Anda di halaman 1dari 6

TUGAS SEMI OUTLINE UNTUK MATA KULIAH POLITIK LUAR NEGERI

JEPANG

Rizky Saputra Budidharma

0801518093

PENYELESAIAN KONFLIK KEPULAUAN SENKOKU DALAM PERSPEKTIF


DIPLOMASI DAN HUKUM INTERNASIONAL

1. PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Sengketa Kepulauan Senkaku antara Jepang dan Cina telah menjadi salah satu isu
yang kompleks dan memicu ketegangan di kawasan Asia Timur. Letak kepulauan ini
berada di Laut Cina Timur yang dikenal sebagai Diaoyu oleh pihak Cina dan Senkaku
oleh pihak Jepang. Sengketa ini bermula dari pertikaian seputar sumber daya alam yang
melimpah di sekitar kepulauan tersebut, hal ini sama seperti persoalan perebutan wilayah-
wilayah lainnya yang diperani oleh negara yang berbeda, baik itu darat maupun perairan
seperti kasus-kasus lainnya yang terjadi di laut cina selatan dan seperti yang terjadi antara
Turki dan Yunani. Hal utama yang menjadi faktor pendorong sengketa itu terjadi karena
adanya potensi sumber daya ikan, minyak bumi, dan gas alam. Faktor sejarah dan
nasionalisme juga turut melibatkan sentimen kuat dan juga menjadi sebuah aspek
pendorong kuat lainnya dari masing-masing negara dalam mengklaim kepulauan
Senkoku ini. Dalam peristiwa sengketa kepulauan Senkoku ini tentunya memiliki dampak
yang signifikan, dampak tersebut dapat meliputi berbagai aspek mulai dari aspek politik,
ekonomi, bahkan hingga pada aspek keamanan di kawasan Asia Timur. Persoalan
kedaulatan bukanlah menjadi batas dalam persoalan ini, di dalam berlangsungnya kasus
atau peristiwa sengketa ini tentunya akan secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi hubungan diplomatik antara Jepang dan Tiongkok. Konflik antara negara-
negara ini meningkatkan risiko eskalasi konflik yang dapat meluas bahkan terlebihnya
mempunyai peluang dalam membahayakan stabilitas regional
Oleh karena itu, penelitian mengenai sengketa ini memiliki kepentingan yang
besar dalam memahami dinamika politik dan keamanan di kawasan ini. Dalam konteks
perdamaian dan stabilitas regional, diperlukan analisis yang komprehensif tentang
sengketa ini, termasuk mengidentifikasi perspektif masing-masing pihak dan
mengevaluasi potensi penyelesaian jangka panjang yang dapat meminimalisir ketegangan
di kawasan tersebut.

Dengan menyelidiki dan menganalisis sengketa Kepulauan Senkaku, penelitian


ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memahami isu-isu kompleks yang
melibatkan kedaulatan, diplomasi, dan keamanan di tingkat regional. Selain itu, penelitian
ini juga diharapkan dapat memberikan wawasan dan rekomendasi yang berguna dalam
upaya penyelesaian sengketa ini secara damai dan berkelanjutan.

RUMUSAN MASALAH

Perumusan maalah akan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu;

A. Pertanyaan Penelitian:
1. Bagaimana sejarah dan latar belakang terjadinya sengketa kepulauan
Senkoku antara Jepang dan Cina?
2. Apa argumen dan klaim dari masing-masing pihak mengenai kepemilikan
dan kedaulatan atas konflik sengketa kepulauan Senkoku?
3. Bagaimana status hukum kepulauan Senkoku dalam kaca mata hukum
internasional?
4. Bagaimana pemulihan hubungan diplomatik kedua negara dan
penyelesaian dalam konflik sengketa kepulauan Senkoku?
B. Pembatasan Masalah:
1. Penelitian ini fokus pada penyelesaian konflik antara kedua belah negara
terkait dengan persoalan sengketa yang ada.
2. Penelitian ini fokus pada apa status hukum kepulauan senkoku dalam kaca
mata hukum internasional.
3. Penelitian ini fokus bagaimana penggunaan diplomasi dapat menjadi
sebuah jalan didalam penyelesaian terkait sengketa kepulauan Senkoku.
4. Penelitian ini fokus pada bagaimana pemulihan hubungan diplomatik
kedua belah negara setelah penyelesaian konflik kasus kepulauan Senkoku
tersebut.

TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk memenuhi penilaian tugas Ujian Akhir Semester di mata kuliah Politik
Luar Negeri Jepang.
2. Untuk mengkaji peristiwa sengketa yang terjadi antara Jepang dan Cina terkait
kepulauan Senkoku.
3. Untuk mengkaji bagaimana klaim dan argumen dari masing-masing negara terkait
sengketa yang terjadi di kepulauan Senkoku.
4. Untuk mengetahui status kepulauan Senkoku dalam kaca mata hukum
internasional.
5. Untuk mengkaji bagaimana pemulihan hubungan diplomatik dari kedua belah
negara pasca kejadian atau peristiwa yang melibatkan kedua belah pihak.

2. TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA TEORITIS

Didalam penelitian ini teori yang akan menjadin dasar kerangka pemikiran adalah
Teori tentang Konsep Diplomasi. Diplomasi merupakan salah satu instrumen penting
dalam pelaksanaan kepentingan nasional suatu negara. Diplomasi sebagai alat utama
dalam pencapaian kepentingan nasional yang berkaitan dengan negara lain atau
organisasi internasional. Melalui diplomasi ini sebuah negara dapat membangun citra
tentang dirinya. Dalam hubungan antar negara, pada umumnya diplomasi dilakukan sejak
tingkat paling awal sebuah negara hendak melakukan hubungan bilateral dengan negara
lain hingga keduanya mengembangkan hubungan selanjutnya. Diplomasi merupakan
praktek pelaksana perundingan antar negara melalui perwakilan resmi. Perwakilan resmi
dipilih oleh negara itu sendiri tanpa ada campur tangan pihak lain atau negara lain.
Diplomasi antar negara dapat mencakup seluruh proses hubungan luar negeri, baik
merupakan pembentukan kebijakan luar negeri dan terkait pelaksanaannya. Diplomasi
dikatakan juga mencakup teknik operasional untuk mencapai kepentingan nasional di luar
batas wilayah yuridiksi. Ketergantungan antar negara yang semakin tinggi yang
kemudian menyebabkan semakin banyak jumlah pertemuan internasional dan konferensi
internasional yang dilakukan sampai saat ini. Diplomasi juga diartikan sebagai suatu
relasi atau hubungan, komunikasi dan keterkaitan. Selain itu diplomasi juga dikatakan
sebagai proses interaktif dua arah antara dua negara yang dilakukan untuk mencapai
poltik luar negeri masing-masing negara. Diplomasi dan politik luar negeri sering
diibaratkan sebagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Dikatakan demikian
karena politik luar negeri adalah isi pokok yang terkandung dalam mekanisme
pelaksanaan dari kebijakan luar negeri yang dimiliki oleh suatu negara, sedangkan
diplomasi adalah proses pelaksanaan dari politik luar negeri. Oleh karena itu baik
diplomasi dan politik luar negeri saling berkaitan dan mendukung satu sama lain.
Diplomasi terus mengalami perkembangan seiring dengan adanya saling ketergantungan
antara suatu negara dengan negara lain. Dalam kegiatan diplomasi salah satu proses yang
sering dilakukan adalah dengan menggunakan cara negosiasi disamping bentuk kegiatan
diplomasi lainnya, seperti pertemuan, kunjungan, dan perjanjian-perjanjian. Oleh karena
itu negosiasi merupakan salah satu teknik dalam diplomasi untuk menyelesaikan
perbedaan secara damai dan memajukan kepentingan nasional suatu negara.

Diplomasi menjadi bagian yang sangat penting untuk dijadikan salah satu solusi
atau jalan keluar untuk mengupayakan penyelesaian secara damai. Diplomasi dilakukan
untuk mencapai suatu kepentingan nasional suatu negara. Meskipun diplomasi
berhubungan dengan aktivitas-aktivitas yang damai, dapat juga terjadi di dalam kondisi
perang atau konflik bersenjata karena tugas utama diplomasi tidak hanya manajemen
konflik, tetapi juga manajemen perubahan dan pemeliharaannya dengan cara melakukan
persuasi yang terus menerus di tengah-tengah perubahan yang tengah berlangsung.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa diplomasi adalah perpaduan antara ilmu dan
seni perundingan atau metode untuk menyampaikan pesan melalui perundingan guna
mencapai tujuan dan kepentingan negara yang menyangkut bidang politik, ekonomi,
perdagangan, social, budaya, pertahanan, militer, dan berbagai kepentingan lain dalam
bingkai hubungan internasional.
Salah satu tipe dari konsep diplomasi adalah yaitu jalur utama atau Track One
Diplomacy. Kunjungan resmi merupakan bagian integral dari hubungan bilateral, untuk
Menteri Luar Negeri dan kemungkinan kementerian teknis seperti Pertahanan dan
Keuangan. Kunjungan kenegaraan melibatkan kepala negara dan merupakan tingkatan
tertinggi hubungan diplomatik antara dua negara. Mereka memerlukan berbagai upacara
dan biasanya berlangsung lebih dari satu hari. Kunjungan kenegaraan di bawah ini resmi
kunjungan (atau kunjungan kerja), yang mungkin melibatkan kepala negara (monarki,
presiden, dll.) atau pemerintah (perdana menteri, kanselir, dll.). KTT bilateral juga
melibatkan kepala negara atau pemerintahan dan diadakan secara teratur dengan jadwal
yang sudah ditetapkan oleh berbagai mitra. Karena peran pertemuan ini dalam
membentuk hubungan bilateral lebih daripada dalam bentuk hubungan internasional
lainnya identitas dan peran kepala negara dan pemerintahan yang disorot, serta kualitas
hubungan interpersonal mereka. Diplomasi juga dipandang secara langsung
mempengaruhi tenor hubungan bilateral dan potensi kemajuan dalam kerja sama dan
penyelesaian perselisihan atau pun konflik. Hal ini terutama berlaku dalam mempelajari
hubungan antara rezim demokrasi. Melalui perspektif sejarah diplomasi, seseorang dapat
mengkaji hubungan antar negara melalui deklarasi, isyarat, dan simbol yang terjadi dalam
pertemuan bilateral. Arsip diplomatik, jika tersedia, dapat memberikan akses untuk
catatan persiapan sebelum kunjungan, dan korespondensi. Memoar yang ditulis oleh
kepala negara dan pemerintahan di akhir masa jabatannya adalah sumber utama informasi
dalam memahami sifat hubungan antara kepala negara dan/atau pemerintahan selama
periode kepemimpinannya.
3. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian:
Pendekatan yang digunakan oleh penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif.
B. Sumber Data:
Jurnal dan Literatur.
C. Teknik Pengumpulan data:
Riset Pustaka akan menjadi teknik pengumpulan data
D. Teknik Analisis data:
Di dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan Analisis Kualitati

DAFTAR PUSTAKA
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/12018/F.%20BAB%2
0II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
S.L, Roy, 1995, Diplomasi, Jakarta Utara, PT Raja Grafindo persada. hlm.
35. “intelligence and tact to conduct of official relations between the
government of independent states “
S.L Roy, op. cit, hlm. 2.
Watson Adam, 1984, The Dialogues Between States, London, Methuem. hlm.
1.

Anda mungkin juga menyukai