Anda di halaman 1dari 6

RESUME

KURIKULUM PENGENALAN FUNGSI DAN TUGAS ASN


( AGENDA I, II, DAN III )

ANGKATAN II
Oleh

NAMA : MUHAMMAD AL BAIDAWI, S.Pd


NDH / NO ABSEN : 2 (Dua )
NIP : 19960725 202221 1 001

ORIENTASI PPPK
KABUPATEN TAPIN
TAHUN 2023
AGENDA I

SIKAP PERILAKU BELA NEGARA


A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Membekali peserta dengan pemahaman wawasan kebangsaan melalui pemaknaan terhadap
nilai-nilai bela Negara, sehingga peserta memiliki kemampuan untuk menunjukkan sikap perilaku
bela Negara dalam suatu kesiapsiagaan yang mencerminkan kesehatan jasmani dan mental
menghadapi isu kontemporer dalam menjalankan tugas jabatan sebagai ASN professional
pelayanan masyarakat
1. WAWASAN KEBANGSAAN
Nilai-nilai bela negara yang harus dijunjung tinggi oleh seorang ASN antara lain: 1. Memiliki
kecerdasan emosional dan spiritual serta intelijensia. 2. Senantiasa memelihara jiwa dan raga. 3.
Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa. 4.
Gemar berolahraga. 5. Senantiasa menjaga kesehatannya.
Kemampuan awal Bela negara bagi ASN diaktualisasikan dengan sikap dan perilaku antara
lain: 1. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah. 2.
Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi. 3. Mengutamakan pencapaian hasil dan
mendorong kinerja pegawai. 4. Selalu berusaha untuk meningkatkan kompetensi dan
mengembangkan wawasan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 5. Selalu
menjaga kesehatan baik fisik maupun psikis dengan pola hidup sehat serta menjaga
keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari. 6. Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan
yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa. 7. Selalu ikhlas membantu masyarakat dalam
menghadapi situasi dan kondisi yang penuh dengan kesulitan. 8. Selalu yakin dan percaya bahwa
pengorbanan sebagai ASN tidak akan sia-sia.
2. ANALISIS ISU KONTEMPORER
 Korupsi
Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi beserta
revisinya melalui undang-undang nomor 20 tahun 2001. Secara substansi undang-undang Nomor
31 Tahun 1999 telah mengatur berbagai modus operandi tindak pidana korupsi sebagai tindak
pidana formil. Memperluas pengertian pegawai negeri sehingga pelaku korupsintidak hanya
didefinisikan kepada orang perorang tetapi juga pada korporasi, dan jenis penjatuhan pidana yang
dapat dilakukan hakim terhadap terdakwa tindak pidana korupsi adalah pidana mati, pidana
penjara, dan pidana tambahan
 Narkoba
Menurut online etymology dictionary perkataan narkotikan berasal dari Bahasa
Yunani yaitu “Narke” yang berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa. Sebagian yang
berpendapat bahwa narkotika berasal dari kata “Narcissus” yang berarti tumbuh tumbuhan yang
mempunyai bunga yang membuat orang tidak sadarkan diri.
 Terorisme
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang
menimbulkan suasana terror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang
bersifat massal, dan / atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital strategis,
lingkungan hidup, fasilitas hidup , fasilitas publik, atau fasilitas Internasional dnegan motif ideology,
politik atau gangguan ke amanan
HUBUNGAN RADIKALISME DAN TERORISME
 Terorisme
Terorisme sebagai kejahatan luar biasa jika dilihat dari akar perkembangannya sangat terhubung
dengan radikalisme. Untuk memahami hubungan konseptual Antara radikalisme dan terorisme
dengan menyusun kembali definsi isitilah-istilah yang terkait.
 Radikalisme
Radikalsime merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan secara total dan bersifat
revolusioner dengan menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastic lewat kekerasan dan
aksi-aksi yang ekstrem, ciri-ciri sikap dan paham radikal adalah : tidak toleran(tidak mau
menghargai pendapat dan keyakinan orang lain) fanatic (selalu merasa benar sendiri, menganggap
orang lain salah) eksklusif (membedakan diri dan umat umumnya) dan revolusioner (cenderung
menggunakan cara kekerasan untuk mencapai tujuan).
 Radikal Terorisme
Radikal Terorisme adalah suatu gerakan atau aksi brutal mengatasnamakan ajaran
agama/golongan, dilakukan sekelompok orang tertentu, dan agama dijadikan senjata politik untuk
menyerang kelompok lain yang berbeda pandangan.

3. KESIAP SIAGAAN BELA NEGARA


Kesiapsiagaan bela negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik
secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan
berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban
sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap negara kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga , merawat dan menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
a. RUMUSAN 5 NILAI BELA NEGARA
 Rasa cinta tanah air
 Sadar berbangsa dan bernegara
 Setia kepada pancasila sebagai ideologi negara
 Rela berkorban untuk bangsa dan negara
 Mempunyai kemampuan awal bela negara
b. BELA NEGARA
Tekad,sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif
dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan negara dari berbagai ancaman.
c. NILAI-NILAI BELA NEGARA
1. Cinta tanah air
 Mencintai, menjaga dan melestarikan lingkungan hidup
 Menghargai dan menggunakan karya anak bangsa
 Menggunakan produk dalam negri
 Menjaga dan memahami seluruh ruang wilayah NKRI
 Menjaga nama baik bangsa dan negara
 Mengenal wilayah tanah air tanpa rasa fanatisme kedaerahan
2. Sadar berbangsa dan bernegara
 Disiplin dan bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan
 Mengharagai dan menghormati ke anekaragaman suku, agama, ras dan antar golongan.
 Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan golongan
 Bangga terhadap bangsa dan negara sendiri
 Rukun dan berjiwa gotomg royong dalam masyarakat
 Menjalankan hak dan kewajiban sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

B. PENUTUP

Dengan demikian, maka untuk bisa melakukan internalisasi dari nilai-nilai dasar bela
negara tersebut kita harus memiliki kesehatan dan kesiapsiagaan jasmani maupun
mental yang mumpuni, serta memilki etika, etiket, moral dan nilai ke arifan local
sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia.
AGENDA II
NILAI-NILAI DASAR ASN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu memahami nilai berorientasi


pelayanan, nilai akuntabel , nilai kompeten, nilai harmonis, nilai loyal, nilai adaptif,
dan nilai kolaboratif dalam pelaksanaan tugas jabatannya

a. Berorientasi Pelayanan
Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil memiliki materi tentang Berorientasi Pelayanan, yang
merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN BerAKHLAK. Berorientasi Pelayanan
dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat.
Materi modul ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana panduan perilaku Berorientasi
Pelayanan yang semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas

Anda mungkin juga menyukai