Anda di halaman 1dari 13

MENGUNGKAP NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG

DALAM PERMAINAN TRADISIONAL


GOBAG SODOR

Moniqa Siagawati1
Wiwin Dinar Prastiti2
Purwati3

1.2.3 Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstract. Values are the factors to supports how to be bad and to be good. They include
cognitions, afektions, and psychomotorics to do something. Children usually like games
because of the joy. Traditional game ike gobag sodor can put positive values in them.
Unfortunately, this game is being leaved by the society. The purpose of this research was to
find the values in gobag sodor. Researcher used interview, observation and documentation.
Inductive-description technique was used as analysis data technique. Gobag sodor contains
physical, psychological and social values. The values transformation can be happened in
some ways, direct meaning, habits, imitating, and parent-teacher directing. It has limitation
too, because of the modern games. But, gobag sodor can stand with the capability of values
in it.

Key words : values, traditional games, gobag sodor

Abstrak. Nilai merupakan faktor yang mendukung untuk berbuat baik atau buruk, benar
atau salah. Nilai mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk melakukan
tindakan. Permainan lebih disukai anak dalam menanamkan nilai karena sifatnya yang
bebas dan menyenangkan. Permainan tradisional seperti gobag sodor dianggap mampu
menanamkan sejumlah nilai positif pada anak. Namun sayangnya permainan tradisional
mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap
nilai-nilai apa sajakah yang terkandung dalam permainan tradisional gobag sodor Metode
yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis induktif deskriptif. Dari penelitian ini
didapatkan wawasan yang lebih luas mengenai latar belakang permainan gobag sodor.
Nilai-nilai dalam permainan gobag sodor dapat dirangkum menjadi tiga aspek, yaitu aspek
jasmani, aspek psikologis, aspek sosial. Transfer nilai dalam permainan gobag sodor
dapat terjadi dalam beberapa cara yaitu, penghayatan langsung, terbiasa melakukan,
menirukan orang yang lebih tua dan pengarahan dari guru dan orang tua. Transfer nilai
melalui permainan gobag sodor juga memiliki keterbatasan seperti keterbatasan lahan
atau kalah bersaing dengan permainan modern. Namun, permainan gobag sodor masih
akan mampu bertahan dengan potensi yang dimilkinya.

Kata kunci : nilai, permainan tradisional, gobag sodor

83
Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi
84 Vol. 9, No. 1, Mei 2007: 83-95

Problematika yang sering terjadi pada seseorang berpengaruh terhadap


keputusan yang diambilnya.
di masa sekarang sering dikaitkan
dengan masalah nilai. Selain persoalan Kemampuan kognitif turut berperan
moral, nilai dianggap sebagai salah satu dalam “penentu perspektif” yang
faktor yang turut mendukung perilaku digunakan seseorang untuk menilai or-
seseorang untuk bertindak baik atau ang lain, semisal empati, simpati,
buruk, benar atau salah. Oleh karenanya kekaguman, dan juga perasaan-perasaan
masyarakat kembali mengangkat dan negatif seperti marah, sakit, malu, dan
menggali nilai-nilai positif untuk rasa bersalah (Santrock, 2002).
mengembangkan kehidupan yang lebih Dari berbagai metode dalam
baik. Sebagaimana yang dinyatakan mengajarkan nilai, permainan lebih
Rokeach (dalam Knikers,1977) bahwa disukai oleh kebanyakan anak. Anak-
nilai sebagaimana perilaku adalah anak lebih mampu berbagi secara jujur
kepercayaan yang memandu aksi dan dan terbuka mengenai perasaannya
penilaian seseorang, sehingga nilai dalam sebuah permainan. Menurut
merupakan kombinasi dari perilaku yang Astuti (2000), permainan dapat diartikan
menghubungkan aksi perilaku atau sebagai aktivitas manusia dalam
pilihan yang sengaja untuk menghindari berbagai bentuk sebagai cermin
perilaku tersebut. Kepercayaan kebutuhan untuk memperoleh
seseorang atau persepsi atas apa yang pengetahuan baru secara
dianggap benar, saling berhubungan menyenangkan.
dalam membentuk perilaku. Nilai Dharmamulya (1996) menyatakan
didapatkan dari hasil pembelajaran bahwa permainan tradisional merupakan
tentang pilihan untuk tetap melakukan sarana untuk mengenalkan anak-anak
sesuatu atau memilih untuk tidak pada nilai budaya dan norma-norma
melakukannya (Knikers, 1977). Nilai sosial yang diperlukan untuk
mencakup kemampuan kognitif untuk mengadakan hubungan atau kontak
mengetahui (knowing), meyakininya sosial dan memainkan peran yang sesuai
dengan suatu tingkat intensitas (feel- dengan kedudukan sosial dalam
ing); dan karenanya memiliki disposisi masyarakat. Menurut Suyami (2006)
untuk bertindak secara konsisten (do- permainan tradisional mampu
ing) dengannya (Hill dalam Powney , menumbuhkan nilai sportivitas, kejujuran
et. al, 1995). dan gotong royong.
Sebagaimana yang dinyatakan Permainan anak tradisional tidak
oleh Reed (2000), nilai yang diharapkan bisa dipandang hanya sebagai salah satu
Mengungkap Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam
Permainan Tradisional Gobag Sodor 85
Moniqa Siagawati, Wiwin Dinar Prastiti, dan Purwanti

bentuk permainan semata. Banyak nilai- kebutuhan (needs). Pengertian lain yang
nilai filosofis dan kearifan lokal yang juga terkenal menyebutkan nilai sebagai
tertanam di sana. Permainan tradisi juga pilihan yang disukai (a preference) atau
merupakan salah satu bentuk ketahanan sesuatu yang menguntungkan (a ben-
budaya. Beberapa peneliti mengakui efit), sehingga nilai dapat berupa benda-
permainan anak yang masih bercirikan benda (objects) atau jenis-jenis perilaku
unsur-unsur tradisi memiliki nilai-nilai (types of behavior) , Reicher (dalam
kearifan lokal hingga nilai pembelajaran Knickers 1969). Hall dan Tonna (dalam
bagi anak-anak, seperti nilai ekonomi powney, 1996) menyimpulkan devinisi
hingga demokrasi. Permainan benteng- nilai sebagai berikut; (1) Nilai merupakan
bentengan dan gobag sodor, selain ekspresi dari konsep-konsep (misalkan
memiliki nilai keceriaan yang tinggi, konstruk pribadi) yang
permainan ini juga membantu anak merepresentasikan sekumpulan energi
berpikir strategis. Menolong temannya yang dinamis. (2) Nilai dideskripsikan
yang berada dalam cengkeraman lawan melalui kata-kata dalam bahasa yang
bermainnya dan juga membantu timnya membawa makna yang penting bagi
memenangi pertandingan tentu pribadi. Makna ini membawa energi
membutuhkan kerja sama, kekompakan, psikologis tertentu yang mengaktifkan
dan kecerdasan berpikir, Mahdi perilaku seseorang. (3)Nilai dapat
(www.kompas.com diakses tanggal 6 dipelajari dan dapat diukur.
agustus 2007) Nilai merupakan bagian yang saling
Penelitian ini dilakukan untuk berhubungan dengan keyakinan dan
mengetahui apakah benar permainan perilaku manusia. Rokeach (dalam
tradisional gobag sodor mengandung Kniker 1977) menjelaskan bahwa
nilai-nilai positif, jika iya nilai-nilai apakah keyakinan (beliefs) merupakan
yang terkandung dalam permainan kesimpulan yang dibuat oleh pengamat
tradisional gobag sodor. Penelitian ini (observer) tentang pernyataan yang
diharapkan dapat memberikan wacana menekankan harapan. Tingkah-laku (at-
baru bagi dunia keilmuan terutama bagi titude) merupakan organisasi keyakinan
psikolog dan peneliti lain yang tertarik yang secara relatif berlangsung terus-
dengan nilai-nilai dalam budaya lokal. menerus terhadap suatu objek atau
situasi yang diatur untuk merespon
Nilai dalam suatu sikap yang lebih disukai,
sedangkan nilai (value) adalah sebuah
Freud (dalam Kniker 1977)
keyakinan yang memandu tindakan dan
mendefinisikan nilai sebagai kebutuhan-
Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi
86 Vol. 9, No. 1, Mei 2007: 83-95

penilaian. Keyakinan seseorang atau Reed (2000), nilai yang diharapkan pada
persepsi seseorang atas apa yang seseorang berpengaruh terhadap
dianggap benar, saling berhubungan keputusan yang diambilnya.
dalam membentuk perilaku. Ketika Kemampuan kognitif turut berperan
dihadapkan pada suatu permasalahan, dalam “penentu prespektif” yang
seseorang harus berhenti dan membuat digunakan seseorang untuk menilai or-
keputusan. Tindakan yang dihasilkan ang lain, semisal empati, simpati,
atau pilihan untuk tidak mengikutinya kekaguman, dan juga perasaan, perasaan
merupakan nilai individu tersebut. negatif seperti marah, sakit, malu, dan
Sehingga nilai yang dimiliki seorang rasa bersalah (Santrock, 2002).
individu adalah sebanyak perilakunya. Berdasarkan hasil dari konferensi
Menurut powney (1996) nilai Philadelphia(1976) mengenai
meliputi wilayah keyakinan (belief) dari pendekatan penanaman nilai, Knicker
agama dan moral; nilai juga merujuk (1977) menyebutkan 6 model transfer
pada aspek-aspek lain mengenai nilai (a) Modeling, (b) Training, (c)
bagaimana hidup berlangsung secara Modifikasi Perilaku, (d) Disonansi
terus menerus. Nilai mencakup aspek Kognitif, (e) Goal Setting, (f) Pola
kognisi, emosi dan perilaku. Nilai dapat Perilaku.
diekspresikan pada dua tingkatan yang
berbeda, yaitu fundamental dan Permainan Tradisional
kontekstual. Pada wilayah keyakinan Astuti (2000), mengartikan
(belief) Berkowitz (1995) menjelaskan permainan sebagai aktivitas manusia
bahwa nilai mengandung muatan dalam berbagai bentuk sebagai cermin
kepercayaan dalam memahami salah kebutuhan untuk memperoleh
atau benar suatu permasalahan. Nilai pengetahuan baru secara
diperoleh dari konversi sosial, pribadi dan menyenangkan. Dalam kaitannya
moral. Nilai bervariasi berdasarkan adat dengan anak-anak, permainan dapat
istiadat dan norma yang berbeda diantara diartikan sebagai aktivitas yang
satu konteks sosial atau kelompok dilakukan anak dalam berbagai bentuk
dengan yang lainnya. Sedangkan Rodger secara spontan, tanpa paksaan,
(1992) menambahkan bahwa mendatangkan kegembiraan dan dalam
perkembangan sensitivitas pada nilai suasana menyenangkan. Jarahnitra
secara luas merupakan aspek penting (1992) menyatakan bahwa permainan
dari kematangan kehidupan moral. tradisional rakyat merupakan hasil
Sebagaimana yang dinyatakan oleh budaya yang besar nilainya bagi anak-
Mengungkap Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam
Permainan Tradisional Gobag Sodor 87
Moniqa Siagawati, Wiwin Dinar Prastiti, dan Purwanti

anak dalam rangka berfantasi, permainan dapat dikelompokkan ke


berekreasi, berkreasi, berolah raga yang dalam tiga kategori, yakni jenis
sekaligus sebagai sarana berlatih untuk permainan rekreatif, jenis permainan
hidup bermasyarakat, ketrampilan, atraktif dan jenis permainan kompetitif.
kesopanan, serta ketangkasan. Hal ini Menurut Tedjasaputra (2003) permainan
sebagaimana pendapat sejumlah dapat dikelompokkan berdasarkan
ilmuwan sosial dan budaya yang kategori sifatnya, jenis kesulitan kognitif
mengatakan bahwa permainan yang dibuthkan dan jenis sosialisasi yang
tradisional anak merupakan unsur dilakukan. Berdasarkan sifatnya
kebudayaan yang tidak dapat dianggap permainan dikelompokkan dalam jenis
remeh, karena permainan ini dapat permainan atraktif, rekreatif dan
memberi pengaruh yang tidak kecil kompetitif, berdasarkan tingkat kognitif
terhadap perkembangan anak, Santoso permainan dikelompokkan dalam jenis
(dalam Suyami, 2006). Selain itu permainan fungsional, konstruktif, pura-
permainan anak juga dianggap sebagai pura, dan aturan sesuai kesepakatan
aset budaya, sebagai modal bagi suatu bersama. Sedangkan berdasarkan
masyarakat untuk mempertahankan sosialisasnya, permainan dapat
keberadaannya dan identitasnya di dikelompokkan ke dalam jenis Unoccu-
tengah masyarakat yang lain (Suyami, pied play, Solitary play, Onlooker play,
2006). Manfaat permainan tradisional Paralel paly, Permainan asosiatif,
menurut Ariani, dkk. (1998) adalah: (a) Permainan kooperatif.
Manfaat untuk aspek jasmani, yang Dharmamulyo (1992) membedakan
meliputi unsur kekuatan dan daya tahan permainan tradisional menjadi tiga
tubuh serta kelenturan. (b) Manfaat kategori yaitu permainan strategi,
untuk aspek psikologis, yang meliputi permainan yang membutuhkan
kemampuan berpikir, berhitung, kemampuan fisik, permainan yang
kemampuan membuat strategi, dilakukan sambil belajar.
mengatasi hambatan, daya ingat, Pengelompokan jenis permainan
kreatifitas, fantasi, serta perasaan irama. tradisional juga dapat dibagi lagi ke
(c) Manfaat untuk aspek sosial, yang dalam permainan olah raga, permainan
meliputi kerjasama, keteraturan, hormat belajar, permainan bergaul, tari-tarian,
menghormati, rasa malu. permainan berkelahi, dan permainan
Permainan memiliki banyak ragam melawak. Secara umum ia
yang mana dapat dikelompokkan dalam mengelompokkan permainan kedalam
beberapa jenis atau kategori. Menurut lima macam, yaitu : (a) Permainan yang
Suyami (2006) berdasarkan sifatnya menirukan suatu perbuatan, sebagai
Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi
88 Vol. 9, No. 1, Mei 2007: 83-95

contohnya adalah pasaran, mantenan, e. Nilai Kesehatan.


dhayoh-dhayohan, rumah batu, tanah, f. Nilai Persatuan.
pasir, wajang jamur, dan sebagainya. g. Nilai Moral.
(b) Permainan yang menggunakan Dharmamulyo (1999) menyebutkan
kekuatan atau kecakapan, contohnya unsur-unsur nilai budaya yang
adalah permainan tarik menarik, terkandung dalam permainan tradisional
bergantung, kejar-kejaran, gobag sodor, yaitu:
gobag bunder, bangkat, benthik, un- a. Nilai Kesenangan atau
cal, jelungan, obrong, tembung, kegembiraan
bandulan, genukan, dan sebagainya. b. Rasa berteman
(c) Permainan yang melatih panca indra, c. Nilai demokrasi
contohnya adalah permainan gatheng, d. Nilai kepemimpinan
dhakon, macanan, sumbar suru, e. Rasa tanggung jawab
sumbar manuk, sumbar dulit, kubuk, f. Nilai Kebersamaan
adu kecik, klereng, jirak bengket, g. Nilai kepatuhan
pathon, dhakepan, layang-layang, h. Melatih kecakapan berfikir
dan sebagainya. (d) Permainan dengan i. Nilai kejujuran dan sportifitas
latihan bahasa yang berupa percakapan, j. Melatih mengenal lingkungan.
contohnya adalah pul-puk bul, teng-
teng cer, pitik walik sobo kebon, dan Permainan Gobag sodor
sebagainya. (e). Permainan dengan Yunus dalam Marsono (1999)
gerak dan lagu wirama menyatakan bahwa permainan anak
Berdasarkan konsep yang diberikan tradisional yang berkembang tidak
oleh De Mello (dalam Ariani, dkk, 1997), terlepas dari budaya Jawa masa silam.
seorang ahli cerita dalam membaca atau Menurut Ariani (1997) awal mula
mempelajari folklore lisan, maka ada permainan gobag sodor muncul karena
tiga hakekat permainan rakyat, yaitu: diilhami oleh kepelatihan prajurit kraton
untuk menghibur diri, menumbuhkan yang sedang melakukan perang-
kreatifitas dan membentuk kepribadian. perangan yang biasanya dilakukan di
Sedikitnya ada tujuh nilai kebudayaan alun-alun.
yang terkandung dalam permainan Istilah gobag sodor diartikan
tradisional, antara lain: dengan jenis permainan anak yang
a. Nilai Demokrasi. bertempat di sebidang tanah lapang yang
b. Nilai Pendidikan. telah diberi garis-garis segi empat di
c. Nilai Kepribadian. petak-petak, yang dimainkan dengan
d. Nilai Keberanian. bergerak bebas berputar; terdiri dari dua
Mengungkap Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam
Permainan Tradisional Gobag Sodor 89
Moniqa Siagawati, Wiwin Dinar Prastiti, dan Purwanti

regu, satu regu sebagai pemain atau Permainan gobag sodor


istilah Jawa mentas dan satu regu memerlukan tempat yang cukup luas.
sebagai penjaga atau istilah jawa dadi, Perlengkapan lain yang dibutuhkan
masing-masing regu beranggotakan adalah tali rafia, kapur atau air. Jika
sekitar 4-7 orang yang disesuaikan dilaksanakan di tanah ataupun juga
dengan jumlah kotak (Marsono, 1999). dilaksanakan di tempat bersemen maka
Sementara itu menurut Ariani, dkk (1997) dibutuhkan lakban , kapur tulis atau spidol
di samping pengertian di atas, terdapat (Suyami, 2006). Lapangan permainan
pendapat yang mengatakan bahwa kata gobag sodor berbentuk persegi empat
gobag sodor berasal dari istilah bahasa dengan luas yang disesuaikan dengan
asing, yaitu go back to door. jumlah pemain. Panjang persegi sekitar
Perubahan idiom tersebut ke dalam 10 meter dan lebarnya sekitar 5 meter.
bahasa Jawa diakibatkan oleh Setiap jarak 2,5 meter ditarik garis lurus
penyesuaian lafal. Menurut Suyami kata vertikal dan horizontal, sehingga akan
tersebut dalam lidah jawa diucapkan ‘go terbentuk 8 bujur sangkar sama besar
bag so dor’ selanjutnya menjadi kata yang saling berhimpitan, dengan 4 bujur
‘gobag sodor’. Masyarakat lain sangkar di atas dan 4 bujur sangkar tepat
menyebut permainan ini dengan nama dibawahnya (Ariani, 1992). Berikut
sodoran (Marsono, 1999). gambar lapangan permainannya.
Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi
90 Vol. 9, No. 1, Mei 2007: 83-95

Gobag sodor METODE PENELITIAN


Keterangan gambar:
Pihak yang kalah masing-masing Gejala penelitian yang menjadi
menempati garis nomor 1 sampai 5 fokus pembahasan adalah nilai-nilai yang
Penjaga nomor 1 berperan sebagai sodor terkandung dalam permainan tradisional
Kelompok penjaga yang jadi adalah Gobag sodor. Nilai merupakan sesuatu
A,B,C,D,E yang dianggap penting atau dibutuhkan
Kelompok pemain adalah F,G,H,I,J bagi individu. Sehingga untuk mengetahui
nilai dapat juga dikaitkan dengan
Fungsi utama permainan gobag perasaan subjek mengenai suatu tema
sodor adalah sebagai hiburan menurut nilai yang dirasakan ketika memunculkan
Susetiawan dan Hamengkubuwono X perilaku dalam sebuah tindakan atau
(dalam Marsono 1999). Selain itu
situasi. Permainan tradisional Gobag
permainan gobag sodor juga berfungsi
sodor terdiri dari dua tim, satu tim terdiri
melatih ketrampilan fisik agar mejadi
dari tiga orang atau lebih. Aturan
sehat, kuat dan cakap. Supriyoko dalam
Marsono (1999) berpendapat bahwa mainnya adalah menghalangi lawan agar
permainan gobag sodor merupakan tidak bisa lolos ke baris terakhir secara
perpaduan antara olah raga dan olah pikir bolak-balik. Untuk menentukan siapa
untuk cermat agar tidak sampai yang memenagkan permainan adalah
tersentuh lawan. Senada dengan seluruh anggota tim harus secara
pernyataan Ariani (1992) bahwa fungsi lengkap melakukan proses bolak-balik
permainan gobag sodor adalah untuk dalam area lapangan yang telah
menghibur diri, menumbuhkan kreatifitas ditentukan. Anggota tim yang mendapat
dan membentuk kepribadian. Dalam giliran “jaga” akan menjaga lapangan ,
bermain gobag sodor anak diharapkan caranya yang dijaga adalah garis
tertanam unsur dan sikap saling horisontal dan ada juga yang menjaga
menolong, membantu, tenggang rasa, dan garis batas vertikal. Untuk penjaga garis
saling pengertian di antara kelompoknya horisontal tugasnya adalah berusaha
(Dharmamulyo,dkk,1993). Bagi anak untuk menghalangi lawan mereka yang
yang sering melakukan kecurangan akan juga berusaha untuk melewati garis batas
ditentang oleh kelompoknya sendiri dan yang sudah ditentukan sebagai garis
lawan kelompoknya. Kesepakatan di batas bebas. Bagi seorang yang
awal permainan nantinya harus membuat mendapatkan tugas untuk menjaga garis
kelompok yang kalah untuk melakukan batas vertikal maka tugasnya adalah
konsekuensi dengan jujur (Marsono , menjaga keseluruhan garis batas vertikal
1999). yang terletak di tengah lapangan. Tingkat
Mengungkap Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam
Permainan Tradisional Gobag Sodor 91
Moniqa Siagawati, Wiwin Dinar Prastiti, dan Purwanti

kesulitannya terdapat pada proses observasi, dan dokumentasi. Dari data


melalui penjagaan tanpa tersentuh oleh yang diperoleh akan dianalisis dengan
penjaga, sehingga dibutuhkan kecekatan menggunakan analisis isi (content
dalam berlari dan strategi supaya seluruh analysis) yang diharapkan mampu
anggota bisa lolos dengan rute bolak- memperolah derajat ekspresi perasaan
balik. dari dalam isi wawancara dan observasi
Informan dalam penelitian adalah yang dilakukan. Analisis isi yang
anak-anak yang memainkan permainan dilakukan menurut (Sutopo, 2002)
gobag sodor, pengamat kebudayaan, meliputi tiga alur kegiatan yaitu (a)
dan tokoh masyarakat yang faham reduksi data yang meliputi proses
mengenai permainan gobag sodor. pemilihan, pemusatan perhatian pada
Pemilihan subjek dilakukan secara penyederhanaan, pengabstrakan dan
purpossive sampling. Anak-anak yang transformasi data kasar yang muncul
menjadi informan penelitian memiliki dari catatan tertulis maupun rekaman
ciri-ciri sebagai berikut; (1) Berusia 7 – lapangan, (b) penyajian data,
11 tahun. (2) Telah mengenal dan merupakansekumpulan informasi
melakukan permainan gobag sodor. (3) tersusun yang memberikan kemungkinan
Terlihat sebagai pemimpin dalam adanya penarikan kesimpulan, (c)
permainan gobag sodor.(4) Aktif dan penarikan kesimpulan dan verifikasinya
bersun gguh-sungguh dalam bermain berdasar penyajian data. Proses analisis
gobag sodor walau tidak berperan data yang meliputi tiga komponen analisis
sebagai sebagai pemimipin. Informan ini saling mnejalin dan dilakukan secara
yang berasal dari tokoh masyarakat terus menerus sehingga disebut sebagai
memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) analisis jalinan.
Pernah melakukan permainan gobag Proses yang dilakukan dalam
sodor, (2) ditokohkan dalam masyarakat pengolahan data hasil penelitian yaitu
atau diakui pemahamannya mengenai dengan mengorganisasikan data.
permainan gobag sodor karena Menurut Higlen dan Finley (dalam
pernyataannya yang dimuat dalam Purwadi, 1998) dengan
beberapa sumber referensi, (3) mengorganisasikan data yang sistematis
pengamat pendidikan atau kebudayaan memungkinkan peneliti untuk (a)
yang memahami unsur-unsur nilai memperoleh kualitas data yang baik; (b)
tradisional. mendokumentasikan analisis yang
Metode yang digunakan dalam dilakukan; (c) menyimpan data analisis
penelitian ini adalah wawancara, yang berkaitan dalam penyelesaian
Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi
92 Vol. 9, No. 1, Mei 2007: 83-95

penelitian. Hal-hal yang disimpan dan penting. Dari isi paparan cerita informan
diorganisasikan adalah (a) data mentah akan tampak tema yang dapat
(hasil wawancara), (b) data yang sudah dikategorisasikan atau dikelompokan
ditulis dalam bentuk verbatim, (c) data berdasarkan tema yang sama.
yang sudah ditandai dengan kode-kode,
(d) teks laporan. Langkah selanjutnya HASIL DAN PEMBAHASAN
setelah pengorganisasian data adalah
pengkodingan. Menurut Poerwandari Penelitian ini dilakukan melalui
(1998) koding adalah proses pemberian tahap. Tahap yang pertama adalah
kode atau pembubuhan kode pada data penelitian pada subjek anak-anak yang
lapangan yang diperoleh dengan maksud pernah melakukan permainan gobag
agar dapat mengorganisasikan dan sodor ini. Awalnya dilakukan observasi
mensistematisasikan data secara terlebih dahulu untuk menentukan subjek
lengkap dan mendetail sehingga data secara purposive sampling. Penelitian
dapat dimunculkan gambaran tentang yang selanjutnya dilakukan pada
topik yang dipelajari. informan kunci yang memiliki
pengetahuan luas mengenai latar
Lebih lanjut menurut Poerwandari
belakang permainan dan nilai-nilai yang
(1998) secara praktis dan efektif, koding
terkandung dalam permainan tradisional
dapat dilakukan dengan melalui; (s)
gobag sodor.
penulis menyusun transkrip verbatim dan
catatan lapangan dan kolom yang cukup Dari penelitian yang dilakukan
besar di sebelah kanan maupun kiri didapatkan informasi baru mengenai
transkrip; (b) penulis secara urut dan kandungan nilai-nilai dalam permainan
kontinyu melakukan penomoran pada tradisional gobag sodor. Namun,
baris transkrip atau catatan lapangan; (c) sebelum mengungkap nilai-nilai dalam
penulis memberikan nama untuk masing- permainan gobaga sodor, pengetahuan
masing berkas dengan kode tertentu. mengenai permainan tersebut sangat
Kode yang dipilih adalah kode yang dibutuhkan sebagai pemahaman awal
mudah diingat dan dianggap paling tepat dan sebagai kontrol validitas hasil dari
penelitian. Keseluruhan subjek
mewakili berkas tersebut. Tahap
mengetahui dengan baik permainan
selanjutnya dalam melakukan analisis isi
tradisional gobag sodor, hal ini juga
adalah menentukan tema. Adapun dalam
ditunjang dengan pengalaman subjek
menentukan tema ini penulis membaca
penelitian atau informan kunci yang
isi cerita dan memahami transkrip yang
pernah memainkan permainan ini
sudah dikoding, untuk mencari tema
berulang kali.
Mengungkap Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam
Permainan Tradisional Gobag Sodor 93
Moniqa Siagawati, Wiwin Dinar Prastiti, dan Purwanti

Anak-anak mengungkapkan nilai kepemimpinan, rasa tanggung jawab,


dalam permainan gobag sodor melalui nilai kebersamaan, nilai kepatuhan,
sesuatu yang dianggap penting, harus melatih kecakapan berfikir, nilai
ada, lebih disukai untuk dilakukan atau kejujuran dan sportifitas, melatih
baik untuk dilakukan hal ini sesuai dengan mengenal lingkungan.
teori mengenai nilai yang diungkapkan Transfer nilai dalam permainan
oleh Freud (dalam Kniker 1977) gobag sodor terjadi melalui
mendefinisikan nilai sebagai kebutuhan- penghayatan yang lansung dari
kebutuhan (needs). Pengertian lain yang pengalamannya bermain. Anak akan
juga terkenal menyebutkan nilai sebagai memiliki nilai kejujuran karena dalam
pilihan yang disukai (a preference) atau bermain ia juga berusaha untuk jujur.
sesuatu yang menguntungkan (a ben- Nilai juga bisa diperoleh anak melalui
efit), sehingga nilai dapat berupa benda- pembiasaan aturan yang ada dalam
benda (objects) atau jenis-jenis perilaku permainan tersebut. Misalkan anak
(types of behavior), (Reicher dalam terbiasa untuk sportif maka ia akan
Knickers 1969). memiliki nilai sportivitas dengan
Nilai-nilai yang terkandung dalam sendirinya. Selain itu anak juga
permainan tradisional gobag sodor mendapatkan nilai dengan menirukannya
dapat diambil dari pernyataan- dari orang yang lebih tua. Anak akan
pernyataan anak yang terungkap dari melakukan pengaturan strategi atau
pengertian tersebut di atas. Nilai-nilai memimpin melalui cara menirukannya
tersebut anatara lain adalah nilai dari anak yang lebih tua dalam memimpin
kegembiraan, nilai kejujuran, nilai dan mengatur permainan gobag sodor,
sportivitas, nilai perjuangan hidup, nilai hingga akhirnya anak yang lebih kecil
kerjasama, nilai kekompakan, nilai sosial juga memiliki nilai pengaturan strategi
skill, nilai kesehatan, nilai kelincahan, nilai dan kepemimpinan. Selain itu nilai akan
spiritualisme, nilai pengaturan strategi, dengan mudah ditangkap oleh anak
nilai kepemimpinan. Nilai-nilai ini melalui penjelasan dari orang tua atau
merupakan beberapa nilai yang orang yang lebih dewasa. Sebagai mana
sebelumnya pernah diuangkapkan oleh yang diungkapkan oleh Knicker (1977)
Dharmamulyo (1998) yang menyebutkan bahwa penanaman nilai dapat dilakukan
secara umum mengenai kandungan nilai melalui metode modeling, pola perilaku,
dalam permainan tradisional, yaitu nilai dan training.
nilai kesenangan atau kegembiraan, rasa Penanaman nilai melalui permainan
berteman, nilai demokrasi, nilai tradisional gobag sodor memiliki
Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi
94 Vol. 9, No. 1, Mei 2007: 83-95

beberapa kendala diantaranya yaitu dalam permainan tersebut. Nilai-nilai


keterbatasana lahan bemain untuk anak, dalam permainan gobag sodor adalah
persaingan dengan permainan lain yang sebagai berikut ; yang pertama yaitu
lebih modern, mulai ditinggalkan dan aspek jasmani yang meliputi nilai
tidak diperkenalkan lagi oleh orangtua, kesehatan dan kelincahan. Yang kedua,
dan sebagainya. Namun demikian aspek psikologis yang meliputi nilai
permainan gobag sodor masih tetap kejujuran, sportivitas, kepemimpinan,
memiliki potensi untuk dipertahankan pengaturan strategi, kegembiraan,
keberadaannya seperti keunikan spiritualisme, perjuangan. Aspek ketiga,
permainan ini dikarenakan sudah jarang yaitu sosial yang meliputi nilai social
anak yang mengenalnya, kandungan nilai skill, kerjasama dan kekompakan.
yang terdapat dalam permainan ini yang Transfer nilai dalam permainan
baik untuk diajarkan pada anak, dan gobag sodor dapat dilakukan melalui
permainan tradisional gobag sodor penghayatan langsung, terbiasa
merupakan aset budaya bangsa yang melakukan, meniru orang yang lebih tua,
masih diperkenalkan dalam acara resmi dan penjelasan dari orang tua. Kendala
kenegaraan. dalam menanamkan nilai melalui
permainan ini adalah keterbatasan lahan,
SIMPULAN persaingan dengan permainan modern,
Permainan gobag sodor mulai ditinggalkan atau tidak
merupakan permainan rakyat yang diperkenalkan oleh orang tua dan guru.
sudah ada sejak jaman keraton Namun, permainan ini juga masih
Yogyakarta. Permainan ini merupakan memiliki potensi sebagai alternatif
ciptaan Wali Songo yang ditujukan penanaman nilai karena unik dan
sebagai sarana penyebarab agama Is- menarik, mengandung nilai positif,
lam, sehingga permainan ini syarat merupakan aset budaya bangsa.
dengan makna filosofis. Untuk
mengetahui nilai-nilai apa sajakah yang SARAN
terkandung dalam permainan gobag Permainan gobag sodor akan
sodor, pengetahuan tentang permainan memberikan manfaat nilai bagi anak-
itu sendiri sangat diperlukan, sehingga anak apabila permainan ini tetap
nilai dalam permainan tradisional gobag dileetarikan sebagai salah satu warisan
sodor didapatkan pada anak melalui budaya dan ada kepercayaan dari orang
ekspresi tentang sesuatu dianggap tua dan guru bahwa anak-anak zaman
penting, dibutuhkan dan harus dilakukan sekarang masih sanggup untuk
Mengungkap Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam
Permainan Tradisional Gobag Sodor 95
Moniqa Siagawati, Wiwin Dinar Prastiti, dan Purwanti

memainkan permainan ini dibanding belum tentu pula memberi manfaat bagi
memberikan permainan modern yang anak.

DAFTAR RUJUKAN
Ariani, dkk. (1992). Permainan Takyat Poeny, J., et.al. (1995).
Daerah Istimewa Yogyakarta. Understanding Values Education
Yogyakarta: Departemen In Thr Primaty School. The
Pendidikan dan Kebudayaan Schotish Council for Research in
Daerah Istimewa Yogyakarta. Education.

Astuti, M. (2000). Peningkatan Poerwandari, E. K. (1998).


Sosialisasi Anak Melalui Pelatihan Pendekatan Kualitatif dalam
Permainan Tradisional. Skripsi. Penelitian Psikologi. Jakarta:
Fakultas Psikologi Universitas Universitas Indonesia.
Gadjahmada Yogyakarta.
Reed, S. K. (2000). Cognition : Theory
Dharmamulyo, S. (1992). Transformasi and Application. San Diego State
Nilai Budaya Melalui Permainan University.
Anak DIY. Yogyakarta: Proyek
P2NB. Suyami. (2006). Kandungan Nilai
Dalam Permainan Egtang dan
Kniker, C. R. (1997). You and Values Gobag sodor. Makalah Seminar
Education. United State of Tevitalisasi Permainan Tradisional
America: Abell & Howell Company. yang diselenggatakan oleh
Jarahnitra.
Marsono, dkk. (1999). Berbagai
Permainan Tradisional
Masyarakat Jawa. Yogyakarta:
Lembaga Studi Jawa Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai