untuk menunggu hingga kekuatan bangau bisa


pulih kembali. Bangau berkata jika ia tidak bisa menunggu karena harus makan,
sedangkan kera punya sawo yang berlimpah. Bangau kemudian menyarankan
kera agar membuat perahunya sendiri.

Kera lalu tertunduk malu karena teringat dengan semua kebohongannya sendiri.
Selain itu, sebenarnya kera tidak terlalu pandai dalam membuat perahu. Namun
karena malu, kera berkata pada bangau agar bisa membantunya mencari tanah
liat dan ia yang akan menempanya.

Sesudah perahu jadi, mereka mendorongnya ke tengah laut dan berangkat. Kera
naik ke perahu dengan perasaan yang amat takut.

Perahu juga sesekali diterjang oleh ombak sehingga membuat wajah kera terlihat
pucat. Sementara bangau bernyayi dengan senang dan bergumam jika perahu
hancur, maka ia akan tetap selamat.

Ini disebabkan karena bangau masih bisa terbang ketika perahu hancur terkena
ombak. Selain itu, kemungkinan besar perahu juga memang akan hancur sebab
hanya terbuat dari tanah liat buatan kera. Mereka berdua kemudian sudah
berlayar jauh sampai ke tengah laut.

Pulau kampung halaman mereka juga sudah terlihat di kejauhan. Namun secara
tiba-tiba, ada badai yang bertiup sangat kencang dan hujan turun dengan lebat.
Ombak menggulung perahu tersebut dan akhirnya pecah berantakan.

Bangau bergegas untuk terbang sementara kera bersusah payah untuk berenang.
Karena tubuh kera yang kecil, maka ia tidak bisa melawan arus deras dan
gelombang lautan yang besar.

Sampai akhirnya, kera pun mati ditelan ombak di lautan. Laut kemudian terlihat
kembali tenang dan bangau dengan tenangnya terbang ke kampung
halamannya.

Anda mungkin juga menyukai