A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
A. Simpulan ................................................................................................. 19
B. Saran ....................................................................................................... 19
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
pembelajaran tidak boleh dibiarkan terjadi berlarut-larut. Problematika
pembelajaran tentunya perlu dicari penyelesain dan juga solusi agar nantinya
tidak mengganggu tercapainya tujuan pendidikan. Solusi yang efektif harus
disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks setempat.
B. Rumusan Masalah
C. Metode Observasi
2
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
3
2. Kurangnya Kualifikasi atau Pembaharuan Kompetensi Guru dalam
Mengajar
Problematika dalam bidang pendidik yang ada SDN 04 Bawu yang
kedua yaitu kurangnya kualifikasi atau pembaharuan guru dalam
melaksanakan pembelajaran yang efektif. Hal ini dapat mengakibatkan
penurunan kualitas pengajaran. Guru yang tidak memahami sepenuhnya
materi yang diajarkan dan tidak memiliki keterampilan yang diperlukan
dalam mendesain dan mengimplementasikan pembelajaran yang efektif
dapat menghambat kemajuan belajar siswa dan membuat siswa bosan karna
pembelajaran dilakukan dengan monoton. Menurut Alamsyah (2020)
kualifikasi akademik dan pengalaman mengajar guru bersama–sama
berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme guru di sekolah dasar.
Guru sebagai pelaksana pendidikan dituntut untuk lebih meningkatkan
kualifikasi akademik dan pengalaman mengajarnya karena pada dasar nya
keberhasilan siswa dalam belajar tentu tidak terlepas dari peran dan
kompetensi guru dalam mengajar, membimbing serta membinan para siswa.
4
3. Kurangnya Koordinasi dan Kolaborasi antara Guru
5
mendapatkan perawatan medis. Ketidakhadiran yang berkepanjangan
akibat masalah kesehatan ini dapat mengganggu keteraturan belajar dan
menyebabkan kesulitan dalam mengejar materi yang telah diajarkan. Selain
masalah kesehatan, penyebab tingginya ketidakhadiran siswa disebabkan
oleh kondisi ekonomi, kondisi ekonomi siswa yang sulit dapat memiliki
dampak jangka panjang terhadap pendidikan mereka. Hal ini dapat
memengaruhi kebutuhan dasar mereka di sekolah seperti pemenuhan untuk
perlengkapan sekolah. Terdapat juga beberapa orangtua siswa yang
terkadang tidak memiliki cukup uang guna memberikan uang saku untuk
anaknya bersekolah. Hal tersebut terkadang membuat siswa tersebut enggan
untuk berangkat sekolah dikarenakan tidak diberikan uang saku dan
membuatnya tidak bisa membeli jajan. Selain itu, siswa dengan jumlah
saudara atau adiknya yang banyak dan orang tua kurang memprihatikan
juga berdampak pada tingkat absensi siswa. Peserta didik yang kurang
diperhatikan oleh orang tuanya karena jumlah adiknya yang banyak akan
mengakibatkan siswa tidak semangat untuk bersekolah dan akhirnya
mereka tidak hadir ke sekolah.
6
disukai siswa mereka akan semangat dan aktif dalam pembelajaran, tetapi
ketika mata pelajaran tersebut kurang diminati anak akan kehilangan
motivasi untuk belajar. Contohnya ada siswa yang tidak menyukai
matematika maka siswa itu akan malas dan kesulitan ketika pembelajaran
matematika. Faktor kedua yaitu penggunaan metode yang tidak bervariasi,
penggunaan metode di kelas 3 SDN 04 Bawu kurang bervariasi yang
menjadikan pembelajaran menjadi membosankan dan membuat siswa
kehilangan motivasi belajar.
7
Foto siswa sedang ngobrol saat pembelajaran
8
memahami karakteristik siswa, dan pembelajaran yang dilakukan harus
memperhatikan karakteristik siswa.
9
Tidak adanya atau kurangnya adaptasi bahan ajar yang sesuai
dengan kebutuhan dan tingkat pemahaman peserta didik di SDN 04 Bawu
dapat menjadi tantangan dalam mencapai pembelajaran yang efektif. Setiap
siswa di SDN 04 Bawu memiliki karakteristik, kemampuan, dan tingkat
pemahaman yang berbeda. Namun, jika bahan ajar tidak disesuaikan dengan
kebutuhan individu, siswa mungkin mengalami kesulitan dalam memahami
konsep dan mencapai hasil belajar yang optimal. Guru perlu memahami
perbedaan dan karakteristik individu dalam kelas agar bahan ajar yang
digunakan sesuai dengan karakteristik siswa (Septianti & Afiani, 2020).
10
buku teks ilustrasi, media manipulatif, eksperimen sederhana. Pemanfaatan
bahan ajar ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan memperkuat
pemahaman mereka terhadap materi pelajaran.
11
keterlibatan dan pemahaman siswa. Adanya keterbatasan media
pembelajaran yang dimiliki oleh SDN 04 Bawu yang membuat siswa harus
bergantian dalam menggunakan perangkat pembelajaran untuk menunjang
hasil belajar mereka.
Untuk mengatasi masalah kurangnya media pembelajaran ini, guru
dapat melibatkan siswa dalam menciptakan alat media pembelajaran
sendiri. Misalnya, siswa dapat diminta untuk membuat poster atau yang lain.
Media pembelajaran tidak harus sesuatu yang mahal, media pembelajaran
dapat dibuat dari sesuatu yang sederhana, dengan memanfaatkan bahan-
bahan yang ada disekitar lingkungan siswa.
12
3. Media Kurang Interaktif dan Menarik
Dalam pembelajaran, guru kurang memanfaatkan media
pembelajaran yang menyebabkan media pembelajaran tidak upgrade,
sedangkan pada saat ini zaman semakin berkembang, sehingga media yang
sudah tersedia terkesan monoton. Kurangnya interaksi dalam media
pembelajaran dapat membuatnya terasa pasif dan membosankan.
Untuk mengatasi hal tersebut, guru juga harus mengasah kreatifitas
dalam membuat media pembelajaran yang interaktif dan menarik bagi
siswa. Guru dapat menyediakan interaksi yang lebih banyak dengan
menggunakan fitur-fitur seperti pertanyaan pilihan ganda, tugas-tugas
berbasis proyek, simulasi, dan permainan edukatif. Hal itu memungkinkan
siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran akan meningkatkan
keterlibatan mereka. Dalam pembelajaran guru juga dapat memanfaatkan
barang-barang yang ada dikelas beserta kegunaannya sebagai contoh
penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai guru juga harus inovatif
dalam membuat media pembelajaran sederhana dari game agar menarik
perhatian siswa dalam belajar untuk menunjang hasil belajar yang lebih
baik.
13
Berikut adalah problematika dibidang model, strategi, dan metode
pembelajaran di sekolah dasar :
Foto guru sedang menulis materi di papan tulis, dan juga siswa mencatat dibuku.
14
maka kondisi belajar siswa cenderung pasif. Untuk mengaktifkan siswa
dalam penerapan metode ceramah, siswa perlu dilatih mengembangkan
keterampilan mental untuk memahami suatu proses, yaitu dengan
mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan dan mencatat
penalarannya secara sistematis (Shaleh, 2020).
15
dapat dilihat dalam hal: (1) turut serta dalam melaksanakan tugas
belajarnya; (2) terlibat dalam pemecahan masalah; (3) Bertanya kepada
siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya;
(4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan
masalah; (5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru;
(6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil– hasil yang diperolehnya; (7)
Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis; (8)
Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam
menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
Solusi yang dapat dilakukan yaitu guru dapat mencoba
menggunakan pendekatan yang lebih interaktif dan melibatkan siswa secara
aktif dalam proses pembelajaran. Misalnya, melibatkan siswa dalam
proyek, diskusi kelompok. Menggunakan pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik, seperti pembelajaran kolaboratif, proyek
berbasis masalah, dan penggunaan teknologi pendidikan, dapat
meningkatkan pelibatan aktif peserta didik. Selain itu, memberikan umpan
balik positif dan memberikan pengakuan terhadap upaya peserta didik dapat
membantu meningkatkan motivasi mereka untuk terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran.
16
Foto buku siswa berserakan di lantai keas 3 SDN 04 Bawu.
17
2. Ruang Kelas Terlalu Sempit
Problematika lingkungan di SDN 04 Bawu selanjutnya yaitu ruang
kelas yang terlalu sempit dengan jumlah siswa yang terlalu banyak. Seperti
pada kelas 3 yang berjumlah 36 siswa dalam satu kelasnya. Dikarenakan
banyaknyanya siswa dan ruang kelas tidak begitu luas, menyebabkan kelas
menjadi desak-desakan, terkesan pengap dan hampir tidak ada ruang kosong
karena dipenuhi oleh meja dan kursi siswa. Hal tersebut membuat kondisi
di kelas kurang nyaman terlebih siswa yang menempati bangku paling
depan. Jarak anatara bangku dengan papan tulis hanya satu meter saja, yang
membuat siswanya menengadah ke atas saat melihat papan tulis dan saat
menatap wajah guru didepannya. Tentunya hal tersebut membuat siswa
menjadi kurang nyaman saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu,
ruang kelas yang berdempetan antara satu kelas dengan lainnya dimana
dinding belakang terbuat dari pintu rolling besi yang tidak kedap suara
menyebabkan kegaduhan dari kelas lain terdengar jelas/bising, sehingga
mengurangi kenyamanan dalam proses pembelajaran.
Foto jarak bangku dengan papan tulis Foto kondisi ruang kelas
18
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, M., Ahmad, S., & Harris, H. (2020). Pengaruh Kualifikasi Akademik
dan Pengalaman Mengajar terhadap Profesionalisme Guru. Journal of
Education Research, 1(3), 1830187.
Pupuh, F., & Sobry, M. S. (2014). Strategi Belajar Mengajar, Bandung: PT. Refika
Aditama.
Shaleh, A. R. (2020). Pendidikan Agama dan Keagamaan: Visi, Misi, dan Aksi.
Jakarta: Gemawindu Pancaperkasa.
Suwardi, S., Firmiana, M. E., & Nida, F. (2017). Pengaruh loyalitas terhadap
kinerja guru SD awal. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora, 3(1), 96–
108.
20