MAKALAH
ASAL USUL BAHASA
Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ilmu Lughoh
Disusun Oleh:
Kelompok 3 :
Haedarullah 1202030047
BANDUNG 2O22
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan berbagai nikmat dan pertolongan kepada hamba-Nya sehingga makalah
ini dapat disusun dan selesai tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam semoga
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarganya, shahabatnya,
tabi’in tabi’atnya sampai kepada kita selaku umatnya. Amiin
Makalah dengan judul “Asal-usul bahasa” ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah “ Ilmu Lughoh” yang telah kami susun dengan sebaik-baiknya.
Dan semoga dengan penyusunan makalah ini dapat meningkatkan keterampilan kami
dalam menyusun dan membuat makalah yang lainnya.
Kami ucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Ade Nandang S. , M.Ag. selaku
Dosen mata kuliah Ilmu lughoh yang telah membimbing kami dalam menyusun
makalah ini, juga kami ucapkan terimakasih kepada orang tua, rekan-rekan, dan
semua pihak yang mendukung kami dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat
selesai tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para
pembaca pada umumnya.
Bandung, 26 Maret
Penyusun
iii
DAFTA ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar belakang.............................................................................................1
B. Rumusan masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
A. Penegrtian Asal Usul Bahasa....................................................................3
B. Teori Teologis ) ) النظرية التوقيفية...............................................................3
C. Teori Istilahi( ) النظرية االصطالحية.............................................................4
A. KESIMPULAN...................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................8
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sejak zaman dahulu orang-orang dlsfhukkan dcngan kajian tentang asal-usul dun
pcrkembangan bahasa. Hal Int dlsebabkan karena bahasa pada haklkatnya merupakan
bagian terpenting dalarn kehidupan manusia uu sendhi. Perniklran-pemtkiran serta
kajian dan analisis mengenai bahasa melahirkan beberapa pertanyaan terkatt dengan
keberudaan bahasa itu sendiri. Di antara pertanyaan yang muncul adalah bagalmana
bahasa manusla itu rnulal muncul, bagalmuna bahasa itu bisa berbedabeda apakah itu
bagian dart perbuatan manusia dan bagairnana cara melakukannya, dan sebagainya
Jtulah klra-klra pertanyaan yang muncul yang perlu pembahasan hingga klta
mendapatkan pernahaman yang jelas mengenal asal-usul bahasa.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Sementara itu, Secara logika manusia membutuhkan bahasa yang dipakai dan
dipahami bersama dalam komunitasnya sebagai mahkluk sosial untuk alat komunikasi
antara yang satu dengan yang lainnya. Maka jika setiap masing-masing orang
membuat "istilah kata" sendiri-sendiri, maka mustahil akan terdapat kesepakatan
dalamnya. oleh sebab itu, butuh istilah lain yang bisa disepakati dan dipahami
bersama, dan begitulah seterusnya hingga akan terjadi apa yang disebut dengan
lingkaran setan (daur tasalsul) yang tidak ketahuan ujung pangkalnya. Di antara tokoh
yang berpendapat seperti ini adalah Hiroklitos (filsuf Yunani kuno), Ibnu al-Faris
(ahli bahasa Arab), dan Ronal (filsup Prancis).
Salah satu ulama Arab yang cenderung kepada teori ini adalah Ibnu Faris. Ketika
Ibnu Faris menjelaskan mengenai asal-usul bahasa, dia mengutip salah satu ayat Al
Qur'an yang menjadi dasar pendiriannya bahwa bahasa itu merupakan pemberian
langsung dari Tuhan atau merupakan Wahyu. Ayat yang ia kutip berbunyi
4
َو ع َل َّمَ آدَ مَ أاْل َسأ َم ا َء ك ُل َّهَ ا ث ُمَّ ع َ َر ضَ هُ أم ع َل َ ى ال أ َم ََل ئ ِك َ ةِ ف َق َ الَ أ َن أب ِئ ُون ِ ي ب ِأ َسأ َم ا ِء َٰ َه ؤ ََُل ِء إ ِ أن ك ُن أت ُ أم صَ ا ِد ق ِ ي َن
"Dan Dia (Allah) mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudia mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: Sebutkan lah
kepadaku nama benda-benda itu jika kamu benar orang-orang yang benar!."
Berdasarkan ayat di atas, Ibnu Faris berpendapat bahwa bahasa itu merupakan
pemberian langsung dari Tuhan dengan cara Tuhan mengajarkan nama-nama
binatang, bumi, gunung, unta, keledai, dan lain-lain, yang semua itu dikenal oleh
manusia kepada manusia pertama, Yaitu Nabi Adam as.
Argumentasi lain yang disampaikan Ibnu Faris bahwa bahasa itu bersifat taufiqi
adalah bahasa kesepakatan para ahli bahasa khususnya bahasa Arab dalam melakukan
ihtijaj (mengambil referensi) atasa suatu kata yang berbeda atau yang disepakati, yang
diambil dari syair-syair mereka. Seandainya bahasa itu bersifat istilahi atau
muwadha'ah, maka pasti mereka berihtijaj dengan bahasa yang lebih baik daripada
yang digunakan oleh yang lainnya. Di samping itu, para sahabat Nabi dikenal dengan
kefasihannya dalam bahasa, mereka tidak melakukan atau mengada-ada suatu lafadzh
yang tidak ada sebelumnya, tetapi mereka senantiasa menggunakan lafadz atau istilah
yang digunakan oleh pendahulu mereka.
Teori ini lahir sebagai sanggahan dari teori sebelumnya yaitu teori teologis
(nadzariyah tauqifiyah). Menurut teori istilahi/muwadha'ah , bahasa pertama lahir
dan diciptakan oleh manusia melalui proses tertentu sebagai bukti bahwa manusia
merupakan bagian dari alam. Dari teori ini lahir beberapa teori yang menunjukkan
pada proses lahirnya bahasa manusia yang merupakan bagian dari ciptaan manusia itu
sendiri. Diantara teori - teori tersebut adalah sebagai berikut.
Menurut teori konvensial bahwa bahasa pertama lahir dalam satu kegiatan sosial.
Orang primitif dahulu bekerja sama sebagaimana kita saat ini yang juga mengalami
kerja serupa. Misalnya, sewaktu mengangkat kayu, kita secara spontan bersamaan
mengeluarkan suara atau ucapan - ucapan tertentu karena terdorong gerakan otot.
Demikian juga orang primitif dahulu sewaktu bekerja. jadi pita suara mereka bergetar
dan akhirnya mengeluarkan suara atau ucapan-ucapan khusus untuk setiap tindakan.
5
Ucapan - ucapan tersebut menjadi nama untuk pekerjaan itu sendiri heave (angkat),
rest (diam), dan sebagainya.
Jadi menurut teori ini, bahasa muncul sebagai produk sosial. Ia merupakan hasil
konvensi yang yang disepakati kemudian dilestarikan masyarakat. salah satu bentuk
konvensi yang terkenal adalah Yo-He-Ho-Theory (Masyarakat primitif bergotong
royong lalu mereka mengeluarkan bunyi).
Teori ini banyak disampaikan oleh para linguis moders seperti jepersen. Teori
bow-bow disebut juga onomatopoetic atau echoiy theory. Menurut teori ini, kata-kata
yang pertama muncul merupakan tiruan terhadap suara-suara alam seperti حنين الرعد
(Guntur), ( خرير الماءgemercik air), ( دوي البحرombak samudra),( نهاق الكلبlolongan
anjing),( صياح الديكKokok ayam), ( مواء القطngeongan kucing),( صهيل الفرسringkikan
kuda),( نزيل الضبnyanyian katak),( شهيج الحمارsuara keledai), dan sebagainya.
Ibnu Jinni, seorang ahli bahasa Arab, mengagumi teori ini sehingga dalam
kitabnya dia menulis bab khusus yaitu bab fi imsas al-Lafzhi wa Asybah al-Ma'ani.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa salah satu fonemena bahasa adalah bahwa lafadz
merupakan gambaran dari suara-suara alam. Berkaitan dengan hal ini, Iman Sibaweh
mengatakan bahwa sighat Masdar yang berwazan فعالini menunjukkan arti gerakan
seperti kata غثيا، غليا، ؤنقزاء. Begitu juga kita bisa menemukan sighat Masdar fi'il ruba'i
yang di taadh'ifkan mengandung arti perbuatan itu berualang (takrir) seperti, زعزعة،
قلقلة، صلصلة، جرجرة، قرقرة، الخازباز، sebutan bagi الذبابkarena suaranya.
Wafi mengatakan bahwa teori ini merupakan teori yang paling mendekati
kebenaran dan lebih logis, karena banyak sesuai dengan karakteristik bagi asal-usul
dan perkembangan sesuatu dari alam semesta ini. Teori ini juga dapat memecahkan
masalah yang selama ini kita hadapi mengenai awal munculnya bahasa manusia.
Max muller dengan "sarkastisnya" mengomentari bahwa teori ini hanya berlaku
bagi Kokok ayam dan bunyi itik, padahal kegiatan manusia lebih banyak terjadi di
luar kandang ternak.
Max Muller (1823-1900) memperkenalkan teori Naturalis atau salah satu bentuk
teori ini adalah Dingdong Theory atau disebut Nativistic Theory. Teori ini sejalan
dengan apa yang diajukan oleh Socrates yang menyatakan lahirnya bahasa secara
alamiah. Menurut teori ini, kemampuan manusia berbahasa merupakan bawaan alam,
sebagaimana kemampuan melihat, mendengar, dan lain-lain. Manusia mempunyai
kemampuan insting yang istimewa untuk mengeluarkan ekspresi ujaran bagi setiap
kesan sebagai stimulus dari luar. Kesan yang diterima lewat Indra bagaikan pukulan
pada bel hingga melahirkan ucapan yang sesuai. Kurang lebih ada empat ratus bunyi
pokok yang membentuk bahasa pertama ini. Sewaktu orang primitif dahulu melihat
seekor serigala, pandangan ini menggetarkan bel yang ada pada dirinya secara insting
sehingga terucaplah kata "wolf" (srigala).
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Waktu kita mendengarkan orang lain berbicara, kita rasanyadengan begitu saja
dapat memahami apa yang dia katakan. 1itatidak menyadari bahwa ujaran-ujaran
yang di wujudkan dalambentuk bunyi-bunyi yang melewati udara itu
sebenarnyamerupakan suatu hal yang sangat kompleks. 1omunikasi denganmanusia
pasti akan terhambat bilamana tidak adanya alat untukberkomunikasi selayaknya
bahasa karna salah satu dari fungsi bahasa itu sendiri yakni sebagai alat komunikasi.
8
DAFTAR PUSTAKA