Anda di halaman 1dari 6

Tantangan Implementasi E-Government di

Indonesia
Ika Putri Puspitasari
Universitas Telkom
Magister Sistem Informasi
Ika.puspitasari@student.telkomuniversity.ac.id

Abstract— E-governance adalah Nomor 3 Tahun 2023 tentang Kebijakan


penggunaan teknologi informasi dalam dan Strategi Nasional Pengembangan e-
mendapatkan informasi yang bebas untuk government di semua level pemerintahan
membatasi penggunaan sistem berbasis kertas secara menyeluruh. Implementasi dan
atau fisik tradisional. Implementasi realisasi e-government di Indonesia
egovernment pasti memiliki tantangan yang memiliki tantangan di era industri 4.0,
berupa keadaan social, infrastruktur, literacy, permasalahan pada implementasi e-
devide dan platform. Selain mempunyai government adalah keterbatasan regulasi
tantangan juga harus mempunyai solusi pada berupa undang-undang[2]. Saat ini, belum
tantangan tersebut seperti meningkatkan terdapat regulasi yang menerangkan secara
infrastruktur, menggunakan kecerdasan detail tentang mekanisme pelaksanaan e-
buatan, dll. government yang disebabkan oleh
Keywords—E-government, tantangan, solusi, perkembangan teknologi yang sangat cepat
teknologi, implementasi sehingga tidak dapat di imbangi [3].
Teknologi saat ini banyak dimanfaatkan
1. Pendahuluan oleh beberapa sektor publik dan swasta
E-governance adalah penggunaan yang digunakan untuk mengembangkan
teknologi informasi dalam mendapatkan bisnisnya. Pada Asia Negara ternyata
informasi yang bebas untuk membatasi penerapan e-governmen di Indoneisa
penggunaan sistem berbasis kertas atau menduduki peringkat ke 5 dari 10 negara
fisik tradisional. E-governance melibatkan ASEAN pada tahun 2022 [4]. Data tersebut
otomatisasi atau komputerisasi prosedur dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
berbasis fisik (kertas) yang akan
memperoleh gaya kepemimpinan baru,
cara baru untuk mengambil keputusan, cara
baru dalam bertransaksi dan penyampaian
informasi secara online[1].
Tujuan e-governace adalah
meningkatkan akses dan penyediaan
layanan pemerintahan untuk memberikan
manfaat bagi warga negara dan
memperkuat upaya pemerintah menuju tata
kelola pemerintahan yang efektif dan
transparansi dalam mengelola sumber daya Gambar 1 Index Pengembangan E-
sosial. E-govermance perlu dilaksanakan Government Tahun 2022
dikarenakan untuk mengurani interaksi
seseorang dengan instansi secara langsung, Berdasarkan gambar di atas Indonesia
sehingga untuk meningkatkan kualitas menduduki peringkat ke 5 yang artinya
pelayanan publik, transparasi pada proses,
masyarakat Indonesia sudah mendapatkan
mempercepat mengambil keputusan dan
akuntabel. akses internet secara tercangkau dan
masyarakat yang dapat memanfaatkan atau
Menentukan
menggunakan fasilitas yang telah Topik

disediakan pemerintah.
Keberhasilan dalam implementasi Pencarian
Literatur
egovernment tidak terlepas dari betapa
pentingnya peranan kepemimpinan.
Analisis
Transformasi digital di pemerintahan akan Data
dapat terlaksana bila keinginan lebih besar
oleh pemimpinnya. Berikut kompinen
Gambar 2 Tahapan Metodelogi
yang dapat mewujudkan kesuksesan pada
implementasi egovernment yaitu Analisis data menggunakan analisis
kepemimpinan yang kuat, memiliki visi deskritif kualitatif yaitu deskripsikan data
dan misi, komitmen, menyamakan sasaran dan interprtasikan dta yang di dapat
teknologi informasi dan strategi dan fungsi melalui literature review yang selanjutnya
kepemimpinan [5]. di analisis guna mendapatkan gambaran
yang dapat menggambarkan jawaban atas
2. Ruang Lingkup tantangan implementasi e-government[6]
Ruang Lingkup pada tantangan
implementasi e-government di Indonesia 4. Hasil dan Pembahasan
sebagai berikut: Berikut hasil dari literature review yang
1) Mengetahui tantangan implementasi telah dibaca sebagai berikut:
egovernment berdasarkan digital 4.1. The Implementation of E-
culture, digital literacy, digital divide, Government in the Industrial
dan digital platform Revolution Era 4.0 in Indonesia [2]
2) Mendapatkan solusi dari tantangan a) Tantangan yang di peroleh pada jurnal
implementasi egovernance. ini sebagai berikut:
1) Keterbatasan regulasi berupa
3. Metodelogi undang-undang yang sulit untuk
Metode yang digunakan adalah literature menyesuaikan perkembangan
review. Data yang peroleh melalui teknologi yang begitu cepat;
literature sebelumnya yang berasal dari 2) Masyarakat yang menginkan
jurnal dengan permasalahan yang dicari. aspirasinya didengar oleh
Tahapan dari metode ini adalah pemerintah
menentukan topik permasalahannya, 3) Belum terdapat budaya berbagi
pencarian literatur menggunakan google informasi
scholar dan menganlisis data. 4) Budaya dokumentasi yang belum
tertata
5) Sumber Daya Manusia yang
belum handal di bidang Teknologi
Informasi
6) Infrastruktur yang kurang
memadai dan mahal
7) Keterbatasan akses informasi
b) Solusi yang diberikan dari jurnal 2) Interaksi manusia (Lingkaran
tersebut adalah komitmen pemerintah Studi Online, menerapkan strategi
untuk meningkatkan pengembangan untuk meningkatkan interaksi,
egovernment dari segi infrastuktur, menggunakan metode komunikasi
sumber daya manusia, aplikasi, yang beragam, mengacu pada
regulasi dan sosialisasi di lingungan prinsip-prinsip pembagian dalam
pemerintah maupun masyarakat. kelompok, memperhatikan
4.2. Systematic Literature Review of kontribusi individu dan kelompok,
Disruption Era in Indonesia: The dan mengajarkan keterampilan
Resistance of Industrial Revolution kerja sama dan menawarkan
4.0 [7] fasilitator)
a) Tantangan yang diperoleh pada jurnal 4.3. Government Agencies’ Readiness
ini sebagai berikut: Evaluation towards Industry 4.0 and
1) Hukum dan regulasi : sebagai Society 5.0 in Indonesia
contoh pasar digital yang a) Tantangan yang diperoleh pada jurnal
mengubah uang palsu ini sebagai berikut:
(¢rytocurrency) dan blockchain 1) Birokrasi prosedural (dokumen
yang berdampak pada sektor administratif, pelaporan, kehadiran
ekonomi dan pajak. dan tunjangan kinerja)
2) Kualitas Informasi 2) Merendahkan martabat manusia
3) Kualitas Website b) Solusi yang diberikan dari jurnal
4) Keamanan egovernment tersebut adalah
5) Infrastruktur (Dukungan teknis, 1) Reformasi birokrasi substansial
Kualitas internet, Biaya Internet 2) Penyederhanaan Regulasi
yang tinggi, Modal Sumber Daya 3) Penggunaan Kecerdasan buatan
Manusia, Lebar Pita Internet, dan (AI)
Sertifikat) 4.4. E-Government for Sustainable
6) Interaksi Manusia (masalah Development: Evidence from MENA
komunikasi kata, kesalahpahaman Countries [8]
dalam komunikasi online, sulit a) Tantangan yang diperoleh pada jurnal
mencapai konsensus kelompok, ini sebagai berikut:
cara membagi kelompok dan 1) Kendala anggaran dalam penerapan
mengevaluasi kelompok) strategi digital
b) Solusi yang diberikan dari jurnal 2) Keterampilan digital dan data masih
tersebut adalah langka dan tidak merata di seluruh
1) Infrastruktur (Menawarkan wulayah
lingkungan internet yang stabil, 3) Penetrasi internet berkecepatan
berkualitas tinggi dan modal tinggi masih rendah di Mena
rendah, sertifikat gelar dan dibandingkan dengan wilayah-
regulasi hukum, meningkatkan wilayah berkembang di Eropa dan
jumlah tenaga kerja, dan Asia
menawarkan platform instruksi b) Solusi yang diberikan dari jurnal
sistem standar) tersebut adalah
1) Diperlukan kesadaran khusus, 1) Siapa yang membayar untuk
komitmen, dan fokus khusus pada egovernment
strategi yang ambisius dan 2) Bagaimana membuat masyarakat
berorientasi pada tindakan yang luas menggunakan layanan
membantu mengatasi tantangan egovernmen
egovernment, 3) Mengapa keamanan dan
2) Meningkatkan tata kelola perlindungan privasi itu penting
pemerintah yang baik yang akan 4) Bagaimana TIK memfasilitasi tata
meningkatkan pembangunan kelola yang baik
berkelanjutan dan masyarakat yang 5) Apa implikasi dari kesetaraan
lebih inklusif. akses ke informasi dan layanan
3) Memulai reformasi yang memadai pemerintah
untuk memaksimalkan deviden 6) Kurangnya kepercayaan dan
digital dan mempersiapkan diri kejahatan siber
untuk menghadapi tantangan 7) Rasa palsu tentang transparansi
egovernment selanjutnya. dan akuntabilitas
Reformasi tersebut adalah regulasi, 8) Infrasruktuk yang mahal
keterampilan, dan institusi akan 9) Kurangnya kesetaraan dalam akses
meningkatkan biaya peluang. publik ke internet
4) Memperkuat interaksi antara b) Solusi yang diberikan dari jurnal
teknologi dan pelengkapnya tersebut adalah
menjadi lebih mendesak daripada 1) Meningkatkan literasi TIK warga
sebelumnya. negara agar dapat memanfaatkan
teknologi baru untuk
merealisasikan egovernment.
2) Meningkatkan infrastruktur TIK
mereka dan meningkatkan sumber
daya manusia

5. Kesimpulan
Berdasarkan tantangan dalam
implementasi egovernment berdasarkan
literatur review yang dipaparkan
sebelumnya dapat dikatakan bahwa
kondisi implementasi egovernment yang
telah berbagai upaya dan inisiatif telah
dilakukan pemerintah dalam menjalankan
Gambar 3 Pengembangan E-Government
namun masih belum dioptimal. Berikut
Pembangunan di Negara Mena
hasil dari tantangan implementasi
egovernmen:
4.5. E-Government Implementation [1] 1) Digital Culture :
a) Tantangan yang diperoleh pada jurnal 1. Belum tersedianya sumber daya
ini sebagai berikut: manusia yang pandai dalam
mengelola e-government
2. Rendahnya komitmen 4) Membuat prosedur dalam setiap
kepemimpinan dalam mendukung regulasi untuk penerapan egovernment
egovernment 5) Memangkas alur regulasi agar
3. Budaya Organisasi yang belum mempercepat proses egovernment
mendukung terhadap perubahan
dan rendahnya berbagi informasi 6. Dafrta Pustaka
antar instansi
2) Digital literacy : Literacy masyarakat [1] P. Solinthone and T. Rumyantseva,
yang masih rendah dalam “E-GOVERNMENT
IMPLEMENTATION”, doi:
pemanfaatan egovernment terutama
10.1051/01066.
pada masyarakat menengah ke bawah
[2] I. Farida, R. Setiawan, A. S.
3) Digital divide : Maryatmi, and N. Juwita, “The
1. Infrastruktur (Dukungan teknis, Implementation of E-Government in
Kualitas internet, Biaya Internet the Industrial Revolution Era 4.0 in
yang tinggi, Modal Sumber Daya Indonesia,” International Journal of
Manusia, Lebar Pita Internet, dan Progressive Sciences and
Sertifikat) Technologies (IJPSAT, vol. 22, no.
2. Akses Internet yang tidak merata 2, pp. 340–346, 2020, [Online].
4) Digital platform: Available: http://ijpsat.ijsht-
1. Keterbatasan regulasi yang belum journals.org
[3] V. A. Hulu, D. Puspasari, L. Tri, A.
pasti
Pramudita, N. Juniyanto, and T. R.
2. Penggunaan Kecerdasan buatan
Putuninno, “MINISTRATE
(AI) yang merendahkan martabat Menggagas Revolusi Mental
manusia Birokrasi Melalui Konsep
5) Tidak memiliki bluprint atau Competitive Agile Leadership,”
penyelengaraan dan pengembangan 2020.
egov sehingga dalam [4] Cindy Mutia Annur, “10 Negara
mengimplementasikannya akan dengan Skor Indeks
menjadi sulit dan berat karena tidak Pengembangan E-Government/
memiliki acuan EGDI Tertinggi (2022),”
6) Tidak ada sosialisasi tentang https://databoks.katadata.co.id/data
publish/2022/10/05/sistem-e-
penerapan egovernment pada
government-indonesia-peringkat-
masyarakat.
ke-5-di-asia-tenggara.
Berikut solusi untuk semua tantangan [5] Y. H. C.P and T. D. Susanto, “E-
diatas: Leadership: The Effect of E-
1) Melakukan komitmen kepemimpinan Government Success in Indonesia,”
dalam menjalankan egovernment J Phys Conf Ser, vol. 1201, p.
2) Meningkatkan literasi Teknologi 012025, May 2019, doi:
Informasi kepada masyarakat agar 10.1088/1742-6596/1201/1/012025.
dapat memanfaatkan teknologi baru [6] E. Tulungen et al., “DIGITAL
untuk merealisasikan egovernment TRANSFORMATION: ROLE OF
3) Meningkatkan kualitas infrastruktur DIGITAL LEADERSHIP,” 1116
Jurnal EMBA, vol. 10, no. 2, pp.
dan meningkatkan sumber daya
1116–1123, 2022.
manusia
[7] M. Fadilurrahman, T. Kurniawan, [8] I. Dhaoui, “E-Government for
Ramadhani, Misnasanti, and S. Sustainable Development:
Shaddiq, “Systematic literature Evidence from MENA Countries,”
review of disruption era in Journal of the Knowledge
Indonesia: The resistance of Economy, vol. 13, no. 3, pp. 2070–
industrial revolution 4.0,” Journal of 2099, Sep. 2022, doi:
Robotics and Control (JRC), vol. 2, 10.1007/s13132-021-00791-0.
no. 1. Department of Agribusiness,
Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, pp. 51–59, Jan. 01,
2021. doi: 10.18196/jrc.2152.

Anda mungkin juga menyukai