Anda di halaman 1dari 5

Dongeng singkat berikutnya memiliki pesan moral baik yang patut diajarkan pada

anak:

Andi dan Budi sedang berjalan di padang pasir sambil berdebat dengan satu sama lain.

Tiba-tiba Andi menampar Budi karena kesal dengannya.

Bukannya marah, Budi  justru menuliskan “HARI INI TEMAN BAIKKU MENAMPARKU” di
tanah.

Mereka pun melanjutkan perjalanan dan menemukkan sebuah sumber air.

Karena tergesa-gesa, Budi tergelincir dan hampir tenggelam, tetapi berhasil


diselamatkan oleh Andi.

Setelah diselamatkan, Budi menulis di batu “HARI INI TEMAN BAIKKU


MENYELAMATKANKU.”

Melihat kelakukan aneh Budi, Andi bertanya “Ketika aku menyakitimu kamu menulis di
tanah, tapi ketika aku menyelamatkanmu kamu menulis di batu, kenapa?”

Budi pun menjawab “Jika orang menyakitimu, kamu harus menulis di pasir agar angin
menghapusnya dan kamu memaafkannya. Namun, ketika orang melakukan hal baik
pada kita, kita harus mengukirnya di batu agar angin tidak menghapusnya dan
perlakuannya selalu kita ingat.”

Dongeng di atas mengajarkan si kecil untuk selalu mengingat kebaikan orang dan
memaafkan kejahatan orang.

Dongeng singkat berikutnya memiliki pesan moral baik yang patut diajarkan pada
anak:

Andi dan Budi sedang berjalan di padang pasir sambil berdebat dengan satu sama lain.

Tiba-tiba Andi menampar Budi karena kesal dengannya.

Bukannya marah, Budi  justru menuliskan “HARI INI TEMAN BAIKKU MENAMPARKU” di
tanah.
Mereka pun melanjutkan perjalanan dan menemukkan sebuah sumber air.

Karena tergesa-gesa, Budi tergelincir dan hampir tenggelam, tetapi berhasil


diselamatkan oleh Andi.

Setelah diselamatkan, Budi menulis di batu “HARI INI TEMAN BAIKKU


MENYELAMATKANKU.”

Melihat kelakukan aneh Budi, Andi bertanya “Ketika aku menyakitimu kamu menulis di
tanah, tapi ketika aku menyelamatkanmu kamu menulis di batu, kenapa?”

Budi pun menjawab “Jika orang menyakitimu, kamu harus menulis di pasir agar angin
menghapusnya dan kamu memaafkannya. Namun, ketika orang melakukan hal baik
pada kita, kita harus mengukirnya di batu agar angin tidak menghapusnya dan
perlakuannya selalu kita ingat.”

Dongeng di atas mengajarkan si kecil untuk selalu mengingat kebaikan orang dan
memaafkan kejahatan orang.

Dongeng singkat berikutnya memiliki pesan moral baik yang patut diajarkan pada
anak:

Andi dan Budi sedang berjalan di padang pasir sambil berdebat dengan satu sama lain.

Tiba-tiba Andi menampar Budi karena kesal dengannya.

Bukannya marah, Budi  justru menuliskan “HARI INI TEMAN BAIKKU MENAMPARKU” di
tanah.

Mereka pun melanjutkan perjalanan dan menemukkan sebuah sumber air.

Karena tergesa-gesa, Budi tergelincir dan hampir tenggelam, tetapi berhasil


diselamatkan oleh Andi.

Setelah diselamatkan, Budi menulis di batu “HARI INI TEMAN BAIKKU


MENYELAMATKANKU.”
Melihat kelakukan aneh Budi, Andi bertanya “Ketika aku menyakitimu kamu menulis di
tanah, tapi ketika aku menyelamatkanmu kamu menulis di batu, kenapa?”

Budi pun menjawab “Jika orang menyakitimu, kamu harus menulis di pasir agar angin
menghapusnya dan kamu memaafkannya. Namun, ketika orang melakukan hal baik
pada kita, kita harus mengukirnya di batu agar angin tidak menghapusnya dan
perlakuannya selalu kita ingat.”

Dongeng di atas mengajarkan si kecil untuk selalu mengingat kebaikan orang dan
memaafkan kejahatan orang.

Tidak hanya menarik untuk dibaca, dongeng pendek juga memiliki pesan moral yang
sangat bermanfaat bagi si kecil. Yuk, simak beberapa contoh dongeng yang bisa kamu
bacakan pada anak di sini!
Membaca dongeng ternyata sangat bermanfaat bagi si kecil karena mampu mengasah
daya imajinasi serta menambah kosakata anak.

Dongeng juga sering memiliki pesan moral yang dapat membantu si kecil dalam
berinteraksi dengan sesama.

Sontak, warga desa pun segera menghampiri dan menolong, tetapi mereka kesal
karena anak gembala hanya bercanda.

Senang dengan reaksi warga, anak gembala pun terus-menerus menipu warga dengan
mengatakan ada serigala datang.

Sampai suatu sore hari, datanglah segerombolan serigala yang mendekati domba dan
anak gembala.

Sontak, warga desa pun segera menghampiri dan menolong, tetapi mereka kesal
karena anak gembala hanya bercanda.

Senang dengan reaksi warga, anak gembala pun terus-menerus menipu warga dengan
mengatakan ada serigala datang.

Sampai suatu sore hari, datanglah segerombolan serigala yang mendekati domba dan
anak gembala.
Sontak, warga desa pun segera menghampiri dan menolong, tetapi mereka kesal
karena anak gembala hanya bercanda.

Senang dengan reaksi warga, anak gembala pun terus-menerus menipu warga dengan
mengatakan ada serigala datang.

Sampai suatu sore hari, datanglah segerombolan serigala yang mendekati domba dan
anak gembala.

Sontak, warga desa pun segera menghampiri dan menolong, tetapi mereka kesal
karena anak gembala hanya bercanda.

Senang dengan reaksi warga, anak gembala pun terus-menerus menipu warga dengan
mengatakan ada serigala datang.

Sampai suatu sore hari, datanglah segerombolan serigala yang mendekati domba dan
anak gembala.

Sontak, warga desa pun segera menghampiri dan menolong, tetapi mereka kesal
karena anak gembala hanya bercanda.

Senang dengan reaksi warga, anak gembala pun terus-menerus menipu warga dengan
mengatakan ada serigala datang.

Sampai suatu sore hari, datanglah segerombolan serigala yang mendekati domba dan
anak gembala.

Sontak, warga desa pun segera menghampiri dan menolong, tetapi mereka kesal
karena anak gembala hanya bercanda.

Senang dengan reaksi warga, anak gembala pun terus-menerus menipu warga dengan
mengatakan ada serigala datang.

Sampai suatu sore hari, datanglah segerombolan serigala yang mendekati domba dan
anak gembala.

Sontak, warga desa pun segera menghampiri dan menolong, tetapi mereka kesal
karena anak gembala hanya bercanda.
Senang dengan reaksi warga, anak gembala pun terus-menerus menipu warga dengan
mengatakan ada serigala datang.

Sampai suatu sore hari, datanglah segerombolan serigala yang mendekati domba dan
anak gembala.

Sontak, warga desa pun segera menghampiri dan menolong, tetapi mereka kesal
karena anak gembala hanya bercanda.

Senang dengan reaksi warga, anak gembala pun terus-menerus menipu warga dengan
mengatakan ada serigala datang.

Sampai suatu sore hari, datanglah segerombolan serigala yang mendekati domba dan
anak gembala.

Sontak, warga desa pun segera menghampiri dan menolong, tetapi mereka kesal
karena anak gembala hanya bercanda.

Senang dengan reaksi warga, anak gembala pun terus-menerus menipu warga dengan
mengatakan ada serigala datang.

Sampai suatu sore hari, datanglah segerombolan serigala yang mendekati domba dan
anak gembala.

Sontak, warga desa pun segera menghampiri dan menolong, tetapi mereka kesal
karena anak gembala hanya bercanda.

Senang dengan reaksi warga, anak gembala pun terus-menerus menipu warga dengan
mengatakan ada serigala datang.

Sampai suatu sore hari, datanglah segerombolan serigala yang mendekati domba dan
anak gembala.

Anda mungkin juga menyukai