Anda di halaman 1dari 4

Nama Mahasiswa : Andi Syahril Syarifuddin

TUGAS 3
1. Diketahui PT. Griya Pesona melakukan pembayaran obligasi pertahunnya adalah
Rp.90.000.000,- dan harga yang ditetapkan adalah Rp.7.700.000.000,-. Hitunglah
besarnya current yield!
Jawab:
Ci
Rumus: C=
Pm
Dimana: C = Current yield dari obligasi tersebut.
Ci = Coupon interest atau kewajiban membayar kupon obligasi
pada
tahun i.
Pm = Market price of bound atau harga pasar dari obligasi.
Rp 90 .000 .000
C=
Rp 7.700 .000 .000
C=0,0117=1,17 %

Jika, harga yang ditetapkan Rp 700.000.000


Rp 90 .000 .000
C=
Rp 700.000 .000
C=0 , 1286=12,86 %.

Jadi, current yield untuk obligasi yang dibayar PT Griya Pesona adalah 12,86%.
2. Manajer sebuah perusahaan sedang melakukan perhitungan dengan
mempergunakan EOQ. Manajer tersebut mengharapkan diperolehnya jumlah barang
sebesar 20.000 unit per tahun dengan hitungan biaya pesanan adalah Rp 120 per unit,
sedangkan biaya penyimpanan adalah Rp.200 per unit. Dari data di atas lakukanlah
perhitungan dengan menggunakan rumus EOQ!
Jawab:
2(D)(OC )
EOQ=
√ CC
Dimana: EOQ = economic order quantity
D = permintaan tahunan (demand)
OC = biaya pemesanan (ordering cost)
CC = biaya penyimpanan (craying cost)
Diketahui D = 20.000 unit
OC = 120 per unit
CC = 200 per unit
2(20.000)(120)
EOQ=
√ 200
4.800 .000
EOQ=
√ 200
EOQ=√ 24.000=154,9=155 unit .

3. Jelaskan perbedaan antara short term liabilities dengan long term liabilities serta
berikan contoh yang termasuk ke dalam kategori masing-masing!
Jawab:
Short term liabilities (utang jangka pendek) sering disebut juga dengan
utang lancar (current liabilities). Penegasan utang lancar karena sumber utang
jangka pendek dipakai untuk mendanai kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya
mendukung aktivitas perusahaan yang segera dan tidak bisa ditunda. Utang
jangka pendek ini umumnya harus dikembalikan kurang dari satu tahun.
Contoh kategori umum yang termasuk utang lancar atau utang jangka pendek:
a. utang dagang,
b. utang wesel,
c. utang pajak,
d. utang gaji,
e. utang gaji lembur,
f. beban yang masih harus dibayar,
g. dan sebagainya.
Non current liabilities atau long term liabilities atau long-term debt (utang
jangka panjang) sering disebut dengan utang tidak lancar. Penyebutan utang
tidak lancar karena dana yang dipakai dari sumber utang ini dipergunakan untuk
membiayai kebutuhan yang bersifat jangka panjang. Alokasi pembiayaan jangka
panjang biasanya bersifat tangible asset (aset berwujud) dan memiliki nilai jual
tinggi jika suatu saat dijual kembali. Karena itu, penggunaan dana utang jangka
panjang dipakai untuk kebutuhan jangka panjang, seperti pembangunan pabrik,
pembelian tanah, gedung, dan sebagainya. Adapun yang termasuk kategori
utang jangka panjang (long-term liabilities):
a. utang obligasi,
b. wesel bayar,
c. utang perbankan yang kategori jangka panjang,
d. dan lain sebagainya.
Perbedaan posisi pada neraca adalah terletak di sisi sebelah kanan yaitu
kewajiban. Kalau utang jangka pendek berada di sisi kanan atas posisi
kewajiban, sedangkan utang jangka panjang terletak di bawah utang jangka
pendek.
4. Jelaskan perbedaan common stock dan prefered stock!
Jawab:
Common stock (saham biasa) adalah suatu surat berharga yang dijual
oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan
sebagainya). Pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (rapat umum
pemegang saham) dan RUPSLB (rapat umum pemegang saham luar biasa)
serta berhak untuk menentukan membeli right issue (penjualan saham terbatas)
atau tidak, yang selanjutnya di akhir tahun akan memperoleh keuntungan dalam
bentuk deviden.
Sedangkan Preferred stock (saham istimewa) adalah suatu surat
berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal
(rupiah, dolar, yen, dan sebagainya). Pemegangnya akan memperoleh
pendapatan tetap dalam bentuk deviden yang akan diterima setiap kuartal (tiga
bulanan).
5. Jelaskan keterbatasan neraca!
Jawab:
Adapun beberapa keterbatasan dari neraca adalah sebagai berikut berikut.
a. Beberapa data yang tersajikan di neraca belum dianggap sebagai gambaran
informasi yang sesungguhnya. Sebagaimana dikatakan oleh Skousen dan Stice,
“Neraca sering kali tidak memberikan refleksi akurat nilai sebuah bisnis. Alasan
ini meliputi penggunaan biaya historis sebagai ganti dari nilai neraca lancar,
penghapusan beberapa aktiva, dan kegagalan untuk penyesuaian atas inflasi.”
b. Data-data yang tersajikan pada neraca adalah data-data dari nilai mata uang
masa lalu. Negara yang menganut konsep flexible exchange rate dan managed
floating exchange rate akan merasakan dampaknya, yaitu data nilai mata uang
yang ikut terfluktuasi karena faktor perubahan nilai pasar. Maka itu, apa yang
tercatat pada saat ini belum tentu sama pada masa yang akan datang. Flexible
exchange rate adalah konsep nilai tukar yang diserahkan pada pasar, tanpa ada
kontrol. Manage ftoating exchange rate adalah konsep nilai tukar mata uang
asing dengan mata uang domestik suatu negara secara mengambang, tetapi
tetap terkendali. Dalam artian, pemerintah suatu negara tetap melakukan kontrol
dan berusaha penuh untuk tetap mempertahankan nilai tukar tersebut pada
batas-batas yang wajar dalam ukuran yang diterima oleh psikologis pasar.
Menurut Tony Hartono, “Sistem kurs mengambang terkendali ini diterapkan oleh
beberapa negara ASEAN, termasuk Indonesia, Filipina, Singapura, dan
Thailand, setelah terjadi krisis ekonomi di Asia tahun 1997. Sebelum krisis,
Indonesia menganut sistem kurs tetap versi Bretton Woods."
c. Memungkinkan terjadi dan masuknya data-data yang bersifat rekayasa atau
semacam fraud. Maka itu, data-data yang ada di neraca tidak bisa dipercaya
kebenarannya. Fraud tersebut bisa saja dilakukan oleh akuntan internal,
biasanya dilakukan karena ada tujuan-tujuan tertentu, baik oleh karena keinginan
individu maupun kelompok.
d. Lebih jauh, Skousen, Stice, dan Stice mengatakan, “Keterbatasan lain dari
neraca adalah perusahaan tidak mengklasifikasikan dan melaporkan item serta
transaksi yang sama dalam cara yang sama. Perbedaan dalam melaporkan
membuat perbandingan sulit dan mengurangi nilai potensial analisis neraca.”
Sumber: BMP EKSI4203 Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi 2

Anda mungkin juga menyukai