Anda di halaman 1dari 6

Studi Kasus TM 5

Rendahnya Tingkat E-Government di


Indonesia

Aldin Falah - 2010413018


Felix Marshall - 2110413184
Hilda Ratu Harum - 2110413092
Syalaisha Putri Adiansyah - 2110413132

Pada artikel yang telah dicantumkan dalam studi kasus, Ma’ruf Amin selaku wakil
presiden menyayangkan implementasi e-government yang masih rendah di
Indonesia. Hal tersebut diketahui dari survei yang United Nations (UN) E-
Government Survey 2020 yang menghasilkan Indonesia pada peringkat 88 atas
pengembangan dan pelaksanaan e-government.

Terdapat konsep perilaku masyarakat terhadap adanya pembaharuan teknologi yang disebut
“frankenstein fear” atau ketakutan dan penolakan akan teknologi karena dirasa akan
menciptakan sesuatu yang membahayakan bagi manusia. Data dari platform website
dataindonesia mencatat bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 212,9
juta pada Januari 2023 (dataindonesia, 2023). Mengaitkan dengan konsep perilaku
masyarakat, maka dapat digarisbawahi bahwa salah satu penyebab rendahnya e-government
di Indonesia karena pemerintah belum mampu

meyakinkan dan memfasilitasi pelayanan
berbasis digital yang aman dan efektif.
Alternatif Solusi

1 Meningkatkan Tenaga Ahli

2 Strategi Digital First

3 Integrasi Layanan Publik

4 Pelatihan Teknologi

5 Keamanan Layanan Publik


Komponen E-Government
(Heeks,2003)

Informasi

Teknologi

Proces

Tujuan, Nilai, dan Motivasi

Staf dan Keterampilan

Manajemen dan struktur

Sumber daya lainnya


No. Solusi Kelebihan Kekurangan

dapat mempercepat
inovasi dalam solusi ini memerlukan biaya yang cukup besar dan waktu yang
1. Meningkatkan Tenaga Ahli
pengembangan layanan diperlukan dalam pelatihan
publik

meningkatkan efisiensi dan adanya risiko kecanduan teknologi dan kurangnya akses bagi
2. Strategi Digital First
kecepatan layanan publik. masyarakat yang belum terbiasa dengan teknologi.

meningkatkan
keterpaduan dan
memerlukan waktu dan biaya untuk melakukan integrasi yang
3. Integrasi Layanan Publik keefektifan dalam
sesuai.
penyediaan layanan
publik.

meningkatkan aksesibilitas
memerlukan biaya untuk pelatihan dan mungkin tidak efektif bagi
4. Pelatihan Teknologi: dan mempercepat adopsi
masyarakat yang kurang tertarik dengan teknologi
teknologi oleh masyarakat
Analisis

Dari kelima solusi di atas, yang paling pantas untuk Indonesia saat ini adalah solusi
"Meningkatkan Tenaga Ahli" karena Indonesia masih memiliki kekurangan tenaga ahli di
bidang teknologi informasi. Dengan meningkatkan tenaga ahli, Indonesia dapat menghasilkan
sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam mengembangkan
teknologi informasi sehingga mampu meningkatkan kualitas layanan publik. Selain itu,
dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas di bidang teknologi informasi, solusi
lainnya dapat dilaksanakan seperti mengintegrasikan layanan publik. Tanpa ahli teknologi
yang mumpuni di pemerintahan, maka pelayanan publik tidak dapat terintegrasi secara efektif
serta tidak dapat menjamin keamanan data masyarakat dari pelayanan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai