Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


DI UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN JOMBANG

Disusun Oleh :

1. SITI KHOIRIYA NISN 0057546441


2. LULUK NUR HAFIDAYANTI NISN 0063074730
3. KHO'IFATUN MEI SELVI YANTI NISN 0065794823
4. NURI JIHAN NINGRUM NISN 0052125803

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PEDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 TUBAN
Jl.Bloso Ds.Temandang Kec.Merakurak Kab.Tuban
Kode Pos 62355 Telp/Fax(0356)711974
Email:smk3cerdasberbudi@gmail.com
Website : www.smkn3tuban.sch.id
LEMBAR PERSETUJUAN INSTANSI
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

TEMPAT : UPT LABORATORIUM LINGKUNGAN DINAS


LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN JOMBANG
TANGGAL : 02 JANUARI 2023 S/D 24 MARET 2023

DISUSUN OLEH :

1. SITI KHOIRIYA NISN 005746441


2. LULUK NUR HAFIDAYANTI NISN 0063074730
3. KHO'IFATUN MEI SELVI YANTI NISN 006 5784823
4. NURI JIHAN NINGRUM NISN 0052125803

SEKOLAH : SMK NEGERI 3 TUBAN


KOMPETISI KEAHLIAN : ANALISIS PENGUJIAN LABORITORIUM
PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK KIMIA

MENYETUJUI,
Kepala UPTD Laboratorium Pembimbing Kerja Praktik

HERLINA HAMZAH, S.T. EKO JANUAR ANGGARA, S.Si


NIP.19820326 201505 2 001 NIP. -

Mengetahui
Kepala Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Jombang

MIFTAHUL ULUM, ST,.M. Si


NIP. –

ii
LEMBAR PERSETUJUAN SEKOLAH
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

TEMPAT : UPT LABORATORIUM LINGKUNGAN DINAS


LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN JOMBANG
TANGGAL : 02 JANUARI 2023 S/D 24 MARET 2023

DISUSUN OLEH :

1. 1. SITI KHOIRIYA NISN 005746441


2. 2. LULUK NUR HAFIDAYANTI NISN 0063074730
3. 3. KHO'IFATUN MEI SELVI YANTI NISN 006 5784823
4. 4. NURI JIHAN NINGRUM NISN 0052125803

SEKOLAH : SMK NEGERI 3 TUBAN


KOMPETISI KEAHLIAN : ANALISIS PENGUJIAN LABORITORIUM
PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK KIMIA

MENYETUJUI,
Kepala Kompetensi keahlian Pembimbing Sekolah
Analisis Pengujian Laboratorium

JAHIDUL UMAM, S.Si MILAFATUZZAHROH, S.Si


NIP. 19900508 202221 1 007 NIP.

Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 3 Tuban

SHOLAHUDIN, S.T., M.Si.


NIP. 19741014 200902 1001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan karuniaNya, sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan Praktik Kerja Industri sesuai dengan
ketentuan dan waktu yang telah ditentukan. Laporan ini kami buat berdasarkan pengalaman
dan ilmu yang kami peroleh selama melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di UPT
laboraorium lingkungan hidup.
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) sesuai dengan tuntunan kurikulum dan untuk memperoleh nilai praktik
kejuruan selama pelaksanaan di dunia usaha dan dunia industri/instansi pemerintah sesuai
bidang keahlian atau jurusan di SMKN 3 TUBAN. Adapun kendala kendala yang sering kami
dapati selama menjalankan PKL dan dapat menyusun laporan ini dengan baik. Namun,berkat
bimbingan dari berbagai pihak, kami dapat menyelesaikan PKL dan menyusun laporan ini
dengan lancar. Berkaitan dengan kegiatan tersebut. kami mengucapkan terimakasih kepada
pihak yang bersangkutan, yaitu:
1. Bapak Sholahudin,S.T.,M.Si ,selaku Kepala Sekolah SMKN 3 Tuban.
2. Ibu Milafatuzzahroh,S.Si ,selaku pembimbing dari sekolah yang telah membimbing kami
sehingga berjalan dengan lancar.
3. Bapak Miftahul Ulum, ST,.M.Si, selaku kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Jombang yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan Prakerin Kerja Lapangan di
UPT Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang.
4. Ibu Herlina Hamzah, S.T., selaku Kepala UPT Laboratorium Dinas Lingkungan
Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang.
5. Bapak Eko Januar Anggara, S.Si., selaku pembimbing di lapangan dan laboratorium yang
telah memberikan ilmu dan pengetahuanya.
6. Mohammad Renjis Setiawan S. ST., Selaku pembimbing di lapangan dan laboratorium.
7. Ibu Najihah ,S.Si, selaku pembimbing di lapangan dan laboratorium yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuanya.
8. Ibu Ayu Nia Maulidiyah, S,Si., Selaku pembimbing di lapangan dan laboratorium yang
telah memberikan ilmu dan pengetahuanya.
9. Ibu Kartika Arifatunnisa' ,A.Md.KL., selaku pembimbing di lapangan dan laboratorium
yang telah memberikan ilmu dan pengetahuanya.
10. Ibu Mutya Sandei S. Si, selaku pembimbing di lapangan dan laboratorium yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuanya

iv
11. Bapak Wahyu Chandra Eko Utoro, S,Ak., selaku pembimbing di lapangan dan yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuanya.
12. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa restu serta dukungan penuh.
13. Teman seperjuangan Prakerin Kerja Lapangan di Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Jombang yang menemani, memberikan semangat, dukungan, kekompakan,
dan keseruannya serta kerja sama selama Prakerin Kerja Lapangan.

Kami menyadari bahwa laporan praktik kerja industri ini masih jauh dari kesempurnaan,
sehingga kami masih tetap mengharapkan segala kritik dan saranyang bersifat membangun
dari semua pihak perbaikan laporan ini.

Jombang, 31 Maret 2023

PENYUSUN

v
BIODATA SISWA PKL

Nama : SITI KHOIRIYA


Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Tuban,20 September 2005
NISN : 0057546441
Agama : Islam
Program Keahlian : Analisi Pengujian Laboratorium
Tempat PKL : UPT Laboratorium Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Jombang
Asal Sekolah : SMK Negeri 3 Tuban
Alamat Sekolah : Jl. Bloso Ds. Temandang Kec. Merakurak Kab. Tuban
Alamat : DS. Sumberjo Kec. Merakurak Kab. Tuban

Peserta PKL

SITI KHOIRIYA

vi
BIODATA SISWA PKL

Nama : LULUK NUR HAFIDAYANTI


Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Tuban,10 Juli 2006
NISN : 0063074730
Agama : Islam
Program Keahlian : Analisi Pengujian Laboratorium
Tempat PKL : UPT Laboratorium Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Jombang
Asal Sekolah : SMK Negeri 3 Tuban
Alamat Sekolah : Jl. Bloso Ds. Temandang Kec. Merakurak Kab. Tuban
Alamat : DS.Kapu Kec.Merakurak Kab.Tuban

Peserta PKL

LULUK NUR HAFIDAYANTI

vii
BIODATA SISWA PKL

Nama : KHO'IFATUN MEI SELVI YANTI


Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Tuban, 5 Mei 2006
NISN : 0065794823
Agama : Islam
Program Keahlian : Analisi Pengujian Laboratorium
Tempat PKL : UPT Laboratorium Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Jombang
Asal Sekolah : SMK Negeri 3 Tuban
Alamat Sekolah : Jl. Bloso Ds. Temandang Kec. Merakurak Kab. Tuban
Alamat : DS. Kasiman Kec. Kerek Kab. Tuban

Peserta PKL

KHO'IFATUN MEI SELVI YANTI

viii
BIODATA DISWA PKL

Nama : NURI JIHAN NINGRUM


Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Tuban,20 Juli 2005
NISN : 0052125803
Agama : Islam
Program Keahlian : Analisi Pengujian Laboratorium
Tempat PKL : UPT Laboratorium Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Jombang
Asal Sekolah : SMK Negeri 3 Tuban
Alamat Sekolah : Jl. Bloso Ds. Temandang Kec. Merakurak Kab. Tuban
Alamat : DS. Kasiman Kec. Kerek Kab. Tuban

Peserta PKL

NURI JIHAN NINGRUM

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN INSTANSI ....................................................................................ii


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ..........................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN SEKOLAH ..................................................................................iii
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN .........................................................................iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... iv
BIODATA SISWA PKL ........................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................................xiii
BAB 1 ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................. 1
1.2 TUJUAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ............................................................... 1
1.3 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN PKL ..................................................... 2
1.4 NAMA UNIT PELAKSANAAN PKL........................................................................ 2
BAB II ........................................................................................................................................ 3
PROFIL PERUSAHAAN .......................................................................................................... 3
2.1 Sejarah ......................................................................................................................... 3
2.1.1. Sejarah Dinas Lingkungan Hidup......................................................................... 3
2.1.2. Sejarah UPT Laboratorium Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang ................. 4
2.2 Visi dan Misi ................................................................................................................ 5
2.3 Lokasi ........................................................................................................................... 6
2.4 Struktur Organisasi ...................................................................................................... 7
BAB III ....................................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN......................................................................................................................... 8
3.1. Air Limbah ................................................................................................................... 8
3.2. Pertimbangan Umum Pengambilan Sampel .............................................................. 11
3.3. Metode Pengujian: ..................................................................................................... 11
A. Metode Gravimetri ..................................................................................................... 11
B. Metode Titrimetri ....................................................................................................... 12

x
C. Metode Spektrofotometri ........................................................................................... 13
3.4. Tugas Pokok Unit Kerja ............................................................................................ 14
3.5. Uraian Kegiatan Praktik Kerja Lapangan .................................................................. 15
1. Uji BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan DO ................................................... 15
2. Uji COD (Chemical Oxygen Dermand) .................................................................... 17
3. AMONIA ................................................................................................................... 19
4. TSS (Total Suspended Solid) ..................................................................................... 20
5. Uji TDS (Total Dissolved Solid) ............................................................................... 21
D. MINYAK LEMAK .................................................................................................... 22
E. UJI TOTAL COLIFORM .......................................................................................... 24
F. NITRAT NITRIT ....................................................................................................... 28
BAB IV ..................................................................................................................................... 32
PENUTUP ................................................................................................................................ 32
4.1. KESIMPULAN .......................................................................................................... 32
4.2. SARAN ...................................................................................................................... 32
4.3. KESAN ...................................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 33
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 34

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Lokasi Unit Pelaksana Teknik (UPT) Laboratorium Lingkungan


Hidup Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang .................................. 7
Gambar 1.2. Struktur Organisasi UPT Laboratorium Lingkungan Hidup
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang ............................................ 8

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha atau Kegiatan Industri Karet ................... 10
Tabel 2.2. Baku Mutu Air Bersih Kolam Renang .............................................................. 12

xiii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu kegiatan pendidikan yang wajib
diikuti untuk siswa-siswi SMK, pelatihan dan pembelajaran yang dilaksanakan di Dunia
Usaha, Dunia Industri, atau Dunia Kerja(DUDIKA). PKL dalam Permendikbud No. 50
tahun 2020 tentang Praktik Kerja Lapangan bagi Peserta Didik adalah pembelajaran
bagi Peserta Didik pada SMK/MAK, SMALB, dan LKP yang dilaksanakan melalui
praktik kerja di dunia kerja dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kurikulum dan
kebutuhan dunia kerja. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada pada
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu dalam upaya pendekatan ataupun untuk
meningkatkan mutu siswa-siswi.
Alasan utama mengapa siswa-siswi SMK harus memiliki bekal ilmu
pengetahuan dasar sesuai bidangnya adalah agar dalam pelaksanaan PKL tidak
mengalami kendala. Selain itu, pada saat PKL kemungkinan besar akan mendapatkan
ilmu-ilmu baru yang mungkin belum didapatkan/diajarkan di sekolah. Dalam
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini diharapkan setiap siswa-siswi mampu
mengikuti serta memahami kegiatan kerja yang dilakukan di DUDIKA agar siswa dan
siswa tersebut dapat mencapai serta mendapatkan sesuatu yang baik dan berguna bagi
dirinya serta agar siswa dan siswi tersebut mampu menunjukan kinerjanya secara
maksimal apa yang telah dilakukannya selama PKL.

1.2 TUJUAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


1. Mengimplementasikan materi yang selama ini didapatkan di sekolah.
2. Membentuk pola pikir yang membangun siswa dan siswi PKL
3. Melatih siswa untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara profesional didunia
kerja yang sebenarnya
4. Membentuk semangat kerja yang baik bagi siswa-siswi PKL
5. Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dasar yang dimiliki oleh siswa
dan siswi PKL sesuai bidangnya masing-masing
6. Menambah jenis keterampilan yang dimiliki oleh siswa agar dapat
7. dikembangkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
8. Menjalin kerjasama yang baik antara sekolah dengan DUDIKA

1
1.3 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN PKL
Praktik kerja lapangan industri dilaksanakan pada tanggal 2 Januari - 31
Maret dan berlangsung selama 3 bulan dengan jadwal efektif 5 hari praktek selama 1
Minggu . Tempat pelaksanaan praktek kerja lapangan ini adalah UPT Laboratorium
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang di Jl. Presiden KH. Abdurahman Wachid
132, Kabupaten Jombang Jawa Timur.

1.4 NAMA UNIT PELAKSANAAN PKL


UPT Laboratorium Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Jombang.

2
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah
2.1.1. Sejarah Dinas Lingkungan Hidup
Kelembagaan lingkungan hidup pada tahun 1993 diawali dengan bentuk
Bagian Lingkungan Hidup. Kemudian, tahun 2002 bagian lingkungan hidup
digabungkan dengan Dinas Kebersihan menjadi Dinas Kebersihan dan Lingkungan
Hidup Tahun 2004 kelembagaan lingkungan hidup kembali berdiri sendiri menjadi
Kantor Lingkungan Hidup Tahun 2006 kembali bergabung dengan Dinas Kebersihan
dan Pertamanan dan menjadi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan. Tahun 2009
Sesuai Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor: 061/163/SJ/2008 dan SE 01/MENLH/01/2008 tentang Penataan Kelembagaan
Lingkungan Hidup Daerah, menetapkan bahwa organisasi lingkungan hidup di daerah
dalam bentuk badan atau kantor Sehingga pada tahun 2009 organisasi lingkungan hidup
di Kabupaten Jombang resmi menjadi Badan Lingkungan Hidup menjadi Dinas
Lingkungan Hidup Perkembangan persoalan lingkungan hidup semakin kompleks dan
beragam Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah telah dilakukan pelimpahan wewenang kepada pemerintah daerah
di bidang pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan.
Pengelolaan lingkungan hidup tingkat daerah diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang
menetapkan bentuk organisasi lingkungan hidup di daerah dalam bentuk badan atau
kantor Ditambah dengan dikeluarkannya Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri
dan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 061/163/SJ/2008 dan SE/01/MENLH/01/2008
tentang Penataan Kelembagaan Lingkungan Hidup Daerah yang mendorong Pemerintah
Kabupaten untuk merubah organisasi Lingkungan Hidup menjadi badan atau kantor.
Sehingga tahun 2009 organisasi lingkungan hidup di Kabupaten Jombang resmi
menjadi Badan Lingkungan Hidup.
Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah yang kemudian diikuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, juga Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor 74 Tahun 2016 tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota yang melaksankan Urusan Pemerintah Badan Lingkungan
Hidup dan Urusan Pemerintah Bidang Kehutanan, membawa perubahan yang cukup

3
signifikan di daerah termasuk di Kabupaten Jombang yaitu dengan adanya Peraturan
Daerah Kabupaten Jombang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Pemerintah Daerah. Pelaksanaan Kewenangan Daerah Kabupaten Jombang di Bidang
Lingkungan Hidup telah ditetapkan dengan Peraturan Bupati Nomor 60 Tahun 2018
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang yang sebelumnya terdapat Bidang
Pengelolaan Sampah dan Pertamanan menjadi Bidang Pengelolaan Sampah dan Ruang
Terbuka Hijau.

2.1.2. Sejarah UPT Laboratorium Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang


Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium Lingkungan Hidup Kabupaten
Jombang merupakan salah satu institusi Dinas Lingkungan Hidup yang berperan
sebagai penyedia jasa dan data pengujian kualitas lingkungan. UPT Lingkungan Hidup
terbentuk sejak tahun 2014 dengan nama Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Pada
tahun 2017 berganti nama menjadi Unit Pelaksana Teknik Daerah (UPTD) Sehingga
pada tahun 2018 berganti nama menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan terus
meningkatkan kinerjanya hingga memperoleh akreditasi sebagai "Laboratorium Penguji
pada tahun 2017 UPT Laboratorium Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang juga
mempunyai tugas pokok adalah melaksanakan tugas dari Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Jombang di bidang laboratorium lingkungan dan pengambilan contoh uji.
Dalam melaksanakan tugas pokok, UPT Laboratorium Lingkungan Hidup
Kabupaten Jombang mempunyaifungsi adalah pelaksanaan menjaga kualitas pelestarian
lingkungan hidup berupa pengelolaan, penelitian lingkungan dan kegiatan teknis
lainnya yang berkaitan dengan pencemaran limbah industri atau domestik, menganalisa
sampel yang diterima atau mengambil secara langsung untuk diperiksa hasilnya,
melakukan pemeriksaan atau pengujian kualitas air bersih dan air limbah dari kegiatan
industri maupun domestik Tugas pokok UPT Laboratorium Kesehatan Lingkungan
adalah melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang di bidang
jasa pemeriksaan Laboratorium Kesehatan Lingkungan dan kegiatan teknis lainnya
dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok Dinas Kesehatan Menurut Peraturan
Bupati Jombang Nomor 65 Tahun 2018, dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana
dimaksud UPT Laboratorium Lingkungan Hidup pada ayat (1), mempunyai fungsi
a. Penyusunan dan perumusan rencana program kegiatan dan prosedur tetap dalam
rangka pelaksanaan kebijakan teknis di bidang laboratorium lingkungan

4
b. Lingkungan dan kegiatan teknis lainnya yang berkaitan dengan pencemaran limbah
industri atau domestik
c. Menganalisa masyarakat/instansi untuk dipenksa dan hasilnya melalui Dinas
Lingkungan Hidup direkomendasikan pada instansi atau pihak yang membutuhkan
d. Memberikan tanda bukti kepada setiap sample yang telah dinyatakan memenuhi
persyaratan
e. Pelaksanaan pemungutan retribusi jasa pengkajian sesuai ketentuan perundang-
undangan dan selanjutnya melaporkan kepada Dinas Lingkungan Hidup
f. Pengendalian dan perawatan kelayakan sarana dan prasarana laboratorium
lingkungan.
g. Melakukan pemeriksaan/pengujian kualitas air bersih dan air limbah dari kegiatan
industri maupun domestik.
h. Melakukan pengukuran kualitas udara ruang/ambient dan kualitas udara emisi dan
sumber bergerak dan tidak bergerak.
i. Melakukan pemantauan tingkat kebisingan lingkungan, kebauan lingkungan dan
tingkat getaran.
j. Pelaksanaan dan mengelola tugas ketatausahaan UPT Laboratorium Lingkungan
Hidup dan, Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Lingkungan
Hidup sesuai bidang tugasnya

2.2 Visi dan Misi


Visi dan misi kepala daerah terpilih yang dicantumkan dalam RPJMD dan
dijabarkan lebih lanjut melalui program-program kepala daerah menjadi acuan
penyusunan Rencana Strategis Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombangsejalan
dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Jombang Tahun 2018/ 2023
"BERSAMA MEWUJUDKAN JOMBANG YANG
BERKARAKTER DAN BERDAYA SAING"
"Berkarakter dapat diukur dengan kualitas sumber daya manusia kualitas
religius dan kebudayaan serta tata kelola pemerintah Sedangkan "Berdaya Saing"
ditentukan oleh tingkat kemiskinan, daya saing ekonomi, tata kelola pemerintah dan
kualitas lingkungan hidup Kualitas lingkungan hidup dapat dicapai melalui pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan di segala bidang dengan mengoptimalkan potensi daerah
dan kualitas segenap produknya secara kompetitif mempertimbangkan budaya
masyarakat, kelestarian alam, serta keseimbangan lingkungan Berdasarkan visi tersebut,
5
maka ditetapkan misi pembangunan Kabupaten Jombang Tahun 2018-2023 sebagai
upaya yang ditempuh dalam mewujudkan visi, sebagaimana berikut:
1) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan profesional
2) Mewujudkan masyarakat Jombang yang berkualitas, religius, dan berbudaya
3) Meningkatkan daya saing perekonomian daerah berbasis kerakyatan, potensi unggulan
lokal dan industri.

2.3 Lokasi

Gambar 1.1. Lokasi Unit Pelaksana Teknik (UPT) Laboratorium Lingkungan Hidup Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang

6
2.4 Struktur Organisasi
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium Lingkungan Hidup Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang mempunyai susunan sebagai Berikut:

KEPALA DINAS LINGKUNGAN


HIDUP KAB. JOMBANG
Miftahul Ulum, ST., M.M

KEPALA UPT DINAS


LINGKUNGAN HIDUP KAB.
JOMBANG
Herlina Hamzah., S.T.

PENGAMBILAN CONTOH
KOORDINATOR KOORDINATOR TEKNIS UJI DAN ANALIS
ADMINISTRASI Mutia Sandei S. Si Wahyu Chandra Eko. S. Ak
Kartika Arifatunnisa' A. Mohammad Renjis
Md. KL Setiawan, S. ST

ANALIS ANALIS ANALIS


Najihah, S. Si Ayu Nia Maulidiyah, S. Si Eko Januar Anggara, S.
Si

Gambar 1.2 Bagian susunan organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Air Limbah


3.1.1. Pengertian Air Limbah
Menurut Arief (2016), Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari
suatu proses produksi, baik industri maupun domestik (rumah tangga).
Berdasarkan peraturan materi lingkungan hidup republik indonesia nomor 5 tahun
2014 tentang baku mutu air limbah, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan
kegiatan yang berwujud cair. Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang
dibuang yang berasal dari rumah tangga,industri maupun tempat tempat umum
lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan bahan atau zat zat yang dapat
membahayakan bagi kesehatan manusia serta menganggu lingkungan hidup.
Menurut Ehless dan Steel dalam Chandra(2006), air limbah adalah cairan buangan
yang berasal dari rumah tangga,industri,dan tempat tempat umum lainya dan
biasanya mengandung bahan bahan atau zat yang dapat membahayakan kehidupan
manusia serta menganggu kelestarian lingkungan.
Baku mutu air limbah merupakan ukuran batas atau kadar unsur
pencemar atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaanya dalam air
limbah yang akan dibuang atau dilepas kedalam sumber air dari suatu usaha dan
kegiatan.Baku mutu air limbah bagi usaha atau kegiatan industri karet yang diatur
dalam permen LHK nomor 5 tahun 2014 dapat dilihat sebagai berikut.

Lateks pekat Karet bentuk kering


Kadar Beban Kadar Beban
Parameter paling pencemaran paling pencemaran
tinggi paling tinggi tinggi paling tinggi
(mg/L) (Kg/ton) (mg/L) (kg/ton)
BOD5 100 4 60 2,4
COD 250 10 200 8
TSS 100 4 100 4
Amonia Total 15 0,6 5 0,2
Nitrogen Total (Sebagai N) 25 1,0 10 0,4
pH 6,0 - 9,0 6,0 - 9,0
40 m³ per ton produk 40 m³ per ton produk
Debit limbah paling tinggi
Karet Karet

Tabel 2.1 Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha atau Kegiatan Industri Karet

8
3.1.2. Pengertian Air Bersih
Air merupakan elemen bumi yang paling dibutuhkan untuk
berlangsungnya kehidupan makhluk hidup di bumi. Air juga merupakan zat
kehidupan, dimana tidak satupun mahkluk hidup dibumi ini yang tidak
membutuhkan air. Air yang dibutuhkan manusia ialah air bersih, dimana menurut
Peraturan Menteri Kesehatan R.I No.416/MENKES/PER/IX/1990.
Persyaratan Kualitas Air Bersih, air yang memenuhi syarat kesehatan
ialah jernih, tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, tidak mengandung kuman
zat-zat berbahaya. Air Bersih merupakan kebutuhan pokok manusia, dimana
kebutuhannya dari hari kehari dirasakan semakin meningkat sejalan dengan
pertumbuhan jumlah penduduk dan ketergantungan masyarakat dan juga pola
hidup masyarakat terhadap air. Air bersih merupakan salah satu faktor penting
bagi kesehatan manusia. Maka dari itu air bersih pun menjadi salah satu dari
sekian banyak kebutuhan yang sangat diprioritaskan bagi seluruh makhluk hidup.
Air Bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang
bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam
melakukan aktivitas mereka sehari-hari dan memenuhi persyaratan untuk
pengairan sawah, untuk treatment air sanitasi. Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan untuk media Air Bersih memiliki persyaratan fisik, biologi dan kimia
yang dapat berupa parameter wajib dan parameter tambahan. Paramater wajib
merupakan parameter yang harus diperiksa jika kondisi geohidrologi
mengindikasikan adanya potensi pencemaran berkaitan dengan parameter
tambahan.

9
Tabel 2.2 Baku Mutu Air Bersih Kolam Renang
Parameter Satuan Kadaryang Keterangan
No. diperbolehkan
Mn Maks
A. FISIKA
1. Bau - - - Bebas dari bau yg
mengganggu
2. Benda terapung - - - Bebas dari benda
terapung
3. Kejernihan - - - Piringan sesuai
yang diletakkan
pada dasar kolam
yang terdalam
dapat dilihat
dengan jelas dari
tepi kolam pada
jarak luas 7m
B. KIMIAWI
1. Aluminium mg/L - 0,2
2. Kesadahan (Ca SO3) mg/L 50 500
3. Oksigen tembsorbsi mg/L - 0,1 Dalam waktu 4
(02) jam pada suhu
udara
4. pH - 6,5 8,5
5. Sisa Chlor mg/L 0,2 0,5
6. Tembaga sebagai Cu mg/L - 1,5
C. MIKROBIOLOGI
1. Koliform Total Jumlah per - 0 mL
100 mL
2. Jumlah Kuman Jumlah koloni - 200
per 1 mL

10
3.2. Pertimbangan Umum Pengambilan Sampel
Disamping faktor migrasi, kosentrasi parameter kualitas lingkungan yang
berasal dari air, udara, dan tanah umumnya rendah, yaitu parts permilion (ppm), parts
per billion (ppb), atau bahkan parts per trillion (ppt), dan merupakan problem analitik
yang sering muncul ketika menganalisis sampel lingkungan di Laboratorium
(Barcelona, 1988). Rendahnya kosentrasi sampel parameter tersebut menyebabkan
digradasi, deteriosasi, dankontaminasi dari berbagai sumber saat pengambilan sampel,
perlakuan sampel di lapangan, transportasi, penyimpanan, preparasi, dan analisis di
laboratorium.
Sementara itu, mendapatkan sampel homogen sebagaimana kondisi
sesungguhnya merupakan permasalahn yang sering muncul karena pengambilan sampel
lingkungan dituntut representative, yaitu sampel harus mewakili kumpulannya. Dengan
sampel yang representative, data hasil pengujian dapat menggambarkan kualitas
lingkungan yang mendekati kondisi sesungguhnya.
Untuk mengatasi permasalahan kompleks tersebut, tidak hanya dibutuhkan
peralatan pengambilan sampel yang memenuhi syarat dan personel yang kompeten,
tetapi juga prosedur dan teknik pengambilan sampel lingkungan yang benar serta
sensitivitas dan selekstivitas metode pengujian analitik, termasuk pengendalian mutu
dan penjaminan mutu (QC/QA) baik di lapangan maupun di laboratorium. Selain itu,
perencanaan dan pengambilan sampel yang representative harus menjadi bagian Integral
dari uji parameter Kualitas lingkungan.

3.3. Metode Pengujian:


A. Metode Gravimetri
Metode gravimetri merupakan penentuan kadar komponen zat uj
berdasarkan penimbangan sebelum dan sesudah zat uji mengalami suatu proses
pesahan Contoh analisis gravimetes yaitu analisa TTS, TDS, dan minyak lemak
Macam macam gravimetri:
1. Gravimetri Penguapan
Metode penguapan dalam analisis gravimetri digunakan untuk menetapkan
komponen-komponen dari suatu senyawa yang relatif mudah menguap Cars
yang dilakukan dalam metode ini dapat dilakukan dengan cara pemanasan
dalam gas tertentu atau penambahan suatu pereaksi tertentu sehingga
komponen yang tidak diinginkan mudah menguap atau penambahan suatu
pereaksi tertentu sehingga komponen yang diinginkan tidak mudah menguap
11
2. Gravimetri Pengendapan
Metode pengendapan ini merupakan suatu sampel yang akan ditentukan secara
gravimetri mula-mula ditimbang secara kuantitatif, dilarutkan dalam pelarut
tertentu kemudian diendapkan kembali dengan reagen tertentu. Senyawa yang
dihasilkan harus memenuhi sarat yaitu memiliki kelarutan sangat kecil
sehingga bisa mengendap kembali dan dapat dianalisis dengan cara
menimbang
3. Pengendapan Elektrolisis
Metode elektrolisis dilakukan dengan cara mereduksi ion-ion logam terlarut
menjadi endapan logam. Ion-ion logam berada dalam bentuk kation apabila
dialini dengan arus listrik dengan besar tertentu dalam waktu tertentu maka
akan terjadi reaksi reduksi menjadi logam dengan bilangan oksidasi nol.
Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat ditentukan berdasarkan beratnya,
misalnya mengendapkan tembaga terlarut dalam suatu sampel cair dengan cara
mereduksi Cara elektrolisis ini dapat diberlakukan pada sampel yang diduga
mengandung kadar logam terlarut cukup besar seperti air limbah.

B. Metode Titrimetri
Metode titrimetri adalah analisis kimia yang ditunjukkan untuk
mengetahui kadar suatu zat dalam sampel dengan larutan yang telah diketahui
konsentrasinya (larutan standar) dengan cara meraksikan larutan dalam volume
tertentu (analit). dengan larutan lain yang komentrasi zatnya sudah diketahu (titran).
Contoh analisis titremen yaitu uji BOD, uji kadahan Macam-macam litrimetri.
1. Titrimetri Penetralan
Titrimetri penetralan merupakan suatu analisa untuk menentukan kadar atau
konsentrasi suatu senyawa berdasarkan reaksi netralisasi asam basa
2. Titrimertri Pengendapan
Titrimetri pengendapan merupakan suatu analisa untuk menentukan kadar atau
konsentrasi suatu senyawa berdasarkan pembentukan endapan (kekeruhan) Di
karenakan dalam titrasi ini pereaksi yang sering di gunakan adalah perak nitrat
(AgNO) maka titrasi ii juga di sebut dengan titrasi argentometri.
3. Titimetri kompleksometri
Titrimetri kompleksometri merupakan suatu analisa dari analisis volumetri
dimana memanfankan reaksi kompleks antara ligan dengan ion logan

12
utamanya, yang umunya di pakai yaitu EDTA (disodium ethylen diamin
tetraaesetat)
4. Titrimetr Redoks
Titrimetri redoks merupakan metode analisa yang didasarkan pada terjadinya
reaksi oksidasi reduksi antara analit dengan titran.

C. Metode Spektrofotometri
Metode spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia
analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara
kauntitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara maten dengan
cahaya Sedangkan peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut
spektrofotometer Prinsip kerja dari spektofotometer adalah prinsip dispersi cahaya
Dispersi cahaya adalah kondisi saat sebuah cahaya putih terurai menjadi spectrum
wara. Untuk memunculkan dispersi cahaya ini biasanya digunakan cermin prisma
Contoh metode spektrofotometr yaitu analisa COD. amonia, dan analisa phenol.
1. Spektrofotometer Vis (Visible)
Dikenal juga dengan sebutan Spektrofotometer Vis (Visible), merupakan salah
sam jenis spektrofotometer yang menggunakan sumber cahaya atau energi
yang tampak (terlihat) Jenis cahaya visible sermasuk spektrum elektromagnetic
yang bisa ditangkap oleh mata mamaia. Kisaran panjang gelombang pada sinar
visible berada antara 380 750 mm.
2. Spektrofotometer UV(Ultra Violet)
Memiliki nama lain Spektrofotometer UV (Ultra Violet), pada
spektrofotometer jenis ini menggunakan sumber cahaya Ulus Violet dengan
kisaran panjang gelombang antara 190 380mm Lampu yang digunakan pada
spektrofotometer jenis ini adalah deuterium lamp Sifat sinar Ultra Vinlet tidak
bisa terdeteksi oleh mata manusia. Senyawa yang dapat menyerap sinar ini
pada umumnya tidak boleh bening atau transparan.
3. Spektrofotometer UV-VIS
Merupakan spektrofotometer yang menggabungkan jenis Spektrofotometer Vis
(Visible) dan Spektrofotometer UV (Ultra Violet), yang artinya terdapat dua
jenis sumber cahaya berbeda. Pada instrument yang sudah lebih canggih
sumber cahaya tidak lagi menggunakan dua sumber cahaya yang berbeda,
namun menggunakan satu sumber cahaya dengan jangkauan Panjang
gelombang yang lebar.

13
4. Infra Red Spektrofotometer
Sering disebut juga Spektrofotometer IR (Infra Red), berbeda dengan ketiga
jenis spektrofotometer sebelumnya, jenis spektrofotometer infra red ini
didasarkan pada penyerapan panjang gelombang infra merah Hasil analisa
yang didapat biasanya berupa signal kromatogram hubungan intensitas infra
merah terhadap panjang gelombang Proses identifikasi dilakukan dengan cara
membandingkan antara signal sample dengan signal standar (blank).
5. Spektrofotometer
Single Beam Merupakan salah satu jenis spektrofotometer dengan harga yang
bisa dikatakan paling terjangkau, sering disebut juga spektrofotometer single
beam, spektrofotometer jenis ini hanya menggunakan I sumber cahaya (energi)
Bentuk penjabaran yang sederhana mengenai mekanisme spektrofotometer
jenis ini ialah, cahaya dilewatkan pada kuvet (sel sample) kemudian hasil
pembacaan dibaca oleh satu detector.
6. Spektofotometer Double Beam
Banyak orang menyebutnya spektrofotometer double heam jobs
spektrofotometer yang paling ideal dan sering dicari di kalangan penelitiini
dikarenakan mekanisme kerja yang ideal dan mudah digunakan dalam setiap
aplikasi Berbeda dengan jenis spektrofotometer sangle beam pada jes mi
terdapat dua buah kuvet yang akan dilewati oleh sumber cahaya sebelum
ditangkap oleh sebuah detector.
7. Spektalatometer Ratio Beam
Belum banyak user yang mengenal spektrofotometer jenis ini, ha dikatakan
memiliki harga yang tidak semurah single beam dan tidak semahal double
beam, namun memiliki fungsi yang mendekati double bear.
8. Spektrofotometer Dual Beam
Bisa dikatakan paling powerfull, hal itu dikarenakan pada mekanime kerja
yang berbeda dari jenis spektrofotometer yang lamaya Memang hanya terdapat
sumber cahaya, namun terdapat dua detektor yang akan menangkap dari dua
kuvet yang berbeda.

3.4. Tugas Pokok Unit Kerja


Dinas Lingkungan Hidup sesuai Peraturan Bupati Jombang Nomor 60
Tahun 2018 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi. Tugas Pokok dan Fungsi Serta
Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang adalah membantu Bupati

14
dalam menyelenggarakan sebagian urusan Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang di
bidang Lingkungan Hidup Dalam melaksanakan tugas pokok. Dinas Lingkungan Hidup
mempunyai fungsi
1) Perumusan kebijakan di bidang lingkungan hidup.
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang lingkungan hidup
3) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang lingkungan hidup
4) Pelaksana administrasi Dinas Lingkugan Hidup
5) Penyelenggaraan fungsi-fungsi pelaksanaan urusan pemerintahan daerah di bidang
lingkungan hidup.
6) Pembinaan penyelenggaraan fungsi-fungsi pelaksana urusan pemerintahan daerah
di bidang lingkungan hidup.
7) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengantugas dan
fungsinya.

3.5. Uraian Kegiatan Praktik Kerja Lapangan


Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Laboratorium Lingkungan Hidup Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang terdiri dari tiga kegiatan pokok yaitu Sampling.
Analisis uji kualitas air limbah, air bersih, dan Rekapitulasi hasil uji kualitas air
(sampel).
Sampling adalah kegiatan pengambilan sampel air yang akan di uji kualitas
air sampling dilakukan setiap 1 bulan sekali untuk air limbah sedangkan untuk air bersih
di lakukannya setiap 3 bulan sekali. Adapun titik untuk pengambilan sampel adalah di
Outlet IPAL.
Kegiatan analisis uji kualitas air meliputi, Analisis BOD (Biochemical
Oxygen Demand), COD (Chemichal Oxygend Demand), TSS (Total Suspended Solid),
TDS (Total Dissolved Solid), Minyak Lemak Amonia. Total Coli, Kesadahan, Fosfat,
Logam, Nitrat, Nitrit.

1. Uji BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan DO


Metode Pengujian BOD menggunakan SNI 6989.72:2019. BOD di
dasarkan pada reaksi oksidasi dengan oksigen didalam air, dan proses berlangsung
dengan adanya bakteri aerobic, sebagai hasil oksidasi akan di kelusrkan
karbondioksida, amonia, dan air. BOD di tetapkan berdasarkan selisih DO 0 hari
dengan DO 5 hari pada suhu 20°C. Pemeriksaan BOD di perlukan untuk
menentukan bebab pencemaran oleh buangan penduduk, industri, dan dinyatakan
15
dengan parameter kebutuhan oksigen yang akan di konsumsi oleh bakteri apabila
beban pencemaran tersebut memasuki sungai.
Tujuan BOD adalah untuk mengetahui tingkat pencemaran akibat bahan
organik. Penentuan BOD sangat penting untuk menelusuri aliran pencemaran.
Langkah kerja:
a. Analis sampel uji BOD
Blanko:
 Tuangkan larutan pengencer sampai tanda batas
 Tambahkan mikroba 1 ml
 Tambahkan Alkali Azida 1 ml dan MnSO4 1 ml
 H₂SO, 1 ml, kemudian kocok sampai gumpalannya hilang
 Lalu tambahkan Natrium tiosulfat 2-3 tetes
 Di titrasi sampai tidak berwarna
 Catat hasil titrasi tersebut.
Sampel:
 Pipet sampel sesuai dengan pengenceran yang dibutuhkan
 Tambahkan mikroba sebanyak 1 ml
 Tambahkan larutan pengencer sampai tanda batas
 Tambahkan alkali 1 ml dan MnSO4 1 ml
 Tambah H2SO4 1 ml, kemudian kocok sampai gumpalannya hilang
 Lalu tambahkan Natrium tiosulfat 2-3 tete
 Di titrasi sampai tidak berwarna
 Catat hasil titrasi tersebut
Rumus Perhitungan ( BOD Sebelum Inkubasi) :
Keterangan :
A. Banyaknya ( mL ) larutan Natrium Thio Sulfate yang digunakan
B. N Larutan Natrium Thio Sulfate
Vol. contoh: vol gelas – 4 x 200 ml
Vol contoh
DO 0
 Tuangkan sampel kedalam gelas ukur
 Masukkan kedalam 2 gelas winkler
 Encerkan sampel sesuai dengan perkiraan pengenceran
 Gelas winkler 1 masukkan kedalam incubator BOD, gelas winkler 2
16
 Tambahkan 1 ml larutan MnSO4 kedalam gelas winkler 1
 Tambahkan 1 ml larutan Alkali Azida kedalam gelas winkler 1
 Tutup gelas winkler, kocok dengan cara mebolak balikkan gelas
winkler 1
 Biarkan beberapa saat sampai terjadi endapan
 Tambahkan 1 ml larutan H2SO4 pekat
 Kocok hingga semua endapan larut
 Ambil masing-masing 50 ml sampel, masukkan kedalam erlenmeyer
 Titrasi dengan larutan Natrium Thio Sulfat 2-3 tetes, sampai tidak
berwarna
 Hitung kadar DO 0 hari
DO 5
 Ambil sampel yang sudah disiapkan
 Tambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml Alkali Azida
 Tutup segera dan homogenkan hingga terbentuk gumpalan sempurna
 Biarkan gumpalan mengendap 5 - 10 menit
 Tambahkan 1 ml H2SO4 pekat, tutup dan homogenkan hingga larut
sempurna
 Ambil 50 ml, masukkan kedalam erlenmeyer 250 ml
 Titrasi dengan Natrium Thio Sulfat 2-3 tetes sampai tidak berwarna
 Hitung kadar DO 5

Rumus Perhitungan (DO Sebelum Inkubasi)


Mg/L = ( A x B ) x 8000
Vol. contoh
Keterangan:
A. Banyaknya ml larutan Natrium Thio Sulfate yang digunakan
B. N Larutan Natrium Thio Sulfate
Vol. contoh: vol gelas – 4 x 200 ml
Vol contoh
2. Uji COD (Chemical Oxygen Dermand)
Metode pengujian Chemical Oxygen Demand yang digunakan mengacu
pada SNI 6989.2-2019 tentang Cara Uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi Dengan
Refluks Tertutup Secara Spektrofotometri.

17
Tujuan COD adalah untuk timbangan mengetahui besarnya tingkat
pencemaran limbah organik yang telah terjadi pada air danau,sungai atau sumur
penduduk.
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian COD:
a) Tabung refluks
b) Pipet 10 ml
c) Rak Tabung
d) Thermoreaktor
e) Spektrofotometri 600 nm dan Kuvet
f) Digestion Solution Tinggi dan rendah.
g) Asam peraksi Sulfat

Prosedur Pengujian
COD Adapun tahapan pengujian COD terhadap sampel adalah sebagai berikut:
b. Sampel uji dipipet 2.5 ml kemudian ditambahkan 1.5 ml. larutan digestion
solution rendah atau tinggi dan ditambahkan 3.5 ml. larutan pereaksi asam
sulfat (HSO, dan Ag-SO) ke dalam tabung
c. Tabung ditutup dan dikocok perlahan sampai homogen
d. Tabung diletakkan pada heating block yang telah dipanaskan pada suhu150°C
dan digestion dilakukan selama 2 jam
e. Sampel uji yang sudah direfluks didinginkan perlahan-lahan sampai subu
ruang
f. Biarkan suspensi mengendap dan pastikan bagian yang akan diukur benar
benar jernih.

COD sebagai mg O2/L = ( A - B ) x M x 8000


mL Sampel

Keterangan:
A = volume larutan FAS untuk menitar Blanko
B = volume larutan FAS untuk menitar sampel
M = Molaritas larutan FAS
8000 = miliekuivalen berat oksigen X 1000 mL/L.

18
3. AMONIA
Metode pengujian uji amonia yang digunakan mengacu pada SNI 06- 6989.30-2005
tentang uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat.
Peralatan
a. Spektrofotometer.
b. Timbangan analitik.
c. Labu ukur 100 mL, 500 mL, dan 1000 mL.
d. pipet ukur 5 mL dan 10 mL.
Bahan
1. Amonium Klorida (NH4Cl)
2. Larutan fenol (C6H5OH) Campurkan 11.1 mi fenol yang dicairkan (kadar
fenol lebih besar atau sama dengan 89%) dengan til alkohol 95% di dalam labu
ukur 100 ml.kemudian tambahkan ctil alkohol 95 sampai tanda ters dan
dihomogenkan.
3. Natrium nitroprusida (C5FeN6Na2O) 0.5% Larutkan 0.5 g natrium nitroprusid
dalam 100 ml air suling dan dihomogenkan.
4. Larutan alkalin aitrat (C6H5NaO7) Larutkan 200 g trinatrium sitrat dan 10 g
NaOH, masukkan ke dalam labu ukur 1000 ml tepatkan dengan air saling
sampai tanda tera dan dihomogenkan.
5. Natrium hipoklorit (NaCIO) 5% Larutan pengoksidasi Campur 100 ml larutan
alkalin sitrat dengan 25 ml. natrium hipoklorit.
Prosedur
1. Pipet 25 mL contoh uji masukkan ke dalam labu ukur 25 mL.
2. Lalu masukkan ke tabung reaksi untuk amonia.
3. Tambahkan 1 mL larutan fenol, dihomogenkan.
4. Tambahkan 1 mL natrium nitroprusid, dihomogenkan.
6. Tambahkan 2,5 mL larutan pengoksidasi, dihomogenkan.
7. Tutup erlenmeyer tersebut dengan plastik atau parafin film.
8. Biarkan selama 1 jam untuk pembentukan warna.
9. Masukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, baca dan catat
serapannya pada panjang gelombang 640 nm.

19
4. TSS (Total Suspended Solid)
Berdasarkan SNI 6989.3-2019 TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) adalah residu
dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2
lebih besar dari ukuran partikel koloid.
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian TSS:
a) Erlenmeyer.
b) Pinset
c) Gelas ukur 500 ml...
d) Desikator.
e) Oven 103-105°c
f) Kertas Saring ukuran 1 mikrometer
g) Timbangan analitik
Perhitungan (TSS)
Mg/L = ( A - B ) x 100
Vol. contoh uji 1000 ml
Keterangan :
A. Berat rata rata kertas saring + sampel (mg)
B. Berat rata rata kertas saring kosong setelah pemanasan (mg)

1. Persiapan pengujian
Persiapkan kertas saring
a. Letakkan kertas saring pada peralatan filtrasi Pasang sistem vakum,
hidupkan pompa vakum kemudian bilas media penyaring dengan air suling
20 ml. lanjutkan penghisapan sampai tiris, matikan pompa vakum.
b. Pindahkan kertas saring dari peralatan filtrasi ke media penimbang e
c. Keringkan kertas saring dalam oven suhu 104°C selama 1 jam.
d. Dinginkan kertas saring dalam desikator sekitar 15 menit kemudian
timbang
e. Ulangi langkah c & d sampai diperoleh berat konstan (catat sebagai Wo)
atau sampai perubahan berat lebih kecil dari 4% terhadap penimbangan
sebelumnya atau lebih kecil dari 0,5 mg
2. Prosedur Pengujian
a. Lakukan penyaringan dengan peralatan penyaring. Basahi saringan dengan
sedikit air suling.

20
b. Masukkan contoh uji (sampel) kedalam gelas ukur 500 mL kemudian
masukkan contoh uji ke dalam media penyaring. Nyalakan sistem vakum
saring hingga tiris.
c. Bilas media penyaring dengan air suling 30 mL lanjutkan penyaringan
dengan sistem vakum hingga tiris.
d. Pindahkan kertas saring secara hati-hati dari peralatan penyaring ke media
penimbang.
e. Keringkan kertas saring yang berada di media penimbang dalam oven
minimal 1 jam pada suhu 104°C lalu dinginkan dalam desikator untuk
menyeimbangkan suhu dan timbang.
f. Ulangi tahapan sampai diperoleh berat tetap (catat sebagai WI).

5. Uji TDS (Total Dissolved Solid)


a. Tujuan TDS adalah untuk mengetahui jumlah zat padat terlarut yang lolos
kertas saring diameter 47mm.
b. Teori dasar Merupakan jumlah zat padat terlarut yang lolos dari kertas saring
WhatmaGF/C. Dan dikeringkan pada suhu 180°C. Selama 2 jamhingga
diperoleh berat tetap. Metode yang digunakan adalah metode gravimetric TDS
yaitu didasarkan penimbangan berat konstan dari zat tersebut. Faktor yang
mempengaruhi TDS ditentukan oleh homogenitas sample, ukuran pori kertas
saring, porositas atau kemampuan menyerap kertas saring.porositas atau
kemampuan menyerap kertas saring, luas ketebalan kertas saring, sifat fisik
sample(contoh uji), ukuran partikel contoh uji, dan volume sampel contoh uji
c. Alat dan Bahan
1) Alat
 Cawan
 Pinset
 Oven
 Vacum
 Pipet
 Desikator
 Timbangan
2) Bahan
 Kertas saring

21
 Aquades
 Sampel
d. Langkah kerja
1) Pencucian Kertas Saring
a. Diletakkan kertas saring di penyaring vakum, kemudian nyalakan
pompa vakum
b. Isi penyaring vakum dengan aquades sebanyak 30ml
c. Kemudian saring sampel kurang lebih 50-100ml
d. Diambil kertas saring, kemudian diletakkkan di cawan alumunium
e. Kertas saring dimasukkan kedalm oven dengan suhu 180°C selama 1
jam
e. Setelah 1 jam, kertas saring diambil dan dimasukkan kedalam desikator
selama 15 menit
f. Kemudian kertas saring di ambil dan ditimbang menggunakan
timbangan analitik
2) Preparasi sampel
a. Oven cawan porselen dengan suhu 180°C selama 1 jam
b. Desikator selama 15 menit, lalu timbang berat awal (kosong
c. Saring sampai50-100ml dengan kertas saring menggunakan pompa
vacum
d. Ambil hasil air yang sudah disaring 25-50ml
e. Masukkan kedalam cawan perselen, kemudian letakkan diatas hot plate,
tunggu hingga mendidih dan surut
f. Masukkan kedalam oven dengan suhu 180°C selama 1 jam
g. Desikator hasil uji selama 15 menit kemudian ditimbang hasil hingga
konstan)

D. MINYAK LEMAK
Metode pengujian minyak lemak mengacu pada SNI 6989.10-2011
tentang Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri.
Peralatan:
a. neraca analitik.
b. corong pisah 1000 mL.
c. labu destilasi 125 mL.

22
d. kertas saring, diameter 11 cm. e. alat sentrifugal, yang mampu mencapai
putaran sampai 2400 rpm.
e. pompa vakum.
h. adapter destilasi dengan drip tip
i. penangas air yang dilengkapi pengatur suhu dan dapat diatur suhunya
j. wadah buangan pelarut.
k. Desikator.

Bahan:
a) Asam khlorida atau asam sulfat, (11) Campur volume yang sama antara asam
dan air
b) Pelarut organik. Pelarut organik sebaiknya tidak meninggalkan residu pada
proses destilaxi
c) n-heksan dengan titik didih 69°C
d) Methyl tert buthyl ether (MTBE) titik didih 55 C sampai dengan 56°C
e) Kristal natrium sulfat, Na,SO, anhidrat f) Campuran pelarut, 80% n-heksan:
20% MTBE v/v
f) Pelarut lain: petroleum benzene atau n-heksan atau petroleum ether atau
1) dichloro methane (DMC).

Prosedur:
1) Masukan contoh uji sebanyak 500 ml sampai dengan 1000 ml yang mewakili
ke dalam botol gelas mulut lebar yang telah bersih Ambil contoh uji hanya
untuk penentuan minyak lemak dan wadah jangan diisi penuh.
2) Pindahkan contoh uji ke corong pisah Tentukan volume contoh uji seluruhnya
(tandai botol contoh uji pada meniskus air atau timbang berat contoh uji). Bilas
botol contoh uji dengan 30 ml pelarut organik dan tambahkan pelarut pencuci
ke dalam corong pisah.
3) Kocok dengan kuat selama 2 menit. Biarkan lapisan memisah, keluarkan
lapisan air.
4) Keluarkan lapisan pelarut melalui corong yang telah dipasang kertas saring dan
10 g Na,SO, anhidrat, yang keduanya telah dicuci dengan pelarut, ke dalam
labu bersih yang telah ditimbang.
5) Jika tidak dapat diperoleh lapisan pelarut yang jernih (tembus pandang). dan
terdapat emulsi lebih dari 5 ml. lakukan sentrifugasi selama 5 menit pada
23
putaran 2400 rpm. Pindahkan bahan yang disentrifugasi ke corong pisah dan
keringkan lapisan pelarut melalui corong dengan kertas saring dan 10 g Na SO,
yang keduanya telah dicuci sebelumnya, ke dalam labu bersih yang telah
ditimbang.
6) Gabungkan lapisan air dan emulsi sisa atau padatan dalam corong pisah.
Ekstraksi 2 kali lagi dengan pelarut 30 mL tiap kalinya, sebelumnya cuci
dahulu wadah contoh uji dengan tiap bagian pelarut.
7) Ulangi langkah pada butir e) jika terdapat emulsi dalam tahap ekstraksi
berikutnya.
8) Gabungkan ekstrak dalam labu destilasi yang telah ditimbang, termasuk cucian
terakhir dari saringan dan Na,SO, anhidrat dengan tambahan 10mL sampai
dengan 20 ml pelarut.
9) Destilasi pelarut dalam penangas air pada suhu 85°C. Untuk memaksimalkan
perolehan kembali pelarut lakukan destilasi.
10) Saat terlihat kondensasi pelarut berhenti, pindahkan labu dari penangas air.
Dinginkan dalam desikator selama 30 menit pastikan labu kering dan timbang
sampai diperoleh berat tetap.

Perhitungan Minyak Lemak :


Kadar minyak lemak (mg/L) = ( W2 – W0 ) x 1000
V
Keterangan :
A. W1 adalah berat labu destilasi kosong, dinyatakan dalam (mg)
B. W2 adalah berat labu destilasi minyak, dan lemak atau jumlah (minyak nabati
dan minyak mineral)
C. V adalah volum contoh uji dinyatakan dalam ml

E. UJI TOTAL COLIFORM


Salah satu pengontrolan kualitas air limbah secara biologis yang penting
untuk dilakukan yaitu dengan menganilisis keberadaan coliform, memastikan
bahwa air limbah yang dibuang ke lingkungan tidak tercemar oleh bakteri coliform.
Analisis coliform pada air limbah dapat dilakukan dengan dua metode pengujian
yaitu most probable number (MPN) dan Milipore membran-filter. Sesuai dengan
standar baku mutu air limbah dosmetik yang diatur dalam

24
p.68/Menlhk/Setjen/Kum. 1/8/2016 untuk kadar maksimum total coliform adalah
3000 jumlah/100ml...
Metode penentuan bakteri coliform dan Escherichia coli mengunakan
metode MPN (Most Probable Number) dari Standard Methods 9221 D Ed 23,2017
(Total Coliform), Standard Methods 9221 E Ed.23,2017 (Fecal Coli).
ALAT:
1. Autoclave
2. Incubator/oven
3. Timbangan analitik
4. Tabung reaksi dan tabung durham
5. Rak tabung reaksi
6. Pipet ukur 10 mL, 5 mL, dan 1 mL
7. Wire loop
8. Kapas
9. Pembakar bunsen
10. Botol contoh uji air 500 mL dan 100 mL
11. Kertas coklat
BAHAN:
1. Lauryl Sulfate Broth
2. BGLB media
3. Larutan pengencer (NaCl 0,9%)

PROSEDUR:
ANALISA PENDUGAAN
a. Siapkan 15 tabung yang berisi media lauryl sulfat Borth.
b. Letakan dalam rak tabung (membentuk shaf) sebanyak;
c. Beri keterangan label;
d. Siapkan contoh uji air yang akan dianalisa, blanko (larutan pengencer)
pembakar Bunsen, pipet ukur 10 ml, 5 ml dan 1 ml.
e. Ambil secara aseptis contoh uji sejumlah 10 ml, masukan ke tabung berlabel
10 ml (lakukan pada ke empat tabung yang lain)
f. Ambil secara aseptis blanko (air pengencer) sejumlah 10 ml masukan ke
tabung berlabel blanko
g. Ambil secara aseptis contoh uji air sejumlah 1 ml masukan ke tabung berlabel
I ml (lakukan kepada ke empat tabung yang lain)
25
h. Ambil secara aseptis contoh uji sejumlah 0,1 ml masukan ke tabung (lakukan
kepada ke empat tabung yang lain)
i. Kcokok secara perlahan-lahan kesemua tabung (no e sampai dengan h).
j. Inkubasi dalam oven pada suhu 35-37", biarkan selama 24-48 jam. Setelah 24
(+) positif ada gas pada tabung durham/keruh (diutamakan gas, kalau tidak ada
gas dilihat ada tidaknya kekeruhan).
(-) negatif tidak ada gas pada tabung durham/keruh (diutamakan gas, kalau
tidak ada gas dilihat ada tidaknya kekeruhan).
k. Hasil positif, analisa dilanjutkan ke analisa penegasan.
l. Hasil negatif, inkubasi dilanjutkan ke 24 jam kedua. Setelah 24 jam kedua
amati perubahan yang terjadi, hasil pengamatan sesuai dengan langkah k dan I,
apabila dalam 24 jam ke-2 hasil negatif maka hasil total coliform dilaporkan
negatif (<2).

ANALISA PENEGASAN
a.) Siapkan 11 tabung yang berisi media BGLB media (atau sesuai hasil positif
yang ada di analisa pendahuluan).
b.) Letakan dalam rak tabung (membentuk 4 shaf).
c.) Beri keterangan label.
d.) Siapkan wire loop (ose) dan pembakar Bunsen.
e.) Keluarkan tabung hasil analisa pendugaan yang telah di inkubasi (dari langkah
2.2.2).
f.) Ambil secara aseptis media LB III (label 10 ml) yang positif (+) dengan
menggunakan ose 2-3 kemudian pindahkan tanam ke dalam tabung yang berist
BGLB. Media ( 1 tabung pada shaf pertama, lakukan pada ke empat tabung
yang positif lainnya. Untuk media LB III yang negatif tidak perlu di tanam ke
BGLB Media).
g.) Ambil secara aseptis media LB I (label 1 ml) yang positif (+) dengan
menggunakan ose 2-3 kemudian pindahkan / tanam ke dalam tabung yang
berisi BGLB. Media (1 tabung pada shaf kedua, lakukan pa ke empat tabung
positif lainnya. Untuk media LB I yang negatif tidak perlu di tanam ke BGLB
Media).
h.) Ambil secara aseptis media LB (label 0,1) yang positif (+) dengan
menggunakan ose 2-3 × kemudian pindahkan tanam ke dalam tabung yang
berisi EC Media (1 tabung pada shaf ketiga, lakukan pada keempat tabung
26
positif lainnya. Untuk media LB I yang negatif tidak perlu di tanam ke BGLB.
Media).
i.) Ambil secara aseptis media LBI yang berlabel blanko dengan menggunakan
ose 2-3- kemudian pindahkan tanam ke dalam tabung yang berisi BGLB.
Media berlabel blanko (1 tabung pada shaf pertama).
j.) Kocok secara perlahan-lahan kesemua tabung (no e sampai dengan h).
k.) Inkubasi dalam oven pada suhu 35-37 ° C, biarkan selama 24 2 jam. Setelah
24 jam amati perubahan yang terjadi.
l.) Baca hasil yang positif dengan menggunakan tabel MPN (10, 1, 01).
m.) Hasil negatif, inkubasi dilanjutkan ke 24 jam kedua Setelah 24 jam kedua
amati perubahan yang terjadi, hasil pengamatan sesuai dengan langkah k dan 1,
apabila dalam 24 jam ke-2 hasil negatif maka hasil total coliform dilaporkan
negatif.
Metode analisa tersebut diantaranya terdiri dari:
1. Uji pendahuluan atau pendugaan (persumtive test) coliform
Langkah pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan larutan pengencer trisalt
dengan pengenceran 10' sampai 10' dan mengocoknya hingga homogen, serta 9
tabung LTB yang berisi tabung durham untuk 1 sampel. Memasukkan 1 ml air
sampel kedalam tabung 10 dan memakannya kedalam tabung 10? dan
memasukkannya kedalam tabung 10 dan seterusnya tabung 10 Dengan
menggunakan pipa steril, pindahlan sebanyak 1 ml larutan dari setiap
pengenceran ke setiap 3 tabung LTB, dan seterusnya hingga sampel ke enam,
Inkubasi tabung-tabung tersebut pada suhu 35°C selama 24-48 jam. Tabung
yang positif akan menghasilkan gelembung pada tabung durham.
2. Uji Konfirmasi atau Penegasan (comfirmative test) coliform
Metode yang di lakukan pada uji ini yaitu dengan memindahkan biakan dari
tabung LTB yang positif dengan menggunakan jarum inokulasi ke tabung-
tabung media BLGB (Briliant Green Lactose Bile) brooth 2% yang berisi
tabung durham. Tabung-tabung tersebut di inkubari selama 24-48 jam pada
suhu 35 C Tabung yang positif yaitu tabung yang menghasilkan gas pada
tabung durham Mencocokkan jumlah tabung yang positif dengan nilai pada
tabel MPN untuk mengetahui jumlah coliform pada air sampel yang diamati.
3. Uji Pendugaan E coli
Langkah yang dilakukan pada uji ini yaitu dengan memindahkan biakan
dengan jarum inokulasi dari setiap tabung BLGB yang positif kedalam tabung
27
berisi media EC broth yang berisi tabung durham. Inkubasi tabung-tabung EC
broth yang telah diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 45,5°C Setelah 48 jam
diinkubasi tabung yang positif akan menghasilkan gelembung pada tabung
durham. Hasil tersebut menunjukkan adanya bakteri E coli di dalam air sampel.
4. Uji penegasan E.coli
Dari tabung tabung EC broth yang positif digoreskan pada media LEMB
(Levine's cosin Methylene Blue) agar dengan jarum inokulasi berdiameter 3
mm Setelah digoreskan, inkubasi media LEMB agar tersebut selama 24-48 jam
pada suhu 35° C Hasil yang didapat yaitu akan tumbuh koloni E coli dengan
ciri-ciri berwarna hitam atau gela pada bagian pusat koloni dengan atau tanpa
metalik kehijauan. Setelah di dapatkan koloni E coli, selanjutnya dilakukan
perwarnaan gram pada koloni tersebut.

F. NITRAT NITRIT
1. NITRAT
Nitrat / nitrit merupakan bentuk umum kombinasi nitrogen yang terdapat di
perairan alam. NO3 dapat menjadinitrit oleh proses biokimia ( denitrikasi )
biasanya dibawah nitrit secara cepat dapat di oxidasi menjadi nitrat.
ALAT:
a. Gelas piala 1000 mL;
b. Labu ukur 50 mL, 500 mL, 1000 mL;
c. pipet ukur 5, mL, 10, mL, dan 25 mL, ;
d. pipet volumetrik 1 mL, 5 mL dan 50 mL;
e. magnetic stirer
f. spektrofotometer pada 2 220 nm dan λ 275 nm.

BAHAN:
a. Asam Klorida p.a;
b. Potassium Nitrate
c. Kloroform
d. Air suling

PROSEDUR:
PEMBUATAN LARUTAN
(1.) Larutan Asam Klorida (HCl) 1M.

28
Masukkan dengan hati-hati 83 mL asam klorida pekat ke dalam labu ukur
1000 mL Tambahkan dengan air suling sampai tanda tera dan
dihomogenkan.
(2.) Larutan Induk Nitrat 1000 mg/L
Larutkan 0,7218 g± 0,0005 g ke dalam labu ukur 1000 mL. Tambahkan air
suling sebanyak 500 ml kemudian homogenkan. Tambahakan 2 mL
Kloroform kedalam labu ukur Tambahkan air suling sampai tanda tera dan
homogenkan.
(3.) Larutan Nitrat 100 mg/L
Masukkan 100 mL larutan induk ke dalam labu ukur 1000 mL.
Tambahkan air suling sebanyak 500 ml kemudian homogenkan
Tambahakan 2 mL. Kloroform kedalam labu ukur. Tambahkan air suling
sampai tanda tera dan homogenkan.

PEMBUATAN KURVA KALIBRASI


a.) optimalkan alat spektrofotometer sesuai dengan petunjuk alat untuk
pengujian kadar nitrat;
b.) Buat beberapa seri konsentrasi larutan kerja dalam labu ukur 50 mL untuk
pembuatan kurva kalibrasi, misal 0.00 -0.5-1.0-5.0-10.0-15.0-20.0-25.0-
30.0 mg/L.
c.) tambahkan 1 mL HCI 1M dan dihomogenkan;
d.) masukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, baca dan catat
serapannya pada λ 220 nm dan 2 275 nm;
e.) buat kurva kalibrasi dari data di atas atau tentukan persamaan garis
lurusnya.

PROSEDUR PENGUJIAN
a). pipet 50 mL contoh uji secara duplo dan masukkan masing-masing ke
dalam erlenmeyer;
b). tambahkan 1 mL HCI IM dan dihomogenkan;
c). masukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, baca dan catat
serapannya pada λ 220 nm dan λ 275 nm;
d). Apabila konsentrasi contoh uji melebihi dar rentang ukur kurva kalibrasi
maka lakukan pengenceran.

29
2. NITRIT
Nitrat / nitrit merupakan bentuk umum kombinasi nitrogen yang terdapat di
perairan alam. NO3 dapat menjadinitrit oleh proses biokimia ( denitrikasi )
biasanya dibawah nitrit secara cepat dapat di oxidasi menjadi nitrat.
ALAT:
1. Spektrofotometer
2. Labu ukur 50 ml, 500 ml, 1000 ml
3. Pipet ukur 1 ml, 5ml dan 10 ml
4. Pipet volumetrik 1ml, 10 ml dan 50 ml
5. Kertas saring membrane 47 mm 0,45 um
6. Vacuum pupm
7. Gelas ukur 100 ml
8. Timbangan analitik
9. Automatic pipet

BAHAN:
1. Larutan solution nitrit 1000 mg/L
2. Larutan nitrit standar 100 mg/L
3. Asam phosphate 85%
4. Sulfanilamide
5. N-(1-Naphthyl)-ethyllenediamina dihidrochloride
6. HCl
7. NH4OH
8. Air suling

PEMBUATAN LARUTAN
1. REAGEN WARNA
Pada 800 ml akuades tambahkan 100 ml asam phosphate 85% (H3O4P)
Dan 10 g sulfanilamid (C6H8N2O2S) Aduk sampai dengan larut,
tambahkan 1 g N—(1-Naphthyl)-ethyllenediamine dihidrochloride aduk
hingga larut, kemudian tepatkan 1000 ml dengan akuades .
2. LARUTAN INDUK NITRIT 100 mg/L
Masukkan 100 ml larutan infuk kedalam labu ukur 1000 ml. tambahkan
akuades sampai tanda tera dan homogenkan.

30
3. PEMBUATAN KURVA KALIBRASI
a. Optimalkan alat spektrofotometer sesuai dengan petunjuk alat untuk
pengujian kadar nitrit.
b. Buat beberapa seri konsentrasi larutan kerja dalam labu ukur 50 ml
untuk pembuatan kurva kalibrasi.
c. Tambahkan 2 ml reagen warna, aduk kemudian tunggu 10 menit
sampai 2 jam.
d. Masukkan kedalam kuvet pada alat spektrofotometer.
e. Buat kurva kalibrasi dari data diatas atau tentukan persamaan garis
lurusnya.
4. PROSEDUR PENGUJIAN
a. Ambil beberapa akuades, kemudian atur pH contoh uji antara 5-9
dengan HCl 1N atau NH4OH 1N (sebagai blanko).
b. Saring contoh uji kemudian atur pH contoh uji antara 5-9 dengan HCl
1N atau NH4OH 1N.
c. Ukur 50 ml akuades yang telah diatur pH nya, masukkan kedalam labu
ukur 50 ml (sebagai blanko).
d. Ukur 50 ml contoh uji yang telah disaring dan yang telah diatur pH nya,
masukkan kedalam labu ukur 50 ml.
e. Tambahkan 2 ml reagen warna, aduk kemudian tunggu 10 menit sampai
2 jam .
f. Dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 543 nm.
g. Catat hasil konsentrasinya.

31
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Kesimpulan dari Praktik Kerja Lapangan yang telah dilakukan selama tiga
bulan antara lain:
1. Mendapatkan pengalaman nyata tentang sistem kerja di dunia kerja serta dapat
mengimplementasikan dan menerapkan ilmu yang telah didapat di sekolah.
2. Mendapatkan motivasi untuk masuk dunia kerja dan pengalaman untuk beradaptasi
sehingga menjadi bekal ketika lulus dari sekolah.
3. Mendapatkan wawasan kepribadian yaitu dalam bersikap, bersopan santun, dan
berdisiplin dalam dunia kerja.
5. Mendapatkan pengetahuan seputar Laboratorium serta sistem kerja yang dilakukan di
UPI Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang.
4.2. SARAN
Berdasarkan dari beberapa pengamatan yang telah saya lakukan selama
praktik kerja di UPT Laboratorium Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang. adapun
saran yang dapat diambil Pada saat setelah melakukan analisa. Alat dan bahan di
rapikan,dicuci dan diletakkan di tempat semula agar timbulnya rasa nyaman pada ruang
kerja serta alat dan bahan juga lebih mudah untuk ditemukan, hal ini dapat
meminimalisir waktu untuk mencari peralatan yang diperlukan untuk menganalisa.
4.3. KESAN
Selama saya melakukan PRAKERIN saya merasa senang serta mendapatkan
pengalaman bekerja,. Meskipun saya masih banyak kekurangan tetapi saya tetap
berusaha semaksimal mungkin untuk mengikuti sistem kerja UPT Laboratorium Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang. Saya juga sangat berterima kasih kepada
semua karyawan. Khususnya Staf UPT yang selalu meluangkan waktunya untuk
berbagi pengetahuan, dan pengalaman secara langsung. Pengalaman itu bagi saya
sesuatu yang paling berharga, terutama sifat kekeluargaannya menjadikan suasana kerja
lebih nyaman dan menyenangkan. Semoga pengalaman yang singkat ini dapat dijadikan
momen untuk meningkatkan semangat belajar, sehingga pada waktunya kelak saya
merasa siap bersaing dalam dunia kerja baik di dunia industri maupun dunia usaha
lainnya.

32
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Baku Mutu
Air Limbah.

Peraturan Kabupaten Jombang Nomor 65 Tahun 2018. 7ax Pokok Dan Fungsi UPT
Laboratorium Lingkungan Hidup Kabigaten Jombang.

Peraturan Pemerintah Daerah Nomor 32 Tahun 2004. Pelimpahan Wewenang Di Bidang


Pengolahan Sumber Daya Alam dan Pelistarian Lingkungan.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003, Air Limbah domestik.

Peraturan Bupati Jombang Nomor 60 Tahun 2018. Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas
Pokok dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Lingkingan Hidup Kabupaten Jombang

33
LAMPIRAN

4. Analisa BOD dan DO

34
5. Analisa COD

6. Analisa Amonia

35
7. Uji TSS

36
8. Minyak Lemak

37
9. Total Coli

10. Nitrat Nitrit

38

Anda mungkin juga menyukai