Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH WAWASAN PERSATUAN DAN KESATUAN

SEGENAP KEHIDUPAN NASIONAL SEBAGAI


WAWASAN KEWILAYAHAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan

Dosen Pengampu:
Rikhel Saputri, M,Pd

Disusun Oleh:

Sofi Malinda 701220043


Linsy Dwi Tusipa 701220046
Ayu Ulandari 701220049
Mushollian Al Khitan 701220051
Iqbal Hanif Fajar 701220255
Rizqi Subarqah 701220323

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul WAWASAN PERSATUAN DAN KESATUAN
SEGENAP KEHIDUPAN NASIONAL SEBAGAI WAWASAN KEWILAYAHAN
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas dengan ketentuan yang
diberikan oleh Ibu Rikhel Saputri, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Kewarganegaraan.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena pengetahuan
yang kami miliki masih minim, dan masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Untuk itu kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan dan
penyampaian materi dalam makalah ini. Selanjutnya kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
serta dapat dipahami oleh pembaca.

Jambi, 8 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I................................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2

1.3 Tujuan......................................................................................................................2

BAB II...............................................................................................................................3

2.1 Pengertian Geopolitik..............................................................................................3

2.2 Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Sebagai Geopolitik.............7

2.3 bidang dan Aktualisasi Wawasan Nusantara...........................................................8

2.4 Tantangan wawasan nusantara.................................................................................9

2.5 Globalisasi.............................................................................................................11

BAB III...........................................................................................................................15

3.1 Kesimpulan............................................................................................................15

3.2 Saran......................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini banyak perubahan yang sangat dinamis di berbagai bidang
kehidupan, bangsa Indonesia dihadapkan dengan berbagai persoalan dan tantangan yang
hadir baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Permasalahan yang ada secara
internal diantaranya adalah semakin memudarnya pilar-pilar dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara yang berhubungan dengan turunnya komitmen terhadap nilai-nilai dasar
kehidupan dan norma-norma yang sudah lalu dijadikan sebagai pegangan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Rendahnya komitmen tersebut salah satunya dapat
terlihat dari semakin lemahnya kewibawaan hukum akibat rendahnya moralitas para
penegak hukum, meningkatnya angka kemiskinan, meningkatnya kriminalitas,
meningkatnya potensi disintegrasi bangsa karena ikatan primodialisme etnis dan
keagamaan yang menguat hingga degradasi moral dan karakter di kalangan anakbangsa
(Abdulgani, 1995) yang semakin mengancam keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Tantangan dan ancaman yang datang dari bangsa luar pun tidak kalah dengan
tantangan dan ancaman yang berasal dari bangsa sendiri, terutama dengan adanya
tantangan globalisasi yang dapat menyebabkan semakin meluasnya sistem demokrasi
liberal yang terjadi pada berbagai sendi kehidupan baik di bidang ekonomi, politik,
sosial-budaya, dan juga keamanan dan pertahanan yang dapat menghadirkan krisis
multi-dimensional. Hampir seluruh ancaman dan tantangan telah menyebabkan
ketegangan dan tarik menarik kekuatan antara nilai-nilai kearifan lokal dengan nilainilai
global. Berdasarkan kenyataan yang terjadi seperti yang dinyatakan di atas, hal itu
menjadi dasar pemikiran dari para akademisi untuk mengajak revitalisasi membangun
karakter kebangsaan melalui suatu wadah pendidikan sebagai bagian dari upaya
membina dan mengembangkan nilainilai kebangsaan dan karakter kebangsaan.
Pemahaman mengenai wawasan nusantara menjadi salah satu upaya yang bisa
dilakukan untuk membangun rasa dan sikap nasionalisme warga negara Indonesia
sebagai dasar untuk menjaga persatuan Indonesia dan keutuhan NKRI.

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari Geopolitik ?
b. Bagaimana Mengimplementasikan wawasan nusantara dalam kehidupan sebagai
Geopolitik ?
c. Apa saja bidang dan aktualisasi wawasan nusantara?
d. Bagaimana tantangaan wawasan nusantara?
e. Apa definisi dari globalisasi?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui definisi Wawasan nusantara.
b. Mengetahui implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sebagai Geopolitik.
c. Mengetahui bidang dan aktualisasi wawasan nusantara.
d. Mengetahui tantangan wawasan nusantara.
e. Mengetahui definisi dari globalisasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Geopolitik Indonesia


A. Pengertian Geopolitik
Geopolitik berasal dari dua kata, yaitu ”geo” dan ”politik”, ”geo” artinya bumi
sedangkan ”politik” artinya kekuasaan. Memahami geopolitik dalam tulisan ini, tidak
terlepas dari pembahasan mengenai masalah geografi dan politik. Preston E. James
menjelaskan; geografi mempersoalkan tata ruang, yakni sistem dalam hal menempati
suatu ruang di permukaan bumi. Dengan demikian geografi bersangkut-paut dengan
interrelasi antara manusia dengan lingkungan tempat hidupnya. Sedangkan politik,
selalu berhubungan dengan kekuasaan atau pemerintahan.
Dalam studi hubungan internasional, geopolitik merupakan suatu kajian yang
melihat masalah/hubungan internasional dari sudut pandang ruang atau geosentrik.
Konteks teritorial di mana hubungan itu terjadi bervariasi dalam fungsi wilayah dalam
interaksi, lingkup wilayah, dan hierarki actor; dari nasional, internasional, sampai
benua-kawasan, juga provinsi atau lokal.
Dari uraian tersebut, pengertian geopolitik dapat lebih disederhanakan lagi yaitu
geopolitik adalah suatu studi yang mengkaji masalah-masalah geografi, sejarah dan
ilmu sosial, dengan merujuk kepada politik internasional. Geopolitik mengkaji makna
strategis dan politis suatu wilayah geografi, yang mencakup lokasi, luas, dan sumber
daya alam wilayah tersebut. Geopolitik mempunyai 4 unsur, yaitu; keadaan geografis,
politik, strategi, hubungan timbal balik antara geografi dan politik serta unsur
kebijaksanaan.
Hal ini berkaitan langsung dengan peranan-peranan geopolitik. Adapun peranan
peranan tersebut adalah:
a. Berusaha menghubungkan kekuasaan negara dengan potensi alam yang tersedia,
b. Menghubungkan kebijaksanaan suatu pemerintahan dengan situasi dan kondisi
alam.
c. Menentukan bentuk dan corak politik luar dan dalam negeri
d. Menggariskan pokok-pokok haluan negara, misalnya pembangunan.
e. Berusaha untuk meningkatkan posisi dan kedudukan suatu negara berdasarkan
teori negara sebagai organisme, dan teoriteori geopolitik lainnya
f. Membenarkan tindakan-tindakan ekspansi yang dijalankan oleh suatu negara.

3
Secara sosiologis geopolitik Indonesia sebagai fenomena atau gejala sosial harus
dilihat sebagai gejala dinamis, yang selalu mengusahakan persatuan dan kesatuan.
Persatuan merupakan suatu proses, yaitu usaha ke arah bersatu untuk menjadikan
keseluruhan ke arah satu kesatuan yang tak terpisahkan, atau dengan istilah lain sifat-
sifat dan keadaan yang sesuai dengan hakikat satu, yaitu mutlak tidak dapat terbagi
dan terpisahkan dari yang lain. Dan sebagai gejala sosial yang dinamis, geopolitik
harus selalu berkembang terus yang konsisten dan relevan, dengan berlandaskan
konsepsi dasar dan konsepsi pelaksana geopolitik Indonesia.
B. Unsur Utama Geopolitik
Unsur geopolitik Indonesia antara lain adalah: (1) Konsepsi ruang diperkenalkan
Karl Haushofer menyimpulkan bahwa ruang merupakan wadah dinamika politik dan
militer, teori ini disebut pula teori kombinasi ruang dan kekuatan. (2) Konsepsi
frontier (batas imajiner dari dua negara). (3) Konsepsi politik kekuatan yag terkait
dengan kepentingan nasional. (4) Konsepsi keamanan negara dan bangsa sama
dengan konsep ketahanan nasional.
Geopolitik Indonesia tiada lain adalah Wawasan Nusantara, yaitu cara pandang
bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang
dilandasi Pancasila dan UUD 1945, yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang
merdeka, berdaulat dan bermartabat serta menjiwai tata hidup dan tindak
kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan nasional.
Wawasan nusantara juga sering dimaknai sebagai cara pandang, cara memahami,
cara menghayati, cara bertindak, berfikir dan bertingkah laku bagi bangsa Indonesia
sebagai hasil interaksi proses psikologis, sosiokultural dengan aspek-aspek
ASTAGATRA. Wawasan Nusantara tidak mengandung unsurunsur ekspansionisme
maupun kekerasan.
Model Astagatra merupakan perangkat hubungan bidang kehidupan manusia dan
budaya yang berlangsung di atas bumi degan memanfaatkan segala kekayaan alam.
Terdiri 8 aspek kehidupan nasional :
a. Tiga aspek (tri gatra) kehidupan alamiah, yaitu :
 Gatra letak dan kedudukan geografi
 Gatra keadaan dan kekayaan alam
 Gatra keadaan dan kemampuan penduduk
b. Lima aspek (panca gatra) kehidupan social, yaitu :

4
 Gatra ideology
 Gatra politik
 Gatra ekonomi
 Gatra social budaya
 Gatra pertahanan dan keamanan.
Terdapat hubungan korelatif dan interdependency di antara ke-8 gatra secara
komprehensif dan integral
C. Teori-Teori Geopolitik
1. Teori Pan-Regionalisme
Ada banyak teori dalam bidang geopolitik. Teori yang paling berpengaruh adalah
teori Lebensraum, yang melahirkan teori Autarkis. Penggabungan dari kedua teori
tersebut menghasilkan teori Pan Regionalisme. Teori ini berpandangan bahwa negara
merupakan suatu organisme, yang memiliki kecerdasan intelektual serta memerlukan
ruang hidup.
Tak ada satupun negara yang dapat hidup mandiri secara mutlak. Karena
keterbatasan-keterbatasan dan tidak meratanya ketersediaan Sumber Daya Alam,
setiap negara akan mengalami interdependensi, atau keadaan saling
membutuhkan.Teori ini pun berpandangan bahwa satu bagian dunia yang relatif
mempunyai persamaan dalam sifat-sifat geografis, ras, kebudayaan dsb, dapat
disatukan dalam satu kesatuan wilayah.
Teori inilah yang digunakan oleh Bangsa Jerman pada Perang Dunia ke-I.
Dengan beranggapan bahwa bangsa Aria adalah bangsa yang paling unggul, mereka
berekspansi ke negara lain, agar dapat menjadi pemimpin pan Euro-Afrika.
Begitupun bangsa Amerika, yang berusaha menyatukan Pan-Amerika.
2. Teori Geopolitik Jerman
 F. Ratzel (1844-1904) negara mirip organisme
 R. Kjellen (1864-1922) negara adalah organisme
 Karl Haushofer (1896-1946) teori ruang dan kekuatan :
“Lebensrum” cukup mengikuti hukum alam; swasembada (autarkhi).
Implementasinya adalah berupa pembagian wilayah (Pan Regionalisme): Pan
Amerika (Monroe Doctrine, USA), Pan Asia Timur (Doktrin Hoka I Chiu,
Jepang). Pan Rusia India (wilayah Asia Barat dan Eropa Timur, Rusia). Pan
Eropa Afrika (Eropa Barat-tidak termasuk Inggris dan Rusia, Jerman)

5
3. Teori Geopolitik Inggris
Sir Walter Raleight (1554-1618) menekankan wawasan maritim, yaitu;
penguasaan laut yang bertujuan untuk menguasai perdagangan. Dengan tujuan
penguasaan kekayaan dunia. Geopolitik pada akhirnya bertujuan terhadap
penguasaan dunia, dan untuk itu diperlukan keseriusan dalam pembangunan armada
laut.
Sir Halford Mackinder (1861-1947) mempunyai konsepsi geopolitik yang lebih
strategik, yaitu dengan penguasaan daerah-daerah ‟jantung‟ dunia, dikenal dengan
teori Daerah Jantung. Untuk menguasai dunia, maka harus menguasai daerah
jantung sebab dunia terdiri dari 9/12 air, 2/12 pulau dunia, dan 1/12 pulau.
Karenanya membutuhkan kekuatan darat yang besar sebagai prasyaratnya. Adapun
daerah jantung dunia yang dimaksudkan Mackinder, yaitu :
 Bulan Sabit Dalam, meliputi daerah-daerah pantai pulau dunia
 Bulan Sabit Luar, meliputi; UK, USA, Afsel, Indonesia, Australia, Oceania.
4. Teori Geopolitik Amerika
Alfred Thayer Mahan (1840-1914) mengembangkan konsepsi Raleight dengan
mempertahankan&memanfaatkan sumber daya laut (kekuatan maritim).
Guilio Douhet (1869-1930), mewakili teori geopolitik Italia dan William Mitchel
(1878-1939) lebih melihat kekuatan dirgantara dalam memenangkan peperangan.
Angkatan udara memungkinkan beroperasi sendiri tanpa dibantu oleh angkatan
lainnya. Disamping itu angkatan udara dapat menghancurkan musuh di kandangnya
musuh itu sendiri atau di garis belakang medan peperangan. Memperhatikan
fleksibilitas dan fungsionalitas dari angkatan udara yang sedemikian itu, maka tidak
mengherankan bila kemenangan terakhir ada pada angkatan udara.
Nicholas J. Spijkman (1879 – 1936) terkenal dengan teori Daerah Batas, yaitu
membagi dunia dalam empat wilayah atau area :
 Pivot area, mencakup wilayah daerah jantung
 Offshore continent land, mencakup wilayah pantai benua Eropa- Asia
 Oceanic Belt, mencakup wilayah pulau di luar Eropa-Asia, Afrika Selatan
 New World, mencakup wilayah Amerika
Spijkman, menyarankan pentingnya penguasaan daerah pantai Eurasia, yaitu
Rimland. Menurutnya Pan Amerika merupakan daerah yang ideal karena dibatasi
oleh batas alamiah dan USA diperkirakan akan menjadi negara kuat. Dia memandang

6
diperlukan 160 kekuatan kombinasi dari Angkatan-angkatan Perang untuk dapat
menguasai wilayah dimaksud.
2.2 Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Sebagai Geopolitik
Berikut adalah implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sebagai
geopolitik:
a. Peningkatan keamanan nasional: Konsep wawasan nusantara memandang
Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah yang harus dijaga dan dipertahankan
keutuhannya. Oleh karena itu, dalam konteks geopolitik, penerapan konsep
wawasan nusantara dapat membantu meningkatkan keamanan nasional dengan
mengoptimalkan pengelolaan wilayah, pengamanan perbatasan, dan
mengembangkan kekuatan militer di seluruh wilayah Indonesia.
b. Meningkatkan posisi tawar dalam hubungan internasional: Konsep wawasan
nusantara juga dapat membantu Indonesia dalam meningkatkan posisi tawar
dalam hubungan internasional. Indonesia memiliki posisi geografis yang strategis
sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, yang memiliki akses ke laut dan jalur
pelayaran yang penting. Dengan memahami dan menerapkan konsep wawasan
nusantara, Indonesia dapat memanfaatkan keuntungan geografis ini untuk
mengoptimalkan hubungan bilateral dan multilateral dengan negara-negara lain.
c. Mengembangkan potensi ekonomi: Konsep wawasan nusantara juga dapat
menjadi dasar untuk mengembangkan potensi ekonomi Indonesia dengan
memanfaatkan sumber daya alam, lingkungan, dan budaya di seluruh wilayah
Indonesia. Pengembangan ekonomi yang merata di seluruh wilayah Indonesia
dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi
ketimpangan antarwilayah.
d. Mempertahankan identitas nasional: Penerapan konsep wawasan nusantara juga
dapat membantu mempertahankan identitas nasional Indonesia sebagai negara
kepulauan dengan berbagai keanekaragaman budaya dan suku bangsa. Melalui
konsep ini, Indonesia dapat memperkuat persatuan dan kesatuan nasional yang
menjadi landasan bagi kemajuan Indonesia sebagai sebuah bangsa.
Dalam UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia ialah
'Untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
keadilan sosial.

7
2.3 Bidang Dan Aktualisasi Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara dalam Pembangunan Nasional memiliki perwujudan atau
aktualisasinya dalam berbagai bidang. Berikut merupakan bidang dan aktualisasi
wawasan nusantara.
a. Bidang Politik
Dalam bidang politik, implementasi wawasan nusantara sebagai berikut: Modal
dan kepemilikan bangsa Indonesia adalah seluruh kebulatan wilayah segala isinya.
Beraneka ragamnya suku, budaya, agama, dan bahasa daerah adalah kesatuan bangsa
Indonesia. Secara psikologis, bangsa Indonesia adalah satu persaudaraan, nasib, dan
seperjuangan untuk mencapai cita-cita bangsa. Satu kesatuan seluruh wilayah
nsuantara adalah kesatuan sistem hukum nasional. Kehidupan politik wilayah
nusantara adalah sistem hukum nasional.
b. Bidang Ekonomi
Implementasi wawasan nusantara dalam bidang ekonomi, yaitu: Kekayaan
potensial dan efektif wilayah nusantara merupakan modal dan milik bersama untuk
kebutuhan seluruh Indonesia. Perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi
tanpa mengabaikan ciri khas daerah.Perekonomian di wilayah nusantara
diselenggarakan untuk usaha bersama dengan asas kekeluargaan dengan sistem
ekonomi rakyat yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
c. Bidang Sosial Budaya
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan
menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui segala bentuk perbedaan
sebagai kenyataan sekaligus karunia Tuhan. Implementasi ini juga menciptakan
kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membedakan suku
bangsa, asal-usul daerah, agama atau kepercayaan serta golongan berdasarkan status
sosial. Budaya Indonesia tidak menolak nilai-nilai budaya asing asal tidak
bertentangan dengan nilai budaya bangsa sendiri dan hasilnya dapat dinikmati. Hal ini
mengandung makna sebagai berikut:
 Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, peri kehidupan bangsa harus
merupakan kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat
kemajuan yang sama, merata dan seimbang serta adanya keselarasan
kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.

8
 Bahwa budaya Indonesia pada hakikanya adalah satu, sedangkan corak ragam
budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi
modal dan landasan pembangunan budaya bangsa keseluruhannya, dengan
tidak menolak budaya lain yang tidak bertentangan dengan nilai budaya
bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh bangsa.
d. Bidang Pertahanan dan Keamanan
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan dan keamanan
akan menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan
membentuk sikap bela negara pada tiap warga negara Indonesia. Kesadaran dan sikap
cinta tanah air dan bangsa serta bela negara ini menjadi modal utama yang akan
menggerakkan partisipasi setiap warga negara Indonesia dalam menghadapi setiap
bentuk ancaman. Hal ini mengandung makna sebagai berikut:
 Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya
merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara
 Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama
dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.
Berdasarkan uraian di atas, wawasan nusantara berfungsi sebagai wawasan
pembangunan. Bahwa pembangunan nasional hendaknya mencakup pembangunan
dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan secara
menyeluruh.
2.4 Tantangan Wawasan Nusantara
Dewasa ini kita menyaksikan bahwa kehidupan individu dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara sedang mengalami perubahan. Dan kita juga menyadari bahwa
faktor utama yang mendorong terjadinya proses perubahan tersebut adalah nilai-nilai
kehidupan baru yang di bawa oleh negara maju dengan kekuatan penetrasi globalnya.
Apabila kita menengok sejarah kehidupan manusia dan alam semesta, perubahan dalam
kehidupan itu adalah suatu hal yang wajar, alamiah. Dalam dunia ini, yang abadi dan
kekal itu adalah perubahan. Berkaitan dengan wawasan nusantara yang syarat dengan
nilainilai budaya bangsa Indonesia dan di bentuk dalam proses panjang sejarah
perjuangan bangsa, apakah wawasan bangsa Indonesia tentang persatuan dan kesatuan
itu akan terhanyut tanpa bekas atau akan tetap kokoh dan mampu bertahan dalam terpaan
nilai global yang menantang Wawasan Persatuan bangsa. Tantangan itu antara lain
adalah pemberdayaan rakyat yang optimal, dunia yang tanpa batas, era baru kapitalisme,

9
dan kesadaran warga negara. Penerapan Wawasan Nusantara harus tercermin pada pola
pikir, pola sikap dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan negara.
Implementasi dalam kehidupan politik, adalah menciptakan iklim 60 penyelenggaraan
negara yang sehat dan dinamis, mewujudkan pemerintahan yang kuat, aspiratif,
dipercaya. Implementasi dalam kehidupan ekonomi, adalah menciptakan tatanan
ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat secara merata dan adil. Implementasi dalam kehidupan sosial
budaya, adalah menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima dan
menghormati segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan yang hidup di sekitarnya dan
merupakan karunia Sang Pencipta. Implementasi dalam kehidupan pertahanan dan
keamanan, adalah menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan membentuk sikap bela
negara pada setiap WNI.
Beberapa tantangan Implementasi Wawasan Nusantara:
1. Pemberdayaan Masyarakat. John Naisbit dalam bukunya GLOBAL PARADOX
menyatakan: negara harus dapat memberikan peranan sebesar-besarnya kepada
rakyatnya. Pemberdayaan masyarakat dalam arti memberikan peranan dalam
bentuk aktivitas dan partisipasi masyarakat untuk mencapai tujuan nasional hanya
dapat dilaksanakan oleh negaranegara maju dengan Buttom Up Planning, sedang
untuk negara berkembang dengan Top Down Planning karena adanya keterbatasan
kualitas sumber daya manusia, sehingga diperlukan landasan operasional berupa
GBHN. Kondisi nasional (Pembangunan) yang tidak merata mengakibatkan
keterbelakangan dan ini merupakan ancaman bagi integritas. Pemberdayaan
masyarakat diperlukan terutama untuk daerahdaerah tertinggal.
2. Dunia Tanpa Batas dan Perkembangan IPTEK. Mempengaruhi pola fikir, pola
sikap dan pola tindak masyarakat dalam aspek kehidupan. Kualitas sumber daya
Manusia merupakan tantangan serius dalam menghadapi tantangan global.
Kenichi Omahe dalam bukunya “Borderless Word” dan “The End of Nation 61
State” menyatakan : dalam perkembangan masyarakat global, batas-batas wilayah
negara dalam arti geografi dan politik relatif masih tetap, namun kehidupan dalam
satu negara tidak mungkin dapat membatasi kekuatan global yang berupa
informasi, investasi, industri dan konsumen yang makin individual. Untuk dapat
menghadapi kekuatan global suatu negara harus mengurangi peranan pemerintah
pusat dan lebih memberikan peranan kepada pemerintah daerah dan masyarakat.
Perkembangan Iptek dan perkembangan masyarakat global dikaitkan dengan

10
dunia tanpa batas dapat merupakan tantangan Wawasan Nusantara, mengingat
perkembangan tsb akan dapat mempengaruhi masyarakat Indonesia dalam pola
pikir, pola sikap dan pola tindak di dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Sementara tantangan yang akan dihadapi dalam Implementasi Wawasan
Nusantara di Era Modern, diantaranya:
1. Kesadaran Warga Negara Pandangan Indonesia tentang Hak dan Kewajiban
Manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
Kesadaran bela negara dalam mengisi kemerdekaan perjuangan yang dilakukan
adalah perjuangan non fisik untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan,
kesenjangan sosial, penguasaan IPTEK, peningkatan kualitas SDM, memberantas
KKN, transparan dan pemeliharaan persatuan.
2. Perkembangan Pesat Teknologi Perkembangan teknologi serta perkembangan
masyarakat global dikaitkan dengan dunia tanpa batas yang tentu saja menjadi
tantangan tersendiri untuk Wawasan Nusantara, mengingat perkembangan ini
dapat mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola tindak masyarakat dalam
berbangsa dan bernegara. Kenichi Omahe dalam bukunya Borderless Word dan
The End of Nation State menyatakan dalam perkembangan masyarakat global,
batas-batas wilayah negara dalam arti geografi dan politik relatif masih tetap,
namun kehidupan dalam satu negara tidak mungkin dapat membatasi kekuatan
global yang berupa informasi, investasi, industri dan konsumen yang semakin
individual.
3. Kapitalisme merupakan suatu sistem ekonomi yang berdasarkan kepada hak milik
swasta atas beragam barang dan kebebasan individu untuk mengadakan perjanjian
dengan pihak lain dan berkecimpung dalam aktivitas-aktivitas ekonomi yang
dipilihnya sendiri berdasarkan kepentingan sendiri serta mencapai laba untuk
dirinya sendiri. Lester Thurow dalam bukunya The Future of Capitalism
menyatakan untuk dapat bertahan dalam era baru kapitalisme harus membuat
strategi baru yaitu keseimbangan (balance) antara paham individu dan sosialis
2.5 Globalisasi
Globalisasi adalah proses mendunianya suatu hal sehingga batas antara negara
menjadi hilang. Globalisasi didukung oleh berbagai faktor, seperti perkembangan
teknologi, transportasi, ilmu pengetahuan, telekomunikasi, dan sebagainya yang
kemudian berpengaruh pada perubahan berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat.

11
a. Faktor Penyebab Globalisasi
Berikut pendorong terjadinya proses globalisasi:

 Perkembangan teknologi informasi dan transportasi. Pesatnya perkembangan


teknologi informasi dan transportasi membuat kegiatan jual beli antar negara
menjadi lebih mudah. Kini kita bisa transaksi dengan pembeli/penjual di negara
lain tanpa tatap muka lewat e-commerce.
 Meningkatnya kerja sama internasional. Kerja sama internasional memudahkan
terjadinya transaksi antar negara, yang kemudian turut meningkatkan jumlah
produk yang masuk dari luar negeri dan juga sebaliknya. Proses globalisasi pun
terus terjadi lebih perdagangan internasional ini.
 Kemudahan Transportasi. Pengiriman barang dan jasa antar negara menjadi lebih
mudah sehingga banyak produk asing yang masuk dan menjadi bagian dalam
kehidupan masyarakat. Tidak jarang produk asing ini kemudian diadaptasi oleh
masyarakat setempat sehingga terjadi penggabungan kebudayaan.
 Ekonomi Terbuka. Perdagangan global yang terjadi saat ini dikarenakan negara-
negara di dunia semakin terbuka satu sama lain sehingga terjadi pertukaran
produk dari satu negara ke negara lain. Produk ini sendiri tidak lepas dari elemen
dan budaya negara asalnya, yang kemudian bisa saja mempengaruhi negara lain.
Misalnya produk kecantikan asal Korea yang mengandung bahan-bahan yang
tidak umum ditemukan di Indonesia, namun karena popularitas produk
kecantikan ini membuat anggapan “cantik ala Korea” banyak diadaptasi oleh
produk-produk lokal.
b. Aspek Globalisasi
Dalam perkembangannya, globalisasi mempengaruhi 3 aspek yaitu:
 Aspek Ekonomi, yang dapat dilihat dari meningkatnya perdagangan
internasional di mana kini segala transaksi jual beli antar negara dapat dilakukan
dengan mudah melalui berbagai macam e-commerce seperti Tokopedia,
Amazon, e-bay, dll.
 Aspek Sosial Budaya, yang dapat dilihat dari proses masuknya nilai, norma, cara
hidup, hingga praktik kebudayaan secara terintegrasi dalam kehidupan
masyarakat. Hal ini merujuk kepada berbagai perilaku masyarakat yang tengah
dipengaruhi oleh budaya global. Contohnya seperti pengaruh tren musik dari

12
Amerika Serikat, kecantikan dan fashion ala Korea karena adanya pengaruh K-
Pop, dll.
 Aspek Politik, era globalisasi membuat banyak terciptanya kerja sama politik
seperti World Trade Organization (WTO), world bank, dll. Aspek politik di era
globalisasi juga dapat dilihat dari maraknya kegiatan politik untuk
mempromosikan nilai - nilai universal secara luas atau global, yakni seperti
masalah lingkungan, kesetaran, hak asasi manusia, dan lain sebagainya.
c. Ciri - Ciri Globalisasi
Globalisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Terjadinya kemajuan dan perkembangan teknologi dalam berbagai aspek,
contohnya saja dengan kehadiran internet yang memudahkan komunikasi antar
satu sama lain menjadi lebih efisien.
 Terjadinya kerjasama ekonomi antar negara di dunia yang menyebabkan adanya
ketergantungan antara pasar dan produksi ekonomi negara. Kesepakatan
kerjasama inilah yang membuat proses globalisasi terus berjalan tanpa henti.
 Munculnya berbagai macam masalah bersama yang harus diselesaikan,
contohnya seperti pencemaran lingkungan, krisis multinasional, dan lain
sebagainya.
 Terjadinya interaksi yang mengakibatkan adanya pertukaran budaya atau
akulturasi tanpa disadari.
d. Dampak Positif Globalisasi
 Masyarakat antar negara dapat berinteraksi lebih mudah dengan kemajuan
teknologi.
 Peningkatan perdagangan internasional dan kegiatan wisata ke luar negeri karena
kemajuan transportasi.
 Pengembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat.
 Penyebaran informasi yang tidak dibatasi oleh jarak antar negara.
 Terjalinnya hubungan internasional antar negara yang semakin baik.
e. Dampak Negatif
 Lunturnya nilai-nilai kebudayaan asli masyarakat karena mulai melebur dengan
budaya asing dari luar.
 Nilai-nilai kehidupan masyarakat dari luar negeri ikut masuk seperti
konsumerisme dan hedonisme.

13
 Masuknya pola hidup yang berbeda dengan gaya hidup masyarakat lokal,
khususnya pola hidup dari negara Barat.
 Kehidupan pertanian yang mulai ditinggalkan karena masyarakat agraris yang
beralih menjadi masyarakat industri.
 Kerusakan lingkungan dan peningkatan polusi udara

Dalam konteks hubungan antara globalisasi dan wawasan nusantara, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan. Pertama, globalisasi dapat membawa banyak manfaat bagi Indonesia
sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan potensi ekonomi yang besar.
Dengan semakin terbukanya pasar global, Indonesia memiliki kesempatan untuk
meningkatkan ekspor dan mendapatkan akses ke teknologi dan sumber daya dari negara-
negara lain.
Namun, globalisasi juga dapat membawa tantangan bagi Indonesia, seperti persaingan
yang lebih besar dari negara-negara lain, risiko terjadinya krisis keuangan global, dan
masuknya budaya dan nilai-nilai asing yang dapat mengancam identitas nasional. Oleh
karena itu, penting bagi Indonesia untuk memiliki wawasan nusantara yang kuat dan
memahami potensi dan tantangan yang dimilikinya dalam menjalankan hubungan
internasional yang saling menguntungkan
Dalam konteks ini, wawasan nusantara dapat menjadi landasan untuk
mengembangkan kebijakan luar negeri yang lebih berwawasan ke depan dan memperkuat
identitas nasional. Dengan memanfaatkan potensi alam, sosial, dan budaya yang dimilikinya,
Indonesia dapat membangun kerja sama internasional yang saling menguntungkan dan
memperkuat kedaulatan nasional. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk terus
mengembangkan wawasan nusantara yang inklusif dan adaptif untuk menghadapi tantangan
globalisasi dan memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh fenomena ini.

14
BAB lll
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa mengenai lingkungan berdasarkan
ide nasional yaitu pancasila dan UUD 1945 sebagai aspirasi suatu bangsa yang merdeka
berdaulat dan bermartabat di tengah lingkungan dan menjiwai dalam tindak
kebijaksanaan untuk mencapai tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia. Dan untuk
menghadapi dampak negative dari adanya globalisasi maka generasi muda yaitu
mahasiswa harus mempertahankan eksistensi dan integritas bangsa dan Negara Indonesia,
serta dengan cara memanfaatkan peluang untuk memajukan bangsa dan Negara. Untuk itu
sangat diperlukan peran wawasan nusantara sebagai pendukung terwujudnya persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia.
3.2 Saran
1. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya faktor geografi dan lingkungan fisik dalam
kehidupan sehari-hari, seperti dalam hal pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup, serta dalam merumuskan kebijakan pembangunan yang
berkelanjutan.
2. Membangun kerjasama dan koordinasi antara berbagai pihak, seperti pemerintah,
masyarakat, dan sektor swasta dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai negara
kepulauan yang memiliki potensi besar.
3. Memperkuat identitas nasional dan nilai-nilai kebudayaan Indonesia sebagai bagian
dari strategi pengembangan kekuatan nasional, serta mempromosikan budaya
Indonesia di kancah internasional.
4. Menumbuhkan kesadaran akan potensi ancaman dan peluang yang muncul dalam
dinamika hubungan internasional, dan memperkuat ketahanan nasional melalui
penguatan aspek politik, ekonomi, dan militer.
5. Memperluas jejaring diplomasi dan kerjasama internasional dengan negara-negara
lain yang memiliki kepentingan yang sejalan, serta mempromosikan nilai-nilai
kebudayaan Indonesia dalam kerjasama tersebut.

15
DAFTAR PUSAKA

Ratih, L. D., & Najicha, F. U. (2021). Wawasan nusantara sebagai upaya membangun rasa
dan sikap nasionalisme warga negara: sebuah tinjauan literatur. Jurnal Global
Citizen: Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan, 10(2), 59-64.

Nusantara, A. P. W. MODUL 6 WAWASAN NUSANTARA. PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN, 100.

Sumarsono, S. (2001). Pendidikan kewarganegaraan. Gramedia Pustaka Utama.

Subadi, T. (2007). Pendidikan kewarganegaraan. BP-FKIP UMS.

Arif, M. (2011). Pendidikan kewarganegaraan.

Sakti, F. T. (2018). Pendidikan Kewarganegaraan.

Kompasiana.com (2021, 03 Juni). Pengaruh Globalisasi terhadap Wawasan Nusantara.


Diakses pada 08 Mei 2023, dari
https://www.kompasiana.com/raehanfahri/60b8b0d3d541df6e874f6422/pengaruh-
globalisasi-terhadap-wawasan-nusantara

Badan Kesatuan bangsa dan Politik Kabupaten Kulon Progo (2022, 04 Juli). Wawasan
Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia. Diakses pada 08 Mei 2023, dari
https://kesbangpol.kulonprogokab.go.id/detil/545/wawasan-nusantara-sebagai-
geopolitik#:~:text=Tujuan%20Wawasan%20Nusantara%20sebagai%20Geopolitik
%20Indonesia%20ke%20dalam%20yaitu%20menjamin,aspek%20ilmiah
%20maupun%20aspek%20sosial
kompas.com (2022, 12 April), Implementasi Wawasan Nusantara. Diakses pada 08 Mei
2023, dari
https://www.kompas.com/skola/read/2022/04/12/143000569/implementasi-
wawasan-nusantara

16
.

17

Anda mungkin juga menyukai