Anda di halaman 1dari 4

‫ صالة وسالما على سيدنا محمد المبعوث‬,‫ تبصرة ألولي األلباب‬,‫الحمد هلل الذي أنزل على عبده الكتاب‬

.‫من أكرم الشعوب بأفضل( الكتاب‬

Para pemirsa yang dirahmati Allah,

Disebut dalam sebuah hadis, bahwa Al-Qur`an laksana jamuan atau hidangan Allah
yang disajikan kepada para hamba-Nya.

‫ الى أخره‬.... ‫ِإ َّن هَ َذا ْالقُرْ آنَ َمْأ ُدبَةُ هَّللا ِ فَ ُخ ُذوا ِم ْنهُ َما ا ْستَطَ ْعتُْ(م‬

“Sesungguhnya Al Qur’an ini adalah jamuan Allah, maka ambillah darinya semampu
kalian.

Kemudian bagaimana hidangan spesial dari Allah tersebut sampai kepada umat
Nabi Muhammad? Sehingga kita dapat menikmatinya?

Dijelaskan dalam kitab mawaridul bayan fi ulumil qur’an, bahwa qaul rajih tentang
proses turunnya Al Qur’an melalui dua tahap, yakni yang pertama turunnya Al
Qur’an secara sekaligus / Jumlatan Wahidatan pada malam Lailatul Qadar ke Baitul
Izzah di langit dunia, kemudian sesudah itu Al Qur’an diturunkan secara berangsur-
angsur kepada Nabi Muhammad saw selama 23 tahun sesuai dengan peristiwa-
peristiwa sejak beliau diutus sampai wafat. Rentang waktu 23 tahun tersebut adalah
13 tahun ketika beliau di Makkah sesudah diutus, dan 10 tahun sesudah hijrah di
Madinah.

Pendapat tersebut berdasarkan beberapa ayat Al Qur’an, yang pertama:

‫ِإنَّٓا َأن َز ۡل ٰنَهُ فِي لَ ۡيلَ ِة ۡٱلقَ ۡد ِر‬

Dan ayat ketiga surat ad dukhon

َ‫ِإنَّٓا َأن َز ۡل ٰنَهُ فِي لَ ۡيلَ ٖة ُّم ٰبَ َر َك ۚ ٍة ِإنَّا ُكنَّا ُمن ِذ ِرين‬

Kedua ayat tersebut menggunakan kata anzala yang menurut sebagian ulama kata
tersebut umumnya digunakan untuk menunjuk kepada turunnya sesuatu secara utuh
sekaligus, nah kedua ayat ini kemudian menjadi dasar untuk proses turunnya Al
Qur’an pada tahap pertama, yakni turun jumlatan wahidatan, sekaligus ke Baitul
Izzah di langit dunia pada malam lailatul qadar.

Selanjutnya untuk menjelaskan proses turunnya Al Qur’an secara berangsur-angsur,


bisa dilihat dari penggunaan kata nazzala sebagaimana disebutkan dalam ayat:

َ‫وا َوه ُٗدى َوب ُۡش َر ٰى لِ ۡل ُم ۡسلِ ِمين‬ ِّ ‫ُس ِمن َّربِّكَ بِ ۡٱل َح‬
ْ ُ‫ق لِيُثَبِّتَ ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬ ۡ
ِ ‫قُ ۡل نَ َّزلَ ۥهُ رُو ُح ٱلقُد‬

Dalam ayat lain:

ٰۡ ٰ
‫َنزياٗل‬
ِ ‫ث َونَ َّزلنَهُ ت‬ ِ َّ‫َوقُ ۡر َء ٗانا فَ َر ۡقنَهُ لِت َۡق َرَأهۥُ َعلَى ٱلن‬
ٖ ‫اس َعلَ ٰى ُم ۡك‬

Atas dasar adanya dua kata yang digunakan Al Qur’an untuk menjelaskan turunnya
kitab suci umat Islam ini, sebagian ulama berkesimpulan bahwa Al Qur’an pernah
turun sekaligus dan itulah yang ditunjuk oleh ayat yang menggunakan kata
anzalnahu dan pernah juga turun berangsur-angsur sebagaimana ditunjuk oleh ayat
yang menggunakan kata nazzala.

Lalu apakah hikmah turunnya Al Qur’an secara bertahap?

Yang pertama adalah menguatkan hati Nabi Muhammad saw dalam


menyampaikan dakwah.

Pada saat Nabi Muhammad saw dan para sahabat berdakwah era Makkiyah
kerapkali mendapatkan banyak tantangan, cemoohan bahkan diembargo ekonomi
dan social oleh kaum Quraisy yang berlangsung selama kurang lebih tiga tahun.
Ayat-ayat Al Qur’an kemudian turun untuk menguatkan dan menenangkan hati Nabi
Muhammad saw.

Yang kedua, Menantang dan Melemahkan orang-orang Kafir yang mendustakan


Al Qur’an

Kaum musyrik selalu berusaha melemahkan dakwah yang dilakukan Nabi


Muhammad saw, berbagai cara dilakukan kaum musyrik. Maka turunnya Al Qur’an
secara berangsur-angsur salah satunya untuk menantang mereka untuk membuat
sesuatu yang serupa dengan Al Qur’an, kemudian mereka tidak mampu memenuhi
tantangan itu, maka hal ini merupakan salah satu mu’jizat Al Qur’an.

Yang ketiga, menyesuaikan dengan persitiwa-peristiwa dalam penetapan


hukum

Proses tasyri’ pada masa awal Islam kerap kali diberlakukan secara bertahap,
gradasi hokum itu misalnya tampak dalam pengharaman khamar, hal tersebut
sebagai bentuk kebijaksanaan Al Qur’an dalam melihat kondisi umat Islam awal
waktu itu. Khamar tidak diharamkan langsung secara mutlak, namun melalui proses
bertahap dengan turunnya beberapa ayat, mulai dari ayat yang bersifat informatif
mengenai madhorot yang lebih besar daripada manfaatnya khamar, kemudian
pembatasan dimana khamar dilarang ketika saat akan melaksanakan shalat, dan
baru kemudian pengharaman khamar secara mutlak.

Yang keempat, memperkuat bukti dan keyakinan bahwa Al Qur’an adalah benar
dari Allah swt

Walaupun Al Qur’an turun secara berangsur-angsur selama hamper 23 tahun,


namun keserasian antara satu bagian Al Qur’an dengan bagian lain tetap terjaga.
Hal ini tentu hanya dapat dilakukan oleh Allah swt.

Yang kelima, Mempermudah dalam menghafal serta memahami Al Qur’an

Kondisi masyarakat Arab saat turunnya Al Qur’an tidaklah semuanya pandai


membaca dan menulis, sehingga pengetahuan mereka adalah daya hafalan dan
ingatan. Proses transfer pengetahuan pun bersifat oral minim media catatan.
Dengan turunnya Al Qur’an secara berangsur-angsur tentu akan mempermudah
para sahabat dalam menghafal dan memahami Al Qur’an.

Para pemirsa yang dirahmati Allah, demikianlah sekilas tentang kronoligi dan hikmah
nuzulul qur’an, semoga bermanfaat, mohon maaf apabila ada kekurangan

Wallahu a’lam bis showab

Wallahul muwafiq ila aqwamit thariq


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai