Anda di halaman 1dari 22

PRO EMERGENCY

LAMPIRAN
PENUNTUN BELAJAR
PENATALAKSANAAN PERDARAHAN PADA ABORTUS INKOMPLIT

Lakukan penilaian kinerja pada setiap Langkah/tugas dengan menggunakan kala penilaian di
bawah ini :

Langkah atau tugas tidak dikerjakan secara benar, atau


1. Memerlukan Perbaikan dalam urutan yang salah (bila diperlukan) atau
diabaikan.

2. Dikerjakan secara kompeten Langkah atau tugas dikerjakan secara benar, dalam
urutan yang benar (bila diperlukan), tetapi belum
(terampil)
dikerjakan secara lancer.

Langkah atau tugas dikerjakan secara efisien dan


3. Dikerjakan secara profisien dikerjakan dalam urutan yang benar (bila diperlukan).
(mahir)

PENATALAKSANAAN PERDARAHAN PADA ABORTUS INKOMPLIT

Langkah/ Tugas Pengamatan

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN

- Pasien

- Penolong

- Peralatan

 Meja periksa dan instrument ginekologi


 Tensimeter , stetoskop, thermometer, torniquet, ballon & mask
 Oksigen & slang
 Sarung tangan DTT/Steril
 Jam dengan penunjuk detik

PENGENALAN PERDARAHAN ABORTUS

1. Tanyakan Riwayat haid dan perdarahan di luar siklus

2. Tanyakan lamanya amenore dan mulainya perdarahan ini

1
3. Inspeksi
Konjungtiva palpebra, bibir, lidah (anemia, icterus)
Retraksi intercostal atau pernafasan cuping hidung
Berkeringan dingin

Kelainan abdomen dan pelvik ( kembung. Asimetri, (benjolan)


perdarahan pervaginam (jumlah, sifat, bekuan)

4. Palpasi
Tinggi fundus uteri
Nyeri tekan abdomen atau pelvik
Kaku pada dinding perut
Massa di kavum abdomen atau pelvik

PENATALAKSANAA PERDARAHAN PADA ABORTUS INKOMPLIT

Langkah/Tugas Pengamatan

5. Inspeksi
Porsio Livide
Dilatasi serviks
Fluxus (darah melalui ostium)

6. Pemeriksaan Bimanual
Konsistensi serviks
Posisi uterus
Besar uterus dan kesesuaiannya dengan usia gestasi
Nyeri goyang porsio atau nyeri sentuh adneksa

TINDAKAN

7. Restorasi cairan yang hilang

8. Evaluasi sisa konsepsi


- Digital
- Aspirasi Vakum Manual

9. Perhatikan adanya vili korialis pada jaringan yang dievakuasi

10. Bila ada kecurigaan infeksi lakukan hal berikut:


- Terapi antibiotika (lihat panduannya)
- Bilas dalam vagina dengan larutan antiseptic
- Tanda-tanda abortus buatan

11. Nilai perdarahan pasca evakuasi

12. Pantau tanda vital

2
PRO EMERGENCY
LAMPIRAN
PENUNTUN BELAJAR KOMPRESI BIMANUSL UTERUS
Lakukan penilaian kinerja pada setiap Langkah/tugas dengan menggunakan kala penilaian di
bawah ini :

Langkah atau tugas tidak dikerjakan secara benar, atau


1. Memerlukan Perbaikan dalam urutan yang salah (bila diperlukan) atau
diabaikan.

2. Dikerjakan secara kompeten Langkah atau tugas dikerjakan secara benar, dalam
urutan yang benar (bila diperlukan), tetapi belum
(terampil)
dikerjakan secara lancer.

Langkah atau tugas dikerjakan secara efisien dan


3. Dikerjakan secara profisien dikerjakan dalam urutan yang benar (bila diperlukan).
(mahir)

PENUNTUN BELAJAR UNTUK KOMPRESI BIMANUAL UTERUS

Langkah/ Tugas Pengamatan

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN

- Pasien

- Penolong

- Peralatan

- Bayi

PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN

TINDAKAN

1. Kosongkan kandung kemih

2. Pakai sarung tangan

3. Pastikan cairan berjalan baik dan uterotonika sudah diberikan

KOMPRESI BIMANUAL INTERNA

4. Penolong berdiri di depan vulva. Oleskan larutan antiseptic pd


sarung tangan kanan, dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri,

3
sisihkan kedua labium mayus ke laterar dan secara obstetric,
masukkan tangan kanan melalui introitus.

5. Kepalkan tangan kanan dan letakkan dataran punggung jari


telunjuk hingga kelingking pada fomiks anterior, dorong uterus
ke kranio-anterior

PENUNTUN BELAJAR UNTUK KOMPRESI BIMANUAL UTERUS

Langkah/Tugas Pengamatan

6. Tapak tangan kiri menekan bagian belakang korpus uteri

7. Lakukan kompresi dengan jalan mendekatkan telapak tangan


kanan pada forniks anterior

8. Perhatikan perdarahan yang terjadi. Bila perdarahan berhenti,


pertahankan posisi demikian hingga kontraksi uterus membaik,
bila perdarahan belum berhenti, lanjutkan ke Tindakan berikut.

9. Keluarkan tangan kanan, bersihkan sarung tangan dan rendam


dalam klorin 0,5%

10. Cuci tangan dan lengan, keringkan dengan handuk

11. Pakai sarung tangan DTT yang baru secara benar

KOMPRESI BIMANUAL UTERUS EKSTERNA

1. Penolong berdiri menghadap pada sisi kanan ibu

2. Tekan dinding perut bawah untuk menaikan fundus uteri agar


telapak tangan kiri dapat mencangkup dinding belakang uterus

3. Pindahkan posisi tangan kanan sehingga telapak tangan kanan


dapat menekan korpus uteri bagian depan

4. Tekan korpus uteri dengan jalan mendekatkan telapak tangan


kiri dan kanan dan perhatikan perdarahan yang terjadi

5. Bila perdarahan berhenti, pertahankan posisi tersebut sehingga


uterus dapat berkontraksi dengan baik. Bila perdarahan belum
berhenti, lanjutkan ke Langkah berikut.

DEKONTAMINASI DAN PENCEGAHAN INFEKSI PASCA TINDAKAN

PERAWATAN LANJUTAN

6. Perhatikan tanda vital, perdarahan dan kontraksi uterus tiap 10


menit dalam 2 jam pertama.

PENUNTUN BELAJAR PENGAMATAN

4
7. Tuliskan hasil Tindakan dan instruksi perawatan lanjutan,
jelaskan dan serahkan pemantauan dan status pada petugas

8. Memberitahukan kepada pasien dan keluarganya tentang


Tindakan dan hasilnya serta perawatan lanjutan yang masih
diperlukan

5
PRO EMERGENCY
LAMPIRAN
PENUNTUN BELAJAR
PEMERIKSAAN PERLUKAAN DAN PENJAHITAN LASERASI PORSIO
Lakukan penilaian kinerja pada setiap Langkah/tugas dengan menggunakan kala penilaian di
bawah ini :

Langkah atau tugas tidak dikerjakan secara benar, atau


1. Memerlukan Perbaikan dalam urutan yang salah (bila diperlukan) atau
diabaikan.

2. Dikerjakan secara kompeten Langkah atau tugas dikerjakan secara benar, dalam
urutan yang benar (bila diperlukan), tetapi belum
(terampil)
dikerjakan secara lancer.

Langkah atau tugas dikerjakan secara efisien dan


3. Dikerjakan secara profisien dikerjakan dalam urutan yang benar (bila diperlukan).
(mahir)

PENUNTUN BELAJAR UNTUK PEMERIKSAAN PERLUKAAN JALAN LAHIR DAN PENJAHITAN


ROBEKAN PORSIO

Langkah/ Tugas Pengamatan

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN

- Pasien

- Penolong

- Peralatan

- Bayi

PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN

TINDAKAN

1. Pasien dengan posisi litotomi, pasangkan kain penutup

2. Kosongkan kandung kemih

3. Lakukan periksa dalam

4. Ganti sarung tangan

6
5. Pasang speculum bawah dan atas

EKSPLORASI ULANGAN (SEBELUM TINDAKAN)

6. Eksplorasi dinding vagina

7. Jepit portio dengan klem ovum secara bergantian sehingga


portio dapat diperiksa menurut angka putaran jarum jam.
Pasang klem ovum kanan dan kiri, masing-masing 2cm, dari tepi
luka

8. Bila timbul nyeri akibat penjepitan, beri sedative dan analgetika

9. Penjahitan mulai dari ujung luka, 1 cm keatas (proksimal portio)


dari kanan luar menembus permukaan dalam, menyilang ke kiri
dalam (proksimal) menembus permukaan dalam kanan,
menyilang ke kiri dalam (distal) baru dibuat simpul kunci dengan
pangkal benang di kanan luar (distal)

10. Jahitan angka 8 tersebut diatas, dilanjutkan ke atah distal


sehingga seluruh robekan portio, dijahit dan perdarahan dapat
diatasi

EKSPLORASI ULANGAN (SEBELUM TINDAKAN)

11. Dengan bantuan speculum, periksa ulang bahwa perdarahan


dapat diatasi. Periksa permukaan dalam portio dengan jalan
menjepit portio dengan klem ovum kemudian balik posisi
gagangnya

12. Lakukan penjahitan di bagian lain, jalan lahir (apabila diperlukan)

13. Bersihkan portio dan lumen vagina dengan kapas dan larutan
antiseptik

14. Lepaskan jepitan cunam pada portio, cabut spekulum

DEKONTAMINASI DAN PENCEGAHAN INFEKSI PASCA TINDAKAN

PERAWATAN PASCA TINDAKAN

15. Periksa tanda vital pasien, catat dan buat laporan tindakan

16. Buat instruksi perawatan, pengobatan dan pemantauan pasca


Tindakan. Minta petugas untuk melaksanakannya dengan baik

17. Beritahukan kepada suami/walinya bahwa Tindakan telah selesai


dan pasien masih memerlukan perawatan dan pengobatan
lanjut

7
PRO EMERGENCY
LAMPIRAN
PENUNTUN BELAJAR PEMASANGAN KONDOM KATETER
HIDROSTATIK TAMPONADE INTRAUTERINE
Lakukan penilaian kinerja pada setiap Langkah/tugas dengan menggunakan kala penilaian di
bawah ini :

Langkah atau tugas tidak dikerjakan secara benar, atau


1. Memerlukan Perbaikan dalam urutan yang salah (bila diperlukan) atau
diabaikan.

2. Dikerjakan secara kompeten Langkah atau tugas dikerjakan secara benar, dalam
urutan yang benar (bila diperlukan), tetapi belum
(terampil)
dikerjakan secara lancer.

Langkah atau tugas dikerjakan secara efisien dan


3. Dikerjakan secara profisien dikerjakan dalam urutan yang benar (bila diperlukan).
(mahir)

NO Urutan Tindakan Ya Tidak

1 Penderita tidur diatas meja ginekologi dalam posisi litotomi

2 Aseptic dan antiseptic genitalia eksterna dan sekitarnya

3 Kandung kemih dikosongkan

4 Telah dipersiapkan sebelumnya, set infus/set transfusi yang sudah


disambungkan dengan cairan NaCL/RL, ujungnya dimasukkan kedalam
kondum, kemudian kondom diikan pada ujung set infus/set transfusi
dengan benang chromic/silk atau benang talu pusat.

5 Posisikan benang dalam keadaan vakum/kosong, belum terisi air/udara.


Posisikan kondom sehingga mudah engambang intrauterine.

6 Asisten dalam posisi melakukan bimanual interna. Asisten melepas


kompresi secara simultan, operator melakukan introduksi kondom
kedalam kavum uteri secara digital menggunakan jari, cara yang sama
dipakai untuk memasukkan kateter folley untuk induksi.

7 Kemudian kondom dikembungkan dengan menggunakan cairan dari


selang infus, sampai ada tahanan ayau perdarahan berhenti, kemudian
cairan infus ditutup kembali. Cairan yang dimasukkan antara 250-2000
cc.

8
8 Apabila kondom mengembang keluar dari serviks kearah vagina, ulangi
pemasangan dari awal.

9 Dimasukkam tampon bola untuk menfiksasi kondom supaya tidak


terlepas
10 Dilakukan observasi tanda vital dan perdarahan perveginam, selama 15-
30 menit. Bila tanda vital stabil dan perdarahan pervaginam berhenti,
berarti pemasangan kondom hidrostatik intrauterin berhasil.

11 Pasien dapat dilakukan observasi atau segera dirujuk atau bila tindakan
dilakukan dirumah sakit, dapat dilakukan persiapan kamar operasi untuk
laparotomi sebagai rencana cadangan.

12 Apabila pasien stabil dan perdarahan pervaginam berhenti, kondom


hidrostatik intrauterin menjadi tatalaksana utama, dan dapat
dipertahankan selama 24-48 jam, jika perlu cairan dalam kondom
dikeluarkan secara bertahap. Berikan uterotonika dan antibiotik.

9
PRO EMERGENCY
LAMPIRAN
PENUNTUN BELAJAR DISTOSIA BAHU
Lakukan penilaian kinerja pada setiap Langkah/tugas dengan menggunakan kala penilaian di
bawah ini :

Langkah atau tugas tidak dikerjakan secara benar, atau


4. Memerlukan Perbaikan dalam urutan yang salah (bila diperlukan) atau
diabaikan.

5. Dikerjakan secara kompeten Langkah atau tugas dikerjakan secara benar, dalam
urutan yang benar (bila diperlukan), tetapi belum
(terampil)
dikerjakan secara lancer.

Langkah atau tugas dikerjakan secara efisien dan


6. Dikerjakan secara profisien dikerjakan dalam urutan yang benar (bila diperlukan).
(mahir)

PENUNTUN BELAJAR TINDAKAN DISTOSIA BAHU

Langkah/ Tugas Pengamatan

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN

- Pasien

- Penolong

PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN

TINDAKAN SEBELUM MELAKUKAN DISTOSIA BAHU

ANASTESI LOKAL DAN EPISIOTOMI

1. Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah (dari tangan kiri) antara
kepala bayi dan perineum. Hal ini sangat penting untuk
mencegah jarum suntik mengenai kepala bayi yang dapat
menyebabkan kematian bayi.
2. Masukkan jarum secara subkutan, muali komisura posterior,
menelusuri sepanjang perineum dengan sudut 45 derajat kearah
kanan ibbu (tempat akan dilakukan episiotomi)

3. Aspirasi untuk memastikan ujung jarum tidak memasuki


pembuluh darah apabila pada aspirasi terdapat cairan darah,

10
tarik jarum sedikit dan kembali memasukkan dengan arah yang
berbeda. Kemudian ulangi prosedur aspirasi

Injeksi bahan anastesi ke dalam pembuluh darah dapat


menyebabkan detak jantung tidak teratur atau konvulsi

4. Suntikan bahan anastesi (lidokain 1%) 5-10 ml sambil menarik


jarum keluar

5. Tekan tempat infiltrasi agar anastesi menyebar. Untuk hasil yang


optimal tinggu 1-2 menit sebelum melakukan episiotomi

Manuver Mc.Roberts

1. Baringkan ibu terlentang pada punggung

2. Meminta ibu untuk melipat kedua pahanya, sehingga kedua


lututnya berada sedekat mungkin dengan dada. Gunakan kedua
tangan untuk membentu fleksi maksimal paha.

3. Lahirkan bahu depan dengan menarik kepala bayi keatah bawah

MANUVER UNTUK MELAHIRKAN BAHU BELAKANG

1. Masukan tangan mengikuti lenkung sakrum sampai jari


penolong mecapai fosa antecubiti

2. Dengan tekanan jari tengah, lipat lengan bawah ke arah dada

3. Setelah terjadi fleksi tangan, keluarkan lengan dari vagina


(menggunakan jari telunjuk untuk melewati dada dan kepala
bayi atau seperti mengusao muka bayi), kemudian tarik hingga
bahu belakang dan seluruh lengan belakang dapat dilahirkan.

4. Bahu depan dapat lahir dengan mudah setelah bahu dan lengan
belakang dilahirkan

5. Bila bahu depan sulit dilahirkan, putar bahu belakang ke depan


(jangan menarik lengan bayi tetapi dorong bahu posterior) dan
putar bahu depan ke belakang ( mendorong anterior bahu
depan dengan jari telunjuk dan jari tengah operator) mengikuti
arah punggung bayi sehingga bahu depan dapat dilahirkan

DOKUMENTAMINASI DAN PECEGAHAN INFEKSI PASCA TINDAKAN

PERAWATAN PASCA TINDAKAN

11
PRO EMERGENCY
LAMPIRAN
PENUNTUN BELAJAR PENANGANAN PRE EKLAMSI BERA

Lakukan penilaian kinerja pada setiap langkah/ tugas dengan menggunakan kala penilaian di
bawah ini :
Langkah atau tugas tidak dikerjakan secara
1. Memerlukan perbaikan benar, atau dalam urutan yang salah (bila
diperlukan) atau diabaikan.

Langkah atau tugas dikerjakan secara benar,


dalam urutan yang benar (bila diperlukan),
2. Dikerjakan secara kompoten (terampil)
tetapi belum dikerjakan secara lancer.

Langkah atau tugas dikerjakan secara efisien


dan dikerjakan dalam urutan yang benar (bila
3. Dikerjakan secara profisien (Mahir) diperlukan).

PENILAIAN PRE EKLAMPSI BERAT

Kesesuaian
NO dengan indikator
RINCIAN INDIKATOR
Ya Tidak

MELENGKAPI RIWAYAT MEDIS

1. Sapa ibu dengan ramah dan sopan

2. Beritahukan kepada ibu apa yang akan dikerjakan dan beritakan


kesempatan untuk mengajukan pertanyaan

3. Dengarkan apa yang disampaikan oleh ibu

4. Berikan dukungan emosional dan jaminan pelayanan

Pengelolaan Segela

5. Minta bantuan pada yang lain

6. Baringkan ibu pada sisi kiri untuk mengurangi resiko aspirasi ludah,
muntahan dan darah
7. Pastikan bahwa jalan napas ibu terbuka

 Bila ibu tidak bernafas, segerah lakukan tindakan resusitasi

12
8. Berikan oksigen 4-6 liter/menit melalui sungkup atau kanula

9. Bila ibu kejang :


 Lindungi dari resiko jatuh : ikat tangan dan kaki
 Bersihkan lendir dari mulut dan tenggorokan, sesuai
kebutuhan, setelah kejang
10. Pasang infus intravena dengan menngunakan larutan RL atau Glukosa
5%

11. Lakukan pemeriksaan pembekuan darah


Pengobatan Anti Kejang (Magnesium sulfat)

1. Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, keringkan dengan


handuk kering dan bersih atau pengering udara

2. Beritahu bahwa ibu akan merasakan panas pada saat megnesium


sulfaft diberikan

Alternatif 1

3. Berikan 4g MgSO4 (10 Ml) larutan 40% IV secara perlahan – lahan


selama 5 menit

4. Segerah lanjutkan dengan 6 g MgSO4 40% (15 ml) dalam larutan


Ringer Asetat/Ringer Lactat selama 6 jam
5. Jika kejang berulang setelah 15 menit, berikan MgSO4 (40%) 2 g IV
selama 5 menit

6. MgSO4 1 g/jam
Alternatif II

7. Berikan 4 g MgSO4 40% (10Ml) melalui infus intervena secara perlahan


– lahan dalam 5 menit

8. Diikuti dengan MgSO4 (40%) 5mg IM bokong kiri/kanan dengan 1 ml


lignokain (dalam spuit yang sama

9. Apabila kejang berulang SETELAH 15 menit


 Ambil 2 g Magnesium sukfat 40%(5ml)
 Berikan melalui IV secara perlahan-lahan selama 5mnit
PEMBERIAN DOSIS PEMELIHARAAN MAGNESIUM SULFAT
10. Masukan 6 g MgSO4 40% (15ml) melalui infus Ringer Asetat/ ringer
Lactat untuk 6 jam, yang diberikan sampai 24 jam post partum

11, Awasi :
Tiap 30 menit
a. Kesadaran

13
b. Tekanan darah
c. Nadi
d. Nafas
e. Produksi urine tiap 2 jam
f. Denyut jantung janin tiap 30 menit
12. Bila terjadi henti nafas :
 Bebaskan jalan nafas
 Berikan kalsium glukonat 1g (10ml dari larutan 10%) melalui IV
perlahan – lahan sampai terjadi pernafasan spontan kembali
Pemantauan Keracunan Magnesium Sulfat

1. Hitung nafas selama 1 menit setiap jam

2. Periksa fefleks patella tiap jam

3. Pasang kateter menetap dan lakukan pengukuran urine tiap 4 jam

4. Catat pemberian obat dan temuan dalam pencatatan medik untuk ibu

Pengobatan Diasepam untuk mencefah kejang


Perhatian : diasepam hanya boleh digunakan apabila tidak tersedia magnesium sulfat

1. Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, keringkan dengan


handuk basah atau pengering udara

2. Ambil 10 mg diasepam

3. Berikan injeksi IV secara perlahan – lahan selama 2 menit

4. Bila digunakan alat suntik pemakaian ulang (non-disposable syringe),


isap larutan klorin 0,5% sampai memenuhi tabung suntuk dan rendam
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk tindakan
dekontaminasi

5. Bila digunakan alat suntik sekali pakai, buang dalam tempat sampah
yang tahan tusukan

6. Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, keringkan dengan


handuk basah atau pengering udara
7. Apabila kejang berulang, berikan suntikan ulang dosis awal diasepam

Pemberian Dosis Pemeliharaan untuk diaseoam

1. Berikan Diasepam injeksi 40mg dalam 500 ml. cairan infus (NaCL 0,9%)
atau Ringer lactat), dengan 15 tetesan/menit

2. Bila terjadi depresi pernafasan (dapat terjadi pada dosis melebihi


30mg dalam 1 jam

14
3. Bebaskan jalan napas, bila diperlukan

PRO EMERGENCY
LAMPIRAN
PENUNTUN BELAJAR
RESUSITASI NEONATUS

15
No Penuntun Belajar
A Persiapan
1. Mengantisipasi resiko bayi baru lahir yang membutuhkan resusitasi :
- Faktor Ante Partum (Pre Eklamsi – Eklamsi)
- Faktor Intra Pertum (Premature, BBLR, Fetal Distress, atau gawat janin)
2. Terangkan proseder standar aturan Rumah sakit atau pealayan kesehatan setempat
- Alat Proteksi Diri untuk petugas (Sarung tangan, masker, scourt)
3. Petugas : Minimal ada satu petugas yang mampu menangani bayi baru lahir dan
mampu melakukan resusitasi yang benar dan lenkap
4. Jaga Kehangatan Bayi
- Alat pemancar panas dihidupkan sebelum bayi lahir
- Linen dan selimut dalam keadaan kering dan bersih
5. Untuk menstabilkan posisi bayi
- Sediakan penganjal bahu bayi
6. Membuka jalan napas (jika perlu)
Alat penghisap lendir
- Suction kenanis
- Bulb suction
- Suction catheter ukuran, 5F, 6F, 8F, 10F, 12F
- NGT ukuran 8 F dan sumpit 20 ml
- Penghisap mekonium
7. Alat Intubasi bayi
- Layngoscope
- ETT no. 2, 2.5, 3, 4, 4.0
- Stylet
- Plaster
- Alat pendeteksi Co2
8. Oksigenisasi
- BVM bayi
- Tabung Oksigen dan Flow meter
9. Obat – obatan
- Erineprin 1:10.000 (0.1mg/ml) kemasan yang ada 1 :1000
- Cairan NACL dan RL
- Natrium Bicarbonat 4.2% (5 meg/10ml) 1 meg = 2ml
- Nalokson Hidroklorida 0.4 mg/ml
- Gextrose 10%
- Pipa umbilical
- Pipa orogastrik
- Spuit ukuran 1, 3, 5, 10, 20, 50 ml
10. Lain – lain
- Stethoscope
- Plester
- Gunting
- Scaple
- Oropharyngeal Airway
- Kapas alcohol
- Jam dengan detik

16
- Larutan yodium povidon
- Monitor jantung + elekroda
B Menilai dan menjawab 5 pertanyaan
12. Apakah bayi cukup bulan?
Apakah bersih dari mekonium?
Apakah bayi bernapas dan menangis?
Apakah tonus ototnya baik?
Apakah warna kulitnya kemerahan?
13. A. Bila semua pertanyaan dijawab “ya” bayi hanya memerlukan perawatan rutin :
- Menjaga kehangatan
- Membersihkan jalan nafas (jika perlu)
- Mengeringkan bayi
B. Bila salah satu ada jawaban “tidak”mulai dengan langkah awal resusitasi
C Langkah Awal Resusitasi
14. 1. Menjaga Kehangatan
- Bayi diterima dengan linen yang bersih dan hangat
- Meletahakan bayi pada meja resusitasi dan menghidupkan pemancar panas
15. 2. Posisi bayi dan membuka jalan nafas
- Memposisikan kepala bayi dengan posisi sniffing (sedikit ekstensi,
mengganjal bahu bayi)
- Menggunakan bulb suction/baby nose pada cairan yang keluar agar tidak
menutup jalan, jika menggunakan suction mekanis dengan tekanan negative
< 100 mmHg
- Jika cairan cukup banyak, miringkan kepala bayi sehingga cairan terkumpul
di pipi dan mudah disuction sehingga tidak menyebabkan aspirasi
- Menghisap mulut dan hidung bayi agar tidak menyebabkan aspirasi
16. Pada keadaan dimana kebutuhan bercampur dengan mekonium :
- Hisap mekonium dari mulut, faring posterior dan hidung saat kepala lahir
sebelum bahu dilahirkan
- Periksa apakah bayi “bugar”(usahakan nafas kuat, tonus otot baik, frekuensi
denyut jantung > 100x/menit
a. Jika bayi “tidak bugar”
Lakukan penghisapan trakea dengan menggunakan ETT yang
disambungkan dengan sambungan khusus dengan penghisap. Hisapan ini
dilakukan secara continue dengan menarik pipa ETT keluar. Hal ini untuk
mencegah dindrom aspirasi mekonium.
Tindakan ini dilakukan berulang kali sampai jalan nafas bersih dari
mekonium. Tidak boleh melebihi 3-5 detik. Apabila bayi depresi berat
bradikardi; walaupun masih tersisah mekonium di jalan nafas, harus
dilakukan ventilasi tekanan positif/VTP
- Berikan oksigen aliran bebas selama tindakan penghisapan
- Jika tidak mempunyai sambungan mekonium khusus, masukan laringgoskop
dan gunakan pipa penghisap besar no. 12F atau 14F, untuk membersihkan
mulut dan faring posterior
b. Jika bayi”Bugar”
- Teruskan langkah awal resusitasi :
- Hisap mulut kemudian hidung

17
- Keringkan, stimulasi/merangsang dan reposisi
- Berikan oksigen jika perlu
17. 3.
- Mengeringkan tubuh dan kepala bayi dari cairan ketuban dengan kain/linen
bersih, kering dan hangat
- Ganti kain/linen basah yang ada pada bayi dengan kain linen bersih dan
kering
- Merangsang bayi untuk bernafas dengan rangsang taktil dengan meneput –
nepuk atau menyentil telapan kaki bayi atau menggosok punggung bayi.
Tindakan tidak lebih dari 2 kali, sambil membersihkan aliran udara bebas
- Reposisi bayi dengan kepala sedikit ekstensi (sniffing)
18. 4. Memberikan oksigen (jika perlu)
Cara untuk memberikan oksigen bebas :
a. Sungkup oksigen dilekatkan pada wajah bayi (jarang dipakai)
b. Menggunakan BVM bayi manual
19. Catatan : Waktu yang harus diselesaikan dari mulai bayi lahir sampai langkah awal
dalam 30 detik
D EVALUASI
20. Menilai bayi : usahakan bafas, frekuensi jantung bayi dan warna kulit
21. Usaha Nafas
Jika bayi bernafas spontan dan adekuat, lanjutkan dengan menilai frekuensi denyut
jantung
22. Frekuansi denyut jantung
Meraba pangkal tali pusat atau auskultasi dada selama 6 detik, dengan mengkalikan
10 akan didapat frekuensi denyut jantung per menit secara cepat
23. Warna kulit
Menilai warna kulit dilakukan bersama secara simultan dengan menilai usaha nafas
jika sudah diberikan oksigen aliran bebas tetap didapatkan sianosis sentral, lanjtkan
dengan VTP
24. Jika didapatkan bayi yang bernafas spontan, frekuensi denyut jantung > 100/menit
dan warna kulit kemerahan dirawat dilakukan perawatan suportif
E VENTTILASI TEKANAN POSITIF
Dilakukan bila :
a. Usaha nafas : apneu
b. Frekuensi denyut jantung < 100/menit
c. Warna kulit : sianosis yang menetao meskipun sudah dengan oksigen aliran
bebas 100%
25. Pilih ukuran sunkuo yang sesuai :
Cukup bulan atau kurang bulan
26. Pilih BVM yang sesuai dan sambungan dengan oksigen yang bisa memberikan 90 –
100% oksigen
Periksa BVM : - tekanan baik?
- Pelepasan tekanan berfungsi?
- Katup pengaman ada dan berfungsi?
- Bag (balon) yang tidak mengembang sendiri :
Manometer tekanan berfungsi?
27. Posisikan kepala bayi sedikit ekstensi

18
28. Posisikan tangan kanan memegang bag (balon) sungkup dengan tangan kiri, bila
kidal lakukan dengan cara berlawanan
29. Posisi penolog berdiri di samoing atau kepala bayi agar dapat melakukan tindakan
resusitasi dengan bag (balon) terletak sedemikian rupa sehingga tidak menghalangi
pandangan ke dada. Dengan posisi ini penolong dapat mengamati gerakan dinding
dada bayi yang naik turun secara adekuat selama ventilasi
30. Posisi bag ( balon ) dan sungkup :
- Tepi sungkup harus diletakan pada wajah sehingga menutupi hidung dan
mulut, ujung dagu terletak pada lingkaran tepi sungkup. Sungkup tidak
menutupi mata
- Sungkup diletakan mulai dari dagu kemudian menutupi pangkal hidung
- Sungkup diletakan dengan cara sebagai : berikut : ibu jari, telunjuk, dan jari
tengah memegang melingkari tepi sungkup, jari manis da kelingking
mengangkat dagu untuk mempertahankan jalan nafas bayi agar tetap
terbuka.
- Lekatkan sungkup dengan ketat dan agar tidak bocor antara tepi sungkup
dan wajah sehingga dapat mendapatkan tekanan positip yang dibutuhkan
untuk mengembangkan paru – paru
31. - Periksa lekatkan saat ventilasi dilakukan (ventilasi 2 – 3 x dengan tekanan
yang tepat dan amati gerakan dinding dada)
- Jika dinding dada tidak naik, periksa kemungkinan satu atau lebih penyebab :
a. Letakan tidak adekuat, perbaiki kembali letak sungkup
b. Jalan nafas tersumbat
- Reposisi kepala bayi, hisap cairan secret mulut dan hidung
- Ventilasi dengan mulut sedikit terbuka
c. Tekanan tidak cukup
- Naikan tekanan ventilasi
- Bila dada belum bergerak sedangkan alat berfungsi baik,
kemungkinan perli intubasi ET
32. Cara memeras Bag (Balon)
Jangan memeras Bag(balon) seluruhnya, karena volume bayi tidak sebesar volume
bag (balon)
Supaya VTP efektif kecepatan dan tekanan ventilasi harus sesuai
33. Ventilasi selama 30 detik
a. Tekanan : tampak gerakan dinding dada turun naik
b. Frekuensi : 40 – 60 kali per menit
Ucapkan kata – kata berikut saat memberikan ventilasi :
Pompa……………Dua…………..Tiga…………..Pompa……………Dua………….Tiga………..
(Remas)…………(Lepas)………………………..(Remas)……………(Lepas)…………………………..
34. Evaluasi suara nafas bilateral dengan stethoscope. Adanya suara nafas pada kedua
paru, menunjukan ventilasi bekerja dengan baik
35. Jika memerlukan ventilasi dalam waktu yang cukup lama lebih dari beberapa menit,
perlu memasukan pipa orogastrik
F EVALUASI
Sesudah ventilasi 30 detik, evaluasi dengan menilai 3 tanda: usaha nafas, frekuensi
denyut jantung dan warna kulit
36. Hitung frekuensi denyut jantung dengan meraba pangkal tali pusat atau auskultasi

19
selama 6 detik
37. a. Jika didapat nafas spontan, frekuensi denyut jantung > 100/menit, warna
kulit kemerahan; bayi dibawah ke perawatan janjut
38. b. Pada keadaan seperti tersebut diatas, tetapi warna kulit bayi kebiruan,
lakukan :
1. Penghentian VTP secara bertahap :
- Lakukan rangsang taktil
- Beri oksigen aliran bebas
39. c. Frekuensi denyut jantung < 60/menit sesudah VTP dengan oksigen 100%
selama 30 detik, lanjutkan resusitasi selanjutnya dengan kompresi dada
dikoordinasikan dengan VTP
D KOMPRES DADA
40. Peserta menghadap de dada bayi dengan kedua tangannya dengan posisi yang
benar. Untuk melakukan kompresi dada diperlukan 2 orang penolong
41. Lokasi kompresi dada, satu jari dibawah garis putting susu
42. Teknik kompresi dada :
a. Kedua ibu jari (dianjurkan)
Kedua ibu jari diletakkan berdampingan ( untuk bayi kecil, ibu jari yang satu
diletakkan di atas ibu yang lain). Kedua tangan melingkari bayi dari lateral,
jari yang lain menyanggah punggung bayi
b. Dua jari
Ujung jari tengah dan telunjuk salah satu tangan secara tegak lurus
digunakan untuk kompresi dada. Tangan yang lain diletakkan di punggung
bayi
43. Dalamnya tekanan kompresi dada ±diameter anteposterior dada
44. Kesepatan kompresi dada
Rasio kompresi dada dan VTP 3 : 1 (90 kompresi dada dan VTP dalam 1 menit).
Dalam satu diklus dilakukan selama 2 detik : kompresi dada 1⅟₂detik
Jaga ibu jari dan ujung jari tetap kontak tepat penekanan maupun pada saat
melepaskan tekanan dada. Agar tidak membuang waktu untuk menetapkan kembali
lokasi penekanan dada
45. Menjaga agar dalam dan kecepatan penekanan tetap konsisten untuk memastikan
sirkulasi yang culup. Dalam 1 siklus (2 detik) dilakukan 3 kompresi dada dilanjutkan
dengan 1 VTP ucapkan kata berikut sambil melakukan kompresi dada yang
dikoordinasikan dengan VTP :
“Satu – dua – tiga – pompa -…“
“satu – dau – tiga – pompa -…“
46. Sesudah 3 kompresi dada dilakukan VTP
VTP dan perlekatan dilakukan dengan efektif dan benar untuk mendapatkan
gerakan dinding dada yang adekuat
Diberikan oksigen 100%
H EVALUASI
47. Sesudah 30 detik kompresi dada, lakukan evaluasi frekuensi denyut janjung dalam 6
detik jika menghitung dengan perabaan pada pangkal tali pusat, sambil menghitung,
ventilasi tetap diberikan. Tetapi jika menggunakan stetoskop, ventilasi dihentikan
sementara untuk menghitung frekuensi denyut jantung.
48. Frekuensi denyut jantung :

20
a. ≥ 60/menit, hentikan kompresi dada dan lanjutkan VTP 40-60/menit
b. ≥ 100/menit, hentikan kompresi dada, hentikan VTP bertahap jika bayi
bernafas spontan
c. < 60/menit, lakukan intubasi ET yang mungkin akan diperlukan untuk
memberikan efinefrin
I INTUBASI ENDOTRACHEAL
Indikasi :
1. Bayi dengan air ketuban bercampur mekonium dan mengalami depresi
pernafasan, dan membutuhkan penghisapan trakea
2. Bayi yang telah mendapatkan VTP dengan BVM tetapi tidak mengalami
perbaikan
3. Bayi prenature atau BBLR yang sering mengalami apneu periodic
4. Bayi dengan hernia diagfragmatika
5. Bayi yang memerlukan VTP lebih lama
Prosedur pemasangan ET
1. Pasang laringoskop
2. Dorong blade ke pangkal lidah
3. Angkat handle, nilai apakah epigloyyis dan glottis tampak
4. Jika tidak tampak, tentukan letak bade, bila :
- Kurang dalam : Dorong blade
- Terlalu dalam : Tarik perlahan
- Terdorong ke samping : Geser blade ke tengah
- ETT trangkat : Tarik sedikt
- Dalam valekula : Tekan diatas laryng
Selanjtnya ke langkah 3
5. Jika epiglottis dan glottis tampak, masukan pipa ET
6. Periksa letak ET
- Dengar dengan stetoskop
- Amati dada/perut
7. Nilai letak ETT, sudah benar atau belum
8. Bila sudah benar, perhatikan tanda cm di bibir, arahkan pipa ke muka,
lakukan x foto thorax, potong pipa bila > 4cm
9. Bila belum benar, lakukan tindakan koreksi
- Di esophagus : cabut pipa dan kembalikan ke langkah 5
- Di bronkus : tarik 1 cm dan kembali ke langkah 6
J OBAT- OBATAN
49. Jenis obat pada resusitasi Neonatus :
- Eflineprin
- Volome ekspander, cairan penambah volume darah
- Natrium bikarbonat

50. Efineprin
Indikasi : juka frekuensi denyut jantung tetap < 60/menit, meskipun telah dilakukan
kompresi dada yang dikoordinasikan dengan VTP disertai oksigen 100%
Larutan efineprin 1/10.000, dosis 0,1 – 0,3 ml/kgBB
Dalam spuit 1 ml pemberian secara cepat melalui :
- ET Tube

21
- Vena Umbilikalis
51. Volume ekspander
Cairan yang dianjurkan :
- Larutan garam fisiologis
- Larutan Ringer Lactat
- Drah O
Dosis yang dianjurkan : 10 ml/ kg BB
Jalur yang jianjurkan melalui vena umbilikalis
Persiapan : menyiapkan volome yang sesuai dalam spuit besar kecepatan
pemberian yang dianjurkan = 5 – 10 menit
52. Narium Bikarbonat
Dicurigai ada asidosis metabolic berat yang dibuktikan dengan pemeriksaan analisa
gas darah diberikan jika paru – paru telah diberikan ventilasi adekuat
Larutan 4,2% (0,5 mEq/ml)
Persiapan : volume yang sesuai dari larutan 4,2% dalam spuit 10ml
Kecepatan : pelahan – lahan tidak melebihi 1 mEq/kg/menit
K PENGHENTIAN RESUSITASI
53. Resusitasi dihentikan bila upaya selama 30 menit terus – menerus hasilnya sebagai
berikut :
a. Tidak ada perbaikan atau bertambah buruk atau
b. Pernafasan tetap tidak spontan atau
c. Frekuensi jantung tidak meningkat, kurang dari 80 x/menit atau
d. Detak jantung tidak terdengar
Kekurangan oksigen lebih dari 30 menit mengakibatkan kerusakan jaringan otak
permanent yang akan menimbulkan kecacatan dikemudain hari.
Bila tindakan resusitasi berhasil yang ditandai dengan :
a. Bayi bernafas spontan dan teratur serta
b. Warna kulit menjadi kemerahan
Maka segera lanjutkan perawatan bayi asuhan neonatal dasar.

22

Anda mungkin juga menyukai