Anda di halaman 1dari 2

NASKAH PRESENTASI MANAJEMEN KEUANGAN

“MANAJEMEN MODAL KERJA”

 Penjelasan slide ke 7 :
Dari posisi aktiva lancar dan utang lancar perusahaan "Batu Lante" yang disajikan dalam
Tabel 7.1. maka mungkin dapat timbul situasi-situasi seperti :
Keseluruhan utang dagang, ditambah dengan Rp 20.000,00 notes payable dan Rp 10.000,00
utang utang jangka pendek lainnya, akan jatuh tempo dalam waktu yang sangat dekat sekali.
Dengan demikian, waktu atau jatuh tempo utang lancar sejumlah Rp 90.000,00 sudah
diketahui dengan pasti.
Pada saat ini perusahaan hanya memiliki sejumlah Rp 50.000,00 dalam bentuk kas, dan Rp
20.000,00 dalam bentuk surat-surat berharga jangka pendek yang segera dapat diuangkan,
sehingga keseluruhannya berjumlah Rp 70.000,00. Kekurangan sebesar Rp 20.000,00 dapat
diperoleh dari pengumpulan piutang ataupun penjualan persediaan baik secara tunai maupun
kredit. Tapi, dalam hal ini perusahaan belum dapat memastikan kapan piutang tersebut akan
terkumpulkan ataupun penjualan dan penagihan hasil penjualan persediaan akan terkumpul.
Demikian pula halnya dengan penjualan persediaan secara kredit, karena sekalipun sudah
ditentukan batas waktu pembayaran atas kredit yang diberikan, tetapi sangat sering terjadi
para langganan tidak tepat atau menunda saat pembayaran utang-utang tersebut. Jadi arus kas
masuk yang dihubungkan dengan penjualan, tidak pasti selalu terjadi pada saat yang sudah
ditetapkan dalam persyaratan-persyaratan kredit.

Penjelasan slide 8 :
Gambar di atas memperlihatkan jumlah aktiva lancar sebesar Rp 270.000,00 dan aktiva tetap
sebesar Rp 430.000,00 sehingga total aktiva menjadi Rp 700.000,00. Di samping itu juga
diperlihatkan jumlah utang lancar sebesar Rp 160.000,00 utang jangka panjang Rp
240.000,00 (Rp 400.000,00 - Rp 160.000,00) dan modal sendiri sebesar Rp 300.000,00 (Rp
700.000,00-Rp 400.000,00).

Utang jangka panjang dan modai sendiri merupakan modal jangka panjang perusahaan yaitu
Rp 540.000,00. Bagian dari aktiva lancar yang dibiayai oleh modal jangka panjang adalah
sebesar Rp 110.000,00 (Rp 270.000,00-Rp 160.000,00) dan selisih ini diberi label "net
working capital".

 Penjelasan slide ke 13 :
Dengan demikian kebutuhan variabel akan dibiayai dengan sumber modal jangka pendek, dan
kebutuhan yang bersifat permanen akan dibiaya dengan modal jangka panjang.
 Penjelasan slide ke 14 :
Contohnya pada perusahaan "Brang Kolong" mengestimasikan total kebutuhan modal per
bulan dalam tahun yang akan datang.
Kolom 4 dan kolom 5 membagi jumlah total kebutuhan modal tersebut ke dalam kebutuhan
yang bersifat permanen dan yang bersifat variabel. Menurut pendekatan agresif kebutuhan
dana yang bersifat permanen harus dibiayai dengan modal jangka panjang, dan kebutuhan
variabel akan dibiayai dengan modal jangka pendek.
Dengan menggunakan pendekatan agresif, maka jumlah net working capital adalah sama
dengan bagian dari aktiva lancar yang dibiayai dengan modal jangka panjang. Maka, jumlah
net working capital perusahaan "Brang Kolong" adalah sebesar Rp 80.000,00. Strategi seperti
ini mengandung risiko yang besar sekali karena jumlah net working capital yang
dipertahankan di dalam perusahaan sangat rendah.

 Penjelasan slide ke 15 :
Cukup sulit bagaimana caranya mengimplementasikan pendekatan ini karena sumber- sumber
pembelanjaan jangka pendek seperti misalnya utang dagang dan accruals adalah suatu hal
yang normal yang sulit untuk dihindarkan dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan sehari-hari.

 Penjelasan slide ke 16 :
Sehingga, suatu titik tengah antara kedua pendekatan ini pada umumnya dapat diterima secara
luas oleh sebagian besar perusahaan. Untuk lebih mudahnya, maka pendekatan titik tengah
tersebut akan disebut dengan istilah pendekatan rata-rata.

 Penjelasan slide ke 18 :
Contoh: Sesudah mengadakan analisa secara mendalam, perusahaan "Brang Kolong" telah
memutuskan bahwa jumlah kebutuhan dana permanen adalah sebesar rata-rata (titik tengah)
antara kebutuhan maksimum dan kebutuhan minimum, selama periode yang dianalisa.

Dari Tabel 7.8 di atas, dapat dilihat bahwa :


kebutuhan minimum adalah sebesar Rp 1.380.000,00 (bulan Mei) dan
kebutuhan maksimum sebesar Rp 1.800.000,00 (bulan Oktober).
Dengan demikian, kebutuhan dana rata- rata adalah sebesar Rp 1.590.000,00 (Rp
1.380.000,00+ Rp 1.800.000,00 : 2).
Jumlah sebesar Rp 1.590.000,00 ini merupakan titik maksimum dari kebutuhan dana yang
dibiayai oleh modal jangka panjang dan kelebihan kebutuhan dana atas jumlah tersebut akan
dipenuhi dengan modal jangka pendek.

Anda mungkin juga menyukai