Anda di halaman 1dari 4

BAB 3

HASIL DAN ANALISA

3.1 Hasil Literatur Review

Literatur review ini dilakukan pada tanggal 23 - 29 Juni 2020.

Pencarian data dilakukan pada dua database yaitu Google Scolar dan Portal

Garuda dengan basis percarian jurnal berbahasa Indonesia dan Inggris. Total

jurnal keseluruhan yang didapatkan yaitu 10 jurnal. Pada database Google

Scolar didapatkan , sedangkan pada database Portal Garuda didapatkan jurnal

Jurnal yang sudah terkumpul selanjutnya dilakukan screening

berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditetapkan peneliti dan

didapatkan 6 jurnal dengan rincian 5 jurnal berbahasa Indonesia, 1 jurnal

berbahasa Inggris, 3 jurnal membahas faktor PJK, dan 3 jurnal membahas

faktor lingkungan dan perilaku pada PJK.

Tabel 3.1 Hasil Pencarian Jurnal


Tipe Penelitian
Bahasa
Tahun Database N Tinjauan
Penelitian Cross
Review Kasus Experiment RCT
Sectional
(Deskriptif)
Google 5 - 2 - - 3
Bahasa Scolar
Indonesia Portal - - - - - -
2010 - Garuda
2020 Google - - - - - -
Bahasa Scolar
Inggris Portal 1 - - 1 - -
Garuda

Tabel 3.2 Karakteristik Umum dalam Penyeleksian Studi (n=6)


Kategori N %

Tahun Publikasi 2010 0 0


2011 0 0
2012 0 0
2013 3 60
2014 0 0
2015 2 25
2016 0 0
2017 1 15
2018 0 0
2019 0 0
2020 0 0
Total 6 100

Outcome Faktor yang dapat menyebabkan PJK


Terapi pada PJK
Total 6 100

RCT
Desain Penelitian Eksperimen
Crossectional
Tinjauan Kasus (Deskriptif)
Total 6 100

Pada tabel 3.2 dapat diketahui dari 6 jurnal yang terpilih berdasarkan tahun

publikasi terdapat 6 jurnal

3.2 Analisis

3.2.1 Faktor yang Menyebabkan PJK

Hasil literatur review didapatkan PJK dapat dipengaruhi dua faktor

yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi usia ,usia

tua semakin bertambahnya usia fungsi jantung juga ikut melemah dan

usia muda dapat menyebabkan jantung coroner karena factor gaya

hidup yang tidak sehat dan factor resiko obesitas, jenis kelamin pria

lebih rentan terkena serangan jantung karena pria tidak mengeluarkan

darah sedangkan wanita jarang terkena jantung karena selama

perempuan masih bereproduksi atau menstruasi maka resiko terkena

penyakit jantung lebih rendah. Dan juga karena proteksi hormone

estrogen yang membuat kadar kolesteror lebih baik dan pembuluh darah
jadi lebih lentur daripada pria, Dan hubungan yang jelas antara kematian

dengan pengaruh keadaan sosial, kebiasaan merokok, pola diet, exercise, dan

sebagainya yang dapat dibuktikan dengan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi terjadinya PJK ras, geografis, keadaan sosial, perubahan

masa, kolesterol, hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, exercise, diet,

perilaku dan kebiasaan lainnya, stres serta keturunan (Anwar, 2004).

3.2.2 Faktor Lingkungan dan Perilaku pada Penderita PJK

Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Rusydiana (2013) dengan

judul “Hubungan Antara Faktor Lingkungan dan Perilaku dengan

Kejadian Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit X Kota Semarang”

didapatkan pengaruh yang paling besar adalah faktor lingkungan dan

perilaku serta serta kebiasaan hidup masyarakat. Lingkungan kerja yang

nyaman sangat dibutuhkam oleh pekerja untuk dapat bekerja secara

optimal dan produktif, baik dari lingkungan fisik dan non fisik, hal ini

dapat memicu timbulnya masalah kesehatan, salah satunya Penyakit

Jantung Koroner. Faktor perilaku juga berkontribusi besar terjadinya

Penyakit Jantung Koroner, salah satunya adalah kebiasaan olahraga.

Dari hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa responden yang tidak

memiliki kebiasaan olahraga mempunyai resiko 4,889 kali terkena

Penyakit Jantung Koroner dibandingkan responden yang memiliki

kebiasaan olahraga. Karena ketika tubuh tidak melakukan aktifitas fisik

maka bias membuat tulang melemah , menurunkan kecepatan

metabolisme dalam tubuh ,dan tidak adanya energy yang masuk dengan

energy yang keluar dari tunuh dan ketika seseorang jarang berolahraga

maka bias menyebabkan kadar gula dalam tubuh meningkat.


Hasil dari banyak studi membuktikan bahwa aktivitas fisik

menurunkan angka kejadian hipertensi, kegemukan, stroke,

osteoporosis, kencing manis, dan penyakit jantung koroner. Dalam

hubungannya dengan penyakit jantung koroner, telah dilaporkan bahwa

orang yang tidak aktif berolahraga memiliki resiko 1,9 kali lebih besar

untuk penderita penyakit jantung koroner dibandingkan yang aktif

berolahraga. Berolahraga secara teratur yaitu 20 menit 2-3 kali

seminggu berhasil menurunkan resiko penyakit jantung koroner.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mamad Supriyono, dkk

(2015) dengan judul “Faktor-faktor Resiko Kejadian Penyakit Jantung

Koroner (PJK) pada Kelompok Usia ≤ 45 Tahun di RSUP Dr. Kariadi

dan RS Telogorejo Semarang” didapatkan bahwa kebiasaan merokok

memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian PJK, dan juga

kebiasaan merokok berisiko untuk terjadinya PJK pada usia ≤ 45 tahun

sebesar 2,4 kali dibandingkan dengan yang tidak memiliki kebiasaan

merokok.

Dua efek utama dari merokok yang berperan penting dalam

perkembangan PJK adalah efek nikotin dan desaturasi hemoglobin oleh

carbon monoksida (CO). Nikotin berperan untuk terjadinya

aterosklerosis koroner dan trombosis dengan mekanisme menaikkan

asam lemak bebas serta meningkatkan kelekatan dan agregasi trombosit

melalui stimulasi katelokamin

Anda mungkin juga menyukai