Anda di halaman 1dari 5

Nama Mahasiswa: Andi Syahril Syarifuddin (042548358)

TUGAS 2
1. Jelaskan yang dimaksud dengan rasio kas dan berikan contoh ilustrasi
perhitungannya!
Jawab:
Rasio Kas (Cash Ratio) atau sering disebut juga dengan Rasio Aset Tunai
(Cash Asset Ratio) adalah rasio yang digunakan untuk membandingkan total kas
(tunai) dan setara kas perusahaan dengan kewajiban lancarnya. Rasio Kas ini
merupakan rasio likuiditas yang paling ketat dan konservatif terhadap kemampuan
perusahaan dalam menutupi hutang atau kewajiban jangka pendeknya jika
dibandingkan rasio-rasio likuiditas lainnya.
Contoh Perhitungan Rasio Kas (Cash Ratio)
Perusahaan PT. XXZZ memiliki aktiva lancar sebanyak Rp. 100 juta yang
diantaranya Rp. 30 juta adalah dalam bentuk uang tunai dan Rp. 20 juta adalah
rekening giro di bank. Sedangkan hutang lancarnya sebesar Rp. 70 juta.
Berapakah Rasio Kas Perusahaan PT. XXZZ ?
Diketahui :
Kas dan Setara Kas = Rp. 50 juta (Rp. 30 juta + Rp. 20 juta)
Hutang lancar = Rp. 70 juta
Rasio Kas = ?
Jawaban
Kas+ Setara Kas
Rasio Kas=
Kewajiban Lancar
Rasio Kas = Rp. 50 juta / Rp. 70 juta
Rasio Kas = 0,71 kali
Jadi Rasio Kas pada perusahaan PT. XXZZ adalah sebesar 0,71 kali.
Dari contoh di atas, diketahui bawah rasio kas PT. XXZZ adalah sebesar
0,71 kali, ini artinya PT. XXZZ hanya memiliki kas dan setara kas untuk
membayar 75% kewajiban lancarnya. Rasio kas ini cukup tinggi karena
menunjukkan saldo kas yang relatif tinggi sepanjang tahun.
Rasio Kas atau Cash Ratio sebenarnya tidak begitu populer dalam
analisis likuiditas seperti rasio lancar dan rasio cepat karena kegunaanya juga
sangat terbatas. Pada dasarnya, tidak ada penilaian umum terhadap rasio kas
ini. Di beberapa negara, rasio kas 0,2 dianggap sudah dapat diterima. Rasio Kas
yang terlalu tinggi dapat menunjukkan penggunaan aset yang tidak maksimal
bagi perusahaan karena memegang uang tunai yang terlalu banyak di neraca
keuangannya.

2. Diketahui:
Penjualan bersih : 11.900
Total aktiva lancar: 3.280
Total utang lancar: 1.500
Dari data diatas hitunglah rasio perputaran kas!
Jawab:
Penjualan Bersih
Rasio Perputaran Kas=
Modal Kerja Bersih
Rp11.900
Rasio Perputaran Kas=
Rp 3.280−Rp 1.500
Rasio Perputaran Kas=6,68 kali atau dibulatkan 7 kali
Jadi, untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan, perputaran kas
atau modal kerja perusahaan sebanyak 7 kali.

3. Diketahui :
Penjualan : 11.900
HPP: 8.100
Diminta hitunglah profit margin on sales!
Jawab:
Penjualan−HPP
Profit Margin on Sales=
Penjualan
Rp11.900−Rp 8.100
Profit Margin on Sales=
Rp 11.900
Profit Margin on Sales=0,319 atau 32%
Jika rata-rata industri untuk profit marginnya adalah 30%, margin laba
perusahaan dikatakan baik karena berada di atas rata-rata industri.

4. Jelaskan keterbatasan pelaporan arus kas!


Jawab:
FASB menyatakan bahwa penggunaan metode langsung untuk laporan
arus kas merupakan pendekatan yang lebih menyeluruh dan lebih bermanfaat
serta rekonsiliasi antara laba bersih dan arus kas bersih dari operasi disajikan
dalam skedul terpisah sehingga manfaat kedua metode dapat dicapai sekaligus
mempertahankan fokus laporan arus kas pada penerimaan dan pengeluaran
kas. Namun, FASB tidak mengharuskan metode langsung. Keterbatasan ini
dapat diatasi dengan menyajikan kembali laporan arus kas dari format tidak
langsung menjadi format langsung.
Keterbatasan lain pelaporan arus kas meliputi hal berikut ini.
a. Tidak diharuskannya pengungkapan terpisah untuk arus kas yang terkait
dengan pos luar biasa atau operasi dalam penghentian.
b. Bunga dan dividen yang diterima serta bunga yang dibayarkan
dikelompokkan sebagai arus kas operasi. Banyak pengguna laporan
menganggap bunga yang dibayar sebagai arus kas keluar pendanaan serta
bunga dan dividen yang diterima sebagai arus kas masuk investasi.
c. Pajak dikelompokkan sebagai arus kas operasi. Pengelompokan ini dapat
mendistorsi analisis atau masing-masing dari ketiga aktivitas jika manfaat
atau biaya pajak yang signifikan dialokasikan pada aktivitas-aktivitas tersebut
dengan cara yang tidak proporsional.
d. Pemindahan laba atau rugi penjualan aktiva tetap atau investasi sebelum
pajak (bukannya setelah pajak) dari aktivitas operasi mendistorsi analisis atas
aktivitas operasi dan aktivitas investasi. Hal ini disebabkan pajak yang terkait
tidak dipindahkan, melainkan tertinggal dalam total beban pajak aktivitas
operasi.
5. Jelaskan penyebab perbedaan laba akuntansi dan laba ekonomi!
Jawab:
Beberapa penyebab perbedaan laba akuntansi dengan laba ekonomi
sebagai berikut ini.
a. Konsep laba alternatif
Konsep laba ekonomi sangat berbeda dengan konsep laba permanen.
Pembuat standar akuntansi menghadapi dilema untuk menentukan konsep
mana yang harus ditekankan. Meskipun masalah ini sebagian dapat diatasi
dengan melaporkan pengukuran laba alternatif (yang akan dibahas
berikutnya), dilema ini kadang kala menghasilkan pengukuran laba akuntansi
yang tidak konsisten. Beberapa standar, misalnya akuntansi manfaat
pensiun, mengadopsi konsep laba permanen, sedangkan standar lain,
misalnya akuntansi investasi sekuritas, mengadopsi konsep laba ekonomi.
b. Biaya historis
Pengukuran laba berdasarkan biaya historis memperlihatkan perbedaan
antara laba akuntansi dan laba ekonomi. Penggunaan laba historis
memengaruhi laba dalam dua cara: (1) biaya penjualan terkini tidak tecermin
pada laporan laba rugi, yaitu jika digunakan metode persediaan FIFO, serta
(2) keuntungan dan kerugian aktiva tetap yang belum direalisasikan tidak
diakui.
c. Basis transaksi
Laba akuntansi biasanya mencerminkan dampak transaksi. Dampak ekonomi
yang tidak disertai transaksi wajar sering kali tidak dipertimbangkan.
Misalnya, kontrak pembelian tidak diakui pada laporan keuangan sebelum
transaksi terjadi.
d. Konservatisme
Konservatisme mengharuskan pengakuan langsung kejadian yang
menurunkan laba meskipun belum ada transaksi yang mendasarinya,
misalnya penurunan nilai persediaan. Namun, pengakuan dampak kejadian
yang meningkatkan laba ditunda hingga terealisasi. Hal ini menimbulkan bias
konservatif (penurunan laba) dalam laba akuntansi.
e. Manajemen laba
Manajemen laba menimbulkan distorsi pada laba akuntansi dan tidak
mencerminkan realita ekonomi. Namun, salah satu bentuk manajemen laba
(perataan laba) sering kali dapat memperbaiki kemampuan laba akuntansi
untuk mencerminkan laba permanen.

Anda mungkin juga menyukai