Anda di halaman 1dari 24

MATA KULIAH

PT VISIMAS UTAMA KONSULINDO

Value Engineering

Prepared by:
Dr. Ir. Koespiadi, MT., MH., IPU
Value Engineering Methodology

PROBLEM DATA HYPOTESIS TEST CONCLUSION

INFORMATION
SPECULATION
ANALYSIS

DEVELOPMENT

(Function) (Creative Proses) PRESENTATION


Metodologi Rekayasa Nilai

Metodologi untuk rekayasa nilai dapat dilakukan dengan menjawab 6


(enam) pokok pertanyaan yang lazim disebut “Functional Analisys”

1 What is it ?
Fungsi apa yang akan dipilih dan di-identifikasi untuk dianalisa ?

2 What does it do?


Apa yang perlu dikerjakan untuk pe-rekayasaan nilai dari fungsi tersebut
?

3 How much does it cost ?


Berapa biaya yang diperlukan untuk perekayasaan nilai dari fungsi
tersebut ?
4 Are the functions necessary ?
Apakah fungsi-fungsi (yang memerlukan biaya) tersebut diperlukan
untuk menunjang produk ?

5 How else could the function be accomplished ?


Apakah ada “cara-cara lain” yang dapat dipakai untuk menjalankan
fungsi-fungsi tersebut ?

6 What would these alternatives cost and are any of them less
expensive than the present design ?
Apa dapat dibuat alternatif-alternatif pembiayaannya dan berapa banyak
alternatif tersebut lebih mahal bila dibandingkan dengan perencanaan
yang ada ?
1 What is it ?
Fungsi apa yang akan dipilih dan di-identifikasi untuk dianalisa ?

Langkah pertama yang harus ditempuh didalam


Melakukan “analisa fungsi” adalah :
Pemilihan serta Peng-identifikasi-an
fungsi-fungsi yang harus dianalisa

Untuk meng-identifikasi suatu fungsi, maka harus


dilakukan penguraian secara detail fungsi-2
dari proyek, produk atau jasa yang akan dianalisa

Pemilihan fungsi, seyogyanya diutamakan pada


“item” yang menempati
Porsi prosentase cukup besar
dari total cost

Adalah sesuatu yang sangat memudahkan ,


apabila porsi kecil dari suatu proyek ternyata
menempati porsi prosentase cukup besar
dari total cost
Hal ini harus menjadi perhatian utama
2 What does it do ?
Apa yang perlu dikerjakan untuk pe-rekayasaan nilai dari fungsi tersebut ?

Pernyataan ini adalah merupakan


“pertanyaan kunci”
didalam analisa nilai

Hal ini memerlukan “definisi yang jelas”


tentang FUNGSI dari item
yang akan dievaluasi

Untuk membantu, dapat dilakukan prosedur


dengan memilih 2 (dua) suku kata
1 (satu) Kata Kerja dan
1 (satu) Kata Benda

Misal untuk Struktur Bangunan Gedung


o Balok Lentur
oTekuk Kolom
oTulangan Geser
oDaya Dukung Tanah
3 How much does it cost ?
Berapa biaya yang diperlukan untuk perekayasaan nilai dari fungsi tersebut?

Setiap produk barang / jasa


selalu mempunyai beberapa “item”
dengan “fungsi” tertentu

Setiap item untuk mencapai fungsinya


memerlukan “biaya”

Untuk melakukan “analisa fungsi” ,


maka mengetahui dengan pasti
“biaya yang dibutuhkan”
untuk mencapai optimalisasi fungsinya
adalah sangat penting

Besarnya biaya tersebut


harus dibuat se-minimal mungkin

“Biaya minimum” yang dapat dicapai


untuk menjalankan suatu fungsi tertentu
dapat dikatakan
Bahwa rekayasa nilai yang dilakukan
bermanfaat
4 Are The Function Necessary?
Apakah fungsi-fungsi (yang memerlukan biaya) tersebut diperlukan untuk
menunjang produk?

Kadang-kadang harus diuji apakah


suatu fungsi (yang memerlukan biaya)
memang diperlukan dalam suatu produk

Perlu dicatat, betapa sia-sia nya


bila sesuatu item yang memerlukan biaya
ternyata tidak memberikan manfaat
pada proyek, produk barang / jasa
yang akan dijual

Dengan menjawab
Pertanyaan tersebut diatas
maka hal tersebut dapat menunjang
penghematan “biaya produksi”
Contoh

Memasang AC di garasi

Memasang beugel sangat rapat ditengah bentang


pada balok dengan “beban merata”

Memasang tulangan yang sangat rapat


pada list-plank agar tidak terjadi “retak”
How else could the function be
5
accomplished ?
Apakah ada “cara-cara lain” yang dapat dipakai untuk menjalankan fungsi-fungsi tersebut?

Ada beberapa hal yang dapat menimbulkan


“keengganan” untuk melakukan pendekatan kreatif guna
mencari alternatif didalam memenuhi “fungsi” ,
diantaranya adalah :
1. Takut akan membuat kesalahan
2. Tidak ada kemauan untuk merubah dari hal-hal yang telah
biasa dilaksanakan
3. Kemauan didalam menyesuaikan berdasarkan ketentuan-
ketentuan yang telah berlaku pada standar perencanaan
4. Ketergantungan yang cukup besar terhadap konsep standar
dari fungsi yang bersangkutan
5. Tidak ada kemauan untuk membandingkan dengan
menggunakan pendekatan baru
6. Tidak ada kemauan untuk pertimbangan yang cukup atau
belum ketinggalan jaman
7. Tidak ada kemauan untuk menyatakan kritikan yang
membangun
8. Ketidak-tahuan atas penyelesaian yang pasti sehubungan
dengan kekurangan pada pengetahuan yang dimiliki
9. Terlalu yakin sehubungan dengan pengalamannya, biarpun
sangat terbatas
10. Tidak ada kemauan untuk menolak atas penyelesaian yang
terdahulu yang kelihatan mudah dikerjakan
11. Takut pada yang lebih ahli dan atau pada asosiasinya
12. Tidak ada kemauan untuk melakukan sesuatu yang berbeda
6 What would these alternative-cost and
are any of them less expensive than
the present design?
Apa dapat dibuat alternatif-alternatif pembiayaannya dan berapa banyak alternatif tersebut lebih mahal
bila dibandingkan dengan perencanaan yang ada ?

Bila berdasarkan point 4) ternyata fungsi diperlukan , dan


berdasarkan point 5) ternyata juga fungsi tersebut
dapat diganti dengan beberapa alternatif fungsi , maka :

point 6) baru menetapkan bila dengan penggantian


tersebut menyebabkan biaya lebih murah dari
perencanaan semula maka penggantian fungsi dapat
dilaksanakan dan sebaliknya
Fungsi
berdasar Bila berdasarkan point 4)
Perencanaan fungsi ternyata diperlukan

Berdasarkan point 5)
Alternatif Apakah ada alternatif-2 yang dapat
pengganti Fungsi menggantikan fungsi tersebut ?

Fungsi
berdasar
Alternatif
pengganti Fungsi
Perencanaan

Berdasarkan point 6) bila BIAYA alternatif pengganti fungsi


lebih murah dari perencanaan maka penggantian dapat dilakukan dan sebaliknya
TEKNIK Rekayasa Nilai
1 Bekerja atas dasar spesifikasi

2 Informasi perlu didapatkan dari sumber terbaik

3 Hubungan antar manusia


o Pada tahap Informasi , mutu informasi tergantung pada
sikap dan kerjasama dari narasumber

o Pada tahap Perancangan, gagasan-gagasan yang baik


akan muncul dari mereka yang termotifasi dengan adanya
program

4 Kerjasama Team

5 Mengatasi Rintangan
Solusi untuk menghadapi rintangan / hambatan didalam
melakukan RN
o Perlu dikaji, apakah rintangan adalah “kemungkinan besar
akan terjadi” atau hanya “imajinasi”

o Bila kemungkinan besar akan terjadi, rintangan perlu


dianalisa lebih Jauh dan ditentukan tindakan-tindakan yang
diperlukan untuk mengatasinya
RENCANA KERJA
REKAYASA NILAI RK - RN
o Merumuskan masalah
o Mengumpulkan Info & fakta
o Mengenali Obyek INFORMASI
o Mengkaji Fungsi
o Mencatat Biaya

o Pendekatan Kreatif
o Mencari Alternatif
SPEKULASI
o Usahakan Penyederhanaan

o Identifikasi
o Ide Terbaik
ANALISIS
o Analisis biaya dan fungsi

o Mengembangkan alternatif terbaik


o Biaya untuk alternatif terbaik
o Konsultasi spesialis Perencanaan
o Menggunakan standar
Pengembangan

o Mem-formulasikan usulan
o Menyiapkan penyajian Penyajian
o Gunakan “human relation”
o Monitor kemajuan dan tindak lanjut Tindakan
o Mencatat Biaya
Beberapa Kondisi
yang menyebabkan
tidak terlaksanakannya
Rekayasa Nilai

1. Hal tersebut mungkin disetujui, tetapi direksi tak pernah membeli


2. Seseorang mencoba untuk mempelajari sebelumnya, dan ia tidak
melakukannya
3. Ia berkeinginan untuk melakukannya, tetapi hal tersebut tidak kami
perhatikan
4. Ia berkeinginan melakukannya untuk seseorang dengan analisa yang
lain, tetapi kebutuhan kami sangat khusus
5. Secara logika disetujui, tetapi kita tidak siap untuk segera membuat
laporan
6. Secara logika cukup baik, tetapi kita tidak mempunyai cukup waktu
untuk merealisasikan hal yang baru tersebut
7. Hal tersebut sudah merupakan kesepakatan
8. Direksi cukup menyetujuinya, tetapi hal tersebut berlawanan
dengankeinginan direksi yang lain
9. Hal tersebut berlawanan dengan kebijaksanaan perusahaan
10. Kami tidak mempunyai hak mutlak untuk merubahnya
11. Hal tersebut adalah merupakan ide yang cukup bagus, tetapi tidak
pernah dikerjakan
12. Hal tersebut belum pernah dicoba sebelumnya
KIAT-KIAT
Untuk melakukan Rekayasa Nilai

1. Mengapa dianalisa dengan bentuk ini ?


2. Berapa jumlah dari perencanaan yang menghasilkan sesuai
Kebiasaan ? Opini ? Tradisional ?
3. Apa pekerjaan yang akan dilakukan ? (Apa produknya ?)
4. Diduga hal ini adalah biasa dikesampingkan ?
5. Produk nantinya apa tidak diproduksi ?
6. Dapatkah produk tersebut dibuat se-aman mungkin dan atau mudah didalam
menggunakannya
7. Apakah dapat dibuat dengan memberikan nilai ekstra pada pemakai ?
8. Adakah berkurangnya sebagian biaya akan menyelesaikan fungsi yang sama ?
9. Adakah pengembangan material-material yang diperbarui itu dapat digunakan ?
10. Apakah seluruh peralatan secara umum dapat menunjang ?
11. Apakah tidak ada toleransi dari pengadaan kebutuhan mereka ?
12. Sebagian besar memerlukan proses di pabrik ?
13. Mengapa kita membuatnya (membelinya) ?
CONTOH I

Pada umumnya ........ Tulangan pile cap atas sama banyaknya


dengan tulangan pile cup bawah

Padahal ............. kadang-kadang dibutuhkan jumlah pile-cap


yang cukup banyak

TULANGAN
COLUMN TEKAN

PILE CUP

PILE Menurut teori maupun PILE TULANGAN


peraturan tulangan atas TARIK
(tekan)
UTAMA
cukup 20% - 40% dari jumlah
tulangan utama (tarik / bawah)
CONTOH 2

Sebuah Kontraktor mendapatkan kontrak untuk membangun Taxiway suatu


perluasan lapangan terbang dengan data-data sebagai berikut :

Lebar = 25
meter
Panjang = 500
meter

Spesifikasi mensyaratkan :
bahwa taxiway harus di-cor dalam 4 strip, lebar masing-masing strip = 5 meter
dengan memasang dowel berupa pipa 2” setiap jarak 45 cm

Sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut, kontraktor mengajukan Concept


Value Engineering Project dengan konsep analisa penghematan sebesar
Rp. 25.000.000,- bila di-ijinkan untuk mengganti 5 strip @ 5 meter
2 strip @ 8,33 meter
CONTOH 3

Dijumpai pada suatu konstruksi bangunan, banyak sekali balok-balok yang


digunakan mempunyai aspect-ratio (L/h) > 15 , dimana hal tersebut dapat
menyebabkan kadar tulangan menjadi sangat tinggi ( > 300 kg/m3)

Diusulkan oleh kontraktor untuk mengganti ukuran balok menjadi lebih tinggi
dengan L/h = 12 , sehingga kadar tulangan mengecil menjadi > 175 kg/m3
dengan kapasitas momen yang sama

Disini akan terlihat bahwa walaupun volume akhir dari beton menjadi lebih
besar dari semula, tetapi “Total Cost” akan mengecil, disamping hal tersebut
maka dengan penggantian ini kualitas beton akan menjadi lebih baik, karena
kemungkinan terjadinya keropos pada beton akan menjadi lebih kecil pula.

Perlu dicatat, bahwa analisa harga satuan Tulangan (harga baja tulangan) lebih
mahal / dominan daripada harga Beton.
CONTOH 4

Suatu bangunan hotel, direncanakan dengan menggunakan Kolom Bulat


diameter (D) = 70 cm. Dan kadar tulangan kira-kira 3% dari luas penampang
kolom.

Kebetulan, kontraktor dari proyek sebelumnya mempunyai stok bekisting kolom


bulat diameter (D) = 80 cm. (dari fiber glass) dalam jumlah yang cukup banyak.

Dari sisi kadar tulangan untuk kolom sebesar 3% memang bisa dikatakan
cukup tinggi, sehingga pada daerah sambungan (daerah penyaluran) akan
membengkak menjadi 6% , dan hal ini dapat menyebabkan keropos pada
betonnya.

Akhirnya dengan dalih penghematan dan peningkatan kualitas pengecoran,


yang tidak mempengaruhi esteem value dan kontraktor mengusulkan value
engineering.

Tentunya
Kontraktor tidak meng-
ungkap bahwa dirinya
mempunyai stok bekisting
diameter (D) = 80 cm
dengan jumlah banyak
CONTOH 5

Spacious Area
(untuk Lobby)

BALOK yang bertumpu pada kolom cukup Spacious Area posisinya


besar dan dengan bentang panjang, dubah diluar gedung
sehingga harganya menjadi mahal
Juga pada konstruksi dengan kondisi seperti
tersebut akan menyebabkan struktur tidak stabil
terhadap gaya-horisontal
CONTOH 6

Suatu apartemen yang akan dibangun, mempunyai data-data arsitektural


sebagai berikut :

Lantai 1 : Lobby, Rental Office, Bar & Restaurant


Lantai 2 s/d 26 : 6 x 25 = 150 Unit Apartement
Lantai 27 : Rental Convension Hall
Fasilitas lainnya terletak diluar massa gedung

Perencanaan telah diselesaikan oleh suatu konsultan perencana yang dipilih


Owner.
Hasil pengamatan dari Struktural Design (terutama pada bagian pondasi),
penasehat Owner melihat beberapa hal yang mungkin dapat dihemat.

Gambaran kondisi “foundation system” :


Karena kondisi tanah lunak dan jumlah lantai yang cukup banyak, maka jumlah
tiang pancang yang diperlukan pada masing-masing kaki kolom sangat banyak.
Hal ini akan menyebabkan “pile-caps” berukuran sangat besar sehingga nyaris
bertemu satu sama lainnya.
Akhirnya ........ Konsultan perencana memutuskan menggunakan “Ralf
Foundation” yang ditopang oleh piles.
Walaupun ketebalan Raft sudah sangat tebal (2,50 M) namun konsultan
perencana masih akan menggunakan “Continuous Prestressing” pada “raft
foundation tersebut sehingga khusus untuk biaya prestressing saja akan
menambah biaya sebesar 2,50 milyard.
Akhirnya Owner memutuskan untuk menunjuk Value Engineering Consultan
guna mengevaluasi struktur tersebut.

dan .......... dihasilkan hal-hal sebagai berikut :

1 Untuk “raft foundation” prestressing tidak diperlukan dengan 2 alasan :


a Tanpa prestressing, raft sudah mampu memikul gaya dalam yang terjadi
b Maksud perencana, prestressing digunakan untuk menahan gaya gempa, dan
hal ini tidak relevan karena arah gaya gempa seharusnya bolak-balik, tetapi
konfigurasi tendon hanya untuk menahan gaya grafitasi.

c “Loss of Prestressing sangat besar (> 80%) sehingga tidak efektif.

2 Tidak hanya ketebalan raft foundation yang bisa diperkecil, tetapi juga
kandungan tulangan (kg/m3) dapat diperkecil.

3 Dengan melakukan “re-arrangement dari distribusi tiang pancang, maka jumlah


tiang pancang dapat dikurangi (dipindah kearah luar)
Universitas Narotama adalah perguruan
TERIMA KASIH tinggi swasta di Surabaya, Indonesia yang
didirikan pada 8 Februari 1981. Wikipedia

Anda mungkin juga menyukai