Anda di halaman 1dari 2

Nama : I Made Ngurah Dananjaya.

No. : 14.

Kelas : XII MIPA 6.

Membolos Sekolah.

Suatu hari terdapat segerombolan anak muda yang sering bermain bersama ia adalah
Agus, Viki, dan Miko. Mereka sering menghabiskan waktu bersama semenjak duduk di bangku
Sekolah Dasar. Mereka terkenal sebagai siswa yang berprestasi saat masih duduk di Sekolah
Dasar. Namun, pada saat menuju Sekolah Menengah Pertama (SMP) mereka berpisah karena
bersekolah di sekolah yang berbeda. Mereka dipengaruhi teman-temannya untuk bolos sekolah,
lambat laun mereka akhirnya terpengaruhi ajakan tersebut. Tak terasa sudah 3 tahun waktu
berjalan dan kini mereka melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA. Pada saat SMA mereka
dipertemukan kembali pada satu sekolah. Dari sinilah cerita dimulai.

Pada hari pertama sekolah mereka janjiian untuk berangkat ke sekolah bersama-sama
untuk mengulang masa-masa mereka di bangku Sekolah Dasar karena terpisah pada jenjang
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Mereka janjian sebelum berangkat sekolah berkumpul di
rumah Agus. “Agus...Agus.. suara Miko dan Viki yang berteriak memanggil nama Agus di
depan pintu gerbang rumahnya” Agus pun langsung menghampiri Miko dan Viki di depan pintu
gerbang rumahnya. Setelah Agus menghampiri mereka pun langsung berangkat menuju ke
sekolah bersama-sama. Tak lupa, sebelum berangkat mereka berpamitan terlebih dahulu kepada
orang tua Agus. Agus, Viki, dan Miko pun langsung berangkat sekolah dengan menggunakan
motor karena jarak dari rumah ke sekolahnya lumayan jauh.

Sesampainya di sekolah mereka langsung menuju Aula sekolah untuk melihat pembagian
kelas yang telah ditentukan. Tak disangka ternyata mereka dipertemukan kembali dalam satu
kelas yang sama. Pada suatu hari mereka mendapatkan mata pelajaran Matematika dan mereka
sangat amat merasa bosan. Dipertengahan jam pelajaran Agus bertanya pada Viki “Ki kamu
ngerti gak sama materi yang dijelasin?” tanya Agus. Viki terdiam lalu menggelengkan kepala
sebagai tanda bahwa ia tidak mengerti sama sekali dengan materi yang sedang dijelaskan oleh
guru di depan kelas. Lalu Agus bertanya pada Miko dengan pertanyaan yang sama dan Miko pun
juga menggelengkan kepala sama seperti jawaban dari Viki. Karena ia tidak mengerti dengan apa
yang guru jelaskan Agus pun melamun dan berpikir “Seandainya aku bisa membolos lagi seperti
waktu masih SMP pasti akan terasa lebih menyenangkan, Ah itu dia yang perlu aku lakukan
sekarang!” pikir Agus, lalu ia menyampaikan ide tersebut pada teman dekatnya yaitu Viki dan
Miko.

Tanpa berpikir panjang mereka langsung menyembunyikan tas mereka di kolong meja
lalu keluar kelas dengan alasan permisi ke toilet. Setelah di luar sekolah mereka menunggu
angkot untuk kabur karena motor mereka terparkir di parkiran yang letaknya di dalam sekolah
dan tidak memungkinkan untuk bisa bolos dengan menggunakan motor karena mereka akan
dipergoki bolos oleh satpam penjaga sekolah dan guru-guru. Di dalam angkot mereka bingung
dan berunding akan pergi kemana karena mereka bolos tanpa tahu tujuan akan pergi kemana.
Setelah 10 menit mereka berpikir dan berunding akhirnya mereka menemukan tempat yang tepat
untuk bolos agar tidak diketahui oleh guru-guru dan juga teman-temannya, yaitu Angkringan
Sudut.

Angkringan Sudut adalah tempat bolos yang dimana disana juga terdapat siswa dari
sekolah lain juga. Disana mereka bermain game. Setelah beberapa jam, mereka memutuskan
untuk kembali ke sekolah karena mereka merasa bahwa jam pelajaran Matematika sudah
berakhir. Sesampainya di gerbang sekolah ternyata mereka bertemu dengan satpam. “Nak
kenapa kalian keluar saat jam pelajaran sekolah?” tanya satpam tersebut. Mereka pun terlihat
gugp dan tidak menjawab pertanyaan satpam tersebut.

Lalu pak satpam kembali bertanya kepada mereka “Memangnya kalian dapat mata
pelajaran apa di jam ini?”. Lalu salah satu dari mereka menjawab “Mata pelajaran Matematika
pak”. Lalu, tak segan pak satpam menghubungi guru yang bersangkutan dengan mapel tersebut.
Lalu mereka dibawa ke ruangan BK bersama guru yang bersangkutan. Disana mereka diintrogasi
oleh guru BK dan setelah itu mereka diberi peringatan agar tidak mengulangi hal yang serupa.
Semenjak kejadian itu Agus, Viki, dan Miko tidak pernah bolos sekolah saat jam mata pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai