Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER DAN ANTI KORUPSI

“ KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DI NEGARA-NEGARA BARAT ”

DISUSUN OLEH
KELOMPOK VII

SAKINA NUR AL-JUFRI A 241 17 024


DIAH RIZKITA A 241 17 067
DESTI MULIA WARDANA A 241 17 121

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2019
I. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui konsep pendidikan karakter di
Negara-negara barat.

II. Pembahasan
Pendidikan karakter di negara-negara barat di Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris
khususnya amat dipengaruhi oleh konsep pendidikan karakter yang dikembangkan oleh
Thomas Lickona (1991). Apa yang amat berguna dan dapat diambil sebagai hikmah dari
model pendidikan karakter yang dikembangkan oleh Thomas lickona adalah bagaimana
caranya dia menggambarkan proses perkembangan yang melibatkan pengetahuan ,
perasaan dan tindakan nyata. Dengan demikian menyediakan semacam fondasi terpadu,
dimana di atasnya dapat dibangun suatu struktur yang terjalin dari berbagai upaya
pendidikan karakter yang koheren dan komprehensif. Hal tersebut akan memberitahu kita
tentang apa yang seharusnya diperlukan untuk dapat mengikat anak-anak dalam suatu
aktivitas yang membuat mereka berpikir secara kritis tentang berbagai pertanyaan moral
dan etis, dan mampu mengilhami serta mendorong mereka berkomitmen untuk
menjalankan tindakan-tindakan yang berlandaskan moral dan etis, juga memberi
kesempatan seluas-luasnya untuk mengimplementasikan perilaku moralnya.

Menurut Lickona nilai-nilai penting yang harus dikembangkan dalam pendidikan


karakter antara lain meliputi nilai amanah, dapat dipercaya (trustworthiness), rasa hormat
(respect), sikap bertanggung jawab (responsibility), berlaku adil dan jujur baik kepada diri
sendiri maupun orang lain (fairness), kepedulian (caring), kejujuran (honesty), keberanian
(courage), kerajinan (diligence), berintegritas (integrity), dan kewargaan (citizenship).
Catatan : fairness sering diartikan keadilan, sebenarnya tidak ada kata padanannya dalam
bahasa Indonesia. Pada intinya mengandung arti jika kita mengharuskan orang lain
berlaku baik terhadap kita, maka kita pun harus berlaku baik kepada orang lain. Ada yang
menarik dari filsafah Jawa, aja njiwit yen ora gelem djiwit, jangan mencubit jika tidak
mau dicubit. Esensi fairness adalah sportif, dan pada hakikatnya adil dan jujur terhadap
orang lain dan diri sendiri.

Pendidikan karakter di Amerika Serikat mengajarkan kepada para siswa agar


memahami, mau berkomitmen dan berbuat dengan saling berbagi nilai-nilai etik. Dengan
kata lain mereka “paham tentang hal-hal yang baik, ingin berperilaku baik, dan melakukan
yang baik-baik.” Dalam pendidikan karakter juga dikembangkan nilai-nilai inti dari
menghormati dan menghargai orang lain (respect), tanggung jawab, kejujuran, fairness,
keadilan, pemberian perhatian dan partisipasi dalam masyarakat.
Dalam bukunya yang fenomenal, Educating for Character. How Our School Can
Teach Respect and Responsbility (1991), Thomas Lickona pada esensinya telah
mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang selayaknya dibelajarkan kepada para peserta
didik. Secara ringkas, gagasan Lickona tersebut dapat dilihat pada table 3.6 berikut ini,

Tabel 3.6 Esensi Pendidikan Karakter Menurut Lickona (1991)

No Lingkup Esensi Karakter Nilai-Nilai Karakter dan Keterangan Lain

Kepada siapa pendidikan karakter


1 God, based on faith
dipertanggungjawabkan

Bagaimana seharusnya manusia hidup


2 Peace, virtue, goodness
bersama di dunia

Pembelajaran pendidikan karakter yang Responsibility, respect (two great moral


3
merupakan tugas utama sekolah values)

Nilai-Nilai umum untuk mencegah konflik di Juctice, honesty, civility, democratic process,
4
masyarakat (universal values) respet, truth

Honesty, fairness, tolerance, prudence, self-


Kandungan nilai-nilai demokratis
5 discipline, helpfulness, compassion,
(democratic values)
cooperation, courage

Trustworthy, responsible, respectful, fair &


Karakter yang harus melekat dalam pribadi
6 just, caring, empathetic, self-controlled,
berkarakter (person of character)
citizemship

Knowing the good, desiring the good, and


7 Indicator orang yang berkarakter baik
doing the good

Able to judge what is right, care deeply about


Kemampuan yang harus ditunjukkan oleh
8 what is right, and then do what they believe
anak-anak yang berkarakter
to be right

Di pihak lain, Susan J. Kovalik dan sejumlah ahli lain memasukkan pendidikan
karakter sebagai bagian dari pendidikan kecakapan hidup (life sklills). Dalam kaitan ini,
Kagan (2003) telah menyarankan empat subjek yang paling penting yang harus diberikan
kepada siswa, yaitu : (i) kecerdasan emosi, (ii) pendidikan karakter, (iii) kebiasaan untuk
sukses (habits for success), dan kecerdasan majemuk (multiple intelligences). Dalam
kaitan pendidikan karakter fokusnya diharapkan pada pengembangan hal-al yang terkait
kebajikan tradisional (traditional virtues) seperti kejujuran, rasa hormat, dan rasa tanggung
jawab.
Di Amerika serikat hal-hal terkait kebajikan (Virtues) dalam beberapa program
pendidikan karakter digambarkan pada Tabel 3.7

Tabel 3.7 Muatan Kebajikan dalam Pendidikan Karakter di Amerika Serikat

Integrated Thematic
Character Counts Wise Skills
Instruction

Peduli Peduli Peduli

Kewarganegaraan Kewarganegaraan

Akal Sehat

Resolusi Konflik

Kooperasi

Keberanian

Kuriositas/Rasa Ingin Tahu

Kerajinan

Daya Upaya

Keadilan Keadilan

Keluwesan

Persahabatan

Kejujuran Berperilaku Baik Kejujuran

Inisiatuf

Integritas

Organisasi

Kesabaran

Ketabahan

Pribadi yang Terbaik

Tujuan pribadi

Sikap positif

Pemecahan Masalah
Hubungan Antar-Pribadi

Rasa Hormat Rasa Hormat

Sikap Bertanggung Jawab Sikap Bertanggung Jawab Sikap Bertanggung Jawab

Rasa Humor

Amanah/Dapat Dipercaya Amanah/Dapat Dipercaya

Sumber : Dirangkum dari berbagai sumber

Program pendidikan karakter telah menjadi kepedulian yang tinggi bagi masyarakat
Amerika Serikat. Implementasinya ditangani oleh berbagai lembaga, baik lembaga swasta
maupun pemerintah federal. Banyak lembaga swasta yang bersifat nonprofit dan
memberikan pelatihan pendidikan karakter. Salah satunya adalah Chacacter Counts yang
mewajibkan enam kebajikan yang harus diberikan kepada siswa, lainnya adalah The
School for Ethical Education (SEE), Character Education Partnership (CEP), Institute for
Global Ethics dan masih ada lagi lainnya. Institusi yang menjual program pelatihannya
antara lain adalah Character Development Group. Di samping memberikan pelatihan yang
dijual, institusi ini juga mengadakan berbagai lokakarya dan konferensi, penerbitan buku-
buku dan jurnal-jurnal tentang pendidikan karakter. Lembaga yang didirikan oleh
pemerintah federal misalnya adalah CETAC (Character Education & Civic Education
Technical Assistance Center).

Sementara itu program Integrated Thematic Instruction (ITI) mencatat ada 15


kebajikan yang disebutnya sebagai kecakapan hidup (life sklills), serta lima kebajikan
tambahan dan kecakapan sosial yang seluruhnya itu disebut dengan Pedoman Sepanjang
Hayat (Lifelong Guidelines) yang dikembangkan oleh Susan J. Kovalik. Susan J. Kovalik
adalah pendiri dari yayasan The Center foor Effective Learning (Pusat bagi Pembelajaran
Efektif) dan penggagas ITI.

Lifelong Guidelines dijadikan landasan bagi pendidikan karakter dengan cara


membangun budaya sekolah Model Pembelajaran yang Sangat Efektif (HET, Highly
Effective TeachingModel). Lifelong Guidelines adalah tuntutan untuk sukses dalam hidup,
dan tidak sekedar aturan-aturan yang harus ditaati di ruang kelas. Butir-butir karakter
dalam Lifelong Guidelines dan penjelasannya seperti diutarakan dalam Tabel 3.8.

Tabel 3.8 Kecakapan Hidup dalam Pendidikan Karakter

Kecakapan Hidup Maknanya

Peduli, caring Merasa dan menunjukkan kepedulian kepada orang lain

Menggunakan pertimbangan-pertimbangan yang baik dan


Akal sehat, common snese
matang
Kerja sama, cooperation Bekerja sama menuju tujuan bersama

Bertindak berlandaskan kepercayaan yang benar tanpa merasa


Keberanian, courage
takut terhadap akibat perbuatannya

Membangkitkan gagasan, menciptakan sesuatu yang


Kreativitas, creativity asli/original atau mendesain ulang melalui keterampilan
imajinatif

Keinginan untuk menyelidiki dan mencari pemahaman


Rasa ingin tahu, curiosity
terhadap rahasia alam

Daya upaya, effort Bertindak sebaik-baiknya, melakukan yang terbaik

Keluwesan, flexibility Mau dan mampu mengubah rencana bilamana diperlukan

Menjalin dan memelihara persahabatan melalui saling percaya


Persahabatan, friendship
dan saling peduli

Melakukan Sesuatu karena kebebasan keinginan sendiri,


Berinisiatif, initiative
karena itu harus dilakukan

Bertindak berlandaskan pertimbangan tentang apa yang benar


Berintegritas, integrity*
dan yang salah, yang baik dan yang buruk

Merencanakan, menyusun, dan melaksanakan sesuatu dengan


Organisasi, organization cara runtut, menjaga agar segala sesuatu tersimpan rapi dan siap
untuk digunakan

Menunggu dengan sabar seseorang atau sesuatu kejadian, suatu


Kesabaran, patience
proses

Tetap berpegang teguh pada keyakinan, kepercayaan, dan


Ketabahan, Daya tahan,
aturan. Berprinsip harus menyelesaikan pekerjaan apa saja
perseverance
yang telah dimulai

Kebanggaan, pride Rasa puas karena telah berbuat sesuatu yang paling baik

Pemecahan masalah, Menciptakan pemecahan masalah dari suatu situasi sulit dan
problem solving masalah sehari-hari

Banyak akal, Menanggapi tantangan atau kesempatan dengan cara inovatif


resourcefulness dan kreatif

Tanggug jawab, Menanggapi dengan cara yang pantas dan layak, bertanggung
responsibility jawab terhadap tindakan yang dilakukan
Memiliiki rasa humor,
Tertawa dan bermain-main tanpa mengganggu orang lain.
sense of humor

Sumber : Kovalik, 2008

Catatan: asalnya hanya ada 18 lifeskills, baru pada tahun 2008 ditambahkan creativity. Integrity
menurut guru manajemen Peter F. Drucker adalah mewujudkan apa-apa yang pernah
diucapkannya.
III. Kesimpulan
Pendidikan karakter di Negara-negara barat, seperti di Amerika Serikat, Kanada dan
Inggris sangat di pengaruhi oleh konsep pendidikan karakter yang dikembangkan oleh
Thomas Lickona (1991) yaitu bagaimana caranya dia menggambarkan proses
perkembangan yang melibatkan pengetahuan, perasaan dan tindakan nyata.

Menurut Lickona, nila-nilai penting yang harus dikembangkan dalam pendidikan


karakter antara lain meliputi nilai amanah, dapat dipercaya, rasa hormat, sikap
bertanggung jawab, berlaku adil dan jujur baik kepada diri sendiri maupun orang lain,
kepedulian, kejujuran, keberanian, kerajinan, berintegritas, dan kewargaan.

Di pihak lain, Di pihak lain, Susan J. Kovalik dan sejumlah ahli lain memasukkan
pendidikan karakter sebagai bagian dari pendidikan kecakapan hidup. Dalam kaitan ini,
Kagan (2003) telah menyarankan empat subjek yang paling penting yang harus diberikan
kepada siswa, yaitu : kecerdasan emosi, pendidikan karakter, kebiasaan untuk sukses, dan
kecerdasan majemuk.

Program pendidikan karakter telah menjadi kepedulian yang tinggi bagi masyarakat
Amerika Serikat, sehingga implementasinya ditangani oleh berbagai lembaga, baik
lembaga swasta maupun pemerintah federal.
DAFTAR PUSTAKA

Muchlas Samani, Hariyanto. 2017. Pendidikan Karakter. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai