Makalah Perilaku Organisasi Kelompok 4
Makalah Perilaku Organisasi Kelompok 4
PERILAKU ORGANISASI
Dosen Pengampu:
Jayanto Arusadi, S.E.,M.M.
Disusun Oleh:
Tata Cintana Prameswari (11211224)
Nadia Sukma Triadiani (11211233)
Imam Tri Kuncoro (11211242)
Adinata Hartanto (11211272)
Nugraha Adhi Santosa (11211290)
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
BANK BPD JATENG SEMARANG
SEMESTER 4
KELAS REGULER
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan Tuhan YME atas limpahan Rahmat dan kasih-Nya,
serta petunjuk-Nya sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam Menyusun
makalah resume mengenai pengertian, dokumen pelengkap, dan instansi terkait impor.
Makalah resume ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Brevet Ekspor Impor. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah
resume ini, yaitu:
1. Tuhan YME yang selalu memberikan limpahan Rahmat dan kasih-Nya bagi kami.
2. Bapak Jayanto Arusadi, S.E.,M.M. selaku dosen pengampu mata kuliah Perilaku
Organisasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis STIE Bank BPD Jateng.
3. Orang tua, adik, serta keluarga yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan doa bagi
kami.
4. Teman – teman mahasiswa kelas Perilaku Organisasi (04)
Kami menyadari bahwa makalah resume ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah resume ini.
Akhirnya kami berharap, makalah yang disusun dapat bermanfaat bagi semua orang dan dapat
menambah ilmu pengetahuan.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
I. Pendahuluan……………………………………………………………………………………….4
A. Latar Belakang……………………………………………………………………............4
B. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………..4-5
C. Metode Penulisan…………………………………………………………………………5
II. Profiling Organisasi Sosial………………………………………………………………………..6
A. Pengertian Organisasi Sosial……………………………………………………………...6
B. Profiling Organisasi Sosial……………………………………………………………......6
1. Sejarah Organisasi Sosial…………………………………………………..........6-7
2. Visi dan Misi Organisasi Sosial…………………………………………………...7
3. Struktur Organisasi Sosial……………………………………………………….7-8
4. Program dan Kegiatan Organisasi Sosial………………………………………….8
5. Keberhasilan dan Tantangan Organisasi Sosial…………………………………...9
C. Contoh Profiling Organisasi Sosial……………………………………………………….9
1. Yayasan Peduli Anak………………………………………………………......9-10
2. Komunitas Lingkungan Bersih…………………………………………………...11
III. Profiling Organisasi Profesi…………………………………………………………………….11
A. Pengertian Organisasi Profesi…………………………………………………………....11
B. Profiling Organisasi Profesi……………………………………………………………...11
1. Sejarah Organisasi Profesi……………………………………………………12-13
2. Visi Dan Misi Organisasi Profesi………………………………………………...13
3. Struktur Organisasi Profesi…………………………………………………........14
4. Program dan Kegiatan Organisasi Profesi……………………………………14-15
5. Keberhasilan dan Tantangan Organisasi Profesi……………………………..15-16
C. Contoh Profiling Organisasi Profesi……………………………………………………..16
1. Ikatan Dokter Indonesia……………………………………………………....16-17
2. Persatuan Insinyur Indonesia…………………………………………………17-18
IV. Profiling Organisasi Militer…………………………………………………………………….19
A. Pengertian Organisasi Militer……………………………………………………………19
B. Profiling Organisasi Militer……………………………………………………………...19
1. Sejarah Organisasi Militer………………………………………………………..19
2. Tujuan Organisasi Militer…………………………………………………….19-20
3. Struktur Organisasi Militer…………………………………………………...20-21
4. Program dan Kegiatan Organisasi Militer……………………………………….21
5. Keberhasilan dan Tantangan Organisasi Militer……………………………........22
C. Contoh Profiling Organisasi Militer……………………………………………………..23
1. Tentara Nasional Indonesia………………………………………………...…….23
2. Angkatan Udara Amerika Serikat…………………………………………….23-24
V. Kesimpulan………………………………………………………………………………………24
A. Ringkasan Profiling Organisasi Sosial, Profesi, dan Militer…………………………….24
B. Implikasi Profiling Organisasi Sosial, Profesi, dan Militer………………………….25-26
C. Saran untuk Penelitian Selanjutnya……………………………………………………...26
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………...26-27
3
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi merupakan suatu entitas yang terbentuk oleh sekelompok orang dengan
tujuan dan kepentingan yang sama. Organisasi dapat berbentuk social, profesi, atau
militer, tergantung pada tujuan dan kegiatan yang dilakukan oleh organisasi tersebut.
Dalam konteks masyarakat modern, organisasi memiliki peran yang sangat penting dalam
menggerakkan roda kemajuan di berbagai bidang, baik itu social, ekonomi, politik,
maupun keamanan. Untuk memahami lebih jauh mengenai suatu organisasi, dibutuhkan
sebuah profiling atau profil organisasi yang dapat memberikan gambaran komprehensif
mengenai sejarah, struktur, tujuan, program, keberhasilan, dan tantangan yang dihadapi
oleh organisasi tersebut.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai profiling organisasi social,
profesi, dan militer. Profiling organisasi social akan mencakup organisasi-organisasi yang
bergerak dalam bidang social, seperti social atau komunitas. Sementara itu, profiling
organisasi profesi akan membahas organisasi yang bergerak dalam bidang profesi
tertentu, seperti organisasi profesi dokter atau insinyur. Selain itu, profiling organisasi
militer akan membahas tentang organisasi yang memiliki peran dalam menjaga keamanan
dan pertahanan suatu negara, seperti militer.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang sejarah, tujuan, struktur, program,
keberhasilan, dan tantangan yang dihadapi oleh organisasi-organisasi tersebut. Dengan
adanya profil organisasi ini, diharapkan pembaca dapat memahami lebih jauh mengenai
peran dan kontribusi yang dilakukan oleh organisasi-organisasi social, profesi, dan militer
dalam masyarakat modern.
B.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih
komprehensif mengenai organisasi sosial, profesi, dan militer. Dalam hal ini, penulis akan
membahas profil organisasi yang mencakup sejarah, tujuan, struktur, program,
keberhasilan, dan tantangan yang dihadapi oleh organisasi-organisasi tersebut. Melalui
penulisan ini, diharapkan pembaca dapat memahami peran dan kontribusi yang dilakukan
oleh organisasi-organisasi tersebut dalam masyarakat modern.
Selain itu, penulis juga bertujuan untuk memberikan contoh profil organisasi sosial,
profesi, dan militer yang relevan dengan kondisi Indonesia dan dunia saat ini. Dengan
memberikan contoh konkret, pembaca dapat lebih mudah memahami konsep dan
penerapan profil organisasi dalam konteks yang lebih realistis.
Terakhir, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai
implikasi dari profil organisasi sosial, profesi, dan militer terhadap masyarakat. Dalam
hal ini, penulis akan membahas bagaimana profil organisasi dapat memberikan manfaat
bagi masyarakat, serta mengidentifikasi tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh
4
organisasi dalam mencapai tujuannya. Hal ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi
yang berguna bagi pembaca yang ingin mempelajari lebih jauh mengenai organisasi
sosial, profesi, dan militer.
C. Metode Penulisan
1. Penentuan topik dan tujuan penulisan: Tahap awal dari penulisan makalah ini adalah
menentukan topik yang ingin dibahas dan tujuan penulisan yang ingin dicapai. Dalam
hal ini, penulis akan membahas profil organisasi sosial, profesi, dan militer dengan
tujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai organisasi-
organisasi tersebut.
2. Pengumpulan informasi: Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan informasi
mengenai organisasi sosial, profesi, dan militer yang ingin dibahas. Informasi dapat
diperoleh melalui sumber-sumber seperti buku, jurnal, artikel, situs web, dan
dokumen resmi organisasi tersebut.
3. Analisis informasi: Setelah informasi terkumpul, penulis akan menganalisis informasi
tersebut untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai organisasi sosial,
profesi, dan militer. Analisis informasi akan meliputi aspek-aspek seperti sejarah,
tujuan, struktur, program, keberhasilan, dan tantangan yang dihadapi oleh organisasi
tersebut.
4. Penulisan: Setelah informasi dianalisis, penulis akan mulai menulis makalah dengan
mengikuti struktur penulisan yang telah ditentukan. Struktur penulisan makalah ini
mencakup bagian latar belakang, tujuan penulisan, profil organisasi sosial, profesi,
dan militer, contoh profil organisasi relevan, implikasi profil organisasi terhadap
masyarakat, dan kesimpulan.
5. Penyelesaian dan revisi: Setelah penulisan selesai, penulis akan melakukan revisi dan
penyelesaian terakhir untuk memastikan kesesuaian dengan tujuan penulisan dan
kualitas tulisan yang baik.
6. Referensi dan akhir penulisan: Terakhir, penulis akan mencantumkan daftar referensi
yang digunakan dan menyelesaikan makalah dengan menyertakan bagian akhir
penulisan yang mencakup ringkasan keseluruhan tulisan.
5
II. PROFILING ORGANISASI SOSIAL
6
memiliki fokus pada isu-isu seperti lingkungan, kesehatan, pendidikan, hak asasi
manusia, dan masih banyak lagi.
7
Melakukan evaluasi dan pengembangan program
Departemen Keuangan dan Administrasi
Menangani masalah keuangan dan administrasi
Mengelola anggaran organisasi
Menyiapkan laporan keuangan
Departemen Penggalangan Dana dan Komunikasi
Menangani penggalangan dana untuk program-program sosial
Menangani komunikasi dan publikasi kegiatan organisasi
Mengembangkan strategi untuk meningkatkan dukungan dari masyarakat
Struktur organisasi sosial ini mencerminkan cara organisasi sosial mengelola
program-program sosial yang dilakukan dan bagaimana organisasi sosial tersebut
menjaga keuangan dan administrasi mereka. Struktur ini juga mencakup
bagaimana organisasi sosial tersebut berinteraksi dengan masyarakat dan
mengembangkan strategi untuk meningkatkan dukungan dari masyarakat.
8
5. Keberhasilan dan Tantangan Organisasi Sosial
Keberhasilan sebuah organisasi sosial dapat diukur berdasarkan pencapaian
tujuan dan visi misi yang telah ditetapkan. Berikut adalah beberapa contoh
keberhasilan yang dapat dicapai oleh organisasi sosial:
Peningkatan kesejahteraan masyarakat
Dalam jangka panjang, organisasi sosial dapat memberikan dampak positif pada
kesejahteraan masyarakat melalui program-program sosial yang dijalankan.
Penghargaan dari masyarakat
Organisasi sosial dapat memperoleh penghargaan dari masyarakat sebagai bentuk
apresiasi atas kontribusi yang telah diberikan.
Dukungan dari pemerintah dan swasta
Keberhasilan sebuah organisasi sosial juga dapat dilihat dari dukungan yang
diberikan oleh pemerintah dan swasta dalam bentuk dana, sumber daya manusia,
atau dukungan lainnya.
Namun demikian, organisasi sosial juga menghadapi berbagai tantangan dalam
menjalankan program-program sosial mereka. Berikut adalah beberapa contoh
tantangan yang dapat dihadapi oleh organisasi sosial:
o Keterbatasan sumber daya
Keterbatasan dana, tenaga kerja, dan sumber daya lainnya dapat menghambat
kemampuan organisasi sosial dalam menjalankan program-program sosial
mereka.
o Persaingan dengan organisasi sosial lain
Terdapat banyak organisasi sosial lain yang juga beroperasi di wilayah yang sama.
Persaingan antar organisasi sosial dapat menyebabkan sumber daya yang tersedia
terpecah-belah dan menyulitkan organisasi sosial dalam mencapai tujuan mereka.
o Perubahan kebijakan pemerintah
Perubahan kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi program-program sosial
yang dijalankan oleh organisasi sosial dan mempersulit upaya organisasi sosial
dalam mencapai tujuan mereka.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, organisasi sosial perlu
mengembangkan strategi yang tepat untuk menjaga dan meningkatkan kinerja
organisasi sosial. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah melakukan
kerjasama dengan organisasi sosial lainnya atau dengan pemerintah dan swasta
untuk memperoleh sumber daya yang lebih banyak.
9
Visi:
Menjadi organisasi yang mampu membantu anak-anak Indonesia untuk meraih
masa depan yang lebih baik, melalui program-program yang efektif dan
berkelanjutan.
Misi:
Memberikan akses pendidikan dan kesehatan yang berkualitas bagi anak-
anak Indonesia.
Melindungi dan membela hak-hak anak dari segala bentuk kekerasan,
eksploitasi, dan diskriminasi.
Membangun kerja sama yang efektif dengan pemerintah, lembaga
swadaya masyarakat, dan masyarakat umum dalam upaya melindungi dan
membela hak-hak anak.
Struktur Organisasi:
Dewan Pengurus
Sekretariat
Divisi Pendidikan
Divisi Kesehatan
Divisi Perlindungan Anak
Divisi Advokasi dan Komunikasi
Program dan Kegiatan:
Program Pendidikan: memberikan bantuan pendidikan kepada anak-anak
yang kurang mampu, melalui beasiswa, pelatihan, dan kegiatan-kegiatan
pendidikan lainnya.
Program Kesehatan: memberikan akses kesehatan yang berkualitas bagi
anak-anak, melalui pemeriksaan kesehatan, vaksinasi, dan pengobatan
gratis.
Program Perlindungan Anak: memberikan bantuan dan perlindungan bagi
anak-anak yang menjadi korban kekerasan, eksploitasi, atau diskriminasi.
Program Advokasi dan Komunikasi: mengadvokasi hak-hak anak dan
membangun komunikasi dengan masyarakat, pemerintah, dan lembaga
swadaya masyarakat dalam upaya melindungi dan membela hak-hak anak.
Keberhasilan dan Tantangan:
Keberhasilan YPA terlihat dari meningkatnya akses pendidikan dan kesehatan
bagi anak-anak yang kurang mampu, serta melindungi dan membela hak-hak anak
dari segala bentuk kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi. Namun, tantangan
yang dihadapi oleh YPA adalah keterbatasan sumber daya dan persaingan dengan
organisasi sosial lainnya yang juga bergerak di bidang perlindungan anak. Untuk
mengatasi tantangan tersebut, YPA melakukan kerja sama dengan pemerintah,
lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat umum dalam upaya melindungi
dan membela hak-hak anak.
10
2. Komunitas Lingkungan Bersih
Sejarah Singkat:
KLB didirikan pada tahun 2010 oleh sekelompok pemuda yang prihatin dengan
kondisi lingkungan yang semakin kotor dan tercemar. Organisasi ini bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan dan mendorong masyarakat untuk aktif dalam menjaga
kebersihan lingkungan.
Visi:
Mewujudkan masyarakat yang peduli dan bertanggung jawab terhadap kebersihan
lingkungan.
Misi:
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan melalui program-program edukasi dan sosialisasi.
Mendorong masyarakat untuk aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan
melalui program-program partisipasi aktif.
Menjalin kerja sama dengan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat,
dan masyarakat umum dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan.
Struktur Organisasi:
Dewan Pengurus
Sekretariat
Divisi Edukasi dan Sosialisasi
Divisi Partisipasi Aktif
Divisi Advokasi dan Komunikasi
Program dan Kegiatan:
Program Edukasi dan Sosialisasi: menyelenggarakan seminar, lokakarya,
dan kegiatan edukasi lainnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Program Partisipasi Aktif: menyelenggarakan kegiatan bersih-bersih
lingkungan, penghijauan, dan kegiatan lainnya untuk mendorong
masyarakat untuk aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Program Advokasi dan Komunikasi: mengadvokasi pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan dan membangun komunikasi dengan pemerintah,
lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat umum dalam upaya
menjaga kebersihan lingkungan.
Keberhasilan dan Tantangan:
Keberhasilan KLB terlihat dari meningkatnya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan semakin banyaknya masyarakat
yang aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan. Namun, tantangan yang
dihadapi oleh KLB adalah minimnya dukungan dan partisipasi masyarakat dalam
menjaga kebersihan lingkungan serta minimnya sumber daya untuk melaksanakan
program-programnya. Untuk mengatasi tantangan tersebut, KLB melakukan kerja
sama dengan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat umum
dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan.
11
III. PROFILING ORGANISASI SOSIAL
12
Di Indonesia, organisasi profesi juga telah hadir sejak masa penjajahan
Belanda. Organisasi profesi pertama yang dibentuk adalah Vereeniging van
Artsen (Persatuan Dokter) pada tahun 1901. Kemudian, muncul organisasi profesi
lain seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada tahun 1945 dan
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tahun 1957.
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, organisasi profesi terus
berkembang dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat dan dunia
kerja. Saat ini, organisasi profesi menjadi sangat penting dalam memastikan
kualitas dan standar profesi yang tinggi serta memberikan manfaat bagi
masyarakat dan anggotanya.
13
3. Struktur Organisasi Profesi
Struktur organisasi profesi terdiri dari berbagai tingkatan dan posisi yang
bertanggung jawab dalam pengelolaan organisasi. Berikut adalah contoh struktur
organisasi profesi:
Dewan Pengurus Pusat (DPP)
DPP adalah struktur tertinggi dalam organisasi profesi yang bertanggung
jawab atas pengambilan keputusan strategis dan pengawasan atas
pelaksanaan kegiatan di tingkat nasional.
Dewan Pengurus Daerah (DPD)
DPD adalah struktur yang berada di bawah DPP dan bertanggung jawab
atas pengelolaan organisasi di wilayah provinsi atau kabupaten/kota.
Komisi/Komite
Komisi/komite dibentuk untuk mengurus hal-hal tertentu dalam organisasi
profesi, seperti komisi pengembangan profesi, komisi etika, atau komite
audit.
Divisi/Departemen
Divisi/departemen bertanggung jawab atas pelaksanaan program dan
kegiatan yang telah ditetapkan, seperti divisi pendidikan dan pelatihan,
divisi pelayanan anggota, atau departemen riset dan pengembangan.
Anggota
Anggota adalah bagian terpenting dari struktur organisasi profesi, karena
merekalah yang menjadi penggerak utama dalam mencapai visi dan misi
organisasi.
Contoh organisasi profesi dengan struktur organisasi yang jelas adalah
Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Struktur organisasi PII terdiri dari DPP, DPD,
komisi/komite, divisi/departemen, dan anggota. PII memiliki komisi-komisi yang
fokus pada bidang-bidang tertentu, seperti komisi energi, komisi infrastruktur, dan
komisi sumber daya air. Selain itu, PII juga memiliki beberapa divisi/departemen,
seperti divisi Pendidikan dan pelatihan, divisi teknologi informasi, dan
departemen hubungan masyarakat.
14
Organisasi profesi dapat menyelenggarakan program Pendidikan formal
atau non-formal, seperti pendidikan jarak jauh, program magang, atau
beasiswa. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas anggotanya
dan memastikan terciptanya kader-kader yang kompeten.
Pengembangan Karir
Organisasi profesi dapat membantu anggotanya dalam pengembangan
karir dan memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bidang profesi
mereka. Program ini bisa berupa pelatihan wawasan karir, penyaluran
informasi lowongan pekerjaan, atau pengembangan jejaring bisnis.
Bimbingan dan Konsultasi
Organisasi profesi dapat menyediakan program bimbingan dan konsultasi
untuk membantu anggotanya dalam menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan bidang profesi. Program ini dapat berupa konsultasi
hukum, konsultasi manajemen, atau konsultasi teknis.
Kegiatan Sosial
Organisasi profesi juga dapat terlibat dalam kegiatan sosial, seperti
kampanye kesehatan, penggalangan dana untuk bencana alam, atau aksi
sosial lainnya. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kontribusi positif
bagi masyarakat sekitar dan meningkatkan citra organisasi.
Contoh organisasi profesi yang memiliki program dan kegiatan yang beragam
adalah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). IAI menyelenggarakan program sertifikasi
akuntan publik, pelatihan, dan seminar, serta menyediakan program magang dan
beasiswa untuk pengembangan anggotanya. Selain itu, IAI juga terlibat dalam
kegiatan sosial, seperti kampanye literasi keuangan dan penggalangan dana untuk
bencana alam.
15
Persaingan pasar yang ketat: Organisasi profesi seringkali beroperasi di
pasar yang sangat kompetitif. Hal ini membuat organisasi harus berinovasi
dan memperbaiki layanan yang diberikan agar tetap relevan dan dapat
bersaing dengan organisasi profesi lainnya.
Perubahan regulasi dan kebijakan: Organisasi profesi seringkali
terpengaruh oleh perubahan regulasi dan kebijakan pemerintah. Hal ini
dapat mempengaruhi program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh
organisasi, sehingga organisasi harus selalu mengikuti perkembangan
regulasi dan kebijakan yang ada.
Tuntutan anggota yang beragam: Organisasi profesi terdiri dari anggota
yang memiliki latar belakang, kebutuhan, dan tujuan yang berbeda. Hal ini
membuat organisasi harus mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan
anggota dengan cara yang efektif dan efisien.
Contoh organisasi profesi yang telah berhasil dalam mencapai tujuannya dan
mengatasi tantangan yang dihadapi adalah Ikatan Dokter Indonesia (IDI). IDI
berhasil meningkatkan kualitas dan kompetensi anggotanya melalui program
sertifikasi dan pelatihan yang diselenggarakan oleh organisasi. IDI juga
mempromosikan standar etika profesi dan memberikan dukungan dan jasa kepada
anggotanya dalam menjalankan praktik medis. Meskipun IDI menghadapi
tantangan dalam persaingan pasar yang ketat dan perubahan regulasi, organisasi
ini terus berinovasi dan mengikuti perkembangan yang ada untuk tetap relevan
dan dapat memenuhi kebutuhan anggotanya.
16
Visi Misi:
Visi IDI adalah mewujudkan Indonesia yang sehat dan mandiri, sedangkan
misinya adalah meningkatkan pelayanan medis dan industri untuk seluruh
masyarakat Indonesia.
Struktur Organisasi:
IDI memiliki struktur organisasi yang terdiri dari beberapa tingkat, yaitu tingkat
pusat, tingkat wilayah, dan tingkat cabang. Di tingkat pusat terdapat Dewan
Pimpinan Pusat (DPP) sebagai lembaga tertinggi dalam organisasi, kemudian di
bawahnya terdapat beberapa bidang, antara lain bidang profesi dan etika, bidang
pendidikan dan pelatihan, bidang pengembangan dan pemberdayaan masyarakat,
dan bidang kesehatan lingkungan.
Program dan Kegiatan:
IDI memiliki banyak program dan kegiatan, antara lain pelatihan dan sertifikasi
bagi dokter, seminar dan workshop, penelitian, kampanye kesehatan, dan kegiatan
sosial.
Keberhasilan dan Tantangan:
IDI telah berhasil memperkuat solidaritas antara dokter dan meningkatkan mutu
pelayanan medis di Indonesia. Namun, IDI masih dihadapkan pada tantangan yang
cukup besar, antara lain masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan di
beberapa daerah dan kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang berkualitas.
Contoh Profiling Organisasi Profesi yang lain dapat dilihat pada organisasi
profesi lain seperti:
Persatuan Insinyur Indonesia (PII)
Asosiasi Advokat Indonesia (AAI)
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
17
teknis, divisi keanggotaan, divisi sumber daya manusia, divisi pendidikan dan
pelatihan, dan divisi publikasi.
Program dan Kegiatan Organisasi
PII menyelenggarakan berbagai program dan kegiatan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia insinyur dan memperjuangkan kepentingan
insinyur di Indonesia. Beberapa program dan kegiatan yang dilakukan antara lain
adalah penyelenggaraan seminar dan lokakarya, pelatihan dan sertifikasi insinyur,
penerbitan jurnal ilmiah, serta kerjasama dengan institusi-institusi terkait untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia insinyur.
Keberhasilan dan Tantangan Organisasi
Beberapa keberhasilan yang telah diraih oleh PII antara lain adalah mampu
memperjuangkan hak dan kepentingan insinyur di Indonesia, meningkatkan
kualitas sumber daya manusia insinyur melalui pelatihan dan sertifikasi, serta
membangun kerjasama dengan institusi-institusi terkait untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia insinyur. Namun, PII juga menghadapi beberapa
tantangan, seperti persaingan yang semakin ketat di dunia industri dan
perkembangan teknologi yang semakin cepat.
18
IV. PROFILING ORGANISASI MILITER
19
Tujuan ini mencakup tugas operasional yang melibatkan operasi militer,
intelijen, pengamanan, dan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan
pertahanan negara.
Kemanusiaan: Organisasi militer juga memiliki peran dalam membantu
korban bencana alam, konflik bersenjata, atau krisis kemanusiaan lainnya.
Dalam hal ini, organisasi militer dapat bekerja sama dengan pemerintah
dan organisasi kemanusiaan lainnya untuk memberikan bantuan dan
dukungan.
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan anggota: Organisasi militer
juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan
anggota, baik dalam hal teknis maupun manajemen. Hal ini dilakukan
untuk memastikan bahwa organisasi dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dengan baik.
Meningkatkan kerjasama internasional: Organisasi militer juga memiliki
tujuan untuk memperkuat hubungan dengan negara lain melalui kerjasama
militer. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pertukaran informasi,
pelatihan, dan teknologi dalam bidang militer.
Membangun citra positif: Organisasi militer juga bertujuan untuk
membangun citra positif di mata masyarakat dan dunia internasional. Hal
ini dilakukan dengan cara memperlihatkan profesionalisme dan dedikasi
dalam menjalankan tugas-tugasnya, serta melaksanakan kegiatan sosial
dan kemanusiaan yang positif.
20
Tingkat Markas Besar
Tingkat tertinggi dalam struktur organisasi militer adalah Markas Besar, yang
bertanggung jawab atas seluruh operasi militer. Markas Besar dipimpin oleh
seorang Panglima Tertinggi atau Kepala Staf.
Struktur organisasi militer dapat berbeda-beda tergantung pada negara dan jenis
angkatan bersenjata yang ada. Namun, umumnya terdapat struktur hirarki yang jelas
dengan tingkatan yang saling terkait dan saling mendukung satu sama lainnya.
21
5. Keberhasilan dan Tantangan Organisasi Militer
Organisasi militer memiliki banyak keberhasilan dalam menjalankan tugasnya untuk
menjaga keamanan negara. Berikut ini adalah beberapa contoh keberhasilan organisasi
militer:
Menjaga keamanan negara: Organisasi militer memiliki tugas utama untuk
menjaga keamanan negara dari ancaman dari dalam dan luar. Keberhasilan dalam
menjalankan tugas ini dapat dilihat dari tidak adanya ancaman yang signifikan
terhadap keamanan negara.
Membangun kemampuan pertahanan negara: Organisasi militer juga memiliki
tugas untuk membangun kemampuan pertahanan negara. Keberhasilan dalam
menjalankan tugas ini dapat dilihat dari kemampuan militer dalam menghadapi
berbagai ancaman dan keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas di lapangan.
Membantu dalam bencana alam: Organisasi militer juga dapat membantu dalam
penanggulangan bencana alam. Keberhasilan dalam membantu dalam bencana
alam dapat dilihat dari efektifitas dalam penanggulangan dan dukungan terhadap
korban bencana.
Tantangan Organisasi Militer
Selain keberhasilan, organisasi militer juga menghadapi berbagai tantangan dalam
menjalankan tugasnya. Berikut ini adalah beberapa contoh tantangan yang dihadapi
organisasi militer:
Teknologi: Organisasi militer harus terus mengikuti perkembangan teknologi
untuk memperkuat kemampuan pertahanan negara. Namun, teknologi yang
berkembang sangat cepat dan biayanya yang tinggi dapat menjadi kendala bagi
organisasi militer.
Anggaran: Organisasi militer membutuhkan anggaran yang besar untuk
memperkuat kemampuan pertahanan negara dan melaksanakan tugasnya. Namun,
anggaran yang terbatas dapat menjadi kendala bagi organisasi militer.
Sumber daya manusia: Organisasi militer membutuhkan sumber daya manusia
yang berkualitas untuk menjalankan tugasnya. Namun, perekrutan dan pelatihan
sumber daya manusia yang memadai dapat menjadi tantangan bagi organisasi
militer.
Pengawasan: Organisasi militer harus menjalankan tugasnya dengan penuh
integritas dan akuntabilitas. Namun, pengawasan yang kurang efektif dapat
menyebabkan terjadinya pelanggaran yang merugikan kepentingan negara.
Perubahan politik: Organisasi militer harus menjalankan tugasnya dengan netral
dan mengikuti aturan yang berlaku. Namun, perubahan politik dapat memengaruhi
kinerja dan independensi organisasi militer.
Itulah beberapa keberhasilan dan tantangan yang dihadapi organisasi militer dalam
menjalankan tugasnya untuk menjaga keamanan negara.
22
C. Contoh Profiling Organisasi Militer
1. Tentara Nasional Indonesia
Sejarah Organisasi
TNI dibentuk pada 5 Oktober 1945, setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia
pada 17 Agustus 1945. TNI merupakan gabungan dari tiga angkatan yaitu
Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
Visi Misi Organisasi
Visi TNI adalah "Terwujudnya TNI Yang Profesional, Modern, dan Bertanggung
Jawab dalam Rangka Mendukung Terwujudnya Kedaulatan NKRI serta
Kesejahteraan Rakyat." Misi TNI adalah "Menjaga Keutuhan Wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa, serta
Membantu Pemerintah dalam Rangka Penanggulangan Bencana Alam dan
Konflik Sosial."
Struktur Organisasi
TNI terdiri dari tiga angkatan yaitu Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara. Setiap angkatan dipimpin oleh seorang Panglima yang bertanggung jawab
langsung kepada Panglima TNI. Selain itu, TNI juga memiliki beberapa satuan
khusus seperti Kopassus, Denjaka, dan Satgas Kostrad.
Program dan Kegiatan Organisasi
TNI memiliki berbagai program dan kegiatan seperti pelatihan dan pengembangan
personel, operasi militer, penanggulangan bencana, dan kegiatan sosial. TNI juga
sering dilibatkan dalam operasi perdamaian dunia di bawah naungan Perserikatan
Bangsa-Bangsa.
Keberhasilan dan Tantangan Organisasi
TNI telah berhasil menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, serta membantu pemerintah dalam penanggulangan bencana dan
konflik sosial. Namun, TNI juga dihadapkan pada berbagai tantangan seperti
modernisasi peralatan dan teknologi, serta peningkatan kualitas personel untuk
menghadapi berbagai ancaman keamanan yang semakin kompleks.
Demikianlah contoh profiling organisasi militer TNI yang meliputi sejarah, visi misi,
struktur organisasi, program dan kegiatan, serta keberhasilan dan tantangan yang
dihadapi.
23
adalah "menjaga kekuatan udara, ruang angkasa, dan kapasitas siber yang
memungkinkan Amerika Serikat untuk memproyeksikan kekuatan di seluruh
dunia dalam waktu yang singkat."
Struktur Organisasi Angkatan Udara Amerika Serikat
Angkatan Udara Amerika Serikat dipimpin oleh seorang Kepala Staf Angkatan
Udara (Chief of Staff of the Air Force) dan terdiri dari beberapa komando,
termasuk Komando Operasi Udara, Komando Pendidikan dan Pelatihan Udara,
Komando Mobilitas Udara, dan lain-lain.
Program dan Kegiatan Angkatan Udara Amerika Serikat
Angkatan Udara Amerika Serikat memiliki program dan kegiatan yang beragam,
termasuk pelatihan dan pendidikan militer, misi keamanan nasional dan
internasional, pengembangan teknologi dan inovasi, serta partisipasi dalam
operasi kemanusiaan dan bantuan bencana alam.
Keberhasilan dan Tantangan Angkatan Udara Amerika Serikat
Keberhasilan Angkatan Udara Amerika Serikat termasuk partisipasinya dalam
operasi militer internasional, termasuk Perang Teluk, Perang di Afghanistan, dan
Perang Irak. Namun, Angkatan Udara Amerika Serikat juga menghadapi
tantangan, termasuk perubahan dalam teknologi perang, keamanan siber, dan
peningkatan persaingan dari negara-negara lain di bidang militer.
24
V. KESIMPULAN
25
tersebut untuk melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap kinerja dan program yang ada.
Selain itu, profil organisasi sosial, profesi, dan militer juga dapat menjadi referensi bagi
masyarakat dalam memilih dan mendukung organisasi yang sesuai dengan kebutuhan dan
harapan mereka.
26
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, A. (2017). Profiling organisasi: Teori dan aplikasi. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.
Badan Pusat Statistik. (2021). Statistik Sosial Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Bungin, B. (2007). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik
serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.
Cahyono, E. D. (2015). Organisasi profesi dan peranannya dalam meningkatkan profesionalisme
dan kesejahteraan anggota profesi. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 4(1), 1-10.
Daulay, A. G. (2016). Profiling Organisasi: Konsep, Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Departemen Pertahanan. (2016). Profil Tentara Nasional Indonesia. Jakarta: Departemen
Pertahanan.
Darmiyanti, S. (2018). Kajian Teori Organisasi Profesi dan Pendidikan Profesi. Jurnal Pendidikan
Vokasi, 8(2), 269-278.
Darmiyanti, S. (2019). Teori Organisasi Profesi dalam Perspektif Pendidikan Profesi. Jurnal
Pendidikan Vokasi, 9(2), 273-280.
Firdaus, M. A. (2018). Profiling organisasi militer dalam meningkatkan kinerja organisasi. Jurnal
Kebijakan dan Manajemen Publik, 6(1), 1-12.
Fitriana, N., & Yurianto, A. (2019). Profiling organisasi militer: Studi kasus pada tentara nasional
indonesia. Jurnal Sosial Humaniora, 12(2), 97-108.
Firmanzah. (2018). Organisasi Sosial: Konsep, Karakteristik, dan Kegiatannya. Jurnal Sosiologi
Pedesaan, 6(1), 19-28.
Gatra, R. M. (2015). Manajemen organisasi sosial. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Hanafi, M. (2017). Sejarah perkembangan organisasi sosial di Indonesia. Jurnal Ilmiah Kajian
Sosial, 5(1), 12-21.
Hardani, W. (2019). Implementasi Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Pertamina
(Persero) Terhadap Masyarakat di Sekitar Area Kilang PT. Pertamina (Persero) Refinery
Unit V Balikpapan. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 12(2), 76-86.
Hendrawan, F. (2019). Profiling organisasi profesi insinyur dalam menghadapi tantangan global.
Jurnal Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis, 1(1), 1-10.
Husnan, S., & Pudjiastuti, E. (2018). Teori dan Praktik Keuangan Perusahaan. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Karim, M., & Saputra, F. (2017). Analisis Kinerja Organisasi Sosial dalam Menangani Kemiskinan
di Kota Palembang. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 6(1), 1-12.
Kementerian Kesehatan. (2020). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Kementerian Pertahanan. (2018). Profil Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Jakarta:
Kementerian Pertahanan.
Kurniawan, E. (2018). Profiling organisasi sosial sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan.
Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis dan Terapan, 2(2), 94-102.
27
Kusumawardhani, A. (2019). Pengaruh Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen
Organisasi terhadap Kinerja Karyawan di Kantor Pusat PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 26(1), 1-14.
Kuswardani, A., & Kurniawan, A. (2018). Analisis Penerapan Kebijakan Gender Mainstreaming
dalam Peningkatan Kinerja Organisasi Sosial. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani,
2(1), 40-53.
Kuswati, R., & Kusdiyanto. (2019). Pengaruh Penerapan Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) terhadap Kinerja Karyawan di PT. Unilever Indonesia Tbk. Jurnal Administrasi
Bisnis, 68(1), 69-76.
Manurung, E. (2019). Strategi Peningkatan Kinerja Organisasi Sosial. Jurnal Riset Manajemen dan
Bisnis, 14(1), 1-16.
Mardiana, R. (2016). Organisasi profesi dan kinerja anggota profesi. Jurnal Ekonomi Bisnis dan
Entrepreneurship, 1(1), 1-12.
Mardikanto, T. (2018). Strategi Pengembangan Organisasi Profesi Notaris dalam Era Masyarakat
Ekonomi ASEAN. Jurnal Yuridika, 33(2), 200-211.
Marfu'ah, S., & Saptutyningsih, E. (2017). Peran organisasi sosial dalam penanggulangan
kemiskinan di Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 21(2), 185-199
28