id/JMV/about/editorialTeam
HOME ABOUT LOGIN REGISTER SEARCH CURRENT ARCHIVES ANNOUNCEMENTS Plagiarism Detection
2 of 2 22/11/2020, 13:46
Vol 2, No 2 (2019) https://e-journal.unair.ac.id/JMV/issue/view/1037/showToc
1 of 3 22/11/2020, 13:49
Vol 2, No 2 (2019) https://e-journal.unair.ac.id/JMV/issue/view/1037/showToc
2 of 3 22/11/2020, 13:49
Jurnal Medik Veteriner Oktober 2019, Vol.2 No.2 : 76-82
DOI: 10.20473/jmv.vol2.iss2.2019.76-82 online pada https://e-journal.unair.ac.id/JMV
Laila Nur Hayati1*, Wiwiek Tyasningsih2, Ratih Novita Praja2, Sri Chusniati2, Maya
Nurwartanti Yunita3, Prima Ayu Wibawati4
1
Pendidikan Profesi Dokter Hewan,
2
Departemen Mikrobiologi Veteriner,
3
Departemen Patologi Klinik Veteriner,
4
Departemen Kesehatan Masyarakat Veteriner,
Fakultas Kedokteran Hewan, PSDKU Banyuwangi, Universitas Airlangga,
Jl. Wijaya Kusuma No.113 Mojopanggung, Giri, Banyuwangi
*Corresponding author: laila.nur.hayati-2015@fkh.unair.ac.id
Abstrak
Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri yang sering menyebabkan mastitis subklinis pada
Kambing Peranakan Etawah (PE) yang menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar akibat turunnya
produksi susu. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi Staphylococcus aureus pada
susu kambing PE pederita mastitis subklinis di Kelurahan Kalipuro, Banyuwangi. Sampel yang digunakan
berupa susu kambing PE yang diambil pada bulan Desember 2018 di Kelurahan Kalipuro, Banyuwangi. Metode
sampling yang digunakan yaitu metode purposive sampling dimana kriteria kandang yang menggunakan bahan
baku kayu dan bambu, umur kambing PE 2-3 tahun, kambing yang aktif diperah dan terbukti positif 3 dan 4
mastitis subklinis melalui uji CMT. Sampel yag didapat sebanyak 17 kemudian dianalisis laboratorik di
laboratorium mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Banyuwangi. Tahap isolasi pada
media MSA dan dilanjutkan tahap identifikasi dengan menggunakan pewarnaan Gram, uji katalase, uji manitol,
uji koagulase dan uji VP. Diperoleh hasil yaitu terdapat 16 (94.1%) sampel positif Staphylococcus aureus.
Abstract
Staphylococcus aureus is one of the bacteria that often causes subclinical mastitis in the Etawah Cross
Breed (PE) Goat which causes considerable economic losses due to decreased milk production. This study
aimed to isolate and identify Staphylococcus aureus in the milk of PE goats with subclinical mastitis in Kalipuro
Village, Banyuwangi. The samples were taken from dairy milk of PE goats on December 2018 in Kalipuro
Village, Banyuwangi.Purposive sampling was used for the sampling method which have some criteria such as
the cages made of wood and bamboo material, PE goats aged 2-3 years and it were actively milked and
evidently positive 3 and 4 subclinical mastitis using Californian Mastitis Test (CMT). As many as 17 samples
were taken and then analyzed in laboratory microbiology Faculty of Veterinary Medicine Airlangga University.
Phase isolated on MSA media and continued with identification using Gram staining, catalase test, mannitol
test, coagulase test and VP test. It showed 16 (94.1%) positive samples of Staphylococcus aureus.
ke dalam 1 ml Nutrient Broth dan inkubasi pada Sesuai dengan hasil penelitian yang
suhu 37oC selama 24 jam. Masukkan 1 ml dilakukan Priono dkk. (2016) yang menunjukkan
plasma kelinci ke dalam Nutrient Broth yang bahwa dipping menggunakan antiseptik pada
sudah berisi bakteri menggunakan spuit. Dan ambing kambing PE berpengaruh nyata terhadap
inkubasi selama 4 jam pertama untuk melihat jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus.
hasilnya, bila masih belum menunjukkan Disebabkan dipping puting dapat mencegah
koagulase positif inkubasi dilanjutkan sampai 24 mikroorganisme masuk kedalam ambing ketika
jam. Reaksi positif pada uji koagulase puting masih terbuka setelah ambing diperah.
ditunjukkan dengan adanya gumpalan seperti gel Larutan dipping bekerja dengan cara melapisi
dalam tabung, dan reaksi negatif apabila tidak dinding jaringan ambing dengan zat aktif dalam
terdapat gumpalan menyerupai gel pada tabung antiseptik sehingga mencegah mikroorganisme
(SNI, 2015). masuk dan berkembang.
Sampel susu dari uji CMT ini kemudian
Uji Voges-Proskauer akan diisolasi pada media MSA. Hasil isolasi
Uji Voges Proskauer (VP) berguna pada media MSA, dari 17 sampel didapatkan 16
mengetahui reaksi kondensasi diantara sampel yang diduga bakteri Staphylococcus
diacethyl.. Uji VP dikerjakan dengan memupuk aureus (Gambar 1). Staphylococcus aureus
koloni Staphylococcus pada media VP dalam memiliki kemampuan untuk memfermentasikan
tabung dan diinkubasi selama 40 jam pada manitol. Dapat dibuktikan bila Staphylococcus
suhu 37oC. Pertumbuhan bakteri ditandai dengan aureus dibiakkan dalam agar Manitol, dimana
warna media yang menjadi keruh, kemudian terjadi perubahan perubahan warna dari merah
ditambahkan ke dalam tabung 5 tetes KOH 40% ke kuning (Arif, 2017). Satu sampel sisanya
dalam akuades steril dan 12 tetes alpha-napthol tidak ditumbuhi bakteri kemungkinan karena
5% dalam ethanol, yang bertindak sebagai dalam sampel susu tersebut tidak ada bakteri
katalis. Larutan yang telah ditambah reagen Staphylococcus sp., karena menurut Sarudji dkk.
kemudian dikocok perlahan dan tunggu sampai (2017), MSA merupakan media selektif dan
30 menit. Hasil positif terjadi perubahan warna diferensial untuk identifikasi Staphylococcus sp..
dari kuning menjadi merah dan hasil negatif Media ini mengandung garam natrium klorida
ditandai dengan tidak adanya perubahan warna 7.5% sehingga media ini menjadi media selektif.
merah pada tabung (Sarudji dkk., 2017). Karena sebagian besar bakteri tidak dapat
tumbuh pada konsenterasi garam 7.5% kecuali
HASIL DAN PEMBAHASAN Staphylococcus.
Hasil isolasi bakteri yang positif
Berdasarkan hasil uji CMT pada sampel susu memfermantasi mannitol kemudian dilakukan
yang diambil dari peternakan kambing PE di pewarnaan Gram. Staphylococcus aureus
daerah kelurahan kalipuro, kecamatan kalipuro, merupakan bakteri Gram positif dan berbentuk
Banyuwangi, didapat 17 sampel yang positif 3 kokkus yang menghasilkan warna ungu pada
dan 4 mastitis subklinis. Kejadian mastitis pewarnaan Gram (Gambar 1). Warna ungu
berhubungan dengan faktor risiko seperti disebabkan karena bakteri mempertahankan
manajemen pemerahan yang kurang higienis, warna pertama, yaitu Kristal violet. Perbedaan
pemerahan yang tidak tuntas serta sanitasi sifat Gram dipengaruhi oleh kandungan pada
kandang yang kurang baik. Kurangnya perhatian dinding sel, yaitu bakteri Gram positif
peternak terhadap aspek-aspek pemerahan kandungan peptidoglikan lebih tebal jika
tersebut membuat tingginya angka mastitis di dibanding dengan Gram negatif (Dewi, 2013).
daerah Kalipuro. Tidak dilakukannya dipping Menurut Arif (2017) Staphylococcus
pada puting setelah dilakukan pemerahan diduga menghasilkan enzim katalase yang mampu
juga sebagai penyebab tingginya angka mastitis. menghidrolisis hidrogen peroksida (H2O2)
menjadi air (H2O) dan gelembung gas (O2).
Gambar 1. Isolat Staphylococcus aureus pada media MSA dan pewarnaan gram mikroskopis
Berdasarkan hasil uji katalase (Gambar 2), 19 2008). Uji fermentasi mannitol secara anaerob
isolat bakteri terlihat semua positif dilakukan dikarenakan Staphylococcus aureus
bergelembung yang membuktikan bahwa isolate memiliki sifat anaerob fakultatif yang dapat
tersebut merupakan Staphylococcus (Purnomo et memfermentasi glukosa dalam keadaan tidak ada
al., 2006). oksigen (Gambar 3). Staphylococcus aureus
Isolat yang sudah dilakukan uji katalase merupakan bakteri patogen sehingga sampel
kemudian dilanjutkan dengan uji konfirmasi positif ditandai dengan adanya perubahan warna
manitol. Staphylococcus sp. yang bersifat kuning pada media (Maulitasari, 2014).
patogen mampu memfermentasi gula yang Uji koagulase dilakukan untuk mengetahui
terdapat didalam larutan mannitol sehingga adanya enzim koagulase (Gambar 4), dimana
meningkatkan kadar asam dan mengubah warna enzim ini merupakan protein ekstraseluler yang
larutan menjadi kuning (Singh dan Prakash dihasilkan oleh Staphylococcus aureus yang
dapat menggumpalkan plasma (Dewi, 2014). melalui teat canal. Sebanyak 102 Colony
Penggumpalan plasma terjadi dikarenakan Forming Unit (CFU) Staphylococcus aureus
terdapat protein yang menyerupai enzim yang mampu menimbulkan mastitis (Moroni et al.,
bila ditambahkan oksalat atau sitrat dapat 2005). Tahap selanjutnya terjadi respon imun
menyebabkan penggumpalan. Faktor serum pada kambing. Respon pertahanan yang pertama
bereaksi dengan koagulase untuk membentuk ditandai dengan berkumpulnya leukosit-leukosit
esterase, aktivitas penggumpalan, dan untuk mengeliminasi mikroorganisme yang telah
mengaktivasi protrombin menjadi trombin. menempel pada sel-sel ambing. Apabila respon
Trombin akan membentuk fibrin yang ini gagal, maka mikroorganisme akan
berpengaruh terhadap terjadinya penggumpalan mengalami multiplikasi dan kambing dapat
plasma (Boerlin, 2003). Kemampuan memperlihatkan respon yang lain, misalnya
menggumpalkan plasma merupakan salah satu demam. Bila hewan lemah maka akan terjadi
faktor virulensi yang penting dalam patogenesis mastitis (Pradika et al., 2019).
S. aureus (Ote et al., 2011). Kejadian mastitis pada kambing PE sangat
Uji VP digunakan untuk mengidentifikasi mengancam kelangsungan hidup anaknya,
organisme yang mampu menghasilkan acetoin karena selain menurunnya kamampuan produksi
dari pendegradasian glukosa selama fermentasi susu, toksin yang dihasilkan oleh Staphylococcus
2,3 butanadiol (Gambar 5). Hasil metabolisme aureus juga dapat menyebabkan kematian
ini mengalami oksidasi dengan hasil akhirnya induknya. Mastitis pada kambing PE akibat
adalah KOH, O2 dan beberapa bahan lain Staphylococcus aureus selain sebagai faktor
(creatinin). Pembentukan warna merah atau pink penyebab kematian anak dan induknya juga
akan terjadi setelah penambahan Barritt’s dapat meyebabkan kerugian ekonomi yang
Reagen dengan pembentukan asetil metil cukup besar akibat turunnya produksi susu.
karbinol yang menandakan uji bersifat positif. Infeksi intramammary gland pada kambing
Uji bersifat negatif ditandai dengan tidak akibat Staphylococcus aureus ini pada umumnya
terjadinya perubahan warna (Sarudji dkk., 2017). bersifat subklinis. Staphylococcus aureus dalam
Acetyl-methyl-carbinol adalah salah satu hasil susu segar dan produk pangan dapat
produk pemecahan dextrose oleh enzim bakteri menyebabkan toxic schock syndrome akibat
(Dewi, 2013). keracunan pangan. Staphylococcal enterotoxin
Berdasarkan hasil isolasi dan identifikasi merupakan agen yang menyebabkan sindrom
dari 17 sampel susu kambing PE yang positif keracunan dalam makanan pada manusia
mastitis subklini 3 dan 4, didapatkan 16 (94%) maupun hewan (Purnomo et al., 2006).
sampel yang positif Staphylococcus aureus. Manajemen pemerahan merupakan salah
Sesuai dengan penelitian sebelumnya yang satu tindakan preventif yang perlu dilakukan
dilakukan di Polewali Mandar, didapatkan 6 untuk mengontrol mastitis. Pencelupan puting
(100%) sampel susu Kambing PE positif mastitis sebelum dan sesudah pemerahan, pemberian
mengandung bakteri Staphylococcus aureus antibiotika saat kering laktasi merupakan
(Arif, 2017). Penelitian lain yang dilakukan oleh alternatif untuk pencegahan terhadap mastitis
Mustapa (2017) menyatakan bahwa 10 (100%) klinis maupun subklinis. Pemeriksaan secara
sampel susu Kambing PE yang mengalami rutin terhadap susu menggunakan CMT perlu
mastitis teridentifikasi penyebabnya adalah dilakukan untuk monitoring mastitis subklinis.
Staphylococcus aureus. Penggunaan air bersih untuk mencuci ambing
Sumber Staphylococcus aureus berasal dari sebelum diperah juga berperanan dalam
kulit di sekitar ambing, tangan pemerah, kain mencegah mastitis (Purnomo et al., 2006).
yang digunakan untuk mengeringkan ambing,
mesin pemerah dan lingkungan sekitar kandang.
Infeksi terjadi saat kondisi otot dari puting susu
terbuka dan Staphylococcus aureus masuk
KESIMPULAN
Ibrahim, J. 2017. Tingkat Cemaran Bakteri
Sebanyak 16 (94.1%) isolat susu positif Staphylococcus aureus Pada Daging Ayam
Staphylococcus aureus dari susu kambing Yang Dijual Di Pasar Tradisional Makassar.
Peranakan Etawah penderita mastitis subklinis di Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains Dan
Kelurahan Kalipuro Banyuwangi. Teknologi Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.
UCAPAN TERIMA KASIH
Maulitasari, S.S. 2014. Identifikasi Cemaran
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada Stahpylococcus aureus Pada Daging Ayam
petugas Dinas Pertanian Banyuwangi telah Yang Di Jual Di Pasar Tradisonal Dan
mendampingi penelitian di Kelurahan Kalipuro. Modern Di Sekitar Kampus Institut
Pertanian Bogor. Fakultas Kedokteran
DAFTAR PUSTAKA Hewan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Arif, A. 2017. Uji Sensitivitas Ampisilin, Moroni, P., Pison, G., Ruffo, Boetter, P.J. 2005.
Imipenem Dan Tetrasiklin Terhadap Risk factors for intramammary infections
Staphylococcus Penyebab Mastitis Pada and relationship with somatic cell counts in
Kambing Peranakan Etawa Asal Kabupaten Italian dairy goats. Prev. Vet. Med., 69, 163-
Asal Kabupaten Polewali Mandar. Program 173.
Studi Kedokteran Hewan, Fakultas
Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Mustapa, I.S. 2017. Identifikasi Staphylococcus
Makssar. aureus Penyebab Mastitis Pada Kambing
Peranakan Etawa Di Kabupaten Polman.
Badan Standarisasi Nasional. 2015. SNI Program Studi Kedokteran Hewan Fakultas
2332.9:2011. Cara Uji Mikrobiologi-bagian Kedokteran Universitas Hasanuddin
9: Penentuan Staphylococcus aureus Pada Makassar.
Produk Perikanan. Dewan Standardisasi
Nasional, Jakarta. Octaviantris, F.A. 2007. Deteksi Bakteri
Staphylococcus aureus Pada Susu Bubuk
Boerlin, P., Kuhnert, P., Hussy, D., Skim (Skim Milk Powder). Bogor: Impor.
Schaellibaum, M. 2003. Methods for Departemen Ilmu Penyakit Hewan Dan
Identification of Staphylococcus aureus Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas
Isolates In Cases of Bovine Mastitis. J. Clin. Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.
Microbiol., 41(2), 767-771.
Ote, I., Taminiau, B., Duprez, I.N., Dizier, I.,
Dewi, A.K. 2013. Isolasi, Identifikasi dan Uji Maiil, J.G. 2011. Genotypic characterization
Sensitivitas Staphylococcus aureus terhadap by Polymerase Chain Reaction of
Amoxicillin dari Sampel Susu Kambing Staphylococcus aureus isolates associated
Peranakan Ettawa (PE) Penderita Mastitis di with bovine mastitis. Vet. Microbiol., 153,
Wilayah Girimulyo, Kulonprogo, 285–292.
Yogyakarta. J. Sain Vet., 31(2), 140-141.
Pradika, A.Y., Chusniati, S., Purnama, M.T.E.,
Haerah, D. 2015. Deteksi Staphylococcus Effendi, M.H., Yudhana, A., Wibawati, P.A.
aureus Penyebab Mastitis Subklinis Pada 2019. Uji Total Escherichia coli pada Susu
Perah Di Kecamatan Cendana Kabupaten Sapi Segar di Koperasi Peternak Sapi Perah
Enrekang. Universitas Hasanuddin. (KPSP) Karyo Ngremboko Kecamatan
Makassar.