Bismilah Acc Kti Mater
Bismilah Acc Kti Mater
Disusun Oleh :
IKLIMA HIDAYATULLAHI
202001025
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Penerapan Terapi Senam Kegel untuk
Mencegah Inkontinensia Urine pada Ny. F dengan PostPartum Sectio
Caesarea atas indikasi preeklamsia di Ruang Dahlia RSUD dr. Chasbullah
Abdulmadjid Kota Bekasi” ini telah disetujui untuk diujikan pada Ujian Sidang
dihadapan Tim Penguji.
Mengetahui,
Direktur Akper Pasar Rebo
Karya Tulis Ilmiah dengan Judul “Penerapan Terapi Senam Kegel untuk
Mencegah Inkontinensia Urine pada Ny. F dengan PostPartum Sectio
Caesarea atas indikasi preeklamsia di Ruang Dahlia RSUD dr. Chasbullah
Abdulmadjid Kota Bekasi” ini telah diujikan dan diyatakan “ Lulus” dalam
Ujian Sidang dihadapan Tim Penguji pada tanggal 9 Juni 2023
Penguji I
Penguji II
Alhamdulillah penulis panjatkan puji serta syukur atas kehadiran Allah SWT, atas
berkat rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini yang berjudul “Penerapan Terapi Senam Kegel untuk Mencegah
Inkontinensia Urine pada Ny. F dengan PostPartum Sectio Caesarea atas
indikasi preeklamsia di Ruang Dahlia RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid
Kota Bekasi”. Adapun tujuan dari penyusunan karya tulis ilmiah ini untuk
memenuhi salah satu program Diploma III Keperawatan di Akademi Keperawatan
Pasar Rebo Jakarta Timur dan untuk mendapatkan gelar Ahli Madya
Keperawatan.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis memahami hambatan dan
kesulitan, namun berkat bantuan dan bimbingan serta arahan dari berbagai pihak
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktu yang
di tentukan Insyaa Allah. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Ns. Yuanita Panma, M.Kep., Sp.Kep.MB, selaku Direktur Akademi
Keperawatan Pasar Rebo.
2. Bapak dr. Kusmanto saidi, MARS selaku direktur RSUD dr. Chasbullah
Abdulmadjid Kota Bekasi.
3. Ibu Ns. Merida Simanjuntak, M. Kep.,Sp.Mat, selaku dosen pembimbing
Karya Tulis Ilmiah.
4. Ibu Ns. Ira Sukyati, M.Kep., Sp.Kep.Mat, selaku dosen Maternitas dan
Penguji I dan selaku wali kelas tingat III
5. Ibu Ati Herawati,S.Tr.Keb selaku CI di Ruang Dahlia RSUD Chasbulloh
Abdulmadjid Kota Bekasi.
6. Ibu Ns. IGA Dewi P , M.Kep., Sp.Kep.An , selaku Koordinator Karya Tulis
Ilmiah.
7. Pasien dan keluarga yang telah berpartisipasi dan mau memberikan informasi
secara kooperatif.
8. Orang tua yang telah memberikan doa dan bantuan baik secara moral maupun
materil.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini
masih banyak kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga dapat
dijadikan sebagai masukan untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini. Penulis
berharap penulisan karya tulis ilmiah ini dapat berguna dan dapat menambahkan
ilmu pengetahuan bagi para pembaca. Kurang lebihnya mohon maaf atas
perhatiannya penulis ucapkan banyak-banyak terima kasih.
Iklima hidayatullahi
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................4
C. Tujuan...............................................................................................................4
D. Ruang Lingkup..................................................................................................5
E. Metode Penelitian.............................................................................................5
F. Sistematika Penulisan.......................................................................................6
BAB II TINJAUN TEORI....................................................................................7
A. Konsep Dasar Postpartum.................................................................................7
1. Pengertian Postpartum...............................................................................7
2. Tahap Masa Nifas......................................................................................7
3. Adaptasi Fisiologi......................................................................................8
4. Adaptasi Psikologis..................................................................................14
B. Konsep Dasar Sectio Caesaria........................................................................17
1. Pengertian................................................................................................17
2. Klasfikasi Sectio Caesarea.......................................................................18
3. Indikasi Sectio Caesarea..........................................................................18
4. Manifestasi Klinik....................................................................................19
5. Pemeriksaan penunjang...........................................................................19
6. Penatalaksanaan.......................................................................................20
C. Konsep Dasar Preeklamsia.............................................................................21
1. Pengertian................................................................................................21
2. Etiologi.....................................................................................................21
3. Klasifikasi................................................................................................22
4. Manifestasi klinis.....................................................................................23
5. Pemeriksaan penunjang...........................................................................23
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi janin yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir yang
berujung pada pelahiran, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Tando, 2018).
Masa nifas merupakan pertimbangan penting untuk menurunkan angka
kematian ibu dan bayi, masa nifas ini berlangsung dari 2 jam setelah plasenta
lahir sampai dengan 40 hari atau 6 minggu. Selama periode ini ibu nifas harus
mendapatkan pemantauan penuh untuk menghindari komplikasi yang dapat
menyebabkan kesakitan bahkan kematian pada ibu (Saputri, 2020). Persalinan
dibagi menjadi dua yaitu persalinan normal dan persalinan buatan atau sering
disebut Sectio Caesarea (SC).
Sectio Caesarea adalah persalinan bayi yang melalui perut terbuka atau
disebut laparatomi dan kalau di dalam rahim disebutnya histeretomi (Sung&
Mahdy, 2021). Persalinan caesar adalah suatu pembedahan guna melahirkan
janin lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus sehingga janin dapat lahir
secara utuh dan sehat (Cunningham et al., 2018). Melahirkan secara section
caesarea dapat menimbulkan beberapa komplikasi, komplikasi yang dapat
terjadi antara lain, infeksi pasca operasi sectio caesarea, paling sering
disebabkan oleh endometris, infeksi luka bekas operasi dan trombofeblitis
akibat akses intravena.
Data yang diperoleh di bagian rekam medik poli kebidanan dan kandungan
RSUD dr. Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi tahun 2023 didapati angka
kejadian Sectio caesarea selama 3 bulan terakhir dari bulan Januari sampai
dengan bulan Maret 2023 yaitu 340 pasien, pada bulan januari 127 pasien,
Februari 96 pasien, dan Maret 117 pasien. Total persalinan Post Partum
normal 88 pasien. Sedangkan total persalinan dengan Sectio Caesarea 252
pasien, yaitu pada bulan Januari 93 pasien, Februari 70 pasien dan Maret 89
pasien. Dari hasil Prevalensi terseut angka kejadian ibu bersalin yang paling
tinggi yaitu persalinan Sectio Caesarea dengan total 252 ibu bersalin.
Komplikasi utama yang hampir menyebabkan 75% dari semua kematian ibu
yaitu, adalah pendarahan postpartum infeksi (biasanya setelah persalinan),
tekanan darah tinggi selama kehamilan (pre-eklamsia dan eklampsia),
komplikasi dari persalinan, aborsi tidak aman, sisanya disebabkan oleh atau
terkait dengan penyakit seperti malaria, dan AIDS selama kehamilan (WHO
Media Centre, 2019).
antibiotik dan analgetik dengan cara kolaborasi dengan tim medis lain yang
bertujuan untuk mengatasi tanda dan gejala pasca partum. Peran perawat
rehabilitatif adalah menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini agar mempercepat
dalam proses penyembuhan luka.
Hasil penelitian seluruh ibu postpartum di PMB Nuri Kota Jambi yang
berjumlah 119 responden (pada bulan Januari- Maret)yang dilakukan bahwa
senam kegel sangat berpengaruh untuk mengurangi tingkat inkontinensia urin.
Dari dari 41 responden sebanyak 20, setelah dilakukan intervensi untuk
mengetahui tingkat inkontinensia urin. Intervensi yang diberikan dalam
penelitian ini adalah senam kegel.
terbukti memiliki pengaruh tinggi dalam proses pengembalian tonus otot dasar
panggul. Pada pasca bersalin, ibu mengalami kesulitan melakukan latihan
dasar.
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam karya tulis ilmiah ini adalah bagaimana penerapan
terapi senam kegel untuk mencegah inkontinensia urine pada Ny. F dengan
sectio caesarea di ruang dahlia RSUD dr. Chasbullah Abdulmajid Kota
Bekasi.
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah:
1. Tujuan Umum
Diperoleh pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan dan penerapan terapi senam kegel untuk inkontinensia urine
pada Ny.F dengan postpartum tindakan sectio caesarea di ruang Dahlia
RSUD dr.Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu:
a. Melakukan pengkajian pada Ny.F dengan postpartum Sectio Caesarea
di ruang Dahlia RSUD dr. Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi
b. Menentukan Diagnosis Keperawatan pada Ny.f dengan postpartum
sectio caesarea di ruang Dahlia RSUD dr. Chasbullah Abdulmajid
Kota Bekasi
D. Ruang Lingkup
Dalam penyusun karya tulis ilmiah ini penulis membahas penerapan terapi
senam kegel untuk menurunkan inkontinensia urine pada Ny.F postpartum
dengan sectio caesarea di Ruang Dahlia RSUD dr. Chasbullah Abdulmajid
dari tanggal 21 Maret -23 Maret 2023
E. Metode Penelitian
Metode penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode pustaka/kajian
pustaka. Kami mencari beberapa sumber buku, makalah, maupun website dan
jurnal yang terpercaya dan kami rangkum sehingga kami dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini sesuai dengan literasi yang di dapat.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami penulisan karya tulis ilmiah ini
tersusun dari kata pengantar, daftar isi, BAB I merupakan pendahuluan yang
meliputi latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode penulisan,
dan sistematika penulisan. BAB II adalah tinjauan teori yang meliputi konsep
dasar PostPartum, yaitu pengertian, adaptasi fisiologis, adaptasi psikologis,
patofisiologi, klasifikasi, etiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan
penunjang, penatalaksanaan, perawatan postpartum, dan pencegahan atau
penyuluhan serta konsep dasar asuhan keperawatan meliputi pengkajian,
diagnosa, perencanaan keperawatan, implementasi, evaluasi keperawatan.
BAB III adalah tinjauan kasus yang meliputi pengkajian, diagnosa,
perencanaan keperawatan, implementasi, evaluasi keperawatan. BAB IV
adalah pembahasan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan keperawatan,
implementasi, evaluasi keperawatan. BAB V adalah penutup yang meliputi
kesimpulan,saran dan daftar pustaka.
Dapat disimpulkan bahwa post partum adalah suatu masa antara kelahiran
berlangsung selama 6 minggu sampai organ reproduksi wanita kembali ke
keadaan normal sebelum hamil.
3. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi atau perubahan yang terjadi pada ibu paska partum normal dapat
terjadi di semua sistem, menurut Lowdemilk (2013) dan Reeder (2011)
perubahannya meliputi :
a. Sistem reproduksi
1) Uterus
Merupakan proses kembalinya uterus ke keadaan normal setelah
melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat
kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir kala tiga persalinan,
uterus berada digaris tengah, kira-kira 2 cm dibawah umbilikus
dengan bagian fundus bersandar pada promontrium sakralis dengan
berat uterus 1000 gram, dalam waktu 2 sampai 4 jam setelah
lahiran, uterus terletak setinggi umbilicus (12-14 cm di atas simfisis
pubis) dan 12 jam tinggi fundus mencapai kurang lebih1 cm diatas
umbilicus. Dalam beberapa hari kemudian, perubahan involusi
berlangsung dengan cepat. Fundus turun kira-kira I sampai 2 cm
setiap 24 jam. Pada hari postpartum keenam fundus normal akan
c. Sistem Neurologi
Perubahan neurologis selama postpartum merupakan adaptasi
neurologis yang terjadi saat hamil dan disebabkan trauma saat bersalin
dan melahirkan. Berbagai ketidaknyamanan akibat penekanan saraf
menghilang saat tekanan mekanik akibat pembesaran uterus dan
tekanan akibat retensi cairan tubuh mereda. Rasa tidak nyaman
neurologis akibat kehamilan akan menghilang setelah melahirkan.
Eliminasi edema fisiologis melalui diuresis setelah bayi lahir
menghilangkan sindrom carpal tunner dengan mengurangi kompresi
saraf median. Rasa baal dan kesemutan (tingling) periodik pada jari
yang dialami 5% pada wanita hamil, biasanya hilang setelah anak
lahir, kecuali jika mengangkat dan memindahkan bayi memperburuk
keadaan. Nyeri kepala postpartum bisa disebabkan berbagai keadaan,
termasuk hipertensi karena kehamilan (HKK), stress dan kebocoran
cairan serebrospinalis kedalam ruang ekstradural selama jarum
epidural diletakan di tulang punggung untuk anastesi. Lama nyeri
kepala bervariasi dari satu sampai tiga hari sampai beberapa minggu,
tergantung pada penyebab dan efektivitas pengobatan.
d. Sistem Endokrin
Setelah kelahiran anak, kadar plasma hormon yang diproduksi oleh
plasenta menurun secara cepat. Hormon Plasenta Keluarnya plasenta
menyebabkan penurunan secara drastis hormon-hormon yang
diproduksi oleh plasenta. Penurunan human placental lactogen tidak
dapat terdeteksi dalam 24 jam dan kadar hormon gonadotropin
korionik turun dengan cepat. Hormon estrogen turun sampai 90 %
dalam 3 jam pasca melahirkan dan berkelanjutan secara lambat sampai
hari ke-7 pasca melahirkan untuk mencapai kadar terendahnya.
Estrogen akan kembali normal sekitar 3 minggu pada wanita yang
menyusui. Berbeda pada wanita yang tidak menyusui estrogen akan
lambat kembali normalnya. Hormon progesteron turun padah hari ke3
pascapartum dan tidak dapat terdeteksi pada hari ke-7. Hormon
gonadotropin menurun cepat setelah melahirkan dan tetap rendah
g. Sistem Integumen
Perubahan kulit selama kehamilan berupa hiperpegmentasi pada
wajah (cloasma gravidarum), leher, mammae, dinding perut dan
beberapa lipatan sendi karena pengaruh hormone, akan menghilang
selama masa nifas.
4. Adaptasi Psikologis
Perubahan peran dari wanita biasa menjadi seorang ibu memerlukan
adaptasi sehingga ibu dapat melakukan perannya dengan baik. pada masa
ini, ibu nifas sangat sensitif, sehingga diperlukan pengertian dari keluarga-
keluarga terdekat. Peran perawat sangat penting dalam hal memberi
pengarahan pada keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan psikologis
yang dilakukan pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang
patologis. Menurut Lowdermik (2013) perubahannya meliputi:
a. Adaptasi Maternal
Ada 3 tahap yaitu perilaku wanita ketika beradaptasi dengan perannya
sebagai orang tua yaitu: taking in, taking hold, letting go. Fase-fase
penyesuaian maternal ini ditandai oleh perilaku dependent-mandiri,
perilaku dependent-mandiri, dan perilaku interdependent. Tiga fase ini
adaptasi psikologis.
1) Fase Talking In (Setelah melahirkan sampai hari ke dua)
Merupakan fase ketergantungan yang berlangsung dari hari
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Ibu berfokus pada
dirinya sendiri sehingga cenderung pasif terhadap lingkungannya.
Ketidaknyamanan yang dialami ibu lebih disebabkan karena proses
persalinan yang baru saja dilaluinya. Rasa mulas, nyeri pada jalan
lahir, kurang tidur atau kelelahan, merupakan hal yang sering
dikeluhkan ibu. Pada fase ini, kebutuhan istirahat, asupan nutrisi
dan komunikasi yang baik harus dapat terpenuhi.
2) Fase Taking Hold (dependent- interdependent phase)
7. Manifestasi Klinik
Menurut Martowirjo (2018), manfestasi klinik pada klien dengan post
Sectio Caesarea antara lain:
a. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kurang lebih
sebanyak 600-800 ml
b. Terpasang kateter, warna urin jernih sedikit pucat
c. Abdomen lunak dan tidak ada distensi
d. Tidak ada bising usus
e. Adanya sedikit noda pada balutan abdomen.
f. Aliran lokhia sedang dan bebas bekuan, berlebihan dan banyak
8. Pemeriksaan penunjang
Menurut Martowirjo (2018), pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada
ibu Sectio Caesarea adalah:
a. Hitung darah lengkap 4
9. Penatalaksanaan
Menurut Ramadanty (2019), penatalaksanaan Sectio Caesarea adalah
sebagai berikut:
a. Pemberian Cairan
Pada 24 jam pertama klien puasa pasca operasi, maka pemberian
cairan per intravena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit
agar tidak terjadi hipotermi, dehidrasi, atau komplikasi pada organ
tubuh lainnya. Cairan yang biasa diberikan biasanya DS 10%, garam
fisiologi, dan RL secara bergantian dan jumlah tetesan tergantung
dengan kebutuhan. Bilakadar Hb rendah, diberikan transfuse darah
sesuai dengan kebutuhan.
b. Diit
Pemberian cairan per infuse biasanya dihentikan setelah penderita
flatus lalu dimulai pemberian minuman dan makanan per oral.
Pemberian minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh
dilakukan 6-8 jam pasca operasi, berupa air putih dan air teh.
c. Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi: miring ke kanan dan
ke kiri dapat dimulai dari 6-10 jam setelah tindakan Sectio
Caesarea.Hari kedua post Sectio Caesarea, klien dapat didudukkan
d. Katerisasi Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan
rasa tidak enak pada penderita, menghalangi involusi uterus dan
2. Etiologi
Etiologi preeklampsia belum diketahui dengan pasti, namun menurut
studi hemodinamik bahwa kasus preeklampsia menunjukkan banyak
terjadinya pengamatan ilmiah pada gangguan yang diakibatkan
vasospasme atau penyempitan pada pembuluh darah serta kerusakan
organ endotel (Rizki, 2021). Banyak yang mencoba memberikan
3. Klasifikasi
a. Preeklamsia ringan
4. Manifestasi klinis
Menurut (padila, 2018). Manifestasi klinis preeklamsia diantaranya:
5. Pemeriksaan penunjang
Menurut Lalenoh (2018) pemeriksaan penunjang preeklampsia adalah
sebagai berikut:
e. Radiologi
6. Penatalaksanaan
Menurut (Pratiwi, 2017) penatalaksanaan pada preeklampsi adalah
sebagai berikut:
3) Riwayat KB Pengkajian
Riwayat KB dilakukan untuk mengetahui apakah klien pernah ikut
program KB, jenis kontrasepsi, apakah terdapat keluhan dan
masalah dalam penggunaan kontrasepsi tersebut, dan setelah masa
nifas ini akan menggunakan alat kontrasepsi apa.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah penyakit turunan dalam keluarga seperti jantung,
Hipertensi, TBC, Diabetes Melitus, penyakit kelamin, abortus yang
mungkin penyakit tersebut diturunkan kepada klien.
e. Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola Aktivitas
Aktivitas klien terbatas, dibantu oleh orang lain untuk memenuhi
keperluannya karena klien mudah letih, klien hanya isa beraktivitas
ringan seperti : duduk ditempat tidur, menyusui
2) Pola Eliminasi
Klien dengan pos partum biasanya sering terjadi adanya perasaan
sering/susah kencing akibat terjadinya odema dari trigono, akibat
tersebut menimbulkan inpeksi uretra sehingga menyebabkan
konstipasi karena takut untuk BAB
3) Pola Istirahat dan Tidur
Klien pada masa nifas sering terjadi perubahan pola istirahat dan
tidur akibat adanya kehadiran sang bayi dan nyeri jahitan.
4) Pola Hubungan dan Peran
Klien akan menjadi ibu dan istri yang baik untuk suaminya
5) Pola Penanggulangan Stress
Klien merasa cemas karena tidak bisa mengurus bayinya sendiri
6) Pola Sensori Kognitis
Klien merasakan nyeri pada prineum karena adanya luka janhitan
akibat Sectio Caesarea
7) Pola Persepsi dan Konsep Diri
b) Paru-Paru
Di Inspeksi: simetris / tidak kiri dan kanan, ada / tidak terlihat
pembengkakan. Lalu di palpasi: Ada / tidak nyeri tekan, ada /
tidak teraba massa, perkusi: redup / sonor auskultasi: Suara
nafas vesikuler / ronkhi / wheezing
c) Jantung
Di Inspeksi: ictus cordis teraba / tidak, palpasi: ictus cordis
teraba / tidak perkusi: redup / tympani, auskultasi : bunyi
jantung lup dup
5) Abdomen
Di inspeksi: terdapat luka jahitan post op ditutupi verban, adanya
striegravidarum, palpasi: nyeri tekan pada luka, konsistensi uterus
lembek / keras, perkusi: redup, auskultasi : bising usus
6) Genetalia
Pengeluaran darah bercampur lender, pengeluaran air ketuban, bila
terdapat pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak
dalam kandungan menandakan adanya kelainan letak anak.
7) Ekstremitas
Pemeriksaan edema untuk melihat kelainan-kelainan karena
membesarkan uterus, karena pre eklamsia atau karena penyakit
jantung atau ginjal.
10. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan pada klien pasca partum dengan tindakan Sectio
Caesaria menurut Doengoes Marylin (2018) dan SDKI (2017), antara lain:
a. Resiko hipovolemik berhubungan dengan kehilangan cairan aktif,
kegagalan mekanisme regulasi, peningkatan permeabilitas kapiler,
kekurangan intake cairan, evaporasi.
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik: prosedur
pembedahan.
Intervensi :
1) Periksa tanda dan gejala hipovolemia
2) Monitor intake dan output cairan
3) Monitor status hidrasi
4) Monitor balance cairan
5) Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
6) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
7) Berikan cairan intravena, jika perlu
Intervensi:
1) Kaji pengetahuan ibu tentang cara perawatan pasca bedah sectio
caesaria
2) Beri bimbingan dan demonstrasikan perawatan payudara serta cara
memberi ASI yang benar
3) Jelaskan hal hal yang perlu dilaporkan kepada dokter atau perawat
setelah melahirkan
4) Jelaskan program pengobatan yang didapat pasien selama ini,
meliputi nama obat, dosis, waktu, cara pemberian, tujuan dan efek
samping dan program lain yang berhubungan dengan pasien seperti
jadwal perawatan luka, jadwal control
5) Jelaskan kepada ibu tentang pentingnya menjaga kondisi tubuh
dengan mempertahankan nutrisi dan kebersihan ibu.
12. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawa untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan (potter & pretty, 2018).
E. Penelitian Terkait
1. Pengertian Senam Kegel
Senam kegel adalah untuk meningkatkan kekuatan otot dasar panggul
yang terdiri dari kontraksi kelompok otot yang berulang. Senam kegel
menurunkan frekuensi berkemih dalam 24 jam dan memperkuat
kemampuan menahan kemih pada postpartum dengan inkontinensia urin
(Alit. dkk, 2018:9), Frekuensi buang air kecil yang sering juga disebabkan
karena penekanan kandung kemih atau uterus saat penurunan janin
kerongga panggul. Tekanan yang sering terjadi secara berulang-ulang
dapat memperlemah otot dasar panggul sehingga terjadi inkontinensia urin
(Bobak, 2014:2).
A. Pengkajian Keperawatan
Ny.F (26 tahun) masuk pada tanggal 20 Maret 2023 pukul 21.30. WIB di
ruang Dahlia kelas II dengan nomor register 18238014 pengkajian dilakukan
pada tanggal 21 Maret 2023, Pukul 09.00 WIB. Dan di dapatkan data sebagai
berikut:
1. Identitas Klien
Nama pasien: bernama Ny. F usia 26 tahun, klien berasal dari suku jawa
yang merupakan warga negara Indonesia, beragama Islam, Pendidikan
terakhir S1 Sastra Indonesia, klien adalah seorang wiraswasta, yang
bertempat tinggal di Pondok Ungu Permai Blok A9 RT09 RW09 No 23 .
Klien berstatus menikah 1 kali. Klien memiliki suami yang bernama Tn. A
usia 26 tahun berasal suku Jawa yang merupakan warga Indonesia,
beragama Islam, pendidikan terakhir S1 Sastra Indonesia yang bekerja
sebagai wiraswasta. Tn. A bertempat tinggal di Pondok Ungu Permai Blok
A9 RT09/ RW09 No 23 Lama perkawinan yaitu 2 tahun.
2. Resume
Ny. F datang ke IGD ponek pada tanggal 20 Maret 2023 pukul 21.00 WIB.
Dengan keluhan mengatakan keluar flek 3 hari yang lalu, flek berupa
gumpalan darah dan merasa mulas. Klien mengatakan Pada jam 21.30
WIB diarahkan ke Ruang Dahlia. Hasil pemeriksaan di Ruang Dahlia
dokter menyarankan untuk dilakukan sectio caesarea karena klien
memiliki riwayat preklamsia dimana tekanan darah klien tinggi saat
kehamilan, Hasil laboratorium menunjukkan bahwa: urin berwarna kuning
dengan kejernihan agak keruh hasil protein urine positif 1 ++ . Hasil
pengambilan darah Hemoglobin 9.2 g/d, Lekosit 10.8 ribu/ul, Hematokrit
28.4.%, Trombosit 263 ribu/ul Hasil pemeriksaan USG: tunggal, hidup,
presentasi kepala, usia kehamilan 38 minggu dengan jenis kelamin laki-
laki dan Pemeriksaan Leopold dengan hasil Leopold 1 teraba bokong,
Leopold II teraba punggung kiri, Leopold III teraba kepala. Hasil
biasanya klien mencuci rambut setiap mandi yaitu pagi dan sore
hari.
4) Pola Aktifitas/Istirahat dan Tidur
Klien mengatakan tidur siang apabila ada waktu luang +3jam. Pada
malam hari klien tidur selama 4-6 jam/hari, klien mengatakan tidak
mempunyai gangguan tidur.
5) Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
a) Merokok
Klien mengatakan tidak merokok
b) Minuman Keras
Klien mengatakan tidak meminum minuman keras
c) Ketergantungan Obat
Klien mengatakan tidak ketergantungan obat
6) Pola Seksualitas
Klien mengatakan masalah pada seksualitas tidak ada.
7) Riwayat Psikososial dan Spiritual
Klien merencanakan kehamilan, klien mengatakan senang,
persiapan mental menjadi ibu sangat siap, cara klien mengatakan
stressnya dengan diam & tidur, tinggal dengan suami peran dalam
struktur keluarga menjaadi istri, kesanggupan klien merawat bayi
80% dan harapan dari perawatan saat ini ingin cepat pulih& pulang
kerumah, tidak ada factor budaya yang mempengaruhi kesehatan.
8) Status Sosial Ekonomi
Klien mengatakan penghasilan perbulan yaitu > Rp.1.000.000,
pengeluaran perbulan ± Rp.1.000.000, klien mengatakan memiliki
jaminan kesehatan yaitu BPJS.
4. Pengkajian Fisik
a. Sistem Kardiovaskuler
Fruekensi Nadi : 80x/menit, irama teratur, denyut kuat, keadaan
umum: baik, kesadaran: compos mentis, TTV 120/80 mmHg, S: 36,5
C, menit RR: 20 x/menit, pengisian kapiler : 2 detik, tidak ada edema,
konjungtiva merah muda, sklera berwarna putih, klien tidak
mempunyai riwayat tekanan darah juga tidak ada riwayat jantung dan
tidak ada keluhan.
b. Sistem Pernafasan
Jalan nafas bersih, frekuensi 20x/menit, irama teratur, kedalaman
dangkal, tidak batuk, tidak ada sputum dan suara nafas
vasikuler/normal tidak ada keluhan.
c. Sistem pencernaan.
Tidak terdapat caries pada gigi, tidak ada gusi berdarah, tidak
menggunakan gigi palsu, tidak ada stomatitis, tidak ada bau mulut,
tidak ada kesulitan menelan, tidak ada mual dan muntah, nafus makan
baik, BB 55 Kg, TB 161 Cm membrane mukosa lembab, lingkar
lengan atas 81 cm, leher: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening,
tumor: tidak ada, pembesaran kelenjar limfe: tidak ada. Tidak ada
hemoroid, tidak ada keluhan.
d. Neurosensori
Status mental klien yaitu orientasi, tidak memakai kacamata dan alat
bantu dengar. Klien tidak mengalami gangguan bicara, pasien tidak
ada keluhan pusing pada kepala.
e. Sistem Endokrin
Gula darah 110mg/dl.
f. Sistem Urogenital ( tidak ada masalah alasan untuk kegel apa
Pola rutin BAK 3x/hari, pengeluaran urine tidak terkontrol
(inkontinensia urine) yang dikeluarkan 650 cc/8jam urine berwarna
kuning, klien mengeluh saat bersin dan batuk urine keluar sendiri.
g. Sistem integumen
Turgor kulit elastis, keadaan kulit baik dan bersih, serta rambut: hitam
panjang sertaa keadaan rambut kotor ada ketombe.
h. Sistem Musculosketal
Klien tidak ada kesulitan dalam bergerak, ekstremitas tungkai
simetris, tanda homan negatif, tidak ada edema, reflek patella positif.
i. Dada dan Axila
Dada normal/ simetris. Mammae membesar dan bengkak, simetris
b. Data Objektif
Klien tampak meringis saat melakukan aktivitas, klien tampak lemah
dan ADL dibantu keluarga,tampak luka operasi dibawah umbilicus ±
10 Cm tidak terdapat rembesan, tampak rambut pasien kotor, tampak
klien sesekali memegangi area post SC dan meringis.
8. Analisa Data
NO Data Fokus Masalah Etiologi
1 DS: Nyeri akut Agen Pencedera
- klien mengatakan nyeri Fisik : Prosedur
pada bagian abdomen SC
post SC
- klien mengatakan nyeri
dengan skala 8
- klien mengatakan nyeri
terasa seperti di tusuk
tusuk
- klien mengatakan nyeri
saat beraktivitas
ataupun bergerak
- klien mengatakan
waktunya kurang lebih
1 menit
DO:
- klien tampak meringis
- tampak luka operasi 10
cm
- TD 161/ 70 mmHg,
Nadi 85x/menit,RR
20xmenit
- klien tampak nyeri
DO:
- Jumlah lochea ± 300 cc
- Hemoglobin 9.2 g/dl
- Lochea rubra
3 DS: Intoleransi Kelemahan
- Klien mengatakan pegal aktivitas
diarea punggung akibat
tidur terus menerus
DO:
- Klien tampak lemas
- Klien belum bisa
beraktivitas secara
mandiri
- Tampak ADL dibantu
keluarga
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik: prosedur SC
ditandai dengan DS : Klien mengatakan nyeri pada bagian abdomen post
SC, klien mengatakan nyeri saat beraktivitas ataupun bergerak, klien
mengatakan nyeri seperti di tusuk tusuk, klien mengatakan nyeri Skala 8,
klien mengatakan waktunya kurang lebih 1 menit, DO: klien tampak
meringis, tampak luka operasi 10 cm, TD 161/ 70 mmHg, Nadi 85x/menit,
RR 20xmenit, klien tampak nyeri, klien tampak lemas.
4. Resiko infeksi efek prosedur invasif luka post SC dibuktikan dengan DS:
klien mengatakan takut terjadi infeksi pada luka post SC klien mengatakan
Rencana keperawatan :
Implementasi Keperawatan :
Pada tanggal 21 Maret 2023
Pukul 10.00 WIB Mengidentifikasi lokasi, durasi, frekuensi RS: Klien
mengatakan nyeri di area abdomen, seperti ditusuk- tusuk, nyeri timbul 1
menit saat perut digerakkan, skala nyeri 8. RO: klien tampak meringis.
Pukul 10.30 WIB Mengatur klien untuk istirahat yang cukup RS: klien
mengatakan istirahat kurang cukup karena merasakan nyeri di area
abdomen RO: klien tampak kurang tidur dan kurang istirahat Pukul 11.00
WIB Memberikan tehnik non farmakologis untuk mengurangi nyeri dan
tehnik relaksasi tarikan nafas dalam untuk mengeringkan rasa nyeri RS:
klien mengatakan sudah paham saat diajarkan tehnik relaksasi nafas dalam
RO: tampak kooperatif, dan lebih tenang dan memperaktikan teknik
relaksasi nafas dalam secara mandiri, Pukul 11.25 WIB Melakukan
pengukuran tanda-tanda vital RS: tidak ada RO: TD 150/87 mmHg N:
100x/menit, RR: 20xmenit, Suhu 36,7˚ C. RS: tidak ada RO: telah
diberikan obat paracetamol 3x1 mg via drip infus, Pukul 11.45 WIB
Mengajarkan senam kegel RS : Klien mengatakan paham cara senam kegel
RO : Tampak klien melakukan senam kegel, tampak klien nyaman
Evaluasi Keperawatan:
P: intervensi dilanjutkan
P: intervensi dilanjutkan
P: intervensi dihentikan
Intervensi keperawatan:
a. Monitor keadaan lochea ( warna, jumlah, dan bau)
b. Monitor tanda- tanda vital
c. Monitor tanda homan
d. Massage fundus sampai kontraksi kuat
e. Kolaborasi obat antipendarahan oxytocin 1amp
Implementasi Keperawatan :
Pada tanggal 21 Maret 2023
Pukul 09.00WIB Memonitor keadaan lochea RS: klien mengatakan sudah
ganti 2 x ganti pampers dari setelah operasi RO: Tampak lokhea berwarna
merah segar, aroma khas, jumlah ± 300 cc haemoglobin 9.2 g/dl. Pukul
09.15 WIB Melakukan pengukuran TTV TD: 131/80 mmHg, N:
80x/menit, S: 36,5˚C, RR 20x/menit. Pukul 09.45 WIB Monitor tanda
homan RS: klien mengatakan tidak sakit pada bagian kaki RO: tampak
kaki klien tidak bengkak.
Evaluasi Keperawatan :
Pada tanggal 21 Maret 2023
S: Tidak ada
O: Lokhea tampak berwarna merah jam lochea 200 tanda- tanda vital
131/80 mmHg, N: 80x/menit, S: 36,5˚C, RR 20x/menit
A: Tujuan belum tercapai, masalah belum teratasi
P: intervensi lanjutkan (2, 4, 5, 6)
S: Tidak ada
O:, Lokhea tampak berwarna merah jam lochea 100 cc TTV TD:140/60
mmHg, S: 36,7˚C, N: 82x/menit, RR: 22x/menit
A: Tujuan tercapai, masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
Implementasi Keperawatan:
Pada tanggal 21 Maret 2023
Pukul 09.15 WIB mengidentifikasi adanya nyeri: klien mengatakan nyeri
di daerah perut luka SC, RO: Klien tampak lemah. Pukul 10.00 WIB
Evaluasi Keperawatan :
Pada tanggal 21 Maret 2023
S: Klien mengatakan mungkin lebih baik jika sudah mulai duduk
O: Klien tampak masih lemas
A: Tujuan belum tercapai, masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Pada tanggal 22 Maret 2023
S: Klien mengatakan sudah mampu duduk dan berjalan pelan pelan
4. Resiko infeksi efek prosedur invasif luka post SC dibuktikan dengan DS:
klien mengatakan takut terjadi infeksi pada luka post SC klien mengatakan
belum dilakukan gantinya perban post SC. DO : Terdapat luka post SC
dengan panjang 10 cm pada abdomen, tampak ada balutan pada luka SC,
tampak klien sesekali memegangi area post SC dan meringis, verban
belum diganti Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur
invansif/trauma jaringan. Ditandai dengan DS: tidak ada DO: Tampak
terdapat luka SC di abdomen bawah, horizontal dengan diameter lebih
dari 10 cm, luka tampak tertutup perban, tidak terdapat rembesan
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan
resiko infeksi tidak terjadi
Kriteria Hasil: Tidak terdapat tanda-tanda infeksi seperti rubor, kalor,
dolor, tumor dan fungsio laesa.
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah dan sesudah kontak dengan pasien
b. observasi TTV
c. Pantau tanda dan gejala infeksi (misalnya : suhu tubuh,keadaan luka
post operasi
d. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
e. Ajarkan klien meningkatkan asupan nutrisi
f. Pemberian antibiotik obat meropenem 2x1 gram (IV), hypobach 2x
100 mg (IV)
Implementasi Keperawatan :
Evaluasi Keperawatan :
Pada tanggal 21 Maret 2023
S: klien mengatakan nyeri di area luka operasi
O: Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi
Implementasi Keperawatan :
Pada tanggal 21 Maret 2023
Pukul 08.15 WIB mengidentifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan RS:
klien mengatakan ingin mandi badan nya terasa lengket RO: Tampak klien
dimandikan atau di lap basah. Pukul 08.45 WIB monitor kebersihan tubuh
RS: klien mengatakan rambutnya belum disisir RO: tampak klien
rambutnya disisir dan diikat Pukul 14.40 WIB monitor integritas kulit RS:
tidak ada RO: tampak kulit klien kotor.
Evaluasi Keperawatan :
Pada tanggal 21 maret 2023
S: klien mengatakan belum nyaman
O: keluarga klien masih bingung bagaimana, cara memandikan klien di
atas tempat tidur
A: tujuan belum tercapai, masalah belum teratasi
P: intervensi di lanjutkan
Pada bab ini penulis akan membahas kesenjangan antara teori dan kasus Ny. F
postpartum dengan sectio caesarea di ruang dahlia RSUD dr.Chasbullah
Abdulmadjid Kota Bekasi. Pembahasan ini menggunakan pendekatan asuhan
keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi keperawatan dan termasuk faktor pendukung serta faktor penghambat.
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan, dimana perawat
berusaha mendapatkan data yang dilakukan pada tanggal 21- 23 Maret 2023.
Data yang diperoleh dari pemeriksaan fisik, wawancara, catatan keperawatan
dan rekam medis. Pengkajian dilakukan komperhensif meliputi bio- psiko-
sosial-spiritual sehingga didapatkan data subjektif dan objektif yang
merupakan dasar dalam merumuskan diagnosa.
Pada adaptasi fisik dan psikologis tidak ada kesenjangan. Adaptasi fisik yang
terdapat pada kasus sudah sesuai dengan teori yaitu dalam waktu 24 jam,
tinggi fundus turun kurang lebih 1-2 cm dibawah umbilikus, terdapat lochea
rubra yang berwarna merah karena berisi darah segar. Perubahan psikologis
yang terdapat pada kasus sudah sesuai dengan teori yaitu klien berada pada
masa taking in dengan klien yang memerlukan perhatian khusus terutama
pada dirinya sendiri.
Manifestasi klinis yang ada pada kasus sudah sesuai dengan teori yaitu
adanya luka bekas operasi, nyeri di sekitar luka operasi, caterisasi, abdomen
lunak tidak ada distensi, kecemasan ibu meningkat. Sedangkan pada
manifestasi klinis yang tidak muncul adalah demam, tidak ada demam yang
terjadi dikarenakan klien tidak terjadi infeksi pada saat proses persalinan.
Pada komplikasi yang ada pada teori dan terdapat pada kasus yaitu terjadinya
klien melahirkan pas bulan pada usia gestasi 38 minggu .
Pada penatalaksanaan medis yang terdapat di teori yaitu diberikan terapi
cairan infus RL 500 cc 20 tpm, tidak ada diet cairan, terpasang selang
katerisasi dengan ukuran 16fr , sudah diganti balutan dan tidak ada rembesan
dan tidak ada tanda-tanda infeksi, perawatan rutin seperti pemeriksaan tanda-
tanda vital 150/80 mmHg, dan pemberian terapi antibiotik (Hypobach 1g IV)
dan analgetik (paracetamol 3x1) sesuai dengan permintaan dokter.
Pemeriksaan penunjang yang sudah sesuai dengan teori dan kasus yang ada,
di pascapartum tidak dilakukan, faktor pendukung yaitu hanya pemeriksaan
darah lengkap dan Hasil pemeriksaan USG: tunggal, hidup, presentasi kepala,
usia kehamilan 38 minggu, dan tidak dapat dilakukan pemeriksaan urinalisis
lab dan tidak ada pemantuan EKG dan tidak ada masalah pada jantung.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan dari teori postpartum dengan tindakan sectio caesarea terdapat 8
(delapan) diagnosa keperawatan, pada kasus hanya 5 (empat) diagnosa
keperawatan yang ada di teori yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis (prosedur SC), resiko pendarahan dibuktikan dengan
tindakan pembedahan sectio caesarea ditandai dengan adanya luka operasi
dibagian bawah abdomen, intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan, resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasive post
SC, sedangkan 1 (satu) diagnosa ada pada kasus namun tidak ada pada teori
yaitu diagnosa defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan.
Diagnosa yang ada di teori yaitu. Penulis menegakkan diagnosa nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur SC) karna klien
mengatakan nyeri pada bagian abdomen post SC dengan skala 8, terdapat
luka post SC dengan panjang 10 cm pada abdomen, klien tampak meringis,
klien mengatakan nyeri pada saat melakukan aktivitas.
Diagnosa yang tidak terdapat pada kasus namun ada pada teori yaitu resiko
hipovolemik berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, kegagalan
mekanisme regulasi, peningkatan permeabilitas kapiler, kekurangan intake
cairan, evaporasi. Alasan penulis tidak mengambil diagnosa tersebut adalah
karena tidak ada data yang mendukung penulis untuk mengangkat resiko
hipovelemia.
C. Intervensi Keperawatan
Hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan tujuan dari kriteria hasil,
dan dapat dilakukan dan dilaksanakan, realita yang ada sesuai dengan batas
waktu yang penulis tetapkan dalam kasus. Perencanaan dibuat berfokus
kepada kebutuhan pasien, fasilitas yang tersedia dirumah sakit dan sesuai
dengan etiologi yang ada pada klien. Rencana tindakan yang terdapat dalam
kasus pada dasanya sudah sama dengan teori yang ada dikarenakan
Pada diagnosa keempat resiko infeksi efek prosedur invasif luka post SC
Perencanaan yang ada pada teori terdapat empat pada kasus yaitu melakukan,
cuci tangan sebelum dan sesudah dan sesudah kontak dengan pasien, pantau
tanda dan gejala infeksi (misalnya : suhu tubuh,keadaan luka post operasi,
monitor keadaan umum, jelaskan tanda dan gejala infeksi.
Pada diagnosa kelima defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan
musculoskeletal perencanaan yang ada pada teori terdapat empat pada kasus
D. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan merupakan proses keperawatan tahap keempat dan
tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun
berdasarkan prioritas masalah dan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien
saat ini. Semua perencanaan yang dilaksanakan pada kasus di
dokumentasikan pada catatan keperawatan sehingga penulis mengetahui
perencanaan yang terlaksana.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan ditahap akhir dari proses keperawatan dimana perawat
mengevaluasi keefektifan perencanaan dan pelaksanaan yang telah dibuat
dengan memandingkan kriteria hasil yang telah ditetapkan.
penerapan tersebut yaitu pasien mengatakan rileks, dan tidak ada kesenjangan teori
pada penerapan ini.
A. Kesimpulan
Pada pengkajian, etiologi yang terdapat pada kasus sudah sesuai dengan teori.
Pada teori manisfestasi klinik yang ada pada teori dan terdapat semua pada
kasus yaitu adanya luka bekas operasi, nyeri di daerah bekas operasi,
terpasang kateter: urine warna urin jernih sedikit pucat dan abdomen lunak
tidak ada distensi. Pada komplikasi yang ada dalam teori tidak sesuai dengan
kasus, yaitu pada kasus klien darah sebanyak 300 cc, sedangkan pada teori
komplikasi yang ditimbulkan yaitu pendarahan postpartum disertai dengan
infeksi intrapartal, serta meningkatkan tindakan operatif obsetrik, mordibitas,
dan mortilitas maternal.
Penatalaksanaan medis yang ada pada teori dan dilakukan semua pada kasus
yaitu pemberian cairan IV, tidak ada pemberian diet, dilakukan mobilisasi
miring kanan dan miring kiri dapat di mulai dari 6-10 jam setelah tindakan
sectio caesarea , terpasang kateterisasi, pemberian obat antibiotic hypobac 1
gr dan analgesik trampara, perawatan luka dan perawatan rutin seperti
pemeriksaan tanda-tanda vital. 150/80 mmHg.
Pemeriksaan penunjang yang terdapat pada teori dan dilakukan pada kasus
yaitu pemeriksaan darah lengkap, Hasil pemeriksaan USG: tunggal, hidup,
presentasi kepala, usia kehamilan 38 minggu. Sedangkan pemeriksaan
penunjang yang ada pada teori namun tidak dilakukan pada kasus yaitu
urinalisis: kultur urine, uji fern pada sekresi vagina dan amnionsintesis.
Pada diagnosa keperawatan pada teori terdapat 9 pada sectio caesarea , pada
kasus hanya muncul 5 diagnosa. Diagnosa keperawatan ada pada teori namun
tidak muncul pada kasus yaitu resiko hipovelemi berhubungan dengan
kekurangan intake cairan, kontipasi berhubungan dangan penurunan
mortalitas gastrointestinal, ketidakcukupan diet, ketidakcukupan asupan serat,
dan kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar) mengenai perubahan fisiologis,
perubahan pemulihan, perawatan diri dan kebutuhan perawatan bayi
berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan inteprestai, menyusui tidak
efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai ASI.
B. Saran
Dari beberapa kesimpulan di atas serta pelaksanaan penerapan terapi senam
kegel pada Ny. F dengan postpartum melalui tindakan sectio caesarea, maka
saran yang dapat diberikan untuk memperbaiki dan mengingatkan mutu
penerapan senem kegel.
1. Bagi mahasiswa/i
Mahasiswa/i diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam
pemberian penerapan terapi senam kegel pada klien dengan postpartum
sectio caesarea dengan cara membaca buku tentang penerapan terapi
senam kegel dengan postpartum dan membaca artikel Evidance Based
Nursing (EBN).
2. Bagi pelayanan kesehatan
petugas kesehaatan dan kerja sama tim yang baik telah melakukan asuhan
keperawatan pada klien dengan postpartum sectio caesarea diharapkan
dapat lebih memperhatikan semua tindakan keperawatan yang telah
dilakukan. Pendokumentasian yang lengkap akan memudahkan tim
melakukan evaluasi terhadap klien dalam mutu keperawatan
3. Bagi Institusi
Alit, Nk., dkk 2018. Senam Kegel Menurunkan Inkontinensia Urine Pada Ibu
Postpartum. Jurnal NersVol.3 No 1: 49-53
Braxshaw Eileen, 2012. Buku Senam Hamil dan Nifas. Jakarta: Buku Kedokteran
ECG
Dewi, R., Andani, A., & Mulia, M. (2020).Gambaran Pemberian Terapi Kegel
Exercise terhadap Inkontinensia Urine pada Ibu Postpartum. Madago
Nursing Journal, 1(2), 32- 36
Harahap, Mei Adelina & Nur Aliyah, R. 2020. Pengaruh Senam Kegel Terhadap
Frekuensi Inkontinensia Urine Pada Lansia Diwilayah Kerja Puskesmas
Pijorkoling Kota Padang Sidimpuan.Vol.8 No.4.Jurnal Education and
development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan.
Pratiwi dkk 2020. Modul ajar pratikum keperawatan maternitas. Jejak anggota
IKAPI