Anda di halaman 1dari 13

INTERVENSI SPIRITUAL CARE DALAM MENGATASI STRES PADA

MAHASISWA : TELAAH LITERATUR


Muh.Fadli Rajab Minhadj¹*, Ani Auli Ilmi¹, Muh Anwar Hafid¹
1) Fakultas Kedokteran dan ilmu kesehatan, Uin Alauddin Makassar, Jl.Sultan
Alauddin No.63 Kec.Somba Opu, Gowa Sulsel
*E-mail korespondesi : muhfadlirajab@gmail.com

ABSTRAK
Stres merupakan suatu keadaan yang menekan diri individu yang disebabkan
adanya ke tidak seimbangan kemampuan yang dimiliki dengan tuntutan yang
ada. Maka dari itu pentingnya menangani dan mencegah stres terjadi pada
mahasiswa, penelitian ini menggunakan desain deskriptif naratif dengan
menggunakan metode pendekatan telaah literatur. Pengumpulan artikel
menggunakan electronik database dari jurnal yang dipublikasikan meliputi
PubMed, Google Scholar, Portal Garuda, DOAJ dan ScienceDirect. Dari
telaah literatur riview, 8 jurnal terkait Intrervensi spiritual care dalam
mengatasi stres pada mahasiswa telah teridentifikasi dan dianalisis dengan
menggunakan metode pendidikan dan pelatihan; pemberian intervensi
murottal yang meliputi perilaku mendengarkan al-qur’an, intervensi taubat dan
istighfar keadaan untuk mensucikan jiwa , intervensi doa dan zikir berfokus
pada penggunaan kalimat (astagfirullah, subhanallah, alhamdulillah,
allahuakbar), dan intervensi self tehnik penggabungan energi tubuh. Dari
beberapa artikel yang telah dianalisis dapat diketahui bahwa spiritual care
(intervensi spiritual) efektif dalam mengatasi stress (stres) on studens (pada
mahasiswa). Kesimpulan peneliti tentang intervensi yang diberikan sebaiknya
penelitian ini dilakukan secara langsung untuk menuai hasil yang efektif
dalam pemberian intervensi pada mahasiswa. Dari beberapa intervensi yang
dilakukan oleh peneliti sebelumnya dapat disimpulkan bahwa penerapan
intervensi tersebut sangat berpengaruh pada kesehatan pisikologi mahasiswa.
Kata kunci : Intervensi Spiritual, Stres, Mahasiswa

A. PENDAHULUAN
Stres berasal dari bahasa latin yang artinya tegang atau genting,
secara harfiah stress dapat di definisikan stimulus atau situasi yang
memicu emosi negatif yang menciptakan tuntutan fisik dan psikis pada
individu dalam menghadapi ancaman (Khayat, 2007). Perubahan yang
terjadi secara tiba-tiba ini, dapat berdampak pada kesehatan pekerja,
pelajar dan mahasiswa, baik secara fisik maupun mental. Dampak
kesehatan yang dapat terjadi karena ada perubahan metode pembelajaran

1
langsung menjadi PJJ (pelajaran jarak jauh) adalah stres. World Health
Organization (WHO) pada tahun[ CITATION WHO19 \l 1033 ] menyebutkan
bahwa hampir 264 juta penduduk dunia mengalami stres dan/atau depresi.
Kemudian, di Indonesia terdapat 6,1% penduduk berusia >15 tahun yang
mengalami depresi. Sekitar 10 juta penduduk Indonesia berusia >15 tahun
yang mengalami depresi [ CITATION WHO19 \l 1033 ].
Stres adalah suatu reaksi yang dialami seseorang, baik secara fisik
maupun psikis (emosional/mental) jika terjadi perubahan lingkungan yang
mengharuskan orang tersebut beradaptasi[CITATION Dir21 \l 1033 ] Data dari
hasil utama Riskesdas menunjukkan periode prevalensi penduduk
Indonesia mulai dari tahun 2013-2018 yang mengalami gangguan mental
emosional mengalami peningkatan yang signifikan, yakni pada tahun 2013
sebesar 6% dan pada tahun 2018 sebesar 9,8%. Provinsi Sulawesi Selatan
sendiri menempati urutan ke-8 dengan jumlah penduduk terbanyak yang
mengalami gangguan mental emosional [ CITATION Kem18 \l 1033 ]
Stres yang dialami mahasiswa bisa disebabkan karena ketatnya
persaingan dalam mencapai prestasi akademik yang ditunjukkan dengan
IPK yang tinggi, ragam tugas perkuliahan, ujian tengah semester, ujian
akhir semester, ujian praktikum, merasa salah memilih jurusan, nilai yang
kurang memuaskan, adaptasi lingkungan baru, dan manajemen diri yang
kurang bagus. Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa perilaku seseora
ng mahasiswa didasari dari pengetahuan yang diketahuinya, semakin bany
ak pengetahuan seorang mahasiswa maka perilakunya akan lebih baik dari
pada seorang mahasiswa yang pengetahuannya sedikit. Pendidikan seoran
g mahasiswa bisa didapatkan dari pendidikan formal maupun pendidikan n
on formal [ CITATION Sar16 \l 1033 ]
Dari hasil studi literatur yang dilakukan oleh Suci Wahyuni ditemu
kan fenomena mahasiswa 9 dari 10 mahasiswa mengalami stres saat meng
erjakan skripsi dan mereka mengalami beberapa tanda dan gejala dari stres
Tanda dan gejala yang paling sering dirasakan seperti sering mengalami s
akit kepala, mengalami penurunan nafsu makan, perubahan pola tidur, suli

2
t berkonsentrasi, dan sering mengalami penurunan motivasi dalam proses
mengerjakan skripsi. [ CITATION Djo18 \l 1033 ]
Dari hasil studi literatur yang dilakukan oleh Suci Wahyuni ditemu
kan fenomena mahasiswa 9 dari 10 mahasiswa mengalami stres saat meng
erjakan skripsi dan mereka mengalami beberapa tanda dan gejala dari stres
Tanda dan gejala yang paling sering dirasakan seperti sering mengalami s
akit kepala, mengalami penurunan nafsu makan, perubahan pola tidur, suli
t berkonsentrasi, dan sering mengalami penurunan motivasi dalam proses
mengerjakan skripsi. [ CITATION Djo18 \l 1033 ]
Beberapa penelitian prevalensi stres juga diadakan di kawasan
Asia seperti di Malaysia, sebuah studi menyebutkan 78,3% maha- siswa
memiliki stres dengan penyebab utama karena beban akademik yang
cukup banyak. Selanjutnya di Lahore, Pakistan hasil studi ini
menunjukkan hubungan signifikan antara tingkat stres dan prestasi
akademik pada mahasiswa kedokteran yang kemudian dijelaskan sebanyak
71,6 % mereka mengalami stres sedang. Sementara di Indonesia sendiri
sebuah studi menyebutkan bahwa stres yang dialami mahasiswa
kedokteran adalah 35% stres ringan, 61% stres sedang dan 4% stres
tingkat tinggi.[ CITATION drs18 \l 1033 ]
B. METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan desain deskriptif naratif dengan
menggunakan metode pendekatan telaah literatur. Pengumpulan artikel
menggunakan electronik database dari jurnal yang dipublikasikan meliputi
PubMed, Google Scholar, Portal Garuda, DOAJ dan ScienceDirect. dengan
pertanyaan penelitian terstruktur menggunakan metode elektronik PICO
(Patient, Intervention, Comparison, and Outcome) dengan kata kunci yang
telah ditentukan. Artikel yang ditelaah berdasarkan dengan ketentuan kriteria
inklusi dan ekslusi.
C. HASIL PENELITIAN
Penelitian pada literature review ini sebanyak 8 artikel yang sudah
dilakukan screening berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria ekslusi yang telah

3
ditentukan berdasarkan Joanna Briggs Institute. Literature review ini dilakukan
dengan mengumpulkan data melalui Pubmed, Google scholar, Portal garuda,
DOAJ dan Sience direct. Hasil pencarian literature yang sudah dianalisis dan
ditetapkan dalam literature review adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Karakteristik Studi Intervensi spiritual care dalam mengatasi stres pada
mahasiswa

Kategori Jumlah Presentasi (%)

Database

Pubmed 1 10
Google scholar 7 90

Portal garuda 0 0
PNRI 0 0

Science direct 0 0
TOTAL 8 100

Tahun Penerbitan

2016 0 0

2017 2 25
2018 2 25

2019 2 25
2020 0 0

2021 2 25
TOTAL 8 100

Negara Penelitian

Indonesia 8 100
Arab saudi 0 0

Turki 0 0

4
TOTAL 8 100

D. PEMBAHASAN
Beberapa hasil analisis tabel literatur dari telaah ke 8 artikel yang
didapatkan dari database didapatkan 8 artikel yang menunjukkan
intervensi spiritual care dalam mengatasi stres pada mahasiswa. Dari 8
jurnal yang di reviuw desain penelitian menggunakan pendekatan croos
sectional, purposive, t-test yaitu melakukan pengambilan data secara
bersamaan, dan jurnal yang di reviuw menggunakan sampel intervensi
spiritual. Berdasarkan hasil analisis 8 artikel maka dapat di tarik
kesimpulan sebagai berikut;
1. Intervensi Murottal
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki tingkat
religius yang tinggi. Hal ini tersebut ditunjukkan oleh
hasil survei dari lembaga survei indonesia menunjukkan ba
hwa sebanyak 55,9% masyarakat indonesia rutin melaksanakan s
halat wajib 5 waktu. 67,5% wajib melaksanakan puasa rutin
di bulan ramadan. Dan 30,3% sering melakukan shlat sunnah (m
uhtadi & prasetyo, 2017). Hal ini sejalan dengan penelitian
Anisa zahra wijayanti nugroho & Sri kusrohmaniah (2019) yang
menuai hasil bahwa ada pengaruh murottal dalam tindakan pena
nganan stres pada mahasiswa. Dan Sayed rahmatollah mousave m
oghadam, Damar aditama (2017) pun menerangkan bahwa penting
nya penanganan stres pada mahasiswa dengan mendengarkan al-q
ur’an dapat memberi efek pada kesehatan mental serta mampu
menaikkan kesehatan mental pada pendengarnya dan dapat membe
rikan dampak yang signifikan terhadap depresi, kecemasan dan
stres. Murottal al-qur’an juga dapat meningkatkan pembentuk
an endorfin sehingga membuat relaksasi otot terjadi (irawati
& lestari 2017). Novita sari kholew, aris setyawan, eka okta
vianto suib (2021) jika dibandingkan dengan mendengarkan mu
sik atau suara-suara alam lainnya, efek dari mendengarkan al

5
quran memiliki dampak yang lebih tahan lama dalam memberikan
ketenangan dalam mengurangi stres, terlebih jika dilakukan d
engan terus menerus.
2. Intervensi Taubat Dan Istighfar
Kecemasan merupakan emosi yang bersumber dari reaksi n
ormal terhadap keadaan yang tidak menentu dan dapat menyebab
kan stres. Dian nugrahati qorotul uyun sumedi p nugraha (201
8) Sebenarnya kecemasan merupakan reaksi yang wajar dari tub
uh untuk memberitahukan agar tetap siaga dan menjaga diri ol
eh sebab itu kecemasan sebagai sumber permasalahan yang perl
u diminimalisir, terkadang kecemasan timbul hanya karena dis
ebabkan oleh pikiran dan bagaimana cara menghadapi masalah k
euangan, kesehatan, keluarga, pekerjaan, pendidikan, dan mas
alah lainnya. Dari penjelasan tersebut kecemasan perlu dikur
angi atau dikendalikan dengan salah satu cara menggunakan te
rapih religius atau spiritual yang dianggap mampu mengatasi
kecemasan. Ika silvitasari, hermawati (2018) Terapi religius
atau spiritual pun mempunyai banyak cara, salah satunya deng
an menggunakan terapi taubat dan istighfar dengan menggunaka
n proses relaksasi. Hal ini pun diperkual karena pada peneli
tian sebelumnya telah terbukti bahwa metode taubat dan istgi
hfar tersebut dapat mengurangi kecemasan (uyun,2016). Sebagi
an besar hasil penelitian yang di dapatkan mengemukakan tent
ang cara mengetahui intervensi spiritual care dalam mengatas
i stres mahasiswa seperti yang di kemukakan dalam firman all
ah dalam Q.S. Al-Syams/91 : 7-10
‫اب َمن َدس َّٰىهَا‬ َ ‫س َو َما َسو َّٰىهَا فَأ َ ۡلهَ َمهَا فُج‬
َ َ‫ُورهَا َوت َۡق َو ٰىهَا قَ ۡد أَ ۡفلَ َح َمن َز َّك ٰىهَا َوقَ ۡد خ‬ ۡ
ٖ ‫َونَف‬

Terjemahnya :
“(demi) jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan

6
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. "
3. Intervensi Do’a
Dari beberapa penelitian menunjukkan hasil bahwa pemberian
intervensi spiritual care ada kaitannya dengan penanganan stres pada
mahasiswa, hal ini disebabkan pola kehidupan mahasiswa yang terlepas
dari hal-hal spiritual itu tidak mudah mengontrol emosi dan stres
mahasiswa. Dan keadaan yang seperti ini sejalan dengan penelitian
Sutarno,rulli andika,yuri sapto or (2017) yang dimana pada penelitian
sebelumnya memiliki cara penanganan stres pada mahasiswa untuk
mengetahui pisikososial,spiritual,dan biomedis. Akan tetapi saat ini sudah
banyak pihak yang menemukan metode-metode untuk mengurangi atau
menyembuhkan stres. Novita sari khouw, Aris setyawan, Eka oktavianto,
Suib (2021) yang dimana salah satu penyembuhannya metode terapi islami
seperti terapi do’a, dan aromaterapi mempunyai pengaruh dalam
penanganan kecemasan, depresi ataupun stres seperti dengan cara
dilakukan dengan berfokus pada penggunaan kalimat-kalimat zikir dan
menenangkan diri sebagai basis intervensi keislaman untuk menenangkan
diri seperti mengucapkan astagfirullah, subhanallah, alhamdulillah,
Allahuakbar. Hal tersebut diperkuat dalam firman Allah Al-Qur’an dalam
surah Ar-Ra’d / 13 : 28
ُ‫وا َوت َۡط َمئِ ُّن قُلُوبُهُم بِ ِذ ۡك ِر ٱهَّلل ۗ ِ أَاَل بِ ِذ ۡك ِر ٱهَّلل ِ ت َۡط َمئِ ُّن ۡٱلقُلُوب‬
ْ ُ‫ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬

Terjemahnya :

“mereka itu yang beriman, yang berhati tenang karena selalu


mengingat Allah, ketahuilah dengan zikir kepada Allah hati
menjadi tenang”.

4. Intervensi Seft
Terapi SEFT termasuk teknik relaksasi, merupakan salah satu
bentuk mind-body therapy dari terapi komplementer dan alternatif

7
keperawatan SEFT merupakan teknik penggabungan dari sistem energi
tubuh (energi medicine) dan terapi spiritual dengan menggunakan tapping
pada titik-titik tertentu pada tubuh. Hal ini sejalan dengan penelitian Ni luh
putu thrisna dewi, Ni made nopita wati (2021) pada mahasiswa
keperawatan dalam menyusun skripsi. Dan diperkuat oleh penelitian yang
dilakukan oleh Nunung Rachmawati (2019) dengan menggunakan terapi
self masalah stres yang dialami oleh seseorang dapat diminimalisir, hal ini
dikarenakan intervensi self lebih menekan pada unsur spiritualitas (do’a)
dan sistem energi tubuh dengan menggunakan metode topping pada
beberapa titik tertentu pada tubuh. Keberhasilan pada terapi ini pun
mempunyai unsur utama yaitu keyakinan, khusu’, ikhlas, pasrah dan
syukur.
Standar pelaksanaan terapi pengkajian spiritual care membutuhkan
hubungan interpesonal yang baik antara perawat dan pasien. Oleh karena
itu pengkajian sebaiknya dilakukan setelah perawat membentuk hubungan
yang baik dengan pasien atau orang terdekat pasien. Pengkajian
keperawatan spiritual yang perlu dilakukan meliputi pengkajian data
subjektif dan pengkajian data objektif. Pengkajian data subjektif meliputi
konsep tentang ketuhanan, sumber kekuatan dan harapan, praktik agama
dan ritual, serta hubungan antara keyakinan spiritual dan kondisi
kesehatan. Sedangkan pengkajian data objektif dilakukan pengkajian klinis
yang meliputi efeksi dan sikap, perilaku, verbalisasi, hubungan
interpersonal dan lingkungan, pada pengkajian ini sebaiknya dilakukan
melalui observasi secara langsung.
Adapun diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan spiritual
menurut North American Nursing Diagnosis Asosiations (nanda) dapat
didefinisikan sebagai gangguan dalam mengintegrasikan arti dan tujuan
hidup diri seseorang yang dihubungkan dengan diri, oranglain, seni,
musik, alam, atau kekuatan yang lebih besar dari dirinya. Keadaan tersebut
dapat didiagnosis sebagai pengasingan diri, kesendirian atau pengasingan
sosial, cemas, deprivsi atau kurang dalam sosiokultural, kematian dan

8
sekarat nyeri, perubahan hidup dan penyakit kronis.
Setelah diagnosa teridentifikasi selanjutnya dilakukan penyusunan
atau perencanaan intervensi. Tujuan dari asuhan keperawatan dimana
untuk mahasiswa yang mengalami stres dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan spiritual dengan membantu kebutuhan agama, membantu
mempertahankan atau membina hubungan personal yang dinamik dengan
maha pencipta ketika sedang mengalami peristiwa yang kurang
menyenangkan yang dapat membuat stres menjadi-jadi.
Setelah diterapkan tahap pengkajian, penentuan diagnosa,
intervensi atau perencanaan lalu ke implementasi perencanaan intervensi
dengan melakukan prinsip-prinsip keperawatan dengan memeriksa terlebih
dahulu keyakinan spiritual pribadi seorang perawat/peneliti. memfokuskan
perhatian pada persepsi pasien terhadap kebutuhan spiritualnya,
menghindari anggapan pasien tidak mempunyai kebutuhan spiritual,
memahami pesan non-verbal tentang kebutuhan spiritual pasien, merespon
secara singkat, spesifik, dan aktual, mendengarkan secara aktif dan
menunjukkan empati terhadap masalah pasien, membantu memfasilitasi
pasien agar dapat memenuhi kewajiban agama, serta memberitahu pasien
manfaat dari pelayanan spiritual care. Pada tahap implementasi, perawat
juga harus mempertimbangkan 10 butir kebutuhan dasar spiritual manusia
yang meliputi kebutuhan akan kepercayaan dasar, kebutuhan akan makna
dan tujuan hidup, kebutuhan akan komitmen peribadatan dan
hubungannya dengan keseharian, kebutuhan akan pengisian keimanan
secara teratur mengadakan hubungan dengan Tuhan, kebutuhan akan
bebas dari rasa bersalah dan dosa, kebutuhan akan penerimaan diri dan
harga diri, kebutuhan akan rasa aman terjamin dan keselamatan terhadap
harapan masa depan, kebutuhan akan dicapainya derajat dan martabat
yang makin tinggi sebagai pribadi yang utuh, kebutuhan akan
terpeliharanya interaksi dengan alam dan sesama manusia, serta kebutuhan
akan kehidupan bermasyarakat yang penuh dengan nilainilai religius
Untuk mengetahui apakah pasien telah mencapai kriteria hasil yang

9
ditetapkan pada fase perencanaan, perawat perlu mengumpulkan data
terkait dengan pencapaian tujuan asuhan keperawatan spiritual. Tujuan
asuhan keperawatan spiritual tercapai apabila secara umum pasien:
a.Mampu beristirahat dengan tenang
b.Mengekspresikan rasa damai berhubungan dengan Tuhan
c.Menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka dengan pemuka agama
d.Mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan keberadaannya
e.Menunjukkan afeksi positif, tanpa rasa bersalah, dan kecemasan.
Dari beberapa penelitian ditemukan konsep kebutuhan spiritual
yang mewakili kebutuhan spiritual manusia, yaitu:
a. Cinta/ kebersaan/ rasa hormat
Hubungan antar manusia membentuk suatu keselarasan yang dapat
menyembuhkan, meliputi; dapat diterima sebagai manusia dalam kondisi
apapun, memberi dan menerima cinta, mempunyai hubungan dengan
dunia, perkawanan, mudah terharu dan mudah melakukan kebaikan,
membina hubungan yang baik dengan sesama manusia, alam dan sekitar
dan dengan Tuhan zat tertinggi. Cinta merupakan dasar dari spiritualitas
yang mendorong manusia untuk hidup dengan hatinya, cinta meliputi
dimensi cinta pada diri sendiri, cinta pada Tuhan, cinta pada orang lain,
dan cinta pada seluruh kehidupan. Cinta juga meliputi tentang kebaikan
yang berkualitas, kehangatan, saling memahami, kedermawanan dan
kelembutan hati. Memelihara kasih sayang merupakan komponen yang
penting dalam perawatan spiritual.
b. Keimanan/ keyakinan
Berpartisipasi dalam pelayanan spiritual dan religius, mendapat
teman untuk berdoa, melakukan ritual keagamaan, membaca kitab suci,
mendekatkan diri pada zat yang maha tinggi (Tuhan). Agama dapat
dijadikan sarana untuk mengekspresikan spiritualitas melalui nilai-nilai
yang dianut, diyakini dan dilakukan dengan praktik-praktik ritual,
didalamnya dapat menjawab pertanyaan mendasar tentang hidup dan
kematian. Apa yang harus dikenali adalah bahwa ada sebagian orang yang

10
mempunyai bentuk agama yang tidak selalu masuk kedalam institusional
(Contoh: Kristen, Islam, Budha). dalam hal ini peneliti/perawat harus tetap
memperhatikan dan menghormati yang diyakini klien dengan cara arif.
c. Hal positif/ bersyukur/ berharap/ kedamaian
Banyak berharap, merasakan kedamaian, dan kesenangan, berfikir
positif, membutuhkan ruang yang sepi untuk meditasi atau refleksi diri,
bersyukur dan berterima kasih, mempunyai rasa humor. Harapan adalah
orientasi di masa depan, mepercayai makna, meyakini dan mengharapkan.
Ada dua tingkatan tentang harapan: harapan yang sifatnya spesifik dan
harapan yang sifatnya umum. Harapan yang sifatnya spesifik mencakup
tujuan yang dikehendaki pada beberapa keinginan diri. Harapan yang
sifatnya umum bagaimana menghadapi masa depan dengan selamat.
Faktor-faktor yang signifikan, seperti datangnya penyakit dapat
menyebabkan hidup seseorang dalam situasi yang sulit, harapan
membantu manusia berinteraksi dengan ketakutan dan ketidaktentuan,
serta membantu mereka untuk menghasilkan yang positif.
d. Makna dan tujuan hidup
Memaknai bahwa penyakit merupakan sumber kekuatan,
memahami mengapa penyakit, dapat terjadi pada dirinya, makna dalam
penderitaan, memahami tujuan hidup, memahami saat krisis (Masalah
kesehatan). Sebagai seseorang yang berpengetahuan dan memahami tujuan
hidup, ini merupakan penemuan prosedur yang signifikan serta
mempunyai daya dorong pada saat menjalani penderitaan yang besar.
e. Moral dan etika
Untuk hidup bermoral dan beretika, hidup dalam masyarakat dan
menjunjung tinggi moral dan etika yang ada di dalam masyarakat tersebut.
f. Penghargaan pada keindahan
Menghargai keindahan alam dan seni, gambaran hubungan dengan
alam meliputi: ikut memelihara lingkungan sekitar dengan cara menanam
tumbuhan, pohon serta melindungi dari kerusakan, mengagumi alam
sebagai ciptaan, menghargai seni dengan menghargai musik.

11
g. Pemecahan masalah/ kematian
Pesan atau nasihat sebelum menghadapi kematian, mengakui
adanya kehidupan setelah kematian, mempunyai pemahaman yang dalam
akan kematian, dan memaafkan diri dengan orang lain.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian
tentang Literatur Reviuw atau Studi Literatur yang telah dilakukan oleh
penulis bahwa intervensi spiritual care dalam mengatasi stress pada
mahasiswa dapat disimpulkan bahwa:
1. Stres yang dialami oleh mahasiswa dapat diberikan intervensi
murottal yang memberi efek pada kesehatan mental serta mampu
meningkatkan pembentukan endorfin sehingga membuat relaksasi otot
terjadi.
2. Intervensi taubat dan istighfar juga dapat mempengaruhi tingkat stres
pada mahasiswa dalam menghadapi berbagai macam masalah, kesehatan,
keuangan, keluarga, pendidikan, pekerjaan, dan masalah lainnya.
3. Intervensi do”a yang dimana intervensi ini berfokus pada penggunaan
kalimat-kalimat do’a dan zikir seperti mengucapkan astagfirullah,
subhanallah, alhamdulillah, allahuakbar.
4. Intervensi seft yang dimana terapi ini juga sangat efisien dalam
mengatasi stres pada mahasiswa dengan cara metode topping pada
beberapa titik tertentu pada tubuh dan dimana keberhasilan terapi ini itu
tidak lepas dari unsur spiritual.
5. Kesimpulan peneliti tentang intervensi yang diberikan sebaiknya
penelitian ini dilakukan secara langsung untuk menuai hasil yang efektif
dalam pemberian intervensi pada mahasiswa. Dari beberapa intervensi
yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya dapat disimpulkan bahwa

12
penerapan intervensi tersebut sangat berpengaruh pada kesehatan pisikologi mahasiswa.

F. UCAPAN TERIMA KASIH (Jika dibutuhkan)


Terima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberika rahmat serta
limpahan rasa syukurnya. Serta terima kasih kepada pihak-pihak yang turut andil
dalam proses pembuatan jurnal ini.
G. REFERENSI

13

Anda mungkin juga menyukai