Anda di halaman 1dari 12

Masalah-Masalah Hukum, Jilid 48 No.

3, Juli 2019, Halaman 294-305 p-ISSN : 2086-2695, e-ISSN : 2527-4716

GAGASAN KEDAULATAN LINGKUNGAN DALAM KONSTITUSI DAN


IMPLEMENTASINYA DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
Sodikin
Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jl. K.H. Ahmad Dahlan, Cireundeu, Kota Tangerang Selatan, Banten
sodikinsadali68@gmail.com

Abstract

The Amendment to the 1945 Constitution has contained the notion of new sovereignty, namely
environmental sovereignty. The idea of environmental sovereignty has given a new thought in
terms of sovereignty, namely the highest power in a country. The environment has become a
supreme power in the life of Indonesian constitutional. The concept of environmental
sovereignty is implicitly regulated in Article 25A, Article 28H paragraph (1) and Article 33
paragraph (3) and (4) of the 1945 Constitution. These articles give a green nuance to the 1945
Constitution, so that the implementation of the articles in the 1945 Constitution provides new
thinking for the legislators so that the concept of environmental sovereignty can be realized in
every Law made. There are several laws that have given a green nuance such as laws that
regulate human rights issues, sustainable economic development and the territory of the country
with the concept of archipelago insight.
Keywords: Environmental Sovereignty; Constitution; Human Rights; Sustainable Development;
Territory of the Country

Abstrak

Amandemen UUD 1945 telah melahirkan ajaran kedaulatan baru yaitu kedaulatan lingkungan.
Gagasan kedaulatan lingkungan telah memberikan pemikiran baru dalam hal kedaulatan, yaitu
kekuasaan tertinggi dalam suatu negara. Lingkungan hidup telah menjadi suatu kekuasaan
tertinggi dalam kehidupan ketatanegaraan Indonesia. Konsep kedaulatan lingkungan secara jelas
diatur dalam Pasal 25A, Pasal 28H ayat (1) dan Pasal 33 ayat (3) dan (4). Pasal-pasal tersebut
memberikan nuansa hijau terhadap UUD 1945, sehingga implementasi dari pasal-pasal dalam
UUD 1945 tersebut memberikan pemikiran baru bagi pembuat Undang-Undang agar konsep
kedaulatan lingkungan hidup dapat terwujud dalam setiap Undang-undang yang dibuat. Ada
beberapa undang-undang telah memberikan nuansa hijau seperti undang-undang yang mengatur
masalah hak asasi manusia, pembangunan perekonomian berkelanjutan dan wilayah negara
dengan konsep wawasan nusantara.
Kata Kunci: Kedaulatan Lingkungan; Konstitusi; Hak Asasi Manusia; Pembangunan
Berkelanjutan; Wilayah Negara

A. Pendahuluan yang mengikuti pola perkembangan peradaban


Gagasan kedaulatan lingkungan dalam dan globalisasi dunia yang sudah melanda ke
UUD 1945 tidak dapat dilepaskan dari proses seluruh dunia termasuk Indonesia. Oleh karena
amandemen UUD 1945 itu sendiri. itu, amandemen UUD 1945 tersebut telah
Amandemen UUD 1945 telah mengubah memberikan pemahaman baru tentang konsep
system ketatanegaraan Indonesia, yang kedaulatan lingkungan. Menurut Jimly
mencerminkan pola kehidupan masyarakat Asshidiqie, kedaulatan adalah konsep

294
Masalah-Masalah Hukum, Jilid 48 No.3, Juli 2019, Halaman 294-305 p-ISSN : 2086-2695, e-ISSN : 2527-4716

mengenai kekuasaan tertinggi dalam suatu rumusan Alinea Keempat Pembukaan yang
negara (Asshiddiqie, 1994). Kedaulatan dikenal sebagai rumusan sila pertama
merupakan padanan istilah sovereignty (bahasa Pancasila, dan kata “Ketuhanan” terdapat
Inggris), souverainete (bahasa Perancis), dalam Pasal 29 ayat (1) UUD 1945 yang
souvereiniteit (bahasa Belanda), sovranus menyatakan “Negara berdasar atas
(bahasa Italia), istilah-istilah asing ini berasal Ketuhanan Yang Maha Esa”.
dari kata Latin “Superanus” yang mempunyai Kedua, kedaulatan negara dalam UUD
arti tertinggi (Anwar C., 2008). Konsep 1945 dapat ditemukan dalam Pasal 30 ayat (3)
kedaulatan yang berarti kekuasaan yang UUD 1945 yang menyatakan, “Tentara
tertinggi dalam suatu negara yang berarti Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan
kekuasaan pemerintahan dalam suatu negara Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara
untuk kepentingan warga negaranya. sebagai alat negara bertugas
Selanjutnya berkaitan dengan kedaulatan, mempertahankan, melindungi dan memelihara
maka hal yang penting yaitu mengenai keutuhan dan kedaulatan negara”. Ketentuan
siapakah pemegang dan pelaksana kedaulatan, konstitusional ini membebankan kepada
bagaimana melaksanakan kedaulatan itu dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai alat
siapakah yang menjadi objek kedaulatan. negara untuk menjaga keutuhan dan
Menurut Jack H. Nagel, bahwa dalam setiap kedaulatan negara yang berarti bertugas
analisis mengenai konsep kekuasaan ada dua mempertahankan, melindungi dan memelihara
hal yang terkait yaitu lingkup kekuasaan keutuhan dan kedaulatan negara. Awal mula
(scope of power) dan jangkauan kekuasaan adanya ajaran kedaulatan negara muncul di
(domain of power). Lingkup kekuasaan Jerman, yaitu untuk mempertahankan
menunjuk pada kegiatan, tingkah laku serta kedudukan raja yang pada waktu itu mendapat
sikap dan keputusan-keputusan yang menjadi dukungan dari tiga lapisan masyarakat yang
objek dari kekuasaan, sedangkan jangkauan besar pengaruhnya, yaitu golongan bangsawan
kekuasaan berkaitan dengan siapa yang (Jurkertum), golongan angkatan perang
menjadi subjek dan pemegang kekuasaan atau (Militair), dan golongan alat-alat pemerintah
kedaulatan (Budiarjo, 1986). (birokrasi) (Kusnardi & Saragih, 1994).
Menyangkut siapa yang berdaulat dalam Pelopor utama teori kedaulatan negara adalah
suatu negara, UUD 1945 mengenal beberapa George Jellinek mengemukakan bahwa negara
ajaran kedaulatan. Sri Soemantri adalah organisasi yang dilengkapi sesuatu
mengemukakan 4 (empat) teori kedaulatan, kekuatan asli, kekuatan yang bukan didapat
yaitu Kedaulatan Tuhan, Kedaulatan Negara, dari sesuatu kekuatan yang lebih tinggi
Kedaulatan Hukum dan Kedaulatan Rakyat derajatnya, hukum diciptakan oleh negara
(Soemantri, 1984). Pertama, gagasan sendiri dan setiap gerak-gerik manusia dalam
kedaulatan Tuhan dalam UUD 1945 terdapat negara itu harus menurut kehendak negara,
kata Tuhan yang disebut sebanyak 4 (empat) sedangkan negara sendiri tidak perlu takluk di
kali yaitu kata “Allah” disebut dua kali dan bawah hukum, karena negara sendiri yang
kata “Tuhan” dan “Ketuhanan”. Kata “Allah” membuat hukum (Lubis, 1972).
terdapat dalam Alinea Ketiga Pembukaan Ketiga, kedaulatan hukum ini tercermin
UUD 1945, yaitu, “Atas berkat rahmat Allah dalam pengertian Negara Hukum yang
Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh tercantum dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945
keinginan yang luhur,…” begitu juga yang menyatakan “Negara Indonesia adalah
dalamPasal 9 ayat (1) UUD 1945 tentang negara hukum”. Ajaran kedaulatan hukum
Sumpah Jabatan Presiden/Wakil Presiden, yang ditentukan dalam Pasal 1 ayat (3)
yaitu, “Demi Allah, saya bersumpah akan tersebut juga berhubungan dengan Pasal 1 ayat
memenuhi kewajiban Presiden Republik (2) UUD 1945 yang menyatakan bahwa,
Indonesia (Wakil Presiden Republik “kedaulatan berada di tangan rakyat dan
Indonesia) dengan sebaik-baiknya….”. dilaksanakan menurut Undang-Undang
Sedangkan kata “Tuhan” terdapat dalam Dasar”. Maksud Undang-Undang Dasar dalam

295
Masalah-Masalah Hukum, Jilid 48 No.3, Juli 2019, Halaman 294-305 p-ISSN : 2086-2695, e-ISSN : 2527-4716

Pasal 1 ayat (2) tersebut menunjukkan bahwa rakyat berdaulat, berkuasa untuk menentukan
Undang-Undang Dasar sebagai Hukum Dasar bagaimana rakyat diperintah dalam rangka
Tertulis. mencapai tujuan Negara (Sodikin, 2014).
Menurut Jimly Asshiddiqie, paham negara Tujuan negara adalah sebagaimana ditentukan
hukum yang diutamakan adalah hukum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu rakyat
sebagai suatu kesatuan sistem bernegara, menjadi sejahtera.
sistem yang paling tinggi kekuasaannya Selain keempat gagasan kedaulatan
bukanlah orang tetapi sistem aturan yang tersebut, UUD 1945 telah mengadopsi ide
dinamakan hukum. Hukumlah yang mengenai pentingnya lingkungan hidup dalam
sesungguhnya berdaulat, bukan orang, system kekuasaan di negara Indonesia,
sehingga pemegang kekuasaan yang tertinggi sehingga muncullah gagasan kedaulatan
dalam suatu negara adalah hukum, yang lingkungan. Kedaulatan lingkungan yang
pengaturannya pada tingkat puncak atau berarti kekuasaan atas suatu negara ada pada
tertinggi tercermin dalam konstitusi negara lingkungan hidup, atau alam sebagai jagat raya
yaitu the rule of the constitution. Di negara mendapat posisi dan kedudukan yang lebih
kita, hukum yang mempunyai kedudukan tinggi dalam arti dalam setiap pengelolaan
tertinggi adalah UUD Negara Republik negara bahwa lingkungan hidup mendapat
Indonesia Tahun 1945 (Asshiddiqie, 2009, p. kedudukan yang tinggi. Hal inilah yang
108). Oleh karena hukum mempunyai menjadi state of the art tulisan ini dari tulisan-
kedudukan yang tertinggi, maka hukum tulisan sebelumnya yang pernah ada.
haruslah ditegakkan, sebab apabila hukum Gagasan kedaulatan lingkungan tersebut
tidak ditegakkan maka tidak akan ada gunanya ditentukan dalam Pasal 28H ayat (1) UUD
hukum tersebut. Tegaknya hukum akan 1945 tentang hak asasi manusia yaitu hak atas
menjadi pengatur dan pengontrol semua lingkungan hidup yang baik dan sehat yaitu
aktivitas atau kegiatan manusia. dinyatakan bahwa, “Setiap orang berhak hidup
Keempat, gagasan kedaulatan rakyat sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal,
terkandung dalam UUD 1945 terdapat dalam dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik
Alinea Keempat Pembukaan UUD 1945 dan dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
Pasal 1 ayat (2) UUD 1945. Alinea Keempat kesehatan”. Begitu juga dalam Pasal 33 ayat
Pembukaan UUD 1945 menyatakan, “…maka (4) UUD 1945 mengenai pentingnya prinsip-
disusunlah kemerdekaan kebangsaan prinsip pembangunan berkelanjutan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang (sustainable development) dan prinsip
Dasar Negara Indonesia yang terbentuk pembangunan yang berwawasan lingkungan
dalam suatu susunan Negara Republik yaitu dinyatakan bahwa, “Perekonomian
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan nasional diselenggarakan berdasar atas
berdasar kepada… dan kerakyatan yang demokrasi ekonomi dengan prinsip
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
permusyawaratan/perwakilan”. Pasal 1 ayat berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
(2) UUD 1945 menyatakan, “Kedaulatan kemandirian, serta dengan menjaga
berada di tangan rakyat dan dilaksanakan keseimbangan kemajuan dan kesatuan
menurut Undang-Undang Dasar”. Menurut ekonomi nasional”.
Jimly Asshiddiqie, prinsip kedaulatan rakyat Selain dua pasal tersebut, masih berkaitan
tercermin dalam keseluruhan mekanisme dan dengan lingkungan hidup dalam UUD 1945
prosedur-prosedur yang diatur dalam UUD yaitu Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yang
1945, seperti prosedur rekrutmen politik, menyatakan, “Bumi dan air dan kekayaan
mekanisme penyusunan kebijakan atau fungsi alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
legislasi, prosedur pengawasan legislatif oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-
terhadap pelaksanaan kekuasaan dan besarnya kemakmuran rakyat”, dan juga Pasal
sebagainya (Asshiddiqie, 2009, p. 105). 25A UUD 1945 yang menyatakan bahwa,
Menurut ajaran kedaulatan rakyat berarti “Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

296
Masalah-Masalah Hukum, Jilid 48 No.3, Juli 2019, Halaman 294-305 p-ISSN : 2086-2695, e-ISSN : 2527-4716

sebuah negara kepulauan yang berciri yang dikonstruksikan dalam mekanisme


Nusantara dengan wilayah yang batas-batas hubungan antara Tuhan, Alam dan Manusia.
dan hak-haknya ditetapkan dengan undang- Selama ini, di zaman modern relasi kekuasaan
undang”. hanya dipandang sebagai persoalan manusia.
Dengan demikian, penulis mencoba Pandangan ini dikenal dengan istilah
menganalisisnya dengan permasalahan yang anthroposentrisme yang menempatkan
muncul yaitu mengenai cakupan pengertian kehidupan terpusat pada manusia.
konseptual gagasan kedaulatan lingkungan Dibandingkan pada masa sebelumnya,
yang dirumuskan dalam UUD 1945 dan terutama di zaman pra-modern, pandangan
bagaimana alam pikiran itu dijabarkan dalam yang tersirat anthroposentris ini tentu dapat
rumusan kebijakan perundang-undangan dianggap lebih maju dan lebih baik
dalam rangka pelaksanaan UUD 1945. (Asshiddiqie, 2009, p. 117). Tuhan yang
menciptakan alam beserta isinya termasuk
B. Pembahasan manusia, sehingga kehidupan manusia harus
1. Gagasan Konseptual Kedaulatan seimbang dengan alam semesta atau alam
Lingkungan Dalam Amandemen UUD lingkungannya, dan alam harus dipandang
1945 memiliki hak-hak dalam konsteks kekuasaan.
Amandemen UUD 1945 telah melahirkan Tidak hanya manusia yang diberi status
pemikiran baru di bidang lingkungan hidup, sebagai subyek hukum, tetapi lingkungan juga
pemikiran baru tentang lingkungan hidup mempunyai hak yang sama diberi status
tersebut telah mengubah paradigma baru sebagai subyek hukum. Dikatakan oleh Jimly
dalam penyelenggaraan negara di Indonesia. Asshiddiqie, bahwa alam dan manusia
Kehidupan kenegaraan Indonesia yang dipandang sama-sama merupakan subyek hak-
mengharuskan kembali kepada alam semesta hak yang bersifat asasi. Oleh sebab itu, seperti
ini dan mengembalikan kepada kehidupan halnya manusia, alam juga memegang
yang secara alamiah yaitu sesuai, selaras dan kekuasaan di bidang atau dalam hal-hal
seimbang dengan lingkungan hidup. tertentu juga bersifat tertinggi, sehingga hal itu
Amandemen UUD 1945 menempatkan dapat disebut sebagai kedaulatan lingkungan
lingkungan hidup mempunyai makna (Asshiddiqie, 2009, p. 128).
kekuasaan yang sebenarnya dalam segala Manusia yang merupakan komponen
aspek kehidupan. Oleh karena itu, menurut Sri lingkungan hidup yang paling sempurna di
Soemantri, umumnya UUD 1945 atau antara komponen lingkungan lainnya, maka
konstitusi berisi tiga hal pokok. Pertama, menurut Kusnadi Hardjasoemantri, dengan
adanya jaminan terhadap hak-hak asasi kelebihannya atas populasi-populasi yang lain,
manusia dan warga negara, kedua, manusia mengemban tugas dan kewajiban
ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu untuk mengatur adanya keselarasan dan
negara yang berisi fundamental, dan yang keseimbangan antara keseluruhan ekosistem
ketiga, adanya pembagian dan pembatasan baik ekosistem alamiah maupun ekosistem
tugas ketatanegaraan yang bersifat buatan (Hardjasoemantri, 2002). Demikian
fundamental (Soemantri, 2006). Sifat yang dimaksudkan dan yang diinginkan dalam
fundamental ialah yang sangat hakiki, dan sifat filosofi Pancasila sebagai dasar negara yang
hakiki itulah yang sebenarnya kehidupan kemudian diimplementasi dalam hukum dasar
manusia itu kembali kepada alam. Demikian tertulis yaitu UUD 1945. Hal ini dikarenakan
juga Pancasila sebagai filosofi bangsa telah masyarakat Indonesia dalam kenyataannya
mengajarkan tentang kehidupan alamiah lebih akrab dengan lingkungan alamnya dari
Indonesia yaitu kembali kepada alam semesta. pada dengan lingkungan teknologi. Keadaan
Selanjutnya juga dikatakan Jimly alam masih lebih menentukan untuk sebagian
Asshiddiqie, bahwa gagasan kedaulatan besar masyarakat Indonesia daripada upaya
lingkungan yang kemudian disebut dengan teknologi. Perkembangan teknologi yang
gagasan ekokrasi dalam konteks kekuasaan mengelola sumber daya alam harus

297
Masalah-Masalah Hukum, Jilid 48 No.3, Juli 2019, Halaman 294-305 p-ISSN : 2086-2695, e-ISSN : 2527-4716

memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dengan menguatnya pemenuhan hak asasi


bagi kesejahteraan rakyat dengan tetap manusia dengan melalui amandemen UUD
memperhatikan keseimbangan dan 1945, masalah hak asasi manusia mendapatkan
kelestariannya sehingga akan tetap bermanfaat porsi yang pertama selain demokratisasi.
bagi generasi mendatang (Soerjani & Et.al., Pembahasan mengenai masalah HAM sudah
1997). disinggung dalam Rapat PAH PAH III BP
Dengan demikian, UUD 1945 menganut MPR RI ke-2. Rapat yang diketuai M. Amien
paham kedaulatan lingkungan dengan konsep Rais mengusung agenda Pemandangan Umum
kedaulatan lingkungan yang dikaitkan dengan Fraksi tentang materi Sidang Umum MPR
istilah ekokrasi atau kekuasaan ekologi, sesuai Bidang Tugas PAH BP MPR. Dalam
dimana manusia sebagai salah satu komponen Pemandangan Umum Fraksi tentang Materi
lingkungan hidup yang mempunyai peranan Sidang Umum, Vincent Radja dari F-KKI
yang besar dalam lingkungan, itulah kemudian menyinggung masalah HAM agar dipertegas
UUD 1945 menganut paham kedaulatan secara detail dalam UUD 1945 (Mahkamah
lingkungan. Konstitusi Republik Indonesia, 2010a).
Ketentuan mengenai lingkungan hidup Perubahan UUD 1945 mengenai HAM dalam
dirumuskan pada saat amandemen UUD 1945, pembahasan PAH III BPR MPR Tahun 1999.
yaitu Pasal 28H ayat (1) dan Pasal 33 ayat (4) Fraksi-fraksi yang lain juga sama
UUD 1945. Gagasan lingkungan hidup masuk menyampaikan pandangan umum tentang
dalam materi muatan hak asasi manusia, yaitu perubahan pasal hak asasi manusia, termasuk
dimulainya perubahan materi hak asasi perlunya ketentuan yang lebih rinci mengenai
manusia. Sebenarnya gagasan untuk memuat hak asasi manusia. Begitu juga dalam rapat
hak asasi manusia dalam Undang-Undang ketiga PAH I BP MPR yang dilaksanakan
Dasar sudah diperdebatkan pada saat founding pada 6 Desember 1999 yang diketuai oleh
father merumuskan UUD sebagai dasar Jakob Tobing, bahwa tiap-tiap fraksi melalui
negara, yang salah satunya tentang perlu juru bicaranya membacakan kata pengantar
tidaknya pengaturan tentang HAM dan pandangan umum yang terkait dengan
dicantumkan dalam UUD. Hal ini terlihat masalah hak asasi manusia. Pada umumnya
perdebatan antara Soekarno dan Soepomo fraksi-fraksi memberikan pernyataan tentang
dengan M. Hatta dan M. Yamin pada saat perubahan pasal hak asasi manusia,
Rapat BPUPKI yang diselenggarakan pada pemahaman hak asasi manusia dan perlunya
tanggal 15 Juli 1945 (Yamin, 1959). Pada hak asasi manusia itu diatur lebih rinci dalam
akhirnya pada 16 Juli 1945 perdebatan dalam Undang-Undang Dasar 1945.
BPUPKI menghasilkan kompromi sehingga Pada masa sidang berikutnya, yaitu rapat
diterima beberapa ketentuan dalam UUD PAH I BP MPR yang ke-17 mengundang
(Joeniarto, 1984). Salah satu hasil kompromi kelompok profesional yaitu Ikatan Sarjana
adalah mencatumkan beberapa pasal tentang Ekonomi Indonesia (ISEI) dan Kamar Dagang
HAM. Indonesia (Kadin), dan juga diundang Yayasan
UUD 1945 yang disahkan oleh PPKI pada Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBI)
tanggal 18 Agustus 1945 yang memang dan Pusat Bantuan Hukum dan HAM
bersifat singkat dan supel, sehingga masalah Indonesia (PBHI). Salah seorang perwakilan
HAM yang ada di dalamnya tidak banyak, ISEI, Ichsan Tanjung menjelaskan pengaruh
termasuk hak atas lingkungan yang baik dan demokrasi dan hak asasi terhadap ekonomi
sehat tidak ditemukan dalam UUD 1945. yang memberi contoh isu lingkungan yang
Berbeda halnya dengan Konstitusi RIS 1949 berkembang di Indonesia.
dan UUDS 1950 yang memuat lebih banyak “Kita mendengar bagaimana hasil-hasil
tentang HAM, termasuk di dalamnya memuat hutan kita juga akan terkena hal semacam
juga masalah hak atas lingkungan hidup. itu. Jadi, akan ada ecolabelling di negara-
Dalam perjalanan sejarah kehidupan negara Eropa semacam itu. Dan jangan
kenegaraan berikutnya, yaitu era reformasi kaget kalau produksi kita akan

298
Masalah-Masalah Hukum, Jilid 48 No.3, Juli 2019, Halaman 294-305 p-ISSN : 2086-2695, e-ISSN : 2527-4716

dipertanyakan berdasakan input-input pada Rapat VI Komisi. Pemimpin Rapat


yang disampaikan oleh LSM di sini ke Komisi A yaitu Hamdan Zoelva
luar negeri bahwa itu diproduksi secara menyampaikan kesimpulan sebagai berikut:
melanggar HAM entah upahnya, entah “... Baik Bapak-bapak dan Ibu-ibu
fasilitas ini itu, kesehatan, wanita hamil sekalian, apa perlu saya bacakan.
masih dipekerjakan. Saya kira contoh- Bab XA
contohnya akan semakin banyak. Hak Asasi Manusia
Jadi, yang kami mau garis bawahi di sini Pasal 28 (A): ...
bahwa Bapak Ibu sekalian ekonomi pun Pasal 28H ayat (1) ”Setiap orang berhak
tidak bisa lepas dari HAM dan demokrasi. hidup sejahtera lahir dan bathin,
Itu juga satu alasan mengapa kita bertempat tinggal, dan mendapatkan
memandang ada yang tidak benar, kalau lingkungan hidup yang baik dan sehat
itu dipercayakan pada penyelenggara serta berhak memperoleh pelayanan
negara yang sangat berkuasa dan bisa kesehatan” (Sekretariat Jenderal MPR RI,
memainkan banyak hal. Jadi, diserahkan 2008, pp. 514–517).
kepada swasta tetapi dengan asumsi
dasar hukum harus berlaku, dan dalam Selanjutnya hasil pembahasan Komisi A
rangka memberlakukan hukum ini kita dilaporkan ke Rapat Paripurna Sidang
jangan keder dengan LSM, banyak Tahunan MPR yang berlangsung dari 7 – 18
fungsinya mereka itu” (Sekretariat Agustus 2000. Akhirnya rancangan perubahan
Jenderal MPR RI, 2008, p. 205). tersebut disetujui untuk diputuskan pada Rapat
Paripurna Sidang Tahunan MPR-RI ke-9
Dalam rapat PAH I BP MPR-RI ke-42, tanggal 18 Agustus 2000. Pada akhirnya
tanggal 12 Juni 2000 yang diketuai Jakob rumusan hak atas lingkungan masuk dalam
Tobing, diagendakan pembahasan rumusan Bab yang mengatur hak asasi manusia, yaitu
Bab X mengenai Warga Negara. Pembahasan Bab XA Undang-Undang Dasar Negara
mengenai Warga Negara banyak terkait Republik Indonesia Tahun 1945, yang dimulai
dengan masalah hak asasi manusia. Ada dari Pasal 28A sampai Pasal 28J. Adapun
beberapa usulan yang disampaikan oleh fraksi- pasal yang khusus mengenai hak atas
fraksi di MPR berkaitan dengan pasal-pasal lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah
hak asasi manusia. Pembahasan dalam PAH I Pasal 28H ayat (1).
dirumuskan menjadi sebuah naskah rancangan Hak atas lingkungan hidup yang baik dan
perubahan UUD 1945. Hasil rumusan sehat adalah hak paling asasi dan hakiki yang
rancangan dari PAH I diputuskan menjadi usul tidak bisa dikurangi dan manusia dapat
BP MPR yang diajukan ke Sidang Tahunan menikmati lingkungan hidup yang baik dan
MPR RI Tahun 2000 yang kemudian sehat. Hal ini karena lingkungan hidup
membentuk alat kelangkapan Majelis. Di merupakan satu kesatuan ekologi yang juga
antara alat kelengkapan Majelis berupa Komisi merupakan suatu daur kehidupan (recyling)
Majelis, terdapat Komisi A yang khusus atau suatu ekosistem dimana manusia ada di
bertugas membahas rancangan putusan dari dalamnya. Ekosistem yang merupakan suatu
BP MPR tersebut tentang perubahan UUD hubungan timbal balik antara berbagai
1945. komponen lingkungan untuk mendukung
Dalam rapat Komisi A membahas keberlanjutan lingkungan hidup atau ekologi
mengenai usulan-usulan yang berasal dari itu sendiri. Dalam hubungan yang timbal balik
naskah rancangan perubahan UUD mengenai ini, diperlukan adanya keseimbangan dan
HAM dari berbagai pihak dalam PAH I BP keselarasan ekologi, yaitu suatu keadaan
MPR untuk dimasukkan atau tidak dalam bahwa makhluk hidup ada dalam hubungan
rumusan pasal-pasal hak asasi manusia. yang harmonis dengan lingkungannya,
Usulan-usulan yang dibahas dalam rapat I sehingga terjadi keseimbangan dan keselarasan
sampai V Komisi A kemudian disimpulkan interaksi antar makhluk hidup dan

299
Masalah-Masalah Hukum, Jilid 48 No.3, Juli 2019, Halaman 294-305 p-ISSN : 2086-2695, e-ISSN : 2527-4716

lingkungannya. Dari semua makhluk hidup, Berkaitan dengan Pasal 33 ayat (4), yaitu
manusialah yang paling mampu untuk ayat (3) nya yang menyatakan, “Bumi dan air
beradaptasi dengan lingkungannya. Apabila dan kekayaan alam yang terkandung di
manusia tidak mampu dalam menjaga dan dalamnya dikuasai oleh negara dan
melindungi lingkungan, maka terjadilah dipergunakan untuk sebesar-besarnya
pencemaran, perusakan dan kerusakan kemakmuran rakyat”. Bumi, air dan kekayaan
lingkungan. Pencemaran dan perusakan itulah alam yang terkandung di dalamnya juga
yang menjadi masalah bagi hidup dan meliputi ruang angkasa merupakan satu
kehidupan umat manusia. Oleh karena itu, kesatuan lingkungan hidup yang kemudian
komponen lingkungan hidup yang namanya disebut sebagai ekosistem. Menurut Boedi
manusia yang dapat melakukan tindakan Harsono, yaitu ruang di atas bumi dan air yang
pencegahan pencemaran dan perusakan mengandung tenaga dan unsur-unsur yang
lingkungan hidup. dapat digunakan untuk usaha-usaha
Gagasan mengenai kedaulatan lingkungan memelihara dan memperkembangkan
juga ditemukan dalam perubahan Pasal 33 kesuburan bumi, air serta kekayaan alam yang
yang sebelumnya tiga ayat kemudian terkandung di dalamnya dan hal-hal lainnya
ditambahkan ayat lagi mengenai konsepsi yang bersangkutan dengan itu (Harsono,
lingkungan hidup yaitu pada saat membahas 1995). Oleh karena itu, dalam pengelolaan
perekonomian nasional dan kesejahteraan bumi, air dan kekayaan alam memperhatikan
sosial. Pada rapat Komisi A ke-4, 8 Agustus ekosistem yang menurut konsep UUD 1945
2002 telah dihasilkan Perubahan Keempat bahwa perekonomian nasional berdasar atas
UUD 1945 hasil pembahasan di Komisi A. demokrasi ekonomi dimaksud haruslah
Hasil tersebut selanjutnya akan disampaikan mengandung prinsip (i) berkelanjutan, dan (ii)
pada Rapat Paripurna Majelis esok harinya 9 berwawasan lingkungan (Asshiddiqie, 2009, p.
Agustus 2002. Namun terhadap pasal-pasal 94).
yang belum disepakati secara bulat, Komisi A, Selanjutnya masih berkaitan dengan
8 Agustus 2002 membentuk Tim Lobi dan kedaulatan lingkungan adalah Pasal 25A UUD
Tim Perumus. Adapun Rancangan Perubahan 1945 yang menyatakan, “Negara Kesatuan
Keempat UUD 1945 yang dihasilkan Komisi Republik Indonesia adalah sebuah negara
A tentang Perekonomian Nasional dan kepulauan yang berciri Nusantara dengan
Kesejahteraan adalah berupa penambahan dua wilayah yang batas-batas dan hak-haknya
ayat baru pada Pasal 33. Pasal 33 ayat (4), ditetapkan dengan undang-undang”. Pasal
yaitu “Perekonomian Nasional mengenai wilayah negara ini merupakan
diselenggarakan atas demokrasi ekonomi ketentuan baru dalam UUD 1945. Ketentuan
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, ini menjadi usulan beberapa fraksi untuk
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan dimasukkan ke dalam UUD 1945. Hal ini
lingkungan, kemandirian, serta dengan terlihat dalam substansi perdebatan dalam
menjaga keseimbangan kemajuan dan rapat-rapat yang khusus membahas wilayah
kesatuan ekonomi nasinal” (Mahkamah negara. Perdebatan dan rumusan akhir pasal
Konstitusi Republik Indonesia, 2010b). tentang wilayah negara baru bisa disepakati
Mengenai Pasal 33 tentang Perekonomian dalam Rapat Paripurna Komisi A, hari Senin,
Nasional, seluruh fraksi MPR dapat 14 Agustus 2000. Setelah seluruh fraksi
menyepakati rumusan Komisi A dan seluruh menerima rancangan yang telah disampaikan
anggota MPR yang hadir menyetujui oleh Komisi A melalui tanggapan akhir fraksi-
pengesahan rumusan pasal tersebutdalam fraksi pada Rapat Paripurna ke-8, dan pada
forum Rapat Paripurna ST MPR 2002 ke-6 tanggal 18 Agustus 2000 Ketua MPR RI M.
yang diselenggarakan pada 10 Agustus 2002. Amin Rais mengesahkan BAB IXA tentang
Dengan demikian, rumusan tersebut ditetapkan Wilayah Negara yang terdapat dalam Pasal
menjadi bagian dari Perubahan Keempat UUD 25A.
1945.

300
Masalah-Masalah Hukum, Jilid 48 No.3, Juli 2019, Halaman 294-305 p-ISSN : 2086-2695, e-ISSN : 2527-4716

Menurut ketentuan Pasal 25A UUD 1945 membuat undang-undang sesuai dengan
tersebut menunjukkan bahwa, pengertian amanat UUD 1945.
ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia Pertama, hak atas lingkungan hidup yang
adalah seluruh wilayah Negara Kesatuan baik dan sehat sebagaimana dimaksud dalam
Republik Indonesia dari Sabang sampai Pasal 28H ayat (1) UUD 1945 memberikan
Merauke yang merupakan suatu kedaulatan makna yang mendalam bagi semua pihak
negara. Ruang lingkup lingkungan hidup dalam rangka untuk memenuhi hak setiap
Indonesia meliputi ruang, tempat Negara warga masyarakat terhadap lingkungan hidup
Kesatuan Republik Indonesia yang ber- baik dan sehat. Hak atas lingkungan hidup
Wawasan Nusantara dalam melaksanakan yang baik dan sehat menunjukkan bahwa
kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya setiap orang untuk meningkatkan kualitas
(Sodikin, 2018). Hal ini berarti dalam hidup dan kehidupan manusia diperlukan
pengelolaan lingkungan hidup Indonesia lingkungan hidup yang baik dan sehat. Di sini
menempati ruang tempat Negara Kesatuan perlunya pemenuhan hak atas lingkungan
Republik Indonesia yang mempunyai hidup yang baik dan sehat yang diberikan oleh
kedaulatan dengan jelas batas wilayah negara. Pasal 28H ayat (1) UUD 1945
wewenang pengelolaannya. kemudian diimplementasi dalam Undang-
Secara hukum, lingkungan hidup Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Indonesia meliputi ruang tempat Negara Asasi Manusia, yaitu dalam Pasal 9 ayat (3)
Kesatuan Republik Indonesia melaksanakan yaitu: ”Setiap orang berhak atas lingkungan
kedaulatan dan hak-hak berdaulat serta hidup yang baik dan sehat” (meskipun
yurisdiksinya. Dalam hal ini lingkungan hidup Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 lahir
Indonesia tidak lain adalah wilayah yang sebelum amandemen UUD 1945). Demikian
menempati posisi silang antara dua samudera juga dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor
dan dua benua dengan iklim tropis dan cuaca 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
serta musim yang memberikan kondisi alam Pengelolaan Lingkungan Hidup, terutama
dan kedudukan dengan peranan strategis yang dalam Pasal 65 ayat (1) menyatakan: “setiap
tinggi nilainya sebagai tempat rakyat dan orang berhak atas lingkungan hidup yang baik
bangsa Indonesia menyelenggarakan dan sehat sebagai bagian dari hak asasi
kehidupan berbangsa, bernegara dan manusia”.
bermasyarakat. Dengan demikian, wawasan Adanya hak atas lingkungan yang baik
dalam menyelenggarakan pengelolaan dan sehat sebagaimana ditentukan dalam
lingkungan hidup adalah wawasan nusantara. dalam Pasal 28H ayat (1) UUD 1945, sehingga
Hal ini karena kondisi obyektif geografi perlunya perlindungan dan pemenuhan hak
nusantara yang terdiri atas ribuan pulau yang asasi manusia di bidang lingkungan hidup
tersebar dan terbentang di khatulistiwa serta yang juga berarti melindungi hak asasi
terletak pada posisi silang yang sangat manusia sekaligus melindungi lingkungan
strategis, memiliki karakteristik yang berbeda hidup. Hak atas lingkungan hidup yang baik
dengan negara lain. dan sehat termasuk mendapatkan lingkungan
hidup yang bersih (right to a clean
2. Pelaksanaan Kedaulatan Lingkungan environment) yang dapat dipilah menjadi hak
Dalam Perundang-undangan untuk hidup, hak mendapat kehidupan yang
Lazim dipahami bahwa UUD 1945 setelah layak, hak untuk mendapatkan kesehatan serta
amandemen menganut ajaran kedaulatan hak untuk mendapatkan kebebasan atas harta
lingkungan yang secara tegas dirumuskan benda, yang tidak boleh dilupakan adalah
dalam pasal-pasal sebagaimana dijelaskan di perlindungan HAM yang sangat berkaitan
atas. Dengan mendalami berbagai perundang- dengan lingkungan hidup yaitu perlindungan
undangan sebagai implementasi ketentuan terhadap indigenous people/local community.
tentang kedaulatan lingkungan yang Hak untuk hidup (right to life) dapat
memberikan pemahaman bagi pelaksana terganggu akibat kerusakan atau tercemarnya
kedaulatan dalam mengambil kebijakan untuk
301
Masalah-Masalah Hukum, Jilid 48 No.3, Juli 2019, Halaman 294-305 p-ISSN : 2086-2695, e-ISSN : 2527-4716

lingkungan hidup yang berakibat terganggunya Eco Development yang dihasilkan dalam
kesehatan manusia, misalnya terjadi ledakan Deklarasi Stockholm telah diintegrasikan ke
reaktor nuklir yang mengakibatkan ribuan dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 4
orang meninggal atau menderita cacat seumur Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan
hidup akibat radiasi. Hak atas Lingkungan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, yaitu
yang sehat (the right to healthy environment) pengelolaan lingkungan hidup berasakan
yang berarti setiap orang berhak untuk pelestarian kemampuan lingkungan yang
mendapatkan kehidupan yang sehat. Hak atas serasi dan seimbang untuk menunjang
kesehatan (the right to healthy) yang berarti pembangunan yang beresinambungan bagi
hak setiap orang untuk mendapatkan fisik dan peningkatan kehidupan manusia (Murwaji,
mental sehat. Kesehatan manusia harus tetap 2009). Selanjutnya isu lingkungan
terjaga dari polusi, polusi mempunyai dampak internasional terus berkembang yang
negatif terhadap kesehatan manusia. Misalnya menghasilkan beberapa konferensi tentang
infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) yang lingkungan hidup yang berkaitan dengan
seringkali terjadi di daerah berpolusi karena pengelolaan lingkungan untuk kehidupan
asap dari kebakaran hutan, atau gatal-gatal manusia yaitu pembangunan berkelanjutan
kulit yang diderita penduduk yang hidup di menghendaki adanya pola pembangunan
sekitar sungai yang tercemar. Hak untuk Bebas berwawasan lingkungan yang menghasilkan
dari Segala Intervensi atas Harta Benda (the Pasal 33 ayat (4) UUD 1945.
right to be free interference of One’s Home Pasal 33 ayat (4) UUD 1945 tersebut telah
and Property). Maksud hak ini adalah bebas melahirkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
dari gangguan lingkungan, seperti polusi 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
karena kebisingan, banjir dari sebuah Lingkungan Hidup. Undang-Undang ini
bendungan, dan perubahan iklim akibat memberikan panduan dalam rangka
aktivitas pusat tenaga nuklir yang secara nyata pembangunan yang dilaksanakan harus
akan mempengaruhi kehidupan seseorang. selaras, serasi dan seimbang dengan
Hak indigenous people adalah sekelompok lingkungan. Pasal 2 Undang-undang Nomor 32
bangsa yang berdiam di suatu negara akan Tahun 2009 menjelaskan tentang asas-asas
tetapi kondisi ekonomi, sosial dan dalam perlindungan dan pengelolaan
kebudayaannya berbeda dengan masyarakat di lingkungan hidup, dan melalui asas-asas
wilayah lain serta dalam kehidupannya mereka tersebut berarti setiap aktivitas pembangunan
menggunakan adat istiadat mereka sendiri. berasaskan sebagaimana ditentukan dalam
Indigenous People seringkali menderita akibat Pasal 2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun
perebutan sumber daya alam yang terdapat di 2009.
sekitar tempat tinggal mereka, dan yang lebih Materi yang diatur dalam Undang-Undang
bahaya, mereka sering dituduh sebagai Nomor 32 Tahun 2009 sangat luas yang
penyebab degradasi lingkungan hidup, seperti mencakup segi ruang, kekayaan alam yang
peristiwa kebakaran hutan. meliputi sumber daya manusia, sumber daya
Kedua, masalah pembangunan alam hayati, sumber daya alam non hayati dan
perekonomian yang berwawasan lingkungan sumber alam buatan. Materi yang diatur dalam
hidup sebagaimana ditentukan dalam Pasal 33 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tidak
ayat (4) dan juga berkaitan dengan ayat (3) mungkin diatur secara lengkap, tentunya akan
UUD 1945. Adanya pembangunan memerlukan seperangkat peraturan perundang-
berkelanjutan ini sebenarnya dimulai dari undangan dengan arah dan ciri yang serupa.
Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup Dengan demikian,Undang-Undang Nomor 32
Manusia (United Nations Conference on the Tahun 2009 berfungsi sebagai payung
Human Environmental) tahun 1972 di (Undang-Undang Payung atau umbrella act)
Stockholm Swedia. Hasil-hasil Konferensi bagi penyusunan peraturan perundang-
Stockholm mendorong perkembangan undangan lainnya tentang perekonomian dan
pengelolaan lingkungan di Indonesia. Prinsip pembangunan yang berkaitan dengan

302
Masalah-Masalah Hukum, Jilid 48 No.3, Juli 2019, Halaman 294-305 p-ISSN : 2086-2695, e-ISSN : 2527-4716

perlindungan dan pengelolaan lingkungan tinggi nilainya sebagai tempat rakyat dan
hidup serta sebagai penyesuai bagi peraturan bangsa Indonesia menyelenggarakan
perundang-undangan yang sudah ada. kehidupan berbangsa, bernegara dan
Hal ini sebagai ditentukan dalam Pasal 44 bermasyarakat dengan segala aspeknya.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, yang Ruang lingkup lingkungan hidup
menyatakan bahwa, “Setiap penyusunan Indonesia ialah wilayah yang tersedia dan
peraturan perundang-undangan pada tingkat terbentuk secara alamiah oleh alam nyata.
nasional dan daerah wajib memperhatikan Kondisi obyektif demikian merupakan suatu
perlindungan fungsi lingkungan hidup dan ruang gerak hidup bangsa Indonesia yang di
prinsip perlindungan dan pengelolaan dalamnya terdapat sumber kekayaan alam dan
lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan penduduk yang mempengaruhi pengambilan
yang diatur dalam Undang-Undang ini”. keputusan politik negara. Dengan demikian,
Begitu juga dalam penjelasan umum Undang- wawasan dalam menyelenggarakan
Undang Nomor 32 Tahun 2009 angka 5 pengelolaan lingkungan hidup Indonesia ialah
menjelaskan bahwa, “…perlu dikembangkan wawasan nusantara. Munadjat Danusaputro
satu system hukum perlindungan dan menyatakan, wawasan nusantara adalah cara
pengelolaan lingkungan hidup yang jelas, pandang bangsa dan negara Indonesia tentang
tegas, dan menyeluruh guna menjamin diri dan lingkungannya, yang (nyatanya)
kepastian hukum sebagai landasan bagi sarwa-nusantara (bersifat serba nusantara).
perlindungan dan pengelolaan sumber daya Wawasan nusantara memandang perwujudan
alam serta kegiatan pembangunan lain”. Indonesia sebagai satu kesatuan utuh
Sebagai upaya dalam menegakkan menyeluruh, baik dari aspek fisik alamiah
perundang-undangan untuk melindungi maupun dari aspek social politik ialah citra
lingkungan hidup dapat ditempuh beberapa lingkungan hidup nusantara (Danusaputro,
upaya penegakan hukum dengan berbagai 1985). Pernyataan itu menunjukkan bahwa
instrument penegakan hukum yang dikenal lingkungan hidup Indonesia menurut konsep
dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 kewilayahan nusantara merupakan pengertian
seperti melalui instrument hukum administrasi, hukum.
hukum perdata dan hukum pidana. Melalui Menurut Koesnadi, sebagai pengertian
cara tersebut diharapkan selain akan politik, Indonesia dengan penggambarannya
menimbulkan efek jera juga akan dalam semboyan satu bangsa, satu tanah air,
meningkatkan kesadaran seluruh pemangku satu bahasa dan satu bendera, merupakan
kepentingan tentang betapa pentingnya sesuatu yang lebih besar artinya daripada
perlindungan dan pengelolaan lingkungan kumpulan pulau-pulau yang beribu-ribu
hidup demi kehidupan generasi masa kini dan jumlahnya itu (Hardjasoemantri, 1999).
masa depan. Dengan demikian, lahirlah konsep negara
Ketiga, masalah pengelolaan lingkungan nusantara melalui Deklarasi Djuanda pada 13
hidup Indonesia tidak terlepas dari luas Desember 1957. Deklarasi tersebut untuk
wilayah negara sebagaimana ditentukan dalam keutuhan territorial dan untuk melindungi
Pasal 25A UUD 1945, bahwa “Negara kekayaan negara yang terkandung di
Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah dalamnya, pulau-pulau dan laut-laut yang ada
negara kepulauan yang berciri Nusantara di antaranya harus dianggap sebagai satu
dengan wilayah yang batas-batas dan hak- kesatuan yang bulat dan utuh. Untuk
haknya ditetapkan dengan undang-undang”. mengukuhkan asas negara kepulauan ini
Dalam hal ini lingkungan hidup Indonesia ditetapkan melalui Undang-undang Nomor
tidak lain adalah wilayah yang menempati 4/PrpTahun 1960 tentang Perairan Indonesia.
posisi silang antara dua benua dan dua Selanjutnya konsep nusantara sebagai
samudera dengan iklim tropis dan cuaca serta manifestasi pemikiran politik Indonesia
musim yang memberikan kondisi alam dan ditetapkan sebagai wawasan nusantara di
kedudukan dengan peranan strategis yang dalam Ketetapan MPR No. IV Tahun 1973.

303
Masalah-Masalah Hukum, Jilid 48 No.3, Juli 2019, Halaman 294-305 p-ISSN : 2086-2695, e-ISSN : 2527-4716

Dalam pergaulan internasional, melalui harus selaras, sesuai dan seimbang secara
konvensi PBB tentang Hukum Laut alamiah dengan lingkungannya. Nuansa hijau
Internasional yang ketiga tahun 1982, konsep UUD 1945 yang ditegaskan dalam Pasal 25A,
negara kepulauan (nusantara) diakui oleh Pasal 28H ayat (1), Pasal 33 ayat (3) dan (4)
negara-negara peserta konvensi PBB tersebut. menunjukkan bahwa UUD 1945 menganut
Konvensi tentang PBB tentang Hukum Laut ajaran kedaulatan lingkungan
1982 itu dikenal dengan United Nation Gagasan kedaulatan lingkungan dalam
Convention on the Law of the Sea (UNCLOS). UUD 1945 yang kemudian diimplementasikan
Indonesia meratifikasi UNCLOS 1982 melalui dalam beberapa perundang-undangan.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 pada Rumusan kebijakan perundang-undangan itu
tanggal 31 Desember 1985. Sebelumnya dalam rangka pelaksanaan UUD 1945 untuk
lahirlah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 memberikan nuansa hijau seperti dalam
tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia. pemenuhan dan pelindungan hak asasi
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 ini manusia, pembangunan perekonomian melalui
untuk mendukung perwujudan Wawasan pembangunan berkelanjutan dan wawasan
Nusantara dalam rangka meningkatkan nusantara yang merupakan batasan
kesejahteraan Bangsa Indonesia dengan pengelolaan lingkungan hidup di wilayah
memanfaatkan segenap sumber daya alam baik Negara Kesatuan Republik Indonesia.
hayati maupun non hayati yang terdapat di
zona ekonomi eksklusifnya. DAFTAR PUSTAKA
Amandemen UUD 1945 melalui Pasal
25A melahirkan Undang-undang Nomor 43 Anwar C. (2008). Teori dan Hukum
Tahun 2008 tentang Wilayah Negara dan Konstitusi, Paradigma Kedaulatan Pasca
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2014 Perubahan UUD 1945, Implikasi dan
tentang Kelautan. Kedua undang-undang ini Implementasinya Pada Lembaga Negara.
lahir karena pengelolaan lingkungan Malang: In-Trans Publishing.
mengharuskan Negara Kesatuan Republik Asshiddiqie, J. (1994). Gagasan Kedaulatan
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki Rakyat Dalam Konstitusi dan
sumber daya alam yang melimpah yang Pelaksanaannya di Indonesia. Jakarta:
merupakan rahmat dan karunia Tuhan Yang Ichtiar Baru Van Hoeve.
Maha Esa bagi seluruh bangsa dan Negara Asshiddiqie, J. (2009). Green Constitution:
Indonesia yang harus dikelola secara Nuansa Hijau Undang-Undang Dasar
berkelanjutan untuk memajukan kesejahteraan Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
umum. Pengaturan mengenai wilayah negara Jakarta: Rajawali Press.
beserta lautnya bertujuan untuk menegaskan Budiarjo, M. (1986). Aneka Pemikiran
Indonesia sebagai negara kepulauan berciri Tentang Kuasa dan Wibawa. Harian
nusantara dan maritime sehingga memberikan Sinar Harapan, p. 14.
kepastian hukum dan manfaat bagi seluruh Danusaputro, M. (1985). Hukum Lingkungan
masyarakat Indonesia. Buku II: Nasional. Jakarta: Binacipta.
Hardjasoemantri, K. (1999). Hukum Tata
C. Simpulan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada
Konsep kedaulatan lingkungan University Press.
sebagaimana dirumuskan dalam UUD 1945 Hardjasoemantri, K. (2002). Hukum Tata
setelah amandemen UUD 1945 memberikan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada
pemikiran baru dalam kehidupan University Press.
ketatanegaraan Indonesia. Gagasan kedaulatan Harsono, B. (1995). Hukum Agraria
lingkungan menguat pada saat amandemen Indonesia: Sejarah Pembentukan
karena kondisi kehidupan bangsa yang harus Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan
kembali kepada alam semesta sebagai bagian Pelaksanaannya. Jakarta: Djambatan.
dari kehidupannya. Perlunya pembangunan Joeniarto, J. (1984). Sejarah Ketatanegaraan
yang dilaksanakan dengan segala aspeknya
304
Masalah-Masalah Hukum, Jilid 48 No.3, Juli 2019, Halaman 294-305 p-ISSN : 2086-2695, e-ISSN : 2527-4716

Republik Indonesia. Jakarta: Bina Aksara. Sekretariat Jenderal MPR RI. (2008). Risalah
Kusnardi, M., & Saragih, B. R. (1994). Ilmu Perubahan Undang-Undang Dasar
Negara. Jakarta: Gaya Media Pratama. Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Lubis, S. (1972). Hukum Tata Negara. (1999-2002) Tahun Sidang 2000 Buku
Bandung: Mandar Maju. Dua. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR-
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. RI.
(2010a). Naskah Komprehensif Sodikin. (2014). Hukum Pemilu: Pemilu
Perubahan Undang-Undang Dasar Sebagai Praktek Ketatanegaraan. Bekasi:
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Gramata Publishing.
Jakarta: Sekretariat dan Kepaniteraan MK Sodikin, S. (2018). Penegakan Hukum
RI. Lingkungan Menurut Undang-Undang
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
(2010b). Naskah Komprehensif Perlindungan dan Pengelolaan
Perubahan Undang-Undang Dasar Lingkungan Hidup. Bogor: In Media.
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Soemantri, S. (1984). No Title. In P. Wahyono
Buku VII Keuangan, Perekoomian (Ed.), Masalah Ketatanegaraan
Nasional dan Kesejahteraan Sosial. Indonesia Dewasa Ini (p. 67). Jakarta:
Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Ghalia Indonesia.
Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi. Soemantri, S. (2006). Prosedur dan Sistem
Murwaji, T. (2009). Hukum Ekonomi Perubahan Konstitusi. Bandung: Alumni.
Lingkungan Paradigma Baru Soerjani, M., & Et.al. (1997). Lingkungan:
Pertanggungjawaban Pengelolaan Sumber daya alam dan Kependudukan
Sumber Daya Alam. Bandung: Yayasan Dalam Pembangunan. Jakarta: UI Press.
Ibnu Syarikah. Yamin, M. (1959). Naskah Persiapan
Undang-Undang Dasar 1945, Jilid
Pertama. Jakarta: Yayasan Prapanca.

305

Anda mungkin juga menyukai