Disusun oleh :
2022/2023
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................1
C. TUJUAN.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. SEJARAH BAHASA....................................................................................3
B. SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA...........................9
C. RAGAM BAHASA....................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahasa merupakan media untuk menyampaikan informasi baik secara lisan
maupun tulisan dari individu satu ke individu lainnya .di Indonesia sendiri kita memiliki
bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa kita. meskipun
terkadang kita seringkali menggunakan bahasa Indonesia secara sembarangan, terutama
di kalangan remaja saat ini. itu semua karena berbagai pengaruh lingkungan dan akibat
dari perkembangan zaman globalisasi yang semakin pesat.
Dengan adanya globalisasi perkembangan tekhnologi pun semakin pesat dan
pengaruh tekhnologi juga membuat penggunaan bahasa Indonesia yang kurang baik
akibat menggunakan bahasa Indonesia di gabungkan dengan bahasa gaul itu sendiri
sehingga anak-anak zaman sekarang ini lebih sering menggunakan bahasa gaul tersebut.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri
sehingga memerlukan adanya suatu interaksi.Salah satu alat untuk berinteraksi dan
berkomunikasi adalah bahasa. Bahasa digunakan untuk mempermudah manusia
dalam menyampaikan pikiran,gagasan,ataupun perasaan.Bahasa lahir berbeda-beda
sesuai dengan daerahnya sehingga muncul bahasa yang beranekaragam.
Indonesia merupakan negara yang memiliki lebih dari 300 bahasa daerah. Hal ini
dikarenakan kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau, sehingga terdiri
atas banyak suku dan adat istiadat.Walaupun memiliki banyak bahasa daerah, Indonesia
memiliki bahasa persatuan, yakni bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia lahir sebagai
identitas bangsa Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah bahasa dan bahasa Indonesia?
2. Bagimana sejarah perkembangan bahasa Indonesia?
3. Apa saja ragam bahasaIndonesia ?
1
2
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui sejarah bahasa dan bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan bahasa Indonesia
3. Untuk mengetahui ragam bahasa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH BAHASA
1. Sejarah bahasa
Berbicara tentang asal usul bahasa, kita berhadapan dengan suatu aspek
kajian yang paling banyak dipertentangkan. Bagaimana sesungguhnya asal-usul
bahasa, belum ada yang memuaskan. Karena itu, di antara para penyelidik tentang
genealogi keberbahasaan manusia, masih sulit untuk dicapai kesepakatan tunggal
yang bersifat final. Begitu muncul pertanyaan “Bagaimana Mulanya bahasa itu
Lahir?”. Kita Akan bersinggungan dengan banyak teori yang saling kontradiktif.
Masing-masing teori mencoba menjelaskan secara spesifik tentang asal bahasa.
Beberapa teori dan pendapat itu memilih jawaban yang beragam. Ada yang cukup
ilmiah dan rasional, ada pula yang terkesan lucu, bahkan kadang terasa aneh dan
tak masuk akal.
Bahkan karena terlalu sulitnya sumber-sumber yang bisa menjelaskan secara
akurat tentang asal-usul bahasa, pada tahun 1866 masyarakat linguis Perancis
sempat melarang mendiskusikan subjek tersebut, karena hal itu dianggap hanya
spekulasi yang sama sekali tidak berarti. Membicarakan asal bahasa, menurut
mereka sebuah pertentangan yang sia-sia.
Penyelidikan Antropologi telah membuktikan bahwa kebanyakan
kebudayaan primitif menyakini tentang adanya keterlibatan Dewa atau Tuhan
dalam permulaan sejarah berbahasa mereka. Dikatakan pula bahwa manusia
diciptakan secara stimulan. Pada penciptaan ini, manusia dikaruniai kemampuan
berbahasa sebagai anugerah Illahi.
Konon di Surga Tuhan berdialog dengan Nabi Adam. Sebelum abad ke-18
teori – teori asal bahasa yang semacam ini dikategorikan sebagai divine origin
(berdasarkan kepercayaan), menurut teori ini, manusia mempunyai kemampuan
insting yang istimewa untuk mengeluarkan eksperi ujaran untuk setiap kesan yang
ditemuinya sebagai stimulus dari luar. Kesan yang diterima lewat indra, bagaikan
pukulan pada bel hingga mengeluarkan ucapan yang sesuai. Tapi teori ini
menyuguhkan suatu kesangsian ketika menemukan fakta bahwa ternyata bahasa
manusia itu beragam, jika bahasa memang terbentuk secara natural.
3
4
Selain itu ada anggapan lain mengenai asal usul bahasa menyimpulkan
bahwa bahasa primitif dulu merupakan rangkaian bekerja sama. Kita pun
mengalami kerja serupa, misalnya sewaktu mengangkat kayu kita secara
spontan dan bersamaan mengeluarkan ucapan-ucapan tertentu. Karena
dorongan tekanan otot muncullah kata tertentu yang kemudian lahir sebagai
sebuah bahasa ungkap. Demikian juga yang terjadi dengan orang-orang
zaman dahulu. Sewaktu bekerja tadi, pita suara mereka bergetar sehingga
terlahirlah ucapan-ucapan khusus untuk setiap tindakan mereka. Ucapan –
ucapan tadi lalu menjadi nama untuk pekerjaan itu seperti “HEAVE”
(angkat), “REST” (diam) dan sebagainya.
Adapun anggapan lain mengatakan bahwa bahasa muncul adalah
tiruan terhadap suara alam, seperti guntur, hujan, angin, sungai, ombak
samudra dan lainnya. Isyarat mendahului ujaran. Para pendukung teori ini
menunjukkan penggunaan isyarat oleh berbagai binatang, dan juga sistem
isyarat yang dipakai oleh orang-orang primitif. Dalam perkembangan
pengetahuan modern, bahasa kemudian menjadi objek kajian yang sangat
penting dan kompleks.
Bahasa tidak hanya dipahami sebagai suatu gejala fisik semata,
melainkan juga mengandung aktivitas psikologis.Manusia itu tercipta
dengan perlengkapan fisik yang sangat sempurna hingga memungkinkan
terjadinya ujaran (kemampuan berbahasa).
Namun ujaran, faktor-faktor psikologis pun terlibat. Sebagai contoh,
cobalah bayangkan satu telaga yang dikelilingi pepohonan rindang yang
didiami banyak burung dan margasatwa lainnya. Tempat yang digambarkan
ini akan berbeda antara satu dengan yang lain.
Mungkin anda akan mengatakan bahwa telaga tadi sangat berbahaya
dan menakutkan. Pusaran airnya bisa menenggelamkan siapa saja. Namun
bagi yang lain, telaga ini bisa menjadi sumber kehidupan. Mungkin anda
membayangkan di sana akan terdapat banyak ikan segar. Tentu amat
menguntungkan. Bagi yang lain, sungai ini bisa menjadi sumber ilham,
5
c. Suku Jawa, Suku Sunda, dan suku-suku yang lainnya dengan sukarela
menerima bahasa melayu menjadi bahasa indonesia sebagai bahasa
nasional.
d. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk di pakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas.
Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa nasional pada
saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu
sebagai bahasa nasional merupakan usulan dari Muhammad Yamin, seorang
politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres
Nasional kedua di Jakarta, M. Yamin mengatakan bahwa : “Jika mengacu
pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya,
hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu
bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang
lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.
Secara Sosiologis kita bisa mengatakan bahwa Bahasa Indonesia resmi di
akui pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan
butir ketiga ikrar sumpah pemuda yaitu “Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Namun secara Yuridis Bahasa
Indonesia diakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah Kemerdekaan
Indonesia.
Nawawi Soetan Ma’moer yang dimuat dalam kitab Logat Melayu pada tahun
1801.
bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi
dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa
pergaulan atau bahasa persatuan.”
Secara sosiologis, kita bisa mengatakan bahwa bahasa Indonesia resmi di
akui pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan
butir ketiga ikrar sumpah pemuda yaitu “Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Namun secara yuridis, bahasa
Indonesia diakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah kemerdekaan
Republik Indonesia.
C. RAGAM BAHASA
1. Ragam Bahasa Berdasarkan Media
Berdasarkan media yang digunakan, ragam bahasa terbagi menjadi
dua yaitu ragam lisan dan ragam tulisan. Ragam bahasa lisan ditandai
dengan penggunaan lafal atau pengucapan, intonasi, kosakata, penggunaan
tata bahasa dalam pembentukan kata, serta penyusunan kalimat. Sedangkan
ragam tulis ditandai dengan kecermatan menggunakan ejaan dan tanda baca.
Kosakata, penggunaan tatabahasa dalam pembentukan kata, penyusunan
kalimat, paragraph dan wacana.
Berikut adalah perbedaan dari ragam bahasa lisan dan bahasa tulisan.
a. Ragam lisan menghendaki adanya lawan bicara yang siap mendengar apa
yang diucapkan oleh seseorang, sedangkan ragam tulis tidak selalu
memerlukan “lawan bicara” yang siap membaca apa yang dituliskan oleh
seseorang.
b. Pada ragam lisan, unsur- unsur fungsi gramatikal seperti subjek, predikat,
objek dan keterangan tidak selalu dinyatakan dengan kata- kata. Unsur-
unsur itu sering dapat dinyatakan dengan bantuan gerak tubuh dan mimik
muka. Pada ragam tulis, fungsi- fungsi gramatikal harus dinyatakan
secara eksplisit agar orang yang membaca suatu tulisan- misalnya dalam
surat kabar, majalah, atau buku- dapat memahami maksud penulisnya.
11
c. Ragam lisan terikat pada situasi, kondisi, ruang dan waktu. Sedangkan
ragam tulis tidak terikat pada situasi, kondisi, ruang dan waktu. Isi
pembicaraan dalam suatu rapat misalnya, baru dapat dipahami oleh
seseorang secara penuh bila ia hadir dan turut terlibat dalam situasi,
kondisi, ruang dan waktu penyelenggaraan rapat yang dimaksud. Tidak
demikian halnya dengan ragam tulis. Karya tulis seseorang dapat dibaca
dan dimengerti oleh orang lain pada situasi, kondisi, ruang dan waktu
yang berbeda- beda.
d. Pada ragam lisan makna dipengaruhi oleh tinggi- rendah dan panjang-
pendeknya nada suara, sedangkan pada ragam tulis makna ditentukan
terutama oleh pemakaian tanda baca.
kegiatan dan hasil penalaran ilmiah. Ada beberapa ciri- ciri ragam bahasa
ilmiah, yakni:
1) Struktur kalimat jelas dan bermakna lugas.
2) Struktur wacana bersifat formal, mengacu pada standar konvensi
naskah.
3) Singkat, berisi analisis dan pembuktian, menyajikan konsep secara
lengkap.
4) Cermat dalam menggunakan unsur baku istilah/ kata, ejaan, bentuk
kata, kalimat paragraph dan wacana.
5) Cermat dan konsisten menggunakan penalaran dari penentuan topic,
pendahuluan, deskripsi teori, deskripsi data, analisis data, hasil
analisis, sampai pada simpulan dan saran.
6) Menggunakan istilah khusus yang bersifat teknis dalam bidang ilmu
tertentu.
7) Objektif, dapat diukur keberadaannya secara terbuka oleh umum,
menghindarkan bentuk pesona, dan ungkapan subjektif.
8) Konsisten dalam pambahasan topic, pengendalian variabel,
permasalahan, tujuan, penalaran, istilah, sudut pandnag, pendahuluan,
landasan teori, deskripsi data, analisis data, hasil penelitian, sampai
pada simpulan dan saran.
Materi ragam bahasa ilmiah digunakan dalam kajian ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terkait dengan penulisan upaya
pencarian, penemuan, pengolahan, dokumentasi, analisis, atau publikasi
dalam bentuk: proposal penelitian, reproduksi suatu konsep, pembuktian
suatu kebenaran teori, temuan teori baru, pengembangan teori sehingga
menghasilkan temuan teori baru atau konsep yang belum pernah ada.
b. Ragam Bahasa Pidato
Ragam pidato dipengaruhi oleh tujuan, situasi dan pendekatan isi
pidato. Pidato resmi menyajikan materi- materi yang bersifat mulia dan
kebenaran yang bersifat universal. Bahasa yang digunakan yakni ragam
lisan baku tanpa unsur kedaerahan, menggunakan lafal yang benar,
13
A. KESIMPULAN
Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman
Sriwijaya, bahasa Melayu di pakai sebagai bahasa penghubung antarsuku di
Nusantara dan sebagai bahasa yang di gunakan dalam perdagangan antara
pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar Nusantara.
Berdasarkan media yang digunakan, ragam bahasa terbagi menjadi dua yaitu
ragam lisan dan ragam tulisan. Ragam bahasa lisan ditandai dengan penggunaan
lafal atau pengucapan, intonasi, kosakata, penggunaan tata bahasa dalam
pembentukan kata, serta penyusunan kalimat. Sedangkan ragam tulis ditandai
dengan kecermatan menggunakan ejaan dan tanda baca. Kosakata, penggunaan
tatabahasa dalam pembentukan kata, penyusunan kalimat, paragraph dan wacana.
B. SARAN
Sebagaimana yang kita ketahui bahasa Indonesia sumbernya adalah bahasa
melayu. Sebagai bangsa yang besar selayaknyalah kita menghargai nilai-nilai
sejarah tersebut dengan tetap menghormati bahasa melayu. Melihat perkembangan
bahasa Indonesia saat ini yang mana masih memiliki kekurangan, kami berharap
kepada semua warga Indonesia untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap bahasa
Indonesia serta menggunakan bahasaIndonesia dengan baik dalam kehidupan
sehari-hari.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://fatonikeren.blogspot.com/2019/09/pancasila-menjadi-dasar-
pengembangan.html
https://reposistory.unikom.ac.id/66355/1/Pendidikan%20Pancasila
%20%20%28KELAS%20TE-2%20S1%20SMT%20VIII
%29%20%28PERTEMUAN%20KE2012%29.pdf
file:///C:/Users/ajeng/Documents/KULIAH/PPKN/8.%20PENDIDiKAN
%20PANCASILA.pdf
https://id/scribd.com/document/395625573/DINAMIKA-DAN-TANTANGAN-
PANCASILA-SEBAGAI-DASAR-PENGEMBANAN-ILMU-
PENGETAHUAN-doc
16