Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PROBLEMATIKA HI

Dosen Pengampu : S Parman, S.H., M.H

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Pada Mata Kuliah Hukum International

Disusun Oleh :

Nursyam Deni Putra


(161010605)

PROGRAM STUDI HUKUM BISNIS


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Problematika HI” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Hukum
International. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Problematika HI dalam mata kuliah Hukum International bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak S Parman, S.H., M.H, selaku
dosen mata kuliah Hukum International yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang Saya
tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang Saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan Saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Pekanbaru, 19 Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1. Latar Belakang................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3. Tujuam Penulisan............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3

2.1. Definisi...........................................................................................................3

2.1.1. Problematika...............................................................................................3

2.1.2. Hubungan International..............................................................................4

2.2. Contoh Problematika International.................................................................6

BAB III PENUTUP.....................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hubungan internasional kontemporer adalah ilmu, bukan hanya Ini


tidak hanya berfokus pada hubungan politik antar negara, tetapi juga pada hak
asasi manusia, perubahan transnasional, organisasi internasional, lembaga
internasional, lingkungan, dan topik lainnya. Sejak munculnya Revolusi
Industri, banyak bermunculan isu-isu baru yang menjadi fokus hubungan
internasional. Salah satunya adalah masalah lingkungan yang berkaitan
dengan keberadaan dan prevalensi pencemaran dan kerusakan lingkungan
yang disebabkan oleh mesin-mesin canggih yang membakar bahan bakar fosil
seperti minyak, batu bara, dll. Hal ini menyebabkan perubahan iklim dan
pemanasan global, yang membuat planet ini tetap hangat dari waktu ke waktu.
Kemudian, setelah berakhirnya Perang Dingin, studi hubungan
internasional mulai fokus pada negosiasi kesepakatan global terkait perubahan
iklim yang sangat penting. Syahperi Parera berpendapat bahwa berakhirnya
era Perang Dingin telah mengantarkan dunia ke dalam tatanan perubahan
baru, yang ditandai dengan empat perubahan mendasar, yaitu:
- Lanskap politik global berubah dari bipolar menjadi multipolar
- Memperkuat interdependensi antar negara dan keterkaitan antar berbagai
isu global di berbagai bidang.
- Munculnya peran aktor non-pemerintah dalam hubungan internasional
- Munculnya isu-isu global baru dalam agenda internasional.

1.2. Rumusan Masalah

1
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah pada makalah ini yaitu bagaimana problematika hubungan
international dan bagaimana contoh problematika hubungan international.

1.3. Tujuam Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk
mngetahui bagaimana problematika hubungan international dan untuk
mengetahui contoh problematika international.

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1. Definisi

2.1.1. Problematika

Problematika berasal dari kata problem yang dapat diartikan sebagai


permasalahan atau masalah.1Problem menurut KBBI diartikan sebagai “halhal
yang masih belum dipecahkan”.2Sedangkan masalah sendiri berdasarkan
KBBI merupakan “sesuatu yang harus diselesaikan”. Jadi yang dimaksud
problematika atau masalah adalah sesuatu yang dibutuhkan penyelesaian
karena terdapat ketidaksesuaian antara teori yang ada dengan kenyataan yang
terjadi.

Permasalahan dapat terjadi dalam lingkup apapun, di manapun dan


kapanpun serta oleh siapapun. Dari pengertian problem di atas, problem atau
sebuah masalah tersebut memiliki sifat-sifat yang terpenting, diantaranya:

a. Negatif, artinya merusak, mengganggu, menyulitkan, menghalangi alat-


alat untuk mencapai tujuan.
b. Mengandung beberapa alternatif pemecahan sehingga masalah itu masih
perlu dipilih atas kemungkinan-kemungkinan pemecahan melalui
penilaian. Sebaliknya apabila pilihan atas alternatif pemecahan itu telah
ditentukan, misalnya melalui proses pembuatan keputusan analitis maka
pemecahan masalah tinggal satu kemungkinan.3

2.1.2. Hubungan International

1
Komarudin dan Yoke Tjuparmah S, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),
145.
2
Tim Penulisan KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 896.
3
Komarudin dan Tjuparmah S, Kamus Istilah., 145.

3
Hubungan internasional berawal dari kontak dan interaksi di antara
negaranegara di dunia, terutama dalam masalah politik. Namun, seiring
dengan perkembangan zaman, isu-isu internasional mengalami
perkembangan. Negara ataupun aktor non-negara mulai menunjukkan
ketertarikannya akan isu-isu internasional di luar isu politik, seperti isu
ekonomi, lingkungan hidup, sosial dan kebudayaan.

Istilah hubungan internasional memiliki keterkaitan erat dengan semua


bentuk interaksi di antara masyarakat dari setiap negara, baik oleh pemerintah
atau rakyat dari negara yang bersangkutan. Dalam mengkaji ilmu hubungan
internasional, yang juga meliputi kajian ilmu politik luar negeri atau politik
internasional, serta semua segi hubungan di antara negara-negara di dunia,
juga meliputi kajian terhadap lembaga perdagangan internasional, pariwisata,
perdagangan internasional, transportasi, komunikasi dan perkembangan nilai-
nilai dan etika internasional.

Hubungan internasional dapat dilihat dari berkurangnya peranan


negara sebagai aktor dalam politik dunia dan meningkatnya peranan aktor-
aktor nonnegara. Batas-batas yang memisahkan bangsa-bangsa semakin kabur
dan tidak relevan. Bagi beberapa aktor non-negara bahkan batas-batas wilayah
secara geografis tidak dihiraukan.4

Hubungan internasional bersifat sangat kompleks, karena di dalamnya


terdapat bermacam-macam bangsa yang memiliki kedaulatan masing-masing,
sehingga memerlukan mekanisme yang lebih menyeluruh dan rumit daripada
hubungan antar kelompok manusia di dalam suatu negara. Namun, pada
dasarnya, tujuan utama studi hubungan internasional adalah mempelajari
perilaku internasional, yaitu perilaku para aktor negara dan non-negara.

4
Perwita & Yani, 2005: 3

4
Perilaku tersebut bisa berwujud perang, konflik, kerjasama, pembentukan
aliansi, interaksi dalam organisasi internasional, dan sebagainya

Studi tentang hubungan internasional banyak diartikan sebagai suatu


studi tentang interaksi antar aktor yang melewati batas-batas negara.
Terjadinya hubungan internasional merupakan suatu keharusan sebagai akibat
adanya saling ketergantungan dan bertambah kompleksnya kehidupan
manusia dalam masyarakat internasional sehingga interdependensi tidak
memungkinkan adanya suatu negara yang menutup diri terhadap dunia luar.5

Dalam perkembangannya, hubungan internasional pada awalnya hanya


mempelajari tentang interaksi antar negara-negara berdaulat saja. Namun,
pada tahun-tahun berikutnya, ilmu hubungan internasional menjadi semakin
luas cakupannya. Pada masa Perang Dunia II dan pembentukan Persatuan
BangsaBangsa, Ilmu hubungan internasional mendapatkan suatu dorongan
baru. Kemudian pada tahun 1960-an dan 1970-an perkembangan studi
hubungan internasional makin kompleks dengan masuknya actor IGO
(Intergovermental Organizations) dan INGO (InterNongovermental
Organizations). Pada dekade 1980-an pola hubungan internasional adalah
studi tentang interaksi antara negara-negara yang berdaulat di dunia, juga
merupakan studi tentang aktor buka negara yang perilakunya mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan negara-bangsa.

2.2. Contoh Problematika International

Aspek kependudukan yang dibahas meliputi penelitian kualitatif dan


kuantitatif, antara lain kendala minimnya jumlah penduduk dan kualitas
penduduk, kebutuhan SDM birokrasi, serta keseimbangan dan koordinasi

5
Perwita & Yani, 2005: 3-4

5
persebaran penduduk. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 melahirkan
paradigma baru sistem manajemen pemerintahan daerah. Sebagai tugas
reformasi, otonomi daerah sangat penting bagi daerah otonom untuk
mewujudkan potensi daerahnya. Asas pemisahan kekuasaan merupakan
pedoman yang dibutuhkan daerah otonom. Menurut Undang-Undang tentang
Pemerintahan Daerah Nomor 23 Tahun 2014, daerah otonom adalah
“kesatuan masyarakat berupa badan hukum dengan batas wilayah yang
mempunyai kekuasaan untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat menurut sistem kehendak rakyat
Republik Indonesia” (Undang-Undang, 2005).

Kita akan coba sedikit kaji bagaimana Menurut Peraturan Pemerintah


No 78 Tahun 2007, pemekaran suatu daerah/wilayah adalah pemecahan suatu
pemerintah baik dalam propinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan,
Desa/Kelurahan menjadi dua daerah atau lebih. 6Menurut Peraturan
Pemerintah No. 129 Tahun 2000, tentang persyaratan pembentukan dan
kriteria pemekaran, penghapusan dan pengabungan daerah, pada pasal 2
menyebutkan pemekaran daerah/wilayah bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui:

a) Percepatan pelayanan kepada masyarakat


b) Percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi
c) Percepatan pertumbuhan pembangunan ekonomi daerah
d) Percepatan pengelolaan potensi daerah
e) Peningkatan keamanan dan ketertiban
f) Peningkatan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah

Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 106 Tahun
2021 tentang Kewenangan dan Kelembagaan Pelaksanaan Kebijakan
6
Suntana, Ija dan Mahmud. (2018). Paradigma Hubungan Internasional: Perspektif Ilmu Politik Islam,
Medwell Journals, the social Sciences 13

6
Pemerintahan Sendiri Khusus Provinsi Papua. Dalam konteks ini, pemekaran
Papua bersifat khas karena tidak perlu melalui zona persiapan dan tidak harus
memenuhi persyaratan dasar atau administratif. Ketentuan ini tertuang dalam
Pasal 93 PP No.106/2021. Ketentuan lengkapnya adalah sebagai berikut (1)
Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat dapat membagi provinsi dan
kabupaten/kota di Papua menjadi daerah otonom. (2) Pemekaran wilayah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk: mempercepat
pembangunan tata ruang B. mempercepat peningkatan pelayanan publik C.
mempercepat kesejahteraan masyarakat; dan D. Angkat harkat dan martabat
OAP. (3) Pemekaran daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempertimbangkan aspek politik, administrasi, hukum, kesatuan sosial
budaya, kesiapan sumber daya manusia, infrastruktur, dan kemampuan
ekonomi. (4) Pemekaran provinsi, kabupaten (kota) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak melalui tahap penyiapan daerah, dan tidak memenuhi
syarat dasar dan administratif yang diatur dalam Undang-Undang
Pemerintahan Daerah. Daerah Otonom Baru (DOB) harus melewati zona
persiapan saat mereka berkembang. Jika tidak ada pengembangan di zona
persiapan, maka akan kembali ke zona induk (Dita, 2021)7

BAB III

KESIMPULAN

7
R. Pugu, Melyana. (2022). PRO DAN KONTRA ISU PEMEKARAN PAPUA SUATU KAJIAN
HUBUNGAN INTERNASIONAL. Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia. Vol. 7, No. 4.

7
Masalah adalah berbagai perkembangan, biasanya dalam domain publik, yang
jika terus berlanjut, dapat secara signifikan mempengaruhi operasi organisasi atau
kepentingan jangka panjang. Dapat dikatakan bahwa jika tidak dikelola dengan baik,
masalah adalah titik awal konflik.

Permasalahan dapat terjadi dalam lingkup apapun, di manapun dan kapanpun


serta oleh siapapun. Dari pengertian problem di atas, problem atau sebuah masalah
tersebut memiliki sifat-sifat yang terpenting, diantaranya:

a. Negatif, artinya merusak, mengganggu, menyulitkan, menghalangi alat-alat


untuk mencapai tujuan.
b. Mengandung beberapa alternatif pemecahan sehingga masalah itu masih perlu
dipilih atas kemungkinan-kemungkinan pemecahan melalui penilaian.
Sebaliknya apabila pilihan atas alternatif pemecahan itu telah ditentukan,
misalnya melalui proses pembuatan keputusan analitis maka pemecahan
masalah tinggal satu kemungkinan

Hubungan Internasional bagi suatu negara sangat penting, karena suatu negara
tidak akan bisa hidup sendiri dan atau tanpa bantuan negara lain.Interaksi satu negara
dengan negara-negara yang lain membentuk suatu hubungan yang bersifat
internasional karena mencakup dunia, dan dalam hubungan tersebut akan ada dua
jalanyaitu saling menguntungkan dan hanya menguntungkan salah satu pihak
saja.Akan tetapi, negara yang satu dengan negara yang lain akan saling membantu
demiterwujudnya perdamaian dunia.

Anda mungkin juga menyukai