Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

SEMIOTIKA

DI SUSUN OLEH

SOLIKHIN

20220001

INSTITUT STUDI ISLAM FAHMINA (ISIF) CIREBON

FAKULTAS USHULUDDIN

PROGRAM STUDI ILMU ALQURAN DAN TAFSIR


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

1. Biografi dan Riwayat hidup Charles Peirce


2. Teori Semiotika Charles Sanders Peirce
3. Aplikasi Teori Semiotika

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Daftar pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selain kajian linguistik, semantik dan hermeneutika, kajian semiotika dalam studi al-Qur’an juga tidak
kalah penting sebagai varian khazanah dalam kajian ilmu al-Qur’an dan tafsir. Walaupun selama ini
belum banyak ilmuan tafsir menggunakannya.

Tafsir Semiotik merupakan penafsiran yang lebih melihat pada analisa tentang bagaimana sistem
penandaan berfungsi pada teks al-Qur’an, dalam sub kajian ini akan dijelaskan menurut teori tokoh
semiotika terkemuka, yaitu Charles Peirce.

B. Rumusan Masalah

Mengambil beberapa keterangan dari sumber informasi, mengumpulkan, mengolah data dan
menginterpretasi hasilnya secara logis dan sistematis, untuk dijadikannya bahan keterangan yang bisa
disimpulkan dalam bentuk makalah. Yang menjelaskan tentang :.

1.Biografi dan Riwayat hidup Charles Peirce


2.Teori Semiotika Charles Sanders Peirce
3.Aplikasi Teori Semiotika

C. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui Pengertian semiotika menurut teori tokoh semiotika terkemuka, yaitu Charles Peirce,
menjelaskan wawasan tentang teori semiotika dan aplikasi Semiotika al-Qur’an.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Biografi dan Riwayat hidup Charles Peirce

A. Biografi Charles Peirce

Charles Sanders Peirce (1839–1914) adalah tokoh yang mempelopori pemikiran tentang
pragmatisme1. Ia seorang ahli logika 2 yang memperkenalkan semiotika sebagai bagian dari
linguistik3, dan ia juga mempelajari sastra, kriminologi dan agama. Pemikirannya memberikan
pengaruh kepada pemikir lainnya pada abad ke-20 sekitar tahun 1930-an, yang disebarluaskan
oleh Charles W. Morris. Dan Pemikiran pragmatisme Peirce juga dikembangan oleh para filsuf
Amerika lainnya, yaitu William James, John Dewey, George Hobart Mead, dan Clarence Irving
Lewis.

B. Riwayat hidup Charles Peirce

Charles Sanders Peirce dilahirkan di Cambridge, Massachusetts pada tahun 1839. Ayahnya
bernama Benjamin Peirce yang bekerja sebagai profesor matematika dan astronomi di
Universitas Harvard. Minat belajar dan cara berpikir dari Peirce dipengaruhi oleh ayahnya. Pada
tahun 1885, Peirce kuliah di Universitas Harvard dan menamatkannya pada tahun 1889. Ia
kemudian melanjutkan pendidikannya dan memperoleh gelar magister di bidang seni pada
tahun 1862. Kemudian pada tahun 1983, ia kembali memperoleh gelar sarjana di bidang kimia.
Peirce memperoleh pekerjaan di United State National Geodetic Survey sejak tahun 1861 dan
bekerja di tempat yang sama selama 30 tahun. Semasa hidupnya, ia banyak melakukan
percobaan dan menghadiri banyak seminar. Peirce hidup di masa ketika terjadinya Perang
Saudara Amerika, hingga tahun pertama dimulainya Perang Dunia I. Ia wafat pada tahun 1914.

2. Teori Semiotika Charles Sanders Peirce

A. Semiotika
Semiotika atau ilmu ketandaan (juga disebut studi semiotik dan dalam tradisi Saussurean 4
disebut semiologi) adalah studi tentang makna keputusan. Ini termasuk studi tentang tanda-
tanda dan proses tanda (semiosis), indikasi, penunjukan, kemiripan, analogi, metafora,

1
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa kebenaran dari segala sesuatu berdasarkan kepada
manfaat yang diberikannya
2
adalah hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
3
ilmu bahasa (gabungan dari ilmu + bahasa) adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa.
4
Ferdinand de Saussure (1857–1913) adalah seorang ahli bahasa berkebangsaan Swiss. Ia merupakan pelopor
kajian linguistik modern
simbolisme, makna, dan komunikasi. Semiotika berkaitan erat dengan bidang linguistik, yang
untuk sebagian mempelajari struktur dan makna bahasa yang lebih spesifik. Namun,
berbeda dari linguistik, semiotika juga mempelajari sistem-sistem tanda non-linguistik.
Semiotika dibagi menjadi tiga cabang, yaitu:

Semantik5: hubungan antara tanda dan hal-hal yang mereka lihat; denotata mereka, atau
makna
Sintaksis6: hubungan antara tanda-tanda dalam struktur formal
Pragmatik7: hubungan antara tanda dan tanda-menggunakan agen.

B. Pandangan Charles Sandres Peirce tentang Semiotika

semiotika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang bersifat empiris 8. Peirce
menciptakan teori umum untuk tanda-tanda khususnya yang berkaitan dengan fungsi
tanda-tanda secara umum. Peirce berpendapat bahwa tanda-tanda linguistik merupakan
sesuatu yang penting tetapi tidak menjadi satu-satunya jenis tanda. Sifat dari tanda-tanda
umum juga berlaku bagi tanda-tanda linguistik. Tetapi hal yang berlaku bagi tanda linguistik
belum tentu berlaku bagi tanda umum. Ia mengembangkan ilmu tentang tanda yang bersifat
umum sehingga dapat diterapkan pada segala macam tanda. Tujuannya itu dilakukan
menyusun konsep-konsep baru yang dilengkapi dengan kosakata baru yang dibuatnya
sendiri. Salah satu usulannya ialah penggunaan nama "semiotika" sebagai nama bagi ilmu
yang membahas mengenai tanda-tanda umum yang diciptakannya.

Dalam semiotika, Peirce menganggap logika dan semiotika sebagai bidang ilmu yang sama-
sama penting. Baginya, kedua ilmu ini merupakan sinonim satu sama lain. Pierce meyakini
bahwa manusia hanya dapat berpikir melalui tanda-tanda karena penalaran dilakukan
melalui tanda-tanda. Ia menjadikan logika sebagai dasar semiotika. Peirce menganggap
semiotika dapat diterapkan ke dalam segala macam tanda. Konsep tanda yang
dikembangkan diberi nama tradik yang meliputi tanda, objek acuan dan tanda baru di dalam
pikiran penerima. Bentuk dari tanda harus ditetapkan sesuai konvensi 9. Suatu simbol
menandakan bahwa tanda dapat dibedakan menjadi simbol ikonik, indeksikal atau simbolis.
Ketiga fungsi ini juga dapat dimiliki sekaligus oleh suatu tanda di saat yang bersamaan.
Keberadaan satu aspek pada tanda tidak menghilangkan aspek lain yang memiliki
kemungkinan untuk ada pada tanda tersebut.

5
adalah cabang linguistik yang menyelidiki tentang makna bahasa. Dengan kata lain, semantik adalah
pembelajaran/ilmu tentang makna atau arti yang terkandung dalam suatu bahasa, kode/lambang, atau
representasi lain
6
ilmu mengenai prinsip dan peraturan untuk membuat kalimat dalam bahasa alami
7
adalah cabang linguistik yang mempelajari hubungan antara konteks luar bahasa dan maksud tuturan melalui
penafsiran terhadap situasi penuturannya.
8
pengalaman yang didapatkan dari melakukan percobaan. Selain melalui percobaan, empiris juga bisa didapatkan
dari penemuan dan pengamatan yang dilakukan seseorang
9
permufakatan atau kesepakatan terutama mengenai adat, tradisi dan sebagainya
Pierce mengartikan tanda sebagai segala sesuatu yang ada pada individu yang dapat
digunakan untuk menyatakan sesuatu yang lain pada beberapa kapasitas tertentu. Ia
kemudian mengartikan makna tanda sebagai cara untuk mengemukakan sesuatu. Tanda
dapat memiliki makna jika diperantarai oleh alat penafsiran yaitu tanda baru yang timbul
dalam pikiran si penerima tanda. Tanda baru ini merupakan hasil pengembangan dari tanda
asli. Tanda asli dan tanda baru ini dihubungkan menggunakan suatu acuan berupa hal yang
ditandai. Pola hubungan antara tanda asli dan tanda baru berbentuk representasi.

3. Aplikasi Teori Semiotika

Al-Qur’an dengan bahasa Arab didalamnya memiliki sistem tanda yang menarik untuk dikaji dan
dipelajari. Diantara ayat-ayat al Qur’an yang syarat dengan tanda adalah ayat mengenai “anak
dan harta”. yang disatu redaksi ayat disebutkan sebagai “Fitnah”, dan diredaksi ayat yang lain
di sebut sebagai zinatu-l-hayati-d-dun ya’. Dari kedua redaksi tersebut terdapat pada ayat
sebagai berikut :

Surah Al-Anfal ayat 28


‫هّٰللا‬
‫اعلَ ُم ْٓوا اَ َّن َمٓا اَ ْم َوالُ ُك ْم َواَ ْواَل ُد ُك ْم ِف ْت َن ٌة َّۙواَنَّ َ عِ ْند ٗ َٓه اَ ْج ٌر َعظِ ْي ٌم‬
ْ ‫َو‬
Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan
sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar.

QS. Al-Kahf Ayat 46


ّ ٰ ُ‫اَ ْل َمال ُ َوا ْل َب ُن ْونَ ِز ْي َن ُة ا ْل َح ٰيو ِة ال ُّد ْن َي ۚا َوا ْل ٰبق ِٰيت‬
‫الصل ِٰحتُ َخ ْي ٌر ِع ْن َد َر ِّب َك َث َوا ًبا َّو َخ ْي ٌر اَ َماًل‬
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-
menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.

Surah At-Tagabun 15
‫هّٰللا‬
‫ِا َّن َمٓا اَ ْم َوالُ ُك ْم َواَ ْواَل ُد ُك ْم ِف ْت َن ٌة َۗو ُ عِ ْند ٗ َٓه اَ ْج ٌر َعظِ ْي ٌم‬
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala
yang besar.

Perbedaan redaksi inilah yang menimbulkan pentingnya kajian untuk diteliti. Mengapa disatu
redaksi “anak dan harta” disebut sebagai “fitnah”, namun diredaksi lain justru disebut sebagai
“zinatu-l-hayati-d-dun-ya”. Penjelasannya adalah sebagai berikut :

Ketika menyebut “anak dan harta” sebagai “fitnah”, lafal yang digunakan bentuk kalimat
jamak, yaitu “amwal dan awlad10”. Namun, ketika menyebutnya sebagai “zinatu-l-hayati-d-
dun-ya”, maka lafal yang digunakan adalah berbentuk tunggal yaitu “al-mal dan al-banun”.

10
kata walad, dalam bahasa Arab merupakan bentuk jamak dari awlad merupakan isim mufrod yang hanya
ditujukan kepada seorang anak, sedangkan isim jamaknya (untuk menunjukkan banyak) adalah awlad.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan sederhana di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan semiotika komunikasi
dicetuskan oleh C.S. Pierce. Secara umum, ilmu ini masih mengalami perkembangan hingga saat
ini. semiotika memiliki objek kajian berupa tanda, dan tanda meliputi segala aspek dalam
kehidupan manusia. Suatu simbol menandakan bahwa tanda dapat dibedakan menjadi simbol
ikonik, indeksikal atau simbolis. Ketiga fungsi ini juga dapat dimiliki sekaligus oleh suatu tanda di
saat yang bersamaan. Keberadaan satu aspek pada tanda tidak menghilangkan aspek lain yang
memiliki kemungkinan untuk ada pada tanda tersebut.

Pierce mengartikan tanda sebagai segala sesuatu yang ada pada individu yang dapat digunakan
untuk menyatakan sesuatu yang lain pada beberapa kapasitas tertentu. Ia kemudian
mengartikan makna tanda sebagai cara untuk mengemukakan sesuatu. Tanda dapat memiliki
makna jika diperantarai oleh alat penafsiran yaitu tanda baru yang timbul dalam pikiran si
penerima tanda. Tanda baru ini merupakan hasil pengembangan dari tanda asli. Tanda asli dan
tanda baru ini dihubungkan menggunakan suatu acuan berupa hal yang ditandai. Pola hubungan
antara tanda asli dan tanda baru berbentuk representasi.

DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia bahasa Indonesia
Indo-Islamika, Volume 1, Nomor 2, 2011/1432
https://www.merdeka.com/quran/al-anfal/ayat-28
https://www.tokopedia.com/s/quran/at-tagabun
https://tafsirweb.com/4872-surat-al-kahfi-a

Anda mungkin juga menyukai