Anda di halaman 1dari 14

6/22/2009

KEBIJAKAN EKONOMI
MAKRO

Himawan Arif S.SE., MSi.


MSi.
Perekonomian Indonesi – Session 11
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Bank BPD Jateng

Tiga Aspek Pemikiran dalam Merumuskan


Kebijakan Ekonomi
1. Sasaran (tujuan) Kebijakan Ekonomi
(a) Jangka Pendek
 Mengatasi masalah pengangguran
 Mengatasi masalah inflasi
 Menguatkan Neraca Pembayaran

(b) Jangka Panjang


 Mempercepat pertumbuhan ekonomi
 Meratakan distribusi pendapatan
 Mengatasi masalah kemiskinan
2

1
6/22/2009

lanjutan

2. Alat-alat pelaksanaan Kebijakan Ekonomi


 Janka Pendek
 Kebijakan Fiskal
 Kebijakan Moneter
 Kebijakan lain
 Kebijakan untuk sektor luar neger

 Jangka Panjang
 Kebijakan Fiskal
 Kebijakan Moneter
 Kebijakan lain
 Kebijakan untuk sektor luar neger
3

lanjutan

3. Efek yang diharapkan


 Kesempatan Kerja penuh
 Kestabilan harga-harga
 Neraca pembayaran yang baik
 Peningkatan Kemakmuaran

2
6/22/2009

Kebijakan Fiskal

 Bentuk-bentuk Kebijakan Fiskal


1. Penstabil otomatik adalah bentuk sistem fiskal
yang sedang berlaku yang secara otomatik
cenderung untuk menimbulkan kestabilan dalam
kegiatan ekonomi
2. Kebij Fiskal diskresioner adalah langkah-langkah
dalam biang pengeluaran pemerintah dan
perpajakan yang secara khusus membuat
perubahan ke atas sistem yang ada, yang
bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah
ekonomi yang dihadapi

Penstabil Otomatik

Pajak Progresif  sistem pajak progesif


biasanya digunakan dalam memungut pajak
pendapatan individu dan dipratekan hampir
di semua negara
Pajak proporsional  biasanya digunakan
untuk memungut pajak ke atas keuntungan
perusahaan-perusahaan korporat, yaitu pajak
yang harus dibayar adalah proporsional
dengan keuntungan yang diperoleh .
6

3
6/22/2009

lanjutan
 Kedua sistem paja di atas cenderung untuk mengurangi
fluktuasi kegiatan perekonomian dari satu periode ke
periode yang lain
 Ketika ekonomi mengalami maslah resesi, pajak yang
dipungut dari individu dan perusahaan akan mengalami
penurunan.
 Sebagai akibatnya pendapatan disposabel akan menurun
pada tingkat yang lebih lambat dari penurunan
pengeluaran konsumsi RT dan pengeluaran Agregat
 Ketika ekonomi berkembang, kesempatan kerj
meningkat dan kemakmuran berlaku, pendapatan
disposabel tidak akan berkembang secepat kenaikan
pendaptan nasional dan pendapatan individu
 Fluktuasi kegiatan ekonmi dan pendapatan nasional akan
menjadi semakin kecil dalam sistem pajak proporsional
7

lanjutan
 Kebijakan harga minimum  merupakan suatu
sistem pengendalian harga yang bertujuan
menstabilkan pendapatan para petani dan pada
waktu yang sama menjaga agar pendapatannya
cukup tinggi
 Permintaan dan penawaran barang pertanian
sifatnya tidak elastis. Ketika produksi dan penawran
merosot harga barang pertanian merosot, harga
barang pertanian sangat melonjak dan sebaliknya
 Walaupun menstabilkan harga dan pendapatan
merupakan tujuan utama pada akhirnya hal
tersebut membantu mengurangi fluktuasi kegiatan
keseluruhan ekonomi

4
6/22/2009

lanjutan
 Asuransi Pengguran  adalah suatu bentuk jaminan
sosial yang dipraktekan di kebanyakan negara-negara
maju.
 Sistem ini mengurangi pendapatan disposabel dari
tenaga kerja yang sedang mempunyai pekerjaan dan
oleh karenanya mengurangi peningkatan pertambahan
perbelanjaan yg berlaku
 Tanpa asurangi pengangguran, pada saat
pengangguran tinggi perbelanjaan akan sangat
menurun.
 Dengan adanya sistem asuransi pengangguran para
penganggur akan menerima pendapatan yang
diperoleh dari dana asuransi pengangguran.
 Kebijakan ini mengurangi kemerosotan perbelanjaan
agregat dan pertambahan pengangguran ketika resesi
9

Kebijakan Diskresioner

Kebijakan fiskal diskresioner digolongkan menjadi


dua bentuk:
1. Kebijakan fiskal mengembang atau expansionary
fical policy. Dilakukan pada saat perekonomian
menghadapi masalah pengangguran
2. kebijakan fiskal mengecut atau contractionary
fiscal policy. Dilaukan pada saat menghadapi
masalah inflasi atau perekonomian mencapai
kesempatan kerja penuh dan tingkat
pengangguran sangat rendah
10

5
6/22/2009

Expansionary fical policy 


mengatasi pengangguran
1. menambah pengeluaran pemerintah
 Untuk mengatasi pengangguran akan menyebabkan defisist dalam
anggaran belanja pemerintah
 Defisit anggaran dapat dibiayai dari dalam negeri dengan cTujuan
kebijakan ini adalah untuk memperngaruhi tingkat perbelanjaan
agregat dalam perekonomian
 ara (1) meminjam dari masyarakat dan terutama hal ini dilakukan
dengan menjual obligasi (surat hutang) pemerintah (2) meminjam
dari bank sentral – yang menyebabkan bank sentral perlu mencetak
2. Menurunkan pajak perseorangan dan perusahaan
 Menyebabkan defisit anggaran dan efek dari kebijakan ini relatif
lambat karena efeknya dalam memperngaruhi perbelanjaan agregat
memerlukan jeda watku yang lebih panjang dari pertambahan
pengeluaran pemerintah
 Di samping untuk meningkatkan ekspansi kegiatan ekonmi dalam
jangka pendek pengurangan pajak juga bertujuan untuk menstimuli
kegiatan ekonomi di masa depan.
11

Contractionary fiscal policy


 Mengatasi inflasi dan stagflasi
 Mengurangi pengeluaran pemerintah merupakan kebijakan
fiskal deskrisioner yang paling efektif dalam menekan tingkat
inflasi
 Pengurangan ini akan menimbulkan efek multiplier  yaitu
kegiatan ekonomi yang erat hubunganya dengan perbelanjaan
pemerintah akan merosot dan seterusnya akan
mempengaruhi kegiatan ekonomi lain
 Apabila pungutan pajak tida berubah anggaran belanja
pemerintah akan memperoleh surplus dan ini dapat digunakan
untuk membayar hutang
 Tetapi sebagai alternatif pemerintah dapat menurunkan pajak,
dengan harapan hal ini akan dapat meningkatkan investasi
dan menstimuli kegiatan perekonomian
 Ketiak stagflasi berlaku pemerintah akan cenderung
mengetatkan perbelanjaanya.
12

6
6/22/2009

Masalah dalam pelaksanaan kebijakan


ekonomi
 Ada perbedaan waktu antara menyadari masalah yang dihadapi
dengan watku dimana kebijakan ekonomi mulai dilaksanakan
atau berfungsi
 Perbedaan watku dinamakan decision lag atau inside lag
 Untuk kasus penstabil otomatik decision lag adalah nol – yaitu
secara otomatis akan berfungsi untuk mengatasi masalahnya
 Untuk kebijakan moneter, decision lagnya relatif singkat. Ini
disebabkan karena pada umumnya bank sentral tidak
memerlukan izin DPR dan kabinet untuk melaksanakan
kebijakan dalam mengatasi masalah ekonomi
 Untuk kebijakan fiskal, masalah decision lag adalah paling
serius yang disebabkan oleh: (1) perumus kebijakan fiskal
biasanya memerlukan watku yang lama untuk memikirkan
kebijakan yang sebaiknya dijalankan; (2) dalam pemerintahan
yang demokratis kebijakan tersebut perlu di setujui oleh kabinet
dan DPR 13

PROSES BERJALANNYA KEBIJAKAN


KEBIJAKAN MONETER

CENTRAL 1 2 MONEY
BANKS
BANK R MS MARKET
3 Interest rate and
credit availability
5 REAL
OUTPUT
A
4
D
AD 5
and JOBS
AS

5
A INFLATION
S
14

7
6/22/2009

INSTRUMEN UTAMA
KEBIJAKAN MONETER

1. Open Market Operation – selling or buying


government securities in the open market 
bank reserves ↑ or ↓
2. Discount Rate Policy – setting the interest
rate called the discount rate, charged on
bank borrowing from central bank
3. Reserve Requirement Policy – setting and
changing the legal reserve ratio requirement
on deposit with the bank

15

INSTRUMENT KEBIJAKAN MONETER,


TARGET ANTARA, DAN TARGET AKHIR

Open Market
Stable Price
Operation Reserve
Low Unemployment
Discount Rate Money Supply
Rapid Growth
Reserve Interest Rate
in Real GDP
Requirement

Instruments Intermediate Ultimate


Target Objective

16

8
6/22/2009

MEKANISME TRANSMISI
KEBIJAKAN MONETER
The route by which changes in supply of money are
translated into changes in output,
employment, and inflation

Tahapan prosesnya sebagai berikut:


Bank reserve↓  Checking Deposit↓  Money
Supply↓  Interest Rate↑  Investment↓,
Consumption↓, and Ekspor↓  Aggregate
Demand↓  Real GDP↓, Jobs↓, Inflation↓

17

Analisis Grafik
S
GDP

MS MS’ I,S
r r
A

MD I

I
18

9
6/22/2009

KEBIJAKAN MONETER DALAM


AD – AS FRAMEWORK

Expansionary Monetary AS
AD’
AD
Policy:

Ms↑  r↓ I,C,X↑ 
AD ↑  GDP and P ↑

Qp Q

19

EFEK KEBIJAKAN MONETER


DALAM JANGKA PANJANG

R.J. Gordon:
Short Run:
Tahun-1: Ms↑(10%)  Y↑(7%), P↑(3%)
Tahun-2: Y↑(5 – 6%), P↑(4 – 5%) dst
Long Run: Ms↑(10%)  Y↑(0%), P↑(10%)
Change in the money supply have no effect
on Y  Money Neutrality

20

10
6/22/2009

KEBIJAKAN STABILISASI

 Fluktuasi ekonomi secara keseluruhan dapat


disebabkan oleh AD-shocks atau AS-shocks
(price shocks).
 Kebijakan ekonomi makro dapat digunakan
untuk merespon shocks untuk mengurangi
fluktuasi ekonomi.
 Kebijakan stabilisasi adalah kebijakan publik
yang ditujukan untuk mempertahankan
output dan employment pada tingkat
naturalnya.
 Kebijakan moneter merupakan komponen
penting dari kebijakan stabilisasi.

21

RULE Vs DISCREATION
POLICY

 Rule if policymakers announce in advance how


policy will respond to various situations and
commit themselves to following through on this
announcement. Misalnya:
Money supply = 3% + (unemployment rate – 6%)
Money supply grows at 3% if the unemployment rate
is 6%.
 Discreation if policymakers are free to size up
the situation case by case and choose whatever
policy seem appropriate at the time.

22

11
6/22/2009

RULES FOR MONETARY POLICY

 Money supply constant  jika fluktuasi


money supply sumber penyebab utama
fluktuasi ekonomi.
 Nominal GDP target  Jika nominal GDP↑
di atas target, maka money growth di↓ untuk
menurunkan AD.
 Price level target  melakukan
penyesuaian thd. Money supply jika tingkat
harga aktual menyimpang dari target
(stabilitas harga merupakan tujuan utama
kebijakan moneter)

23

RULES FOR FISCAL POLICY

 Strict rule: Government Balance Budget


 Dalam kondisi ekonomi tertentu Budget deficit
atau surplus dapat membantu stabilisasi
perekonomian.
 Budget deficit atau surplus dapat digunakan
untuk mengurangi turunnya insentif yang
disebabkan sistem pajak.
 Budget deficit dapat digunakan untuk
menggeser beban pajak dari generasi sekarang
ke generasi y.a.d.

24

12
6/22/2009

POLICY LAGS

1. Data lag
2. Recognition lag
3. Legislative lag
4. Transmission lag
5. Effectiveness lag
1 – 3: Inside lag is the time between a shock to the
economy & the policy action responding to that
shock.
4 – 5: Outside lag is the time between a policy
action & its influence on the economy
25

ESTIMATION LAGS

Type of Lag Estimated Length (months)


1. Data 1.5
2. Recognition 2.0
3. Legislative 0.5
4. Transmission 0.0
5. Effectiveness 15.3
Total 19.3
Sumber: Gordon p.485

26

13
6/22/2009

27

14

Anda mungkin juga menyukai