Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SEJARAH BAHASA INDONESIA


RAGAM BAHASA INDONESIA

Dosen Pengampu:Isyarur Radhiyah, S.Pd, M.Pd


Matkul: Bahasa Indonesia

Disusun oleh :

Sofiyan Nur Aziz


Ilham Juhriansyah
Ahmad Humaidi
Durratun Ni’mah
Febi Oktaviani
Khofifah Indar.P
Martina Zulpiani
Resti Norlelawati

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas


berkah dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Sejarah Bahasa Indonesia Ragam Bahasa Indonesia”
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orangtua dan berbagai pihak
yang membantu terkait dalam penulisan makalah ini. Makalah ini disusun untuk
para pembaca agar dapat memperluas pengetahuan tentang “Sejarah Bahasa
Indonesia Ragam Bahasa Indonesia”. Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya,
mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Terima kasih.

Kotabaru, 04 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................1
C. TUJUAN.......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. SEJARAH BAHASA....................................................................................3
B. SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA...........................9
C. RAGAM BAHASA....................................................................................10

BAB III PENUTUP..............................................................................................15


A. KESIMPULAN...........................................................................................15
B. SARAN.......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bahasa merupakan media untuk menyampaikan informasi baik secara lisan
maupun tulisan dari individu satu ke individu lainnya .di Indonesia sendiri kita memiliki
bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa kita. meskipun
terkadang kita seringkali menggunakan bahasa Indonesia secara sembarangan, terutama
di kalangan remaja saat ini. itu semua karena berbagai pengaruh lingkungan dan  akibat
dari perkembangan zaman globalisasi yang semakin pesat.
Dengan adanya globalisasi perkembangan tekhnologi pun semakin pesat dan
pengaruh tekhnologi juga membuat penggunaan bahasa Indonesia yang kurang baik
akibat menggunakan bahasa Indonesia di gabungkan dengan bahasa gaul itu sendiri
sehingga anak-anak zaman sekarang ini lebih sering menggunakan bahasa gaul tersebut.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri
sehingga memerlukan adanya suatu interaksi.Salah satu alat untuk berinteraksi dan
berkomunikasi adalah bahasa. Bahasa digunakan untuk mempermudah manusia
dalam menyampaikan pikiran,gagasan,ataupun perasaan.Bahasa lahir berbeda-beda
sesuai dengan daerahnya sehingga muncul bahasa yang beranekaragam.
Indonesia merupakan negara yang memiliki lebih dari 300 bahasa daerah. Hal ini
dikarenakan kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau, sehingga terdiri
atas banyak suku dan adat istiadat.Walaupun memiliki banyak bahasa daerah, Indonesia
memiliki bahasa persatuan, yakni bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia lahir sebagai
identitas bangsa Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah bahasa dan bahasa Indonesia?
2. Bagimana sejarah perkembangan bahasa Indonesia?
3. Apa saja ragam bahasaIndonesia ?

1
2

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui sejarah bahasa dan bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan bahasa Indonesia
3. Untuk mengetahui ragam bahasa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH BAHASA
1. Sejarah bahasa

Berbicara tentang asal usul bahasa, kita berhadapan dengan suatu aspek
kajian yang paling banyak dipertentangkan. Bagaimana sesungguhnya asal-usul
bahasa, belum ada yang memuaskan. Karena itu, di antara para penyelidik tentang
genealogi keberbahasaan manusia, masih sulit untuk dicapai kesepakatan tunggal
yang bersifat final. Begitu muncul pertanyaan “Bagaimana Mulanya bahasa itu
Lahir?”. Kita Akan bersinggungan dengan banyak teori yang saling kontradiktif.
Masing-masing teori mencoba menjelaskan secara spesifik tentang asal bahasa.
Beberapa teori dan pendapat itu memilih jawaban yang beragam. Ada yang cukup
ilmiah dan rasional, ada pula yang terkesan lucu, bahkan kadang terasa aneh dan
tak masuk akal.
Bahkan karena terlalu sulitnya sumber-sumber yang bisa menjelaskan secara
akurat tentang asal-usul bahasa, pada tahun 1866 masyarakat linguis Perancis
sempat melarang mendiskusikan subjek tersebut, karena hal itu dianggap hanya
spekulasi yang sama sekali tidak berarti. Membicarakan asal bahasa, menurut
mereka sebuah pertentangan yang sia-sia.
Penyelidikan Antropologi telah membuktikan bahwa kebanyakan
kebudayaan primitif menyakini tentang adanya keterlibatan Dewa atau Tuhan
dalam permulaan sejarah berbahasa mereka. Dikatakan pula bahwa manusia
diciptakan secara stimulan. Pada penciptaan ini, manusia dikaruniai kemampuan
berbahasa sebagai anugerah Illahi.
Konon di Surga Tuhan berdialog dengan Nabi Adam. Sebelum abad ke-18
teori – teori asal bahasa yang semacam ini dikategorikan sebagai divine origin
(berdasarkan kepercayaan), menurut teori ini, manusia mempunyai kemampuan
insting yang istimewa untuk mengeluarkan eksperi ujaran untuk setiap kesan yang
ditemuinya sebagai stimulus dari luar. Kesan yang diterima lewat indra, bagaikan
pukulan pada bel hingga mengeluarkan ucapan yang sesuai. Tapi teori ini
menyuguhkan suatu kesangsian ketika menemukan fakta bahwa ternyata bahasa
manusia itu beragam, jika bahasa memang terbentuk secara natural.

3
4

Selain itu ada anggapan lain mengenai asal usul bahasa menyimpulkan
bahwa bahasa primitif dulu merupakan rangkaian bekerja sama. Kita pun
mengalami kerja serupa, misalnya sewaktu mengangkat kayu kita secara
spontan dan bersamaan mengeluarkan ucapan-ucapan tertentu. Karena
dorongan tekanan otot muncullah kata tertentu yang kemudian lahir sebagai
sebuah bahasa ungkap. Demikian juga yang terjadi dengan orang-orang
zaman dahulu. Sewaktu bekerja tadi, pita suara mereka bergetar sehingga
terlahirlah ucapan-ucapan khusus untuk setiap tindakan mereka. Ucapan –
ucapan tadi lalu menjadi nama untuk pekerjaan itu seperti “HEAVE”
(angkat), “REST” (diam) dan sebagainya.
Adapun anggapan lain mengatakan bahwa bahasa muncul adalah
tiruan terhadap suara alam, seperti guntur, hujan, angin, sungai, ombak
samudra dan lainnya. Isyarat mendahului ujaran. Para pendukung teori ini
menunjukkan penggunaan isyarat oleh berbagai binatang, dan juga sistem
isyarat yang dipakai oleh orang-orang primitif. Dalam perkembangan
pengetahuan modern, bahasa kemudian menjadi objek kajian yang sangat
penting dan kompleks.
Bahasa tidak hanya dipahami sebagai suatu gejala fisik semata,
melainkan juga mengandung aktivitas psikologis.Manusia itu tercipta
dengan perlengkapan fisik yang sangat sempurna hingga memungkinkan
terjadinya ujaran (kemampuan berbahasa).
Namun ujaran, faktor-faktor psikologis pun terlibat. Sebagai contoh,
cobalah bayangkan satu telaga yang dikelilingi pepohonan rindang yang
didiami banyak burung dan margasatwa lainnya. Tempat yang digambarkan
ini akan berbeda antara satu dengan yang lain.
Mungkin anda akan mengatakan bahwa telaga tadi sangat berbahaya
dan menakutkan. Pusaran airnya bisa menenggelamkan siapa saja. Namun
bagi yang lain, telaga ini bisa menjadi sumber kehidupan. Mungkin anda
membayangkan di sana akan terdapat banyak ikan segar. Tentu amat
menguntungkan. Bagi yang lain, sungai ini bisa menjadi sumber ilham,
5

tempat beristirahat, melemaskan otot-otot sambil menunggu kejatuhan


inspirasi.
Dari gambaran ini ternyata ada kesan psikologis yang berbeda. Kesan-
kesan ini mesti diucapkan oleh masing-masing dengan ujaran yang pas.
Dengan kata lain, kesan-kesan ini mesti diungkapkan dengan vokal, hingga
terucapkan kata-kata. Sebagai umpama misalnya dari gambaran sungai tadi
akan muncul kata-kata sepeti: bahaya, ngeri, dalam, dingin,
menenggelamkan, hanyut, arus dan sebagainya, seperti halnya bahasa,
adalah hasil kemampuan manusia untuk melihat gejala-gejala sebagai
simbol-simbol dan keinginannya untuk mengekspresikan simbol-simbol itu.
Pada masa sekarang ini para ahli antropologi umumnya menyimpulkan
bahwa manusia dan bahasa berkembang bersama. Manusia telah jadi
penghuni kurang lebih satu juta tahun lamanya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya menjadi Homo
Sapien juga mempengaruhi perkembangan bahasanya, perkembangan
otaknya merubah dia dari setengah manusia menjadi manusia
sesungguhnya. Mereka kini mempunyai kemampuan untuk menemukan dan
mempergunakan alat-alat dan menemukan metode interaksi yang luar biasa,
yakni BAHASA.

2. Sejarah Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa
persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya
setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya,
bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi.
Meskipun saat ini dipahami oleh lebih dari 90% warga Indonesia,
bahasa Indonesia tidak menduduki posisi sebagai bahasa ibu bagi mayoritas
penduduknya. Sebagian besar warga Indonesia berbahasa daerah sebagai
bahasa ibu. Penutur bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-
hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya
atau bahasa ibunya. Namun demikian, bahasa Indonesia digunakan sangat
6

luas di perguruan-perguruan, di surat kabar, media elektronika, perangkat


lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya sehingga
dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga
Indonesia.
Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada
zaman Sriwijaya, bahasa Melayu di pakai sebagai bahasa penghubung
antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa yang di gunakan dalam
perdagangan antara pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar Nusantara.
Perkembangan dan pertumbuhan Bahasa Melayu tampak lebih jelas
dari berbagai peninggalan-peninggalan misalnya:
a. Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun
1380.
b. Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.
c. Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.
d. Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.
e. Prasasti Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.
Dan pada saat itu Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai:
a. Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisi aturan-aturan
hidup dan sastra.
b. Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar suku di Indonesia.
c. Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun
pedagang yang berasal dari luar indonesia.
d. Bahasa resmi kerajaan.
Ada empat faktor yang menyebabkan Bahasa melayu diangkat
menjadi bahasa Indonesia, yaitu:
a. Bahasa melayu adalah merupakan Lingua Franca di Indonesia, bahasa
perhubungan dan bahasa perdagangan.
b. Sistem bahasa melayu sederhana, mudah di pelajari karena dalam bahasa
melayu tidak di kenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
7

c. Suku Jawa, Suku Sunda, dan suku-suku yang lainnya dengan sukarela
menerima bahasa melayu menjadi bahasa indonesia sebagai bahasa
nasional.
d. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk di pakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas.
Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa nasional pada
saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu
sebagai bahasa nasional merupakan usulan dari Muhammad Yamin, seorang
politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres
Nasional kedua di Jakarta, M. Yamin mengatakan bahwa : “Jika mengacu
pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya,
hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu
bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang
lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.
Secara Sosiologis kita bisa mengatakan bahwa Bahasa Indonesia resmi di
akui pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan
butir ketiga ikrar sumpah pemuda yaitu “Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”  Namun secara Yuridis Bahasa
Indonesia diakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah Kemerdekaan
Indonesia.

Asal Mula Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Dari sudut pandang
linguistik, bahasa Indonesia adalah sebuah variasi dari bahasa Melayu. Dalam
hal ini dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau, tetapi telah rmengalami
perkembangan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja dan proses
pembakuan pada awal abad ke-20. Sampai saat ini, bahasa Indonesia
merupakan bahasa yang hidup dan terus berkembang dengan pengayaan
kosakata baru, baik melalui penciptaan maupun melalui penyerapan dari
bahasa daerah dan bahasa asing.
8

Pada zaman Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 Masehi), bahasa


Melayu(bahasa Melayu Kuno) dipakai sebagai bahasa kenegaraan. Hal
itu dapat diketahui, dari empat prasasti berusia berdekatan yang ditemukan di
Sumatra bagian selatan peninggalan kerajaan tersebut. Prasati tersebut di
antaranya adalah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka
tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang),
Kota Kapur berangka tahun 686 M (BangkaBarat), dan Karang Brahi berangka
tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa
Melayu Kuna. Pada saat itu, bahasa Melayu yang digunakan bercampur kata-
kata bahasa Sanskerta. Sebagai penguasa perdagangan, di Kepulauan
Nusantara, para pedagangnya membuat orang-orang yang berniaga terpaksa
menggunakan bahasa Melayu walaupun dengan cara kurang sempurna. Hal itu
melahirkan berbagai varian lokal dan temporal pada bahasa Melayu yang
secara umum dinamakan bahasa Melayu Pasar oleh para peneliti.
Penemuan prasasti berbahasa Melayu Kuno diJawa Tengah (berangka
tahun abad ke-9) dan prasasti di dekat Bogor(PrasastiBogor) dari abad ke-10
menunjukkan penyebaran penggunaan bahasa itu di Pulau Jawa. Penemuan
keping tembaga Laguna di dekat Manila, Pulau Luzon, berangka tahun 900
Masehi juga menunjukkan keterkaitan wilayah tersebut dengan Sriwijaya.
Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk
resmi bahasa Melayu karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak
disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi. Penggunaanya terbatas di kalangan
keluarga kerajaan disekitar Sumatra, Jawa, dan Semenanjung Malaya.
Kemudian,Malaka merupakan tempat bertemunya para nelayan dari berbagai
negara dan mereka membuat sebuah kota serta mengembangkan bahasa
mereka sendiri dengan mengambil kata-kata yang terbaik dari bahasa disekitar
daerah tersebut. Kota Malaka yang posisinya sangat
menguntungkan(strategis) menjadi Bandar utama di kawasan Asia Tenggara.
Bahasa Melayu menjadi bahasa yang paling sopan dan paling tepat di kawasa
timur jauh. Ejaan resmi bahasa Melayu pertama kali disusun oleh
Ch.A.vanOphuijsen yang dibantu oleh Moehammad Taib Soetan Ibrahim dan
9

Nawawi Soetan Ma’moer yang dimuat dalam kitab Logat Melayu pada tahun
1801.

B. SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA


Pada dasarnya bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman
Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa perhubungan antar suku di
nusantara dan sebagai bahasa yang digunakan dalam perdagangan antara
pedagang dari dalam nusantara dan dari luar nusantara.
Bahasa Melayu menyebar ke pelosok nusantara bersamaan dengan
menyebarnya agama Islam di wilayah nusantara. Serta makin berkembang dan
bertambah kokoh keberadaannya, karena bahasa Melayu mudah diterima oleh
masyarakat nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar
pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah nusantara mempengaruhi dan
mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia
oleh karena itu para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan
pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia
yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda,
28 Oktober 1928).
Sejarah tumbuh dan berkembangnya bahasa Indonesia tidak lepas dari
bahasa Melayu. Dimana bahasa Melayu sejak dahulu telah digunakan sebagai
bahasa perantara (lingua franca) atau bahasa pergaulan. Bahasa melayu tidak
hanya digunakan di kepulauan nusantara, tetapi juga digunakan hampir diseluruh
Asia Tenggara. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya prasasti-prasasti kuno dari
kerajaan-kerajaan di Indonesia yang ditulis dengan menggunakan bahasa Melayu.
Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa nasional pada saat
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai
bahasa nasional merupakan usulan dari Muhammad Yamin, seorang politikus,
sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di
Jakarta, Yamin mengatakan bahwa : “Jika mengacu pada masa depan bahasa-
bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang
10

bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi
dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa
pergaulan atau bahasa persatuan.”
Secara sosiologis, kita bisa mengatakan bahwa bahasa Indonesia resmi di
akui pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan
butir ketiga ikrar sumpah pemuda yaitu “Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”  Namun secara yuridis, bahasa
Indonesia diakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah kemerdekaan
Republik Indonesia.

C. RAGAM BAHASA
1. Ragam Bahasa Berdasarkan Media
Berdasarkan media yang digunakan, ragam bahasa terbagi menjadi
dua yaitu ragam lisan dan ragam tulisan. Ragam bahasa lisan ditandai
dengan penggunaan lafal atau pengucapan, intonasi, kosakata, penggunaan
tata bahasa dalam pembentukan kata, serta penyusunan kalimat. Sedangkan
ragam tulis ditandai dengan kecermatan menggunakan ejaan dan tanda baca.
Kosakata, penggunaan tatabahasa dalam pembentukan kata, penyusunan
kalimat, paragraph dan wacana.
Berikut adalah perbedaan dari ragam bahasa lisan dan bahasa tulisan.
a. Ragam lisan menghendaki adanya lawan bicara yang siap mendengar apa
yang diucapkan oleh seseorang, sedangkan ragam tulis tidak selalu
memerlukan “lawan bicara” yang siap membaca apa yang dituliskan oleh
seseorang.
b. Pada ragam lisan, unsur- unsur fungsi gramatikal seperti subjek, predikat,
objek dan keterangan tidak selalu dinyatakan dengan kata- kata. Unsur-
unsur itu sering dapat dinyatakan dengan bantuan gerak tubuh dan mimik
muka. Pada ragam tulis, fungsi- fungsi gramatikal harus dinyatakan
secara eksplisit agar orang yang membaca suatu tulisan- misalnya dalam
surat kabar, majalah, atau buku- dapat memahami maksud penulisnya.
11

c. Ragam lisan terikat pada situasi, kondisi, ruang dan waktu. Sedangkan
ragam tulis tidak terikat pada situasi, kondisi, ruang dan waktu. Isi
pembicaraan dalam suatu rapat misalnya, baru dapat dipahami oleh
seseorang secara penuh bila ia hadir dan turut terlibat dalam situasi,
kondisi, ruang dan waktu penyelenggaraan rapat yang dimaksud. Tidak
demikian halnya dengan ragam tulis. Karya tulis seseorang dapat dibaca
dan dimengerti oleh orang lain pada situasi, kondisi, ruang dan waktu
yang berbeda- beda.
d. Pada ragam lisan makna dipengaruhi oleh tinggi- rendah dan panjang-
pendeknya nada suara, sedangkan pada ragam tulis makna ditentukan
terutama oleh pemakaian tanda baca.

2. Ragam Bahasa Berdasarkan Waktu


Berdasarkan waktu terdapat ragam bahasa lama dan ragam bahasa
baru. Ragam bahasa lama lazim digunakan dalam penulisan naskah- naskah
lama (kuno). Raga mini perlu dipahami oleh orang- orang yang ingin
mengkaji peristiwa- peristiwa masa lalu. Misalnya bahasa- bahasa yang
terdapat dalam kodekologi (naskah kuno). Sedangkan ragam bahasa baru
ditandai dengan penggunaan kata- kata baru, ejaan yang disempurnakan
mengepresikan ilmu pengetahuan dan teknologi modern seperti internet,
jaringan dan seluler.

3. Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan Komunikasi


Ragam berdasarkan pesan komunikasi ini tebagi berdasarkan pada
sarana komunikasinya. Ragam- ragam tersebut adalah: ragam bahasa ilmiah,
ragam bahasa non ilmiah, ragam bahasa pidato, ragam bahasa tulis, ragam
bahasa sastra, dan ragam bahasa berita.
a. Ragam Bahasa Ilmiah
Ragam bahasa ilmiah adalah sarana verbal yang efektif, efisien, baik
dan benar. Raga mini lazim digunakan untuk mengkomunikasikan proses
12

kegiatan dan hasil penalaran ilmiah. Ada beberapa ciri- ciri ragam bahasa
ilmiah, yakni:
1) Struktur kalimat jelas dan bermakna lugas.
2) Struktur wacana bersifat formal, mengacu pada standar konvensi
naskah.
3) Singkat, berisi analisis dan pembuktian, menyajikan konsep secara
lengkap.
4) Cermat dalam menggunakan unsur baku istilah/ kata, ejaan, bentuk
kata, kalimat paragraph dan wacana.
5) Cermat dan konsisten menggunakan penalaran dari penentuan topic,
pendahuluan, deskripsi teori, deskripsi data, analisis data, hasil
analisis, sampai pada simpulan dan saran.
6) Menggunakan istilah khusus yang bersifat teknis dalam bidang ilmu
tertentu.
7) Objektif, dapat diukur keberadaannya secara terbuka oleh umum,
menghindarkan bentuk pesona, dan ungkapan subjektif.
8) Konsisten dalam pambahasan topic, pengendalian variabel,
permasalahan, tujuan, penalaran, istilah, sudut pandnag, pendahuluan,
landasan teori, deskripsi data, analisis data, hasil penelitian, sampai
pada simpulan dan saran.
Materi ragam bahasa ilmiah digunakan dalam kajian ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terkait dengan penulisan upaya
pencarian, penemuan, pengolahan, dokumentasi, analisis, atau publikasi
dalam bentuk: proposal penelitian, reproduksi suatu konsep, pembuktian
suatu kebenaran teori, temuan teori baru, pengembangan teori sehingga
menghasilkan temuan teori baru atau konsep yang belum pernah ada.
b. Ragam Bahasa Pidato
Ragam pidato dipengaruhi oleh tujuan, situasi dan pendekatan isi
pidato. Pidato resmi menyajikan materi- materi yang bersifat mulia dan
kebenaran yang bersifat universal. Bahasa yang digunakan yakni ragam
lisan baku tanpa unsur kedaerahan, menggunakan lafal yang benar,
13

struktur kalimat yang sesuai dengan tata bahasa. Misalnya pidato


Presiden menyambut tamu Negara. Sedangkan pidato tidak resmi, pidato
ilmiah menyajikan kebenaran fakta yang bersifat objektif, universal
dengan ragam bahasa lisan baku yang serba terukur kebenarannya.
Misalnya presentasi skripsi, tesis, laporan penelitian dan sebagainya.
Macam- macam ragam pidato:
1) Ragam Pidato Ilmiah
Pidato ilmiah terdiri atas beberapa jenis, antara lain presentasi
makalah, sripsi, tesis, disertasi dan pengukuhan guru besar. Penulisan
ilmiah dilanjutkan dengan presentasi ilmiah. Untuk mendapatkan hasil
yang optimal, presentasi ilmiah harus memperhatikan etika ilmiah,
ketentuan lembaga, kemampuan personal dan kemampuan teknis, dan
kemampuan keunggulan prilaku.
2) Ragam Pidato Resmi
Pidato resmi memiliki beberapa pengertian yakni resmi karena
situasinya; karena kemuliaan isi; karena informasi dan kekhidmatan
situasi penyampaian dalam suatu acara.
3) Ragam Bahasa Tulis
Ragam bahasa tulis resmi ditandai oleh penggunaan fungsi-
fungsi gramatika; menggunakan bentuk yang lengkap; menggunakan
imbuhan eksplisit; penggunaan kata ganti yang baku; penggunaan pola
frase baku; menggunakan ejaan yang baku.
4) Ragam Bahasa Sastra
Ragam sastra adalah ragam yang mengutamakan unsur- unsur
keindahan seni. Penulis cenderung menekankan gaya simbolik dengan
memadukan unsur instrinsik dan ekstrinsik. Raga mini sering juga
digunakan dalam iklan produk komersial, terutama dalam upaya
menyentuh perasaan konsumen yang menekankan kesenangan,
keindahan, kenyamanan, dan lain- lain. Beda bahasa sastra dan iklan
terletak pada tujuannya. Sastra untuk menyenangkan pembaca.
14

Sedangkan iklan bersifat persuasive agar pembaca atau pendengar


membeli produknya.
5) Ragam Bahasa Berita
Ragam bahasa berita lazim digunakan dalam pemberitaan seperti
di media elektronik, media cetak dan jurnal. Bahasa berita menyajikan
fakta secara utuh dan objektif. Untuk menjamin objektifitas berita,
penyaji tidak menambah atau mengurangi fakta yang disajikan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman
Sriwijaya, bahasa Melayu di pakai sebagai bahasa penghubung antarsuku di
Nusantara dan sebagai bahasa yang di gunakan dalam perdagangan antara
pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar Nusantara.
Berdasarkan media yang digunakan, ragam bahasa terbagi menjadi dua yaitu
ragam lisan dan ragam tulisan. Ragam bahasa lisan ditandai dengan penggunaan
lafal atau pengucapan, intonasi, kosakata, penggunaan tata bahasa dalam
pembentukan kata, serta penyusunan kalimat. Sedangkan ragam tulis ditandai
dengan kecermatan menggunakan ejaan dan tanda baca. Kosakata, penggunaan
tatabahasa dalam pembentukan kata, penyusunan kalimat, paragraph dan wacana.

B. SARAN
Sebagaimana yang kita ketahui bahasa Indonesia sumbernya adalah bahasa
melayu. Sebagai bangsa yang besar selayaknyalah kita menghargai nilai-nilai
sejarah tersebut dengan tetap menghormati bahasa melayu. Melihat perkembangan
bahasa Indonesia saat ini yang mana masih memiliki kekurangan, kami berharap
kepada semua warga Indonesia untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap bahasa
Indonesia serta menggunakan bahasaIndonesia dengan baik dalam kehidupan
sehari-hari.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://fatonikeren.blogspot.com/2019/09/pancasila-menjadi-dasar-
pengembangan.html
https://reposistory.unikom.ac.id/66355/1/Pendidikan%20Pancasila
%20%20%28KELAS%20TE-2%20S1%20SMT%20VIII
%29%20%28PERTEMUAN%20KE2012%29.pdf
file:///C:/Users/ajeng/Documents/KULIAH/PPKN/8.%20PENDIDiKAN
%20PANCASILA.pdf
https://id/scribd.com/document/395625573/DINAMIKA-DAN-TANTANGAN-
PANCASILA-SEBAGAI-DASAR-PENGEMBANAN-ILMU-
PENGETAHUAN-doc

16

Anda mungkin juga menyukai