Anda di halaman 1dari 20

MINI RISET

Analisis Penyediaan Sumber Air Bersih Dan Air Minum Di Dusun III Kecamatan
Pantai labu Kabupaten Deli Serdang

Dosen Pengampu : Yusdiah Sari. SKM.M.Kes

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Aisyah Fadila (0801203444)
Ajeng Putri (0801203205)
Pelangi Asy-Syifaa (0801201204)
Shiva Anisa Zahragina G (0801203395)
Priscilla Wulandari (0801202251)
Nafisah Nur Andini (0801201007)
M.Khaiyir Rafif (0801201063)
Uday Ihza Mahendra (0801203397)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Serta tak
lupa pula kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Nya, yang telah melimpahkan rahmat
hidayahnya antara lain berupa kekuatan lahir dan batin sehingga penulis dapat
merampungkan penulisan mini riset ini yang berjudul “ Analisis Penyediaan Sumber Air
Bersih Dan Air Minum Di Dusun III Kecamatan Pantai labu Kabupaten Deli Serdang”
dengan segala keterbatasan dan kekurangan.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih pada kesempatan ini, penulis hendak
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moral
maupun materil sehingga proposal penelitian ini dapat selesai.. Dan harapannya semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulismengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari para pembaca agar mini riset
ini menjadi lebih baik lagi.Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
mohon maaf dan terimakasih, semoga mini riset ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Medan, 20 Mei 2023


Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Air bersih dan air minum yang aman merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan
manusia. Di daerah pesisir, kebutuhan akan pasokan air bersih dan air minum yang memadai
sering menjadi masalah yang kompleks. Faktor-faktor seperti ketersediaan sumber daya air
yang terbatas, kepadatan penduduk yang tinggi, dampak perubahan iklim, dan pola konsumsi
yang semakin meningkat dapat mempengaruhi ketersediaan dan kualitas air di wilayah
pesisir.
Analisis penyediaan sumber air bersih dan air minum di pesisir bertujuan untuk memahami
kondisi eksisting, mengidentifikasi tantangan, dan merumuskan strategi yang tepat untuk
memenuhi kebutuhan air di wilayah pesisir. Analisis ini melibatkan pengumpulan data
mengenai ketersediaan sumber daya air, infrastruktur yang ada, kebutuhan masyarakat, dan
faktor-faktor lingkungan lainnya.
Salah satu langkah penting dalam analisis ini adalah mengidentifikasi sumber air yang
potensial. Sumber air di pesisir dapat berasal dari berbagai sumber, seperti sungai, danau, air
tanah, dan air laut. Setiap sumber memiliki karakteristik dan tantangan tersendiri yang perlu
dipertimbangkan. Misalnya, air laut dapat dijadikan sumber air melalui proses desalinasi,
tetapi metode ini membutuhkan teknologi yang mahal dan energi yang cukup besar. Selain
itu, analisis juga harus mempertimbangkan kebutuhan masyarakat. Jumlah penduduk, tingkat
konsumsi air, dan kegiatan ekonomi di wilayah pesisir dapat mempengaruhi permintaan air.
Proyeksi pertumbuhan populasi dan pengembangan perkotaan juga perlu diperhitungkan
untuk memastikan penyediaan air yang memadai di masa depan.
Selanjutnya, harus memperhatikan dampak perubahan iklim dan faktor-faktor lingkungan
lainnya. Pesisir rentan terhadap ancaman seperti kenaikan permukaan air laut, intrusi air laut
ke dalam sumber air tanah, dan kerentanan terhadap bencana alam. Faktor-faktor ini perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan dan pengelolaan sumber air di wilayah pesisir. Dalam
konteks analisis penyediaan sumber air bersih dan air minum di pesisir, penting untuk
melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti pemerintah, lembaga swadaya
masyarakat, dan masyarakat setempat. Kolaborasi antara berbagai pihak dapat memperkuat
upaya penyediaan air bersih dan air minum yang berkelanjutan di wilayah pesisir.
B. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui sumber penyediaan air bersih dan air minum di wilayah pesisir
khususnya di wilayah pantai labu

C. Manfaat Penelitian

1. Bagi Dinas Kesehatan


Sebagai sarana untuk melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap penyediaan sumber air
bersih di wilayah pesisir
2. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti.
3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan pertimbangan dan data pembanding dalam melakukan penelitian selanjutnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.Pengertian Air Bersih

Air bersih secara umum diartikan sebagai air yang layak untuk dijadikan air baku bagi air
minum. Dengan kelayakan ini terkandung pula pengertian layak untuk mandi, cuci dan
kakus. Sebagai air yang layak untuk diminum, tidak diartikan bahwa air bersih itu dapat
diminum langsung, artinya masih perlu dimasak atau direbus hingga mendidih. Secara
terperinci Kementrian Kesehatan mempunyai definsi tentang air bersih. Air bersih adalah air
yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak
terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi
sistem penyediaan air minum. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari
segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila
dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum Permenkes
No.416/Menkes/PER/IX/1990).

B. SumberAirBersih
Menurut Sutrisno (dalam Asmadi et al,2011) sumber air merupakan salah satu komponen
utama yang ada pada suatu system penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu
system penyediaan air bersih tidak akan berfungsi. Macam-macam sumber air yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber air minum dan air bersih adalah sebagai berikut :
1. Air permukaan, seperti air danau, air rawa, air sungai dan sebagainya.
2. Air tanah, seperti mata air, air tanah dalam atau air tanah dangkal.
3. Air atmosfer, seperti hujan, es atau salju.

Anonim (2011), Beberapa sumber air baku yang dapat digunakan untuk penyediaan air bersih
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Air Hujan Air hujan disebut dengan air angkasa. Beberapa sifat kualitas dari air hujan
adalah sebagai berikut:
a. Bersifat lunak karena tidak mengandung larutan garam dan zat-zat mineral
dan air hujan pada umumnya bersifat lebih bersih.
b. Dapat bersifat korosif karena mengandung zat-zat yang terdapat di udara
seperti NH3, CO2, ataupun SO2.

2. Air Permukaan
Linsley dan Franzini (1991), Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan
bumi. Pada umumnya air permukaan akan mengalami pengotoran selama
pengalirannya, pengotoran tersebut disebabkan oleh lumpur, batangbatang kayu,
daun-daun, limbah industri, kotoran penduduk dan sebagainya.
Air permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber atau bahan baku air
bersih adalah:
a. Air waduk (berasal dari air hujan)
b. Air sungai (berasal dari air hujan dan mata air)
c. Air danau (berasal dari air hujan, air sungai atau mata air)

3. Air tanah Linsley dan Franzini (1991), Air tanah adalah air yang terdapat dalam
lapisan tanah, yang dibedakan menjadi:

a.Air tanah dangkal 8 Air ini terdapat pada kedalaman sekitar 15 m dari permukaan tanah
dangkal sebagai sumber air bersih, dari segi kualitas agak baik namun dari segi kuantitas
sangat tergantung pada musim.
b.Air tanah dalam Air ini memiliki kualitas yang agak baik dibandingkan dengan air tanah
dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan bebeas dari bakteri, sedangkan
kuantitasnya tidak dipengaruhi oleh musim.

4. Mata Air

Dari segi kualitas, mata air sangat baik bila dipakai sebagai air baku. Karena berasal dari
dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah akibat tekanan, sehingga belum
terkontaminasi oleh zat-zat pencemar. Biasanya lokasi mata air merupakan daerah terbuka,
sehingga mudah terkontaminasi oleh lingkungan sekitar. Contohnya banyak ditemui bakteri
E.–coli pada air tanah.

Dilihat dari segi kuantitasnya, jumlah dan kapasitas mata air sangat terbatas sehingga
hanya mampu memenuhi kebutuhan sejumlah penduduk tertentu.

C. Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan air bersih adalah banyaknya air yang diperlukan untuk melayani penduduk
yang dibagi dalam dua klasifikasi pemakaian air, yaitu untuk keperluan domestik (rumah
tangga) dan non domestik. Dalam melayani jumlah cakupan pelayanan penduduk akan air
bersih sesuai target, maka direncanakan kapasitas sistem penyediaan air bersih yang dibagi
dalam dua klasifikasi pemakaian air, yaitu untuk keperluan domestik (rumah tangga) dan non
domestic.

a. Kebutuhan Air Bersih Untuk Domestik (Rumah Tangga)

Kebutuhan domestik dimaksudkan adalah untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi
keperluan rumah tangga yang dilakukan melalui Sambungan Rumah (SR) dan kebutuhan
umum yang disediakan melalui fasilitas Hidran Umum (HU).

b. Kebutuhan Air Bersih Untuk Non Domestik

Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk memenuhi kebutuhan air
untuk memenuhi sarana dan prasarana desa, seperti sekolah, masjid, musholla, perkantoran,
puskesmas dan peternakan. Namun untuk kategori desa Ditjen Cipta Karya sudah
merumuskan besarannya yaitu sebesar 15% sampai dengan 30% dari kebutuhan domestik.
Untuk memastikan besaran seperti yang ditetapkan Ditjen Cipta Karya perlu dilakukan kajian
terhadap faktor perkembangan jumlah fasilitas tersebut untuk mengetahui besaran kebutuhan
non domestik.

D. Faktor yang mempengaruhi pemakaian air antara lain:

1. Iklim

Kebutuhan air untuk mandi, menyiram tanaman, pengaturan udara, dan sebagainya akan
lebih besar pada iklim yang hangat dan kering daripada di iklim yang lembab. Pada iklim
yang sangat dingin, air mungkin diboroskan di kran-kran untuk mencegah bekunya pipa-pipa.

2. Ciri-ciri penduduk

Pemakaian air dipengaruhi oleh status ekonomi dari pelanggan. Pemakaian per kapita di
daerah miskin jauh lebih rendah daripada di daerah kaya. Di daerah tanpa pembuangan
limbah, konsumsi dapat sangat rendah hanya sebesar 10 gcpd (40 liter/kapita/hari).

3. Masalah lingkungan hidup

Meningkatnya perhatian masyarakat terhadap berlebihnya pemakaian sumber daya telah


menyebabkan berkembangnya alat-alat yang dapat dipergunakan untuk mengurangi jumlah
pemakaian air di daerah pemukiman.

4. Faktor sosial ekonomi

Yaitu populasi, besarnya kota, iklim, tingkat hidup, pendidikan, dan tingkat ekonomi.
Penggunaan air per kapita pada kelompok masyarakat yang mempunyai jaringan limbah
cenderung untuk lebih tinggi di kota besar daripada kota kecil.

5. Faktor teknis
Yaitu keadaan sistem, tekanan, harga, dan pemakaian meter air. Pengaruh dari faktor
teknis, pada umumnya seperti kurang bekerjanya meter air dengan baik.

E. Fluktuasi Penggunaan Air

Pada umumnya kebutuhan air di masyarakat tidaklah konstan, tetapi berfluktuasi dengan
adanya kebiasaan hidup dan keadaan iklim di tiap bagian di bumi ini. Seperti pada negara-
negara dengan 4 musim setahunnya bahwa pemakaian air sangat meningkat mencapai 20% -
30% lebih tinggi pada musim panas yaitu pada bulan Juni, Juli, Agustus, September. Di
musim dingin pemakain air biasanya 20% lebih rendah dari rata-rata pemakaian tahunan. .
Dilihat dari segi iklim, maka untuk daerah beriklim tropis, termasuk Indonesia, perbedaan
antara faktor maksimum per hari cenderung lebih kecil dari negara yang mempunyai 4
musim.

Pada hari tertentu di setiap minggu, bulan atau tahun akan terdapat pemakaian air yang
lebih besar daripada kebutuhan rata-rata perhari. Pemakaian air tersebut disebut pemakaian
harian maksimum. Demikian pada jam-jam tertentu di dalam satu hari, pagi atau sore.
Pemakaian air akan memuncak lebih besar dari pada kebutuhan air rata-rata perhari.
Pemakaian air tersebut dinamakan pemakaian jam puncak. Pada saat jumlah produksi air
bersih lebih besar daripada jumlah pemakaian air, maka kelebihan air tersebut untuk
sementara disimpan dalam reservoir, dan digunakan kembali untuk memenuhi kekurangan air
pada saat jumlah produksi air bersih lebih kecil daripada jumlah pemakaian air.

F. Distribusi Air Bersih

a. Sistem Distribusi Air Bersih

Menurut Tri Joko (2009), Sistem distribusi adalah sistem yang langsung
berhubungan dengan konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang
telah memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanan. Sistem ini ini terdiri dari reservoir dan
pipa distribusi.
Dua hal penting yang harus diperhatikan pada sistem distribusi adalah tersedianya jumlah air
yang cukup dan tekanan yang memenuhi (kontinuitaspelayanan), serta menjaga keamanan
kualitas air yang berasal dari instalasi pengolahan.

Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih kepada para
pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan faktor kualitas, kuantitas dan
tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor yang didambakan oleh para pelanggan
adalah ketersedian air setiap waktu.

b. Pola Jaringan Distribusi

Macam pola jaringan system distribusi air :


1. System cabang (Terbuka)
Adalah system pendistribusian air bersih yang bersifat terputus membentuk
cabang-cabang sesuai dengan daerah pelayanan.
Keuntungan:
1. Tidak membutuhkan perhitungan dimensi pipa yang rumit karena debit dapat dibagi
berdasarkan cabang-cabang pipa pelayanan.
2. Untuk pengembangan daerah pelayanan lebih mudah karena hanya tinggal menambah
sambungan pipa yang telah ada.
Kerugian:
1. Jika terjadi kebocoran atau kerusakan pengaliran pada seluruh daerah akan terhenti.
2. Pembagian debit tidak merata.
3. Operasional lebih sulit karena pipa yang satu dengan yang lain saling berhubungan.

2. System Loop (Tertutup)


Adalah system perpipaan melingkar dimana ujung pipa yang satu bertemu dengan ujung
pipa yang lain. Keuntungan:

1. Debit terbagi rata karena perencanaan diameter berdasarkan pada jumlah


kebutuhan total
2. Jika terjadi kebocoran atau kerusakan atau perubahan diameter pipa maka
hanya daerah tertentu yang tidak mendapat pengaliran, sedangkan untuk
daerah yang tidak mengalami kerusakan aliran air tetap berfungsi.
3. Pengoperasian jaringan lebih mudah.
Kerugian:

1. Perhitungan dimensi perpipaan membutuhkan kecermatan agar debit yang masuk pada
setiap pipa merata.

2. Sistem Melingkar

Dibandingkan dengan sistem-sistem sebelumnya merupakan sistem yang terbaik. Sirkulasi


air dalam jaringan lancar, bila ada perbaikan kerusakan distribusi air tidak akan terhenti.
Namun kerugiannya yaitu biaya investasi mahal dan sistem operasi yang sulit.

c. Sistem Jaringan Perpipaan Air Bersih.

Sistem jaringan perpipaan berfungsi untuk mengalirkan zat cair dari satu tempat ke tempat
yang lain. Aliran terjadi karena adanya perbedaan tinggi tekanan di kedua tempat, yang bisa
terjadi karena adanya perbedaan tinggi tekanan di kedua tempat, yang bisa terjadi karena
adanya perbedaan elevasi muka air atau karena digunakan pompa (Triatmodjo, 1993).

1. Pengaliran dalam pipa

Pendistribusian air minum kepada konsumen dengan kuantitas, kualitas dan tekanan yang
cukup memerlukan sistem jaringan perpipaan yang baik, reservoir, pompa dan dan peralatan
yang lain. Metode dari pendistribusian air tergantung pada kondisi topografi dari sumber air
dan posisi para konsumen berada. Sistem pengaliran air dapat dilakukan dengan cara :

a. Cara Gravitasi.

Cara pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air


mempunyai perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang
diperlukan dapat dipertahankan. Cara ini dianggap cukup ekonomis, karena hanya
memanfaatkan beda ketinggian lokasi.
b. Cara Pemompaan.

Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan untuk
mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen. Sistem ini digunakan jika elevasi
antara sumber air atau instalasi pengolahan dan daerah pelayanan tidak dapat memberikan
tekanan yang cukup.

2. Komponen sistem jaringan perpipaan.

a. Sistem Sumber Terdiri dari system pengambilan air bersih.Dalam system ini ada beberapa
macam sumber penyediaan air bersih diantaranya air hujan, air permukaan dan air tanah.

b. Sistem Transmisi Suatu system perpipaan yang mengalirkan air dari bangunan penyadap
air baku ke bangunan pengolahan air sampai reservoir distribusi.

c. Sistem Distribusi Sistem distribusi yaitu system perpipaan yang mengalirkan air dari
reservoir sampai ke konsumen.

G. Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) adalah salah
satu program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dengan dukungan Bank Dunia,
program ini dilaksanakan di wilayah perdesaan dan pinggiran kota.

Program Pamsimas bertujuan untuk meningkatkan jumlah fasilitas pada warga


masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat berpendapatan rendah di wilayah
perdesaan dan peri-urban. Dengan Pamsimas, diharapkan mereka dapat mengakses pelayanan
air minum dan sanitasi yang berkelanjutan serta meningkatkan penerapan perilaku hidup
bersih dan sehat. Penerapan program ini dalam rangka mendukung pencapaian target MDGs
(sektor air minum dan sanitasi) melalui pengarus utamaan dan perluasan pendekatan
pembangunan berbasis masyarakat.

Ruang lingkup kegiatan Program PAMSIMAS mencakup 5 (lima) komponen proyek yaitu:
1. Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan Lokal;
2. Peningkatan Kesehatan dan Perilaku Higienis dan Pelayanan Sanitasi;
3. Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Umum;
4. Insentif untuk Desa/Kelurahan dan Kabupaten/Kota; dan
5. Dukungan Pelaksanaan dan Manajemen Proyek.

Mendukung Program ini, pemerintah melibatkan banyak pihak, baik dari lembaga
pemerintah sendiri seperti (Bappenas, Ditjen Cipta Karya, PMD, Depkes dll) juga dari pihak
lain lain seperti rekrutmen tenaga tenag non lembaga pemerintah (Tenaga Trainer, konsultan,
dan Fasilitator). Dengan keterlibatan begitu banyak pihak diharapkan akan mendapatkan hasil
yg lebih baik. Khusus untuk tenaga non pemerintah di bawahi oleh Ditjen Cipta Karya/PU.

Tujuan program Pamsimas adalah untuk meningkatkan akses layanan air minum dan
sanitasi bagi masyarakat miskin perdesaan khususnya masyarakat di desa tertinggal. Secara
lebih rinci program Pamsimas bertujuan untuk:
1. Meningkatkan praktik hidup bersih dan sehat di masyarakat;

2. Meningkatkan jumlah masyarakat yang memiliki akses air minum dan sani-tasi
yang berkelanjutan

3. Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan lokal (pemerintah


daerah maupun masyarakat) dalam penyelenggaraan layanan air minum dan
sanitasi berbasis masyarakat;

4. Meningkatkan efektifitas dan kesinambungan jangka panjang pembangunan


sarana dan prasarana air minum dan sanitasi berbasis masyarakat;

Sasaran program ini adalah kelompok miskin di perdesaan dan pinggirankota (peri-urban)
yang memiliki prevalensi penyakit terkait air yang tinggi dan belum mendapatkan akses
layanan air minum dan sanitasi.
H.Ayat Al-Quran Tentang Air
Surat al-Baqarah ayat 164 tentang manfaat air untuk kehidupan manusia.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,
bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang
Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati
(kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan
awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan
dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”.

Asbab nuzul:
Menurut Ibnu Abbas, hadith yang diriwayatkan dari Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Murddawaih
menyatakan bahwa orang- orang Quraisy berkata kepada Nabi: Mintalah kepada Allah
supaya menjadikan bukit Shafa menjadi emas. Lalu Allah memberi wahyu kepada Nabi
bahwa akan mengabulkan permintaan mereka, dan jikalau mengingkari maka Allah akan
mengazab mereka dengan azab yang sangat pedih. Kemudian turunlah ayat tersebut.

Surat Ar-Ruum ayat 48 tentang turunnya air (siklus air).

“Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celahcelahnya, maka apabila hujan itu
turun mengenai hambahamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi
gembira”.

Ayat diatas menurut Muhammad Quraish Shihab menjelaskan tentang kerja angin dalam
konteks proses turunnya hujan. Awan tebal bermula ketika angin atas Kuasa Allah
menggiring atau mengarak kawanan awan kecil ke zona convergence. Pergerakan bagian-
bagian awan itu menyebabkan bertambahnya kualitas (jumlah) uap dalam perjalanannya
terutama disekitar zona. Apabila dua awan atau lebih menyatu, arus udara yang naik
didalam awan akan bertambah secara
umum. Hal ini menyebabkan datangnya tambahan uap air dari sepanjang arus udara yang
naik mampu membawa formasi awan dari titik-titik air atau butiran embun. Ketika angin
tidak lagi
mampu membawa formasi-formasi itu karena telah bergumpalgumpal dan menyatu. Proses
akumulasi terhenti dan hujan pun turun. Menurut Muhammad Quraish Shihab Ayat diatas
menggunakan bentuk jamak untuk kata riyāḥ yang diterjemahkan aneka angin. Ini sesuai
dengan kebiasaan al-Qur’an melukiskan angin yang membawa hujan / rahmat dalam bentuk
jamak.
bagian bawah dasar awan yang perannya menambah potensi yang terpendam untuk
berakumulasi. Awan tebal bergerak kemana saja sesuai arah gerak angin yang dikehendaki
Allah, sedang faktor akumulasi dan pembangunannya akan terus menerus.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode yang dipergunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, yakni
sebuah metode yang memberikan paparan ataupun menjabarkan permasalahan aktual yang
tidak hanya sekedar menjabarkan namun juga memberikan pemahaman serta penjelasan
secukupnya dengan cara wawancara, mengumpulkan data, menyusun, menganalisa, serta
menginterpretasikannya.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Dusun III Desa Regemuk Kecamatan Pantai Labu
Kabupaten Deli Serdang
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 14 Mei 2023

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Dusun III Desa Regemuk Pantai Labu
2. Sampel
Banyak sampel penelitian ini sebanyak 10 Rumah Warga
3.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
1) Data Primer
a. Wawancara
Wawancara dengan menggunakan kuesioner dilakukan kepada ibu/ bapak rumah warga
yang bertempat tinggal di desa III tersebut.
b. Observasi
Observasi dilakukan dengan melihat langsung penyediaan air tereebut di rumah warga.
2) Data Sekunder
Data ini akan diperoleh dari studi kepustakaan yang bersumber dari jurnal, buku maupun
artikel-artikel internet yang berkaitan dengan permasalahan penelitian yaitu tentang
penyediaan air bersih dan air minum

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

a.Wawancara yang telah disusun pertanyaanya yang akan ditanyakan langsung kepada
pedagang dan diisi oleh peneliti pada setiap jawaban atas pertanyaan yang diberikan
mengenai penyediaan air bersih di tempat tinggal mereka.

b. Observasi dilakukan langsung oleh peneliti tentang bagaimana penyediaan air bersih dan
air minum di kawasan pesisir tersebut
3.5 Metode Pengolahan dan Analisa Data

Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif melalui analisisunivariat


yaitu
Analisis data dilakukan secara deskriptif sesuai dengan jenis penelitian ini. Hasil observasi
yang dilakukan disajikan dalam dinarasikan dengan kepustakaan yang relevan mengenai
wawancara tentang permasalahan penelitian bagaimana penyediaan air bersih dan air minum
di kawasan pesisir pantai tersebut.

BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Masyarakat

Dusun III Regemuk merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Pantai Labu,
Kabupaten Deli Serdang, provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Wilayah ini merupakan
wilayah pesisir yang mempunyai cukup banyak potensi baik sumber alam lautannya dan
pariwisatanya yang cukup bagus. Penduduknya yang ramah serta terbuka terhadap pendatang
yang berkunjung salah satu poin plus pada desa tersebut.

4.2 Indentitas Responden

Masyarakat desa dusun III mempunyai rata-rata umur antara 30-55 tahun . Ini
memperlihatkan bahwa masyarakat tersebut merupakan masyarakat potensiil dan aktif. Hasil
survai memperlihatkan bahwa responden mempunyai mata pencaharian sehari-hari yang
bervariasi diantaranya sebagai nelayan, pedagang dan bertani.

4.3 Sumber Air

Sumber air merupakan salah satu sumber air yang harus tersedia sepanjang waktu demi
kelangsungan kehidupan sehari- hari. Berdasarkan survai terhadap penduduk diketahui bahwa
umumnya penduduk tidak memiliki sumur sendiri. Konsentrasi penduduk yang tersebar di
wilayah pesisir yang terpencil semakin menyulitkan pengadaan air bersih yang dipasok dari
wilayah lain yang relatif kaya akan sumber air.

Desa Regemuk Dusun III sendiri berdasarkan hasil wawancara pada warga setempat
sumber air yang mereka pakai untuk kebutuhan sehari-hari bersumber dari satu mata air
sumur bor yang dikelolah oleh kepala desa . Air tersebut dialiran melalui pipa- pipa yang
ditamam di bawah tanah yang dialiran pada masing-masing rumah warga. Warga setempat
sendiri dikenakan biaya sebesar 1.500/ panjang pipa yang dialiran pada rumah warga
tersebut.

Sumber air yang ada mempunyai kualitas yang kurang baik, seperti sedikit berbau dan
berasa dan tipikal air tidak segar sehingga menyebabkan beberapa responden terpaksa
membeli air untuk minum/masak. Tetapi jika untuk memenuhi kebutuhan air rumah tatngga
sehari-hari seperti mandi, mencuci pakaian dan laiinya air tersebut masih layak di
pergunakan.

4.4 Permasalahan Penyediaan Air


Air yang di butuhkan di desa dusun III sebenarnya telah tercukupi. Namun berdasarkan
Salah satu hasil wawancara dengan ibu rumah tangga mendapatkan bahwa air yang dialiran
disetiap rumah warga itu volume air yang keluar itu kecil. Khususnya pada saat musim
kemarau tiba, volume air yang pada saat dihidpkan sangat kecil sehingga itu sering kali
menjadi keluhan warga setempat terhadap kepala desanya.

BAB V
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Sumber penyediaan air bersih dan air minum di wilayah Dusun III Regemuk, kecamatan
Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, provinsi Sumatera Utara, Indonesia bersumber dari
satu mata air sumur bor yang dikelolah oleh kepala desa . Air tersebut dialirkan melalui pipa-
pipa yang ditamam di bawah tanah yang dialirkan pada masing-masing rumah warga. Warga
setempat sendiri dikenakan biaya sebesar 1.500/M panjang pipa yang dialirkan pada rumah
warga tersebut. Kondisi air yang di alirkan cukup jernih apabila di lihat dengan mata, Akan
tetapi air tersebut memiliki Kualitas air yang kurang baik, air tersebut sedikit memiliki bau
dan terasa tidak segar, sehingga ada beberapa warga yang menggunakan air isi ulang untuk
kebutuhan konsumsi, sebagian lagi memilih untuk merebus air yang berasal dari sumur bor
tresebut. Untuk kebutuhan mandi dan mencuci air tersebut masih layak.

B.SARAN

Saran dari kami untuk masyarakat di wilayah Dusun III Regemuk, kecamatan Pantai Labu,
Kabupaten Deli Serdang, provinsi Sumatera Utara, Indonesia agar kedepannya tidak langsung
menggunakan air yang bersumber dari mata air sumur bor tersebut, Masyarakat bisa
melakukan filtrasi sederhana terlebih dahulu dan merebus air sebelum di konsumsi. Dan
untuk badan pengelolah air mungkin kedepannya bisa lebih memperhatikan kualitas air yang
di distribusikan ke warga.

DAFTRA PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai