Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH KELOMPOK 4

PERILAKU ORGANISASI

PROFILING ORGANISASI SOSIAL, PROFILING ORGANISASI PROFESI,


DAN PROFILING ORGANISASI MILITER

Dosen Pengampu:
Jayanto Arusadi, S.E.,M.M.

Disusun Oleh:
Tata Cintana Prameswari (11211224)
Nadia Sukma Triadiani (11211233)
Imam Tri Kuncoro (11211242)
Adinata Hartanto (11211272)
Nugraha Adhi Santosa (11211290)

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
BANK BPD JATENG SEMARANG
SEMESTER 4
KELAS REGULER
2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan Tuhan YME atas limpahan Rahmat dan kasih-Nya,
serta petunjuk-Nya sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam Menyusun
makalah resume mengenai pengertian, dokumen pelengkap, dan instansi terkait impor.

Makalah resume ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Brevet Ekspor Impor. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah
resume ini, yaitu:

1. Tuhan YME yang selalu memberikan limpahan Rahmat dan kasih-Nya bagi kami.
2. Bapak Jayanto Arusadi, S.E.,M.M. selaku dosen pengampu mata kuliah Perilaku
Organisasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis STIE Bank BPD Jateng.
3. Orang tua, adik, serta keluarga yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan doa bagi
kami.
4. Teman – teman mahasiswa kelas Perilaku Organisasi (04)

Kami menyadari bahwa makalah resume ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah resume ini.

Akhirnya kami berharap, makalah yang disusun dapat bermanfaat bagi semua orang dan dapat
menambah ilmu pengetahuan.

Semarang, 5 April 2023


Penulis,

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI
I. Pendahuluan……………………………………………………………………………………….4
A. Latar Belakang……………………………………………………………………............4
B. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………..4-5
C. Metode Penulisan…………………………………………………………………………5
II. Profiling Organisasi Sosial………………………………………………………………………..6
A. Pengertian Organisasi Sosial……………………………………………………………...6
B. Profiling Organisasi Sosial……………………………………………………………......6
1. Sejarah Organisasi Sosial…………………………………………………..........6-7
2. Visi dan Misi Organisasi Sosial…………………………………………………...7
3. Struktur Organisasi Sosial……………………………………………………….7-8
4. Program dan Kegiatan Organisasi Sosial………………………………………….8
5. Keberhasilan dan Tantangan Organisasi Sosial…………………………………...9
C. Contoh Profiling Organisasi Sosial……………………………………………………….9
1. Yayasan Peduli Anak………………………………………………………......9-10
2. Komunitas Lingkungan Bersih…………………………………………………...11
III. Profiling Organisasi Profesi…………………………………………………………………….11
A. Pengertian Organisasi Profesi…………………………………………………………....11
B. Profiling Organisasi Profesi……………………………………………………………...11
1. Sejarah Organisasi Profesi……………………………………………………12-13
2. Visi Dan Misi Organisasi Profesi………………………………………………...13
3. Struktur Organisasi Profesi…………………………………………………........14
4. Program dan Kegiatan Organisasi Profesi……………………………………14-15
5. Keberhasilan dan Tantangan Organisasi Profesi……………………………..15-16
C. Contoh Profiling Organisasi Profesi……………………………………………………..16
1. Ikatan Dokter Indonesia……………………………………………………....16-17
2. Persatuan Insinyur Indonesia…………………………………………………17-18
IV. Profiling Organisasi Militer…………………………………………………………………….19
A. Pengertian Organisasi Militer……………………………………………………………19
B. Profiling Organisasi Militer……………………………………………………………...19
1. Sejarah Organisasi Militer………………………………………………………..19
2. Tujuan Organisasi Militer…………………………………………………….19-20
3. Struktur Organisasi Militer…………………………………………………...20-21
4. Program dan Kegiatan Organisasi Militer……………………………………….21
5. Keberhasilan dan Tantangan Organisasi Militer……………………………........22
C. Contoh Profiling Organisasi Militer……………………………………………………..23
1. Tentara Nasional Indonesia………………………………………………...…….23
2. Angkatan Udara Amerika Serikat…………………………………………….23-24
V. Kesimpulan………………………………………………………………………………………24
A. Ringkasan Profiling Organisasi Sosial, Profesi, dan Militer…………………………….24
B. Implikasi Profiling Organisasi Sosial, Profesi, dan Militer………………………….25-26
C. Saran untuk Penelitian Selanjutnya……………………………………………………...26
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………...26-27

3
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Organisasi merupakan suatu entitas yang terbentuk oleh sekelompok orang dengan
tujuan dan kepentingan yang sama. Organisasi dapat berbentuk social, profesi, atau
militer, tergantung pada tujuan dan kegiatan yang dilakukan oleh organisasi tersebut.
Dalam konteks masyarakat modern, organisasi memiliki peran yang sangat penting dalam
menggerakkan roda kemajuan di berbagai bidang, baik itu social, ekonomi, politik,
maupun keamanan. Untuk memahami lebih jauh mengenai suatu organisasi, dibutuhkan
sebuah profiling atau profil organisasi yang dapat memberikan gambaran komprehensif
mengenai sejarah, struktur, tujuan, program, keberhasilan, dan tantangan yang dihadapi
oleh organisasi tersebut.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai profiling organisasi social,
profesi, dan militer. Profiling organisasi social akan mencakup organisasi-organisasi yang
bergerak dalam bidang social, seperti social atau komunitas. Sementara itu, profiling
organisasi profesi akan membahas organisasi yang bergerak dalam bidang profesi
tertentu, seperti organisasi profesi dokter atau insinyur. Selain itu, profiling organisasi
militer akan membahas tentang organisasi yang memiliki peran dalam menjaga keamanan
dan pertahanan suatu negara, seperti militer.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang sejarah, tujuan, struktur, program,
keberhasilan, dan tantangan yang dihadapi oleh organisasi-organisasi tersebut. Dengan
adanya profil organisasi ini, diharapkan pembaca dapat memahami lebih jauh mengenai
peran dan kontribusi yang dilakukan oleh organisasi-organisasi social, profesi, dan militer
dalam masyarakat modern.

B.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih
komprehensif mengenai organisasi sosial, profesi, dan militer. Dalam hal ini, penulis akan
membahas profil organisasi yang mencakup sejarah, tujuan, struktur, program,
keberhasilan, dan tantangan yang dihadapi oleh organisasi-organisasi tersebut. Melalui
penulisan ini, diharapkan pembaca dapat memahami peran dan kontribusi yang dilakukan
oleh organisasi-organisasi tersebut dalam masyarakat modern.
Selain itu, penulis juga bertujuan untuk memberikan contoh profil organisasi sosial,
profesi, dan militer yang relevan dengan kondisi Indonesia dan dunia saat ini. Dengan
memberikan contoh konkret, pembaca dapat lebih mudah memahami konsep dan
penerapan profil organisasi dalam konteks yang lebih realistis.
Terakhir, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman mengenai
implikasi dari profil organisasi sosial, profesi, dan militer terhadap masyarakat. Dalam
hal ini, penulis akan membahas bagaimana profil organisasi dapat memberikan manfaat
bagi masyarakat, serta mengidentifikasi tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh

4
organisasi dalam mencapai tujuannya. Hal ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi
yang berguna bagi pembaca yang ingin mempelajari lebih jauh mengenai organisasi
sosial, profesi, dan militer.

C. Metode Penulisan
1. Penentuan topik dan tujuan penulisan: Tahap awal dari penulisan makalah ini adalah
menentukan topik yang ingin dibahas dan tujuan penulisan yang ingin dicapai. Dalam
hal ini, penulis akan membahas profil organisasi sosial, profesi, dan militer dengan
tujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai organisasi-
organisasi tersebut.
2. Pengumpulan informasi: Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan informasi
mengenai organisasi sosial, profesi, dan militer yang ingin dibahas. Informasi dapat
diperoleh melalui sumber-sumber seperti buku, jurnal, artikel, situs web, dan
dokumen resmi organisasi tersebut.
3. Analisis informasi: Setelah informasi terkumpul, penulis akan menganalisis informasi
tersebut untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai organisasi sosial,
profesi, dan militer. Analisis informasi akan meliputi aspek-aspek seperti sejarah,
tujuan, struktur, program, keberhasilan, dan tantangan yang dihadapi oleh organisasi
tersebut.
4. Penulisan: Setelah informasi dianalisis, penulis akan mulai menulis makalah dengan
mengikuti struktur penulisan yang telah ditentukan. Struktur penulisan makalah ini
mencakup bagian latar belakang, tujuan penulisan, profil organisasi sosial, profesi,
dan militer, contoh profil organisasi relevan, implikasi profil organisasi terhadap
masyarakat, dan kesimpulan.
5. Penyelesaian dan revisi: Setelah penulisan selesai, penulis akan melakukan revisi dan
penyelesaian terakhir untuk memastikan kesesuaian dengan tujuan penulisan dan
kualitas tulisan yang baik.
6. Referensi dan akhir penulisan: Terakhir, penulis akan mencantumkan daftar referensi
yang digunakan dan menyelesaikan makalah dengan menyertakan bagian akhir
penulisan yang mencakup ringkasan keseluruhan tulisan.

5
II. PROFILING ORGANISASI SOSIAL

A. Pengertian Organisasi Sosial


Sebelum membahas profil organisasi sosial, perlu diketahui terlebih dahulu pengertian
dasar mengenai organisasi. Menurut Robbins dan Judge (2017), organisasi dapat
didefinisikan sebagai entitas sosial yang terdiri dari sekelompok orang yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan yang spesifik atau serangkaian tujuan.
Berdasarkan definisi tersebut, organisasi dapat dianggap sebagai entitas yang memiliki
tujuan yang jelas dan dioperasikan oleh sekelompok orang yang bekerja sama. Tujuan
organisasi sosial sendiri dapat bervariasi, mulai dari tujuan sosial, pendidikan, kesehatan,
lingkungan, dan masih banyak lagi.
Sejumlah studi sebelumnya mengenai organisasi sosial juga telah dilakukan oleh para
ahli. Misalnya, Haryanto (2013) menyatakan bahwa organisasi sosial adalah wadah atau
forum masyarakat yang dibentuk dengan tujuan untuk melakukan kegiatan sosial dan
kemanusiaan. Selain itu, menurut Handoko (2012), organisasi sosial juga dapat diartikan
sebagai kelompok masyarakat yang bertindak bersama untuk mencapai tujuan sosial
tertentu.
Dalam hal ini, profil organisasi sosial mencakup informasi mengenai sejarah, tujuan,
struktur, program, keberhasilan, dan tantangan yang dihadapi oleh organisasi sosial dalam
mencapai tujuannya. Dengan memahami profil organisasi sosial, diharapkan dapat
membantu masyarakat untuk memahami peran dan kontribusi yang dilakukan oleh
organisasi sosial dalam masyarakat modern.

B. Profiling Organisasi Sosial


1. Sejarah Organisasi Sosial
Organisasi sosial telah ada sejak zaman kuno. Salah satu contohnya adalah
organisasi sosial dalam bentuk keagamaan, seperti gereja atau kuil. Di era modern,
organisasi sosial semakin berkembang dan memiliki peran yang semakin penting
dalam masyarakat.
Di Indonesia, organisasi sosial pertama kali muncul pada abad ke-20, ketika
bangsa Indonesia mulai berjuang untuk kemerdekaan dari penjajahan Belanda.
Organisasi sosial seperti Budi Utomo dan Sarekat Islam menjadi penting dalam
gerakan nasionalisme pada saat itu.
Setelah Indonesia merdeka, organisasi sosial terus berkembang dan muncul
dalam berbagai bentuk dan tujuan. Beberapa contoh organisasi sosial yang
terkenal di Indonesia antara lain Palang Merah Indonesia (PMI), Yayasan
Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI), dan Yayasan Bina Swadaya.
Dalam beberapa tahun terakhir, organisasi sosial semakin banyak ditemukan
dan berkembang di Indonesia. Beberapa organisasi sosial yang muncul saat ini

6
memiliki fokus pada isu-isu seperti lingkungan, kesehatan, pendidikan, hak asasi
manusia, dan masih banyak lagi.

Dalam sejarahnya, organisasi sosial telah membuktikan perannya yang penting


dalam masyarakat. Organisasi sosial dapat memberikan kontribusi positif dalam
memperbaiki kondisi sosial dan lingkungan sekitar, serta memberikan akses
kepada masyarakat yang membutuhkan.

2. Visi dan Misi Organisasi Sosial


Visi dan misi adalah elemen penting dari sebuah organisasi sosial, karena
menentukan tujuan dan arah organisasi. Berikut adalah contoh visi misi dari
sebuah organisasi sosial:
Visi:
Mewujudkan masyarakat yang adil, sejahtera, dan berkeadilan.
Misi:
 Mengembangkan program-program sosial untuk mendorong partisipasi
masyarakat dalam pembangunan sosial.
 Memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan, seperti anak
yatim, kaum difabel, dan kaum miskin.
 Meningkatkan kesadaran masyarakat akan isu-isu sosial, seperti hak asasi
manusia, lingkungan, dan kesehatan.
 Membangun kerja sama dengan pemerintah, lembaga swadaya
masyarakat, dan perusahaan untuk memperbaiki kondisi sosial dan
lingkungan sekitar.
Visi dan misi ini mencerminkan tujuan organisasi sosial untuk memperbaiki
kondisi sosial dan lingkungan sekitar melalui program-program sosial dan bantuan
kepada masyarakat yang membutuhkan. Dengan demikian, organisasi sosial dapat
memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan membantu meningkatkan
kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

3. Struktur Organisasi Sosial


Struktur organisasi sosial adalah susunan atau tata kelola dari sebuah organisasi
sosial. Struktur organisasi sosial ini dapat bervariasi tergantung pada ukuran dan
kompleksitas organisasi sosial tersebut. Berikut adalah contoh struktur organisasi
sosial dari sebuah organisasi sosial:
 Kepala Organisasi
 Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan organisasi
 Memimpin rapat dan koordinasi antar departemen
 Mewakili organisasi dalam kegiatan-kegiatan resmi
 Departemen Pengelolaan Program
 Menangani pengembangan dan pelaksanaan program-program sosial
 Mengelola anggaran program

7
 Melakukan evaluasi dan pengembangan program
 Departemen Keuangan dan Administrasi
 Menangani masalah keuangan dan administrasi
 Mengelola anggaran organisasi
 Menyiapkan laporan keuangan
 Departemen Penggalangan Dana dan Komunikasi
 Menangani penggalangan dana untuk program-program sosial
 Menangani komunikasi dan publikasi kegiatan organisasi
 Mengembangkan strategi untuk meningkatkan dukungan dari masyarakat
Struktur organisasi sosial ini mencerminkan cara organisasi sosial mengelola
program-program sosial yang dilakukan dan bagaimana organisasi sosial tersebut
menjaga keuangan dan administrasi mereka. Struktur ini juga mencakup
bagaimana organisasi sosial tersebut berinteraksi dengan masyarakat dan
mengembangkan strategi untuk meningkatkan dukungan dari masyarakat.

4. Program dan Kegiatan Organisasi Sosial


Program dan kegiatan merupakan inti dari sebuah organisasi sosial. Organisasi
sosial harus memiliki program dan kegiatan yang jelas dan sesuai dengan visi dan
misi mereka. Berikut adalah contoh program dan kegiatan organisasi sosial:
 Program Pendidikan dan Pelatihan
Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat yang membutuhkan
Melakukan kegiatan workshop dan pelatihan keterampilan
Memberikan bantuan pendidikan kepada anak-anak yang kurang mampu
 Program Kesehatan
Menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan
Menyediakan obat-obatan dan peralatan medis
Melakukan kegiatan penyuluhan dan kampanye kesehatan
 Program Bantuan Sosial
Memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan, seperti
bantuan pangan, bantuan pendidikan, dan bantuan kesehatan
Melakukan kegiatan donor darah dan donor organ
 Program Lingkungan Hidup
Melakukan kegiatan penghijauan
Melakukan kegiatan pembersihan sungai dan pantai
Memberikan pendidikan tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup
Program dan kegiatan ini mencerminkan komitmen organisasi sosial untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pendidikan, kesehatan, bantuan
sosial, dan lingkungan hidup. Organisasi sosial dapat mengembangkan program
dan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan visi misi organisasi.
Program dan kegiatan tersebut juga harus diukur secara teratur dan dievaluasi agar
dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi sosial.

8
5. Keberhasilan dan Tantangan Organisasi Sosial
Keberhasilan sebuah organisasi sosial dapat diukur berdasarkan pencapaian
tujuan dan visi misi yang telah ditetapkan. Berikut adalah beberapa contoh
keberhasilan yang dapat dicapai oleh organisasi sosial:
 Peningkatan kesejahteraan masyarakat
Dalam jangka panjang, organisasi sosial dapat memberikan dampak positif pada
kesejahteraan masyarakat melalui program-program sosial yang dijalankan.
 Penghargaan dari masyarakat
Organisasi sosial dapat memperoleh penghargaan dari masyarakat sebagai bentuk
apresiasi atas kontribusi yang telah diberikan.
 Dukungan dari pemerintah dan swasta
Keberhasilan sebuah organisasi sosial juga dapat dilihat dari dukungan yang
diberikan oleh pemerintah dan swasta dalam bentuk dana, sumber daya manusia,
atau dukungan lainnya.
Namun demikian, organisasi sosial juga menghadapi berbagai tantangan dalam
menjalankan program-program sosial mereka. Berikut adalah beberapa contoh
tantangan yang dapat dihadapi oleh organisasi sosial:
o Keterbatasan sumber daya
Keterbatasan dana, tenaga kerja, dan sumber daya lainnya dapat menghambat
kemampuan organisasi sosial dalam menjalankan program-program sosial
mereka.
o Persaingan dengan organisasi sosial lain
Terdapat banyak organisasi sosial lain yang juga beroperasi di wilayah yang sama.
Persaingan antar organisasi sosial dapat menyebabkan sumber daya yang tersedia
terpecah-belah dan menyulitkan organisasi sosial dalam mencapai tujuan mereka.
o Perubahan kebijakan pemerintah
Perubahan kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi program-program sosial
yang dijalankan oleh organisasi sosial dan mempersulit upaya organisasi sosial
dalam mencapai tujuan mereka.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, organisasi sosial perlu
mengembangkan strategi yang tepat untuk menjaga dan meningkatkan kinerja
organisasi sosial. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah melakukan
kerjasama dengan organisasi sosial lainnya atau dengan pemerintah dan swasta
untuk memperoleh sumber daya yang lebih banyak.

C. Contoh Profiling Organisasi Sosial


1. Yayasan Peduli Anak
Sejarah Singkat:
YPA didirikan pada tahun 2001 dengan tujuan untuk membantu anak-anak yang
terpinggirkan, korban kekerasan, atau diabaikan oleh masyarakat. Organisasi ini
didirikan oleh sekelompok orang yang peduli terhadap nasib anak-anak yang tidak
mendapatkan akses yang layak terhadap pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan
dasar lainnya.

9
Visi:
Menjadi organisasi yang mampu membantu anak-anak Indonesia untuk meraih
masa depan yang lebih baik, melalui program-program yang efektif dan
berkelanjutan.
Misi:
 Memberikan akses pendidikan dan kesehatan yang berkualitas bagi anak-
anak Indonesia.
 Melindungi dan membela hak-hak anak dari segala bentuk kekerasan,
eksploitasi, dan diskriminasi.
 Membangun kerja sama yang efektif dengan pemerintah, lembaga
swadaya masyarakat, dan masyarakat umum dalam upaya melindungi dan
membela hak-hak anak.
Struktur Organisasi:
 Dewan Pengurus
 Sekretariat
 Divisi Pendidikan
 Divisi Kesehatan
 Divisi Perlindungan Anak
 Divisi Advokasi dan Komunikasi
Program dan Kegiatan:
 Program Pendidikan: memberikan bantuan pendidikan kepada anak-anak
yang kurang mampu, melalui beasiswa, pelatihan, dan kegiatan-kegiatan
pendidikan lainnya.
 Program Kesehatan: memberikan akses kesehatan yang berkualitas bagi
anak-anak, melalui pemeriksaan kesehatan, vaksinasi, dan pengobatan
gratis.
 Program Perlindungan Anak: memberikan bantuan dan perlindungan bagi
anak-anak yang menjadi korban kekerasan, eksploitasi, atau diskriminasi.
 Program Advokasi dan Komunikasi: mengadvokasi hak-hak anak dan
membangun komunikasi dengan masyarakat, pemerintah, dan lembaga
swadaya masyarakat dalam upaya melindungi dan membela hak-hak anak.
Keberhasilan dan Tantangan:
Keberhasilan YPA terlihat dari meningkatnya akses pendidikan dan kesehatan
bagi anak-anak yang kurang mampu, serta melindungi dan membela hak-hak anak
dari segala bentuk kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi. Namun, tantangan
yang dihadapi oleh YPA adalah keterbatasan sumber daya dan persaingan dengan
organisasi sosial lainnya yang juga bergerak di bidang perlindungan anak. Untuk
mengatasi tantangan tersebut, YPA melakukan kerja sama dengan pemerintah,
lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat umum dalam upaya melindungi
dan membela hak-hak anak.

10
2. Komunitas Lingkungan Bersih
Sejarah Singkat:
KLB didirikan pada tahun 2010 oleh sekelompok pemuda yang prihatin dengan
kondisi lingkungan yang semakin kotor dan tercemar. Organisasi ini bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan dan mendorong masyarakat untuk aktif dalam menjaga
kebersihan lingkungan.
Visi:
Mewujudkan masyarakat yang peduli dan bertanggung jawab terhadap kebersihan
lingkungan.
Misi:
 Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan melalui program-program edukasi dan sosialisasi.
 Mendorong masyarakat untuk aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan
melalui program-program partisipasi aktif.
 Menjalin kerja sama dengan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat,
dan masyarakat umum dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan.
Struktur Organisasi:
 Dewan Pengurus
 Sekretariat
 Divisi Edukasi dan Sosialisasi
 Divisi Partisipasi Aktif
 Divisi Advokasi dan Komunikasi
Program dan Kegiatan:
 Program Edukasi dan Sosialisasi: menyelenggarakan seminar, lokakarya,
dan kegiatan edukasi lainnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
 Program Partisipasi Aktif: menyelenggarakan kegiatan bersih-bersih
lingkungan, penghijauan, dan kegiatan lainnya untuk mendorong
masyarakat untuk aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan.
 Program Advokasi dan Komunikasi: mengadvokasi pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan dan membangun komunikasi dengan pemerintah,
lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat umum dalam upaya
menjaga kebersihan lingkungan.
Keberhasilan dan Tantangan:
Keberhasilan KLB terlihat dari meningkatnya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan semakin banyaknya masyarakat
yang aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan. Namun, tantangan yang
dihadapi oleh KLB adalah minimnya dukungan dan partisipasi masyarakat dalam
menjaga kebersihan lingkungan serta minimnya sumber daya untuk melaksanakan
program-programnya. Untuk mengatasi tantangan tersebut, KLB melakukan kerja
sama dengan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat umum
dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan.

11
III. PROFILING ORGANISASI SOSIAL

A. Pengertian Organisasi Profesi


Sebelum membuat profil organisasi profesi, perlu dipahami terlebih dahulu
pengertian organisasi profesi. Organisasi profesi adalah organisasi yang anggotanya
terdiri dari para profesional yang memiliki keahlian, kualifikasi, dan sertifikasi
tertentu dalam bidang yang mereka geluti. Organisasi profesi bertujuan untuk
meningkatkan kualitas dan standar profesi anggotanya, melindungi kepentingan
anggota, serta mendorong pertumbuhan dan perkembangan bidang profesi yang
mereka geluti. Organisasi profesi juga berperan sebagai wadah bagi para professional
untuk berinteraksi, berkolaborasi, dan mengembangkan jaringan dalam bidang yang
mereka geluti.
Studi sebelumnya tentang organisasi profesi membahas mengenai struktur, fungsi,
tujuan, dan peran organisasi profesi dalam masyarakat. Studi ini juga membahas
tentang regulasi dan sertifikasi profesi, serta perkembangan dan tantangan dalam
bidang profesi yang terus berubah dan berkembang.
Dalam hal ini, organisasi profesi diatur oleh undang-undang dan memiliki tugas
dan wewenang dalam memastikan anggotanya memenuhi standar kualifikasi dan etika
profesi. Organisasi profesi juga bertanggung jawab dalam mengatur dan
mengembangkan kurikulum pendidikan profesi, memberikan sertifikasi profesi, serta
melakukan pengawasan dan penegakan etika profesi. Oleh karena itu, organisasi
profesi memiliki peran yang penting dalam memastikan keberhasilan dan kredibilitas
bidang profesi yang mereka wakili.
Dalam profil organisasi profesi, akan dibahas mengenai sejarah organisasi, struktur
organisasi, visi dan misi organisasi, program dan kegiatan, serta keberhasilan dan
tantangan yang dihadapi oleh organisasi profesi tersebut.

B. Profiling Organisasi Profesi


1. Sejarah Organisasi Profesi
Organisasi profesi memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak abad ke-19 di
Eropa dan Amerika Utara. Pada saat itu, terjadi perkembangan pesat dalam bidang
industri dan perdagangan, sehingga muncul kebutuhan untuk membangun
keahlian dan kualifikasi tertentu dalam bidang-bidang tersebut.
Pada awalnya, organisasi profesi dibentuk oleh para ahli dalam bidang tertentu,
seperti ahli teknik, ahli kedokteran, dan ahli hukum. Organisasi profesi pertama
yang dibentuk adalah American Medical Association pada tahun 1847 di Amerika
Serikat.
Pada abad ke-20, organisasi profesi semakin berkembang dan menjadi lebih
kompleks. Organisasi profesi semakin banyak bermunculan dan terbentuk dalam
berbagai bidang, seperti teknologi informasi, manajemen, keuangan, dan lain
sebagainya.

12
Di Indonesia, organisasi profesi juga telah hadir sejak masa penjajahan
Belanda. Organisasi profesi pertama yang dibentuk adalah Vereeniging van
Artsen (Persatuan Dokter) pada tahun 1901. Kemudian, muncul organisasi profesi
lain seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada tahun 1945 dan
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tahun 1957.
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, organisasi profesi terus
berkembang dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat dan dunia
kerja. Saat ini, organisasi profesi menjadi sangat penting dalam memastikan
kualitas dan standar profesi yang tinggi serta memberikan manfaat bagi
masyarakat dan anggotanya.

2. Visi dan Misi Organisais Profesi


Visi dan misi organisasi profesi ditujukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dan memberikan manfaat bagi anggota dan masyarakat. Berikut adalah
contoh visi dan misi organisasi profesi:
Visi:
Menjadi organisasi profesi yang terkemuka dan menjadi rujukan utama dalam
bidangnya serta memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan profesi dan
masyarakat.
Misi:
1. Menyelenggarakan pelatihan dan pengembangan kompetensi yang
berkualitas dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
2. Membangun jaringan kerja sama yang erat dengan pemerintah, industri,
dan lembaga pendidikan guna mengoptimalkan pengembangan profesi.
3. Menegakkan kode etik profesi dan menjamin standar profesionalisme yang
tinggi.
4. Melakukan riset dan inovasi dalam bidang profesi guna meningkatkan
kualitas dan efektivitas layanan.
5. Mendorong partisipasi anggota dalam memajukan profesi dan
memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Contoh organisasi profesi dengan visi dan misi yang jelas adalah Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI). Visi IAI adalah “Mewujudkan profesi akuntan yang
unggul, independent dan terpercaya”, sedangkan misinya adalah:
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan profesi akuntan yang
berkualitas.
2. Menyediakan pelayanan publik yang berbasis teknologi dan inovasi.
3. Menjaga integritas dan etika profesi akuntan.
4. Meningkatkan peran serta anggota dalam memajukan profesi dan
memberikan kontribusi bagi masyarakat.

13
3. Struktur Organisasi Profesi
Struktur organisasi profesi terdiri dari berbagai tingkatan dan posisi yang
bertanggung jawab dalam pengelolaan organisasi. Berikut adalah contoh struktur
organisasi profesi:
 Dewan Pengurus Pusat (DPP)
DPP adalah struktur tertinggi dalam organisasi profesi yang bertanggung
jawab atas pengambilan keputusan strategis dan pengawasan atas
pelaksanaan kegiatan di tingkat nasional.
 Dewan Pengurus Daerah (DPD)
DPD adalah struktur yang berada di bawah DPP dan bertanggung jawab
atas pengelolaan organisasi di wilayah provinsi atau kabupaten/kota.
 Komisi/Komite
Komisi/komite dibentuk untuk mengurus hal-hal tertentu dalam organisasi
profesi, seperti komisi pengembangan profesi, komisi etika, atau komite
audit.
 Divisi/Departemen
Divisi/departemen bertanggung jawab atas pelaksanaan program dan
kegiatan yang telah ditetapkan, seperti divisi pendidikan dan pelatihan,
divisi pelayanan anggota, atau departemen riset dan pengembangan.
 Anggota
Anggota adalah bagian terpenting dari struktur organisasi profesi, karena
merekalah yang menjadi penggerak utama dalam mencapai visi dan misi
organisasi.
Contoh organisasi profesi dengan struktur organisasi yang jelas adalah
Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Struktur organisasi PII terdiri dari DPP, DPD,
komisi/komite, divisi/departemen, dan anggota. PII memiliki komisi-komisi yang
fokus pada bidang-bidang tertentu, seperti komisi energi, komisi infrastruktur, dan
komisi sumber daya air. Selain itu, PII juga memiliki beberapa divisi/departemen,
seperti divisi Pendidikan dan pelatihan, divisi teknologi informasi, dan
departemen hubungan masyarakat.

4. Program dan Kegiatan Organisasi Profesi


Program dan kegiatan organisasi profesi dapat beragam tergantung pada jenis
organisasi dan bidang profesi yang diwakilinya. Berikut adalah beberapa contoh
program dan kegiatan yang sering dilakukan oleh organisasi profesi:
 Sertifikasi dan Pelatihan
Organisasi profesi biasanya menyelenggarakan program sertifikasi dan
pelatihan untuk memastikan anggotanya memiliki kualitas dan
keterampilan yang sesuai dengan standar profesi. Program ini dapat berupa
seminar, pelatihan praktis, atau ujian sertifikasi.
 Pendidikan

14
Organisasi profesi dapat menyelenggarakan program Pendidikan formal
atau non-formal, seperti pendidikan jarak jauh, program magang, atau
beasiswa. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas anggotanya
dan memastikan terciptanya kader-kader yang kompeten.
 Pengembangan Karir
Organisasi profesi dapat membantu anggotanya dalam pengembangan
karir dan memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bidang profesi
mereka. Program ini bisa berupa pelatihan wawasan karir, penyaluran
informasi lowongan pekerjaan, atau pengembangan jejaring bisnis.
 Bimbingan dan Konsultasi
Organisasi profesi dapat menyediakan program bimbingan dan konsultasi
untuk membantu anggotanya dalam menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan bidang profesi. Program ini dapat berupa konsultasi
hukum, konsultasi manajemen, atau konsultasi teknis.
 Kegiatan Sosial
Organisasi profesi juga dapat terlibat dalam kegiatan sosial, seperti
kampanye kesehatan, penggalangan dana untuk bencana alam, atau aksi
sosial lainnya. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kontribusi positif
bagi masyarakat sekitar dan meningkatkan citra organisasi.
Contoh organisasi profesi yang memiliki program dan kegiatan yang beragam
adalah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). IAI menyelenggarakan program sertifikasi
akuntan publik, pelatihan, dan seminar, serta menyediakan program magang dan
beasiswa untuk pengembangan anggotanya. Selain itu, IAI juga terlibat dalam
kegiatan sosial, seperti kampanye literasi keuangan dan penggalangan dana untuk
bencana alam.

5. Keberhasilan dan Tantangan Organisasi Profesi


Keberhasilan Organisasi Profesi:
 Meningkatkan kualitas dan kompetensi anggota: Organisasi profesi
bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi anggotanya. Hal
ini dapat tercapai melalui program sertifikasi, pelatihan, industri, dan
pengembangan karir yang diselenggarakan oleh organisasi.
 Mempromosikan dan menjaga standar etika profesi: Organisasi profesi
memiliki peran penting dalam mempromosikan dan menjaga standar etika
profesi. Hal ini bertujuan untuk memastikan praktik yang baik dan
menjaga kepercayaan masyarakat terhadap profesi tersebut.
 Memberikan jasa dan dukungan kepada anggota: Organisasi profesi dapat
memberikan dukungan dan jasa kepada anggotanya, seperti penyaluran
informasi, konsultasi, dan pelatihan. Hal ini dapat membantu anggota
dalam mengembangkan karir dan memperoleh pekerjaan yang sesuai
dengan bidang profesi mereka.
Tantangan Organisasi Profesi:

15
 Persaingan pasar yang ketat: Organisasi profesi seringkali beroperasi di
pasar yang sangat kompetitif. Hal ini membuat organisasi harus berinovasi
dan memperbaiki layanan yang diberikan agar tetap relevan dan dapat
bersaing dengan organisasi profesi lainnya.
 Perubahan regulasi dan kebijakan: Organisasi profesi seringkali
terpengaruh oleh perubahan regulasi dan kebijakan pemerintah. Hal ini
dapat mempengaruhi program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh
organisasi, sehingga organisasi harus selalu mengikuti perkembangan
regulasi dan kebijakan yang ada.
 Tuntutan anggota yang beragam: Organisasi profesi terdiri dari anggota
yang memiliki latar belakang, kebutuhan, dan tujuan yang berbeda. Hal ini
membuat organisasi harus mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan
anggota dengan cara yang efektif dan efisien.
Contoh organisasi profesi yang telah berhasil dalam mencapai tujuannya dan
mengatasi tantangan yang dihadapi adalah Ikatan Dokter Indonesia (IDI). IDI
berhasil meningkatkan kualitas dan kompetensi anggotanya melalui program
sertifikasi dan pelatihan yang diselenggarakan oleh organisasi. IDI juga
mempromosikan standar etika profesi dan memberikan dukungan dan jasa kepada
anggotanya dalam menjalankan praktik medis. Meskipun IDI menghadapi
tantangan dalam persaingan pasar yang ketat dan perubahan regulasi, organisasi
ini terus berinovasi dan mengikuti perkembangan yang ada untuk tetap relevan
dan dapat memenuhi kebutuhan anggotanya.

C. Contoh Profiling Organisasi Profesi


1. Ikatan Dokter Indonesia
Latar Belakang:
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merupakan sebuah organisasi profesi yang didirikan
pada 28 April 1970 oleh sekelompok dokter di Jakarta. Organisasi ini bertujuan
untuk mengembangkan dan meningkatkan profesi kedokteran di Indonesia.
Tujuan Penulisan:
Tujuan penulisan profil organisasi profesi ini adalah untuk memberikan informasi
mengenai sejarah, visi misi, struktur, program dan kegiatan, serta keberhasilan dan
tantangan yang dihadapi oleh Ikatan Dokter Indonesia.
Metode Penulisan:
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan profil organisasi profesi ini
adalah dengan melakukan studi literatur dan riset lapangan yang meliputi
wawancara dengan beberapa anggota IDI.
Sejarah Organisasi:
IDI didirikan pada 28 April 1970 oleh sekelompok dokter di Jakarta. Pada
awalnya, organisasi ini didirikan untuk menjalin industri dan memperkuat
solidaritas antara dokter yang ada di Indonesia. Namun, seiring dengan
perkembangan zaman, IDI berkembang menjadi organisasi yang memiliki banyak
tujuan, antara lain meningkatkan mutu dan kualitas layanan medis di Indonesia.

16
Visi Misi:
Visi IDI adalah mewujudkan Indonesia yang sehat dan mandiri, sedangkan
misinya adalah meningkatkan pelayanan medis dan industri untuk seluruh
masyarakat Indonesia.
Struktur Organisasi:
IDI memiliki struktur organisasi yang terdiri dari beberapa tingkat, yaitu tingkat
pusat, tingkat wilayah, dan tingkat cabang. Di tingkat pusat terdapat Dewan
Pimpinan Pusat (DPP) sebagai lembaga tertinggi dalam organisasi, kemudian di
bawahnya terdapat beberapa bidang, antara lain bidang profesi dan etika, bidang
pendidikan dan pelatihan, bidang pengembangan dan pemberdayaan masyarakat,
dan bidang kesehatan lingkungan.
Program dan Kegiatan:
IDI memiliki banyak program dan kegiatan, antara lain pelatihan dan sertifikasi
bagi dokter, seminar dan workshop, penelitian, kampanye kesehatan, dan kegiatan
sosial.
Keberhasilan dan Tantangan:
IDI telah berhasil memperkuat solidaritas antara dokter dan meningkatkan mutu
pelayanan medis di Indonesia. Namun, IDI masih dihadapkan pada tantangan yang
cukup besar, antara lain masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan di
beberapa daerah dan kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang berkualitas.
Contoh Profiling Organisasi Profesi yang lain dapat dilihat pada organisasi
profesi lain seperti:
 Persatuan Insinyur Indonesia (PII)
 Asosiasi Advokat Indonesia (AAI)
 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

2. Persatuan Insinyur Indonesia


Sejarah Organisasi
Persatuan Insinyur Indonesia (PII) didirikan pada 22 Oktober 1959 dan merupakan
organisasi profesi yang mewadahi para insinyur di Indonesia. PII didirikan untuk
memperjuangkan kepentingan insinyur, meningkatkan kualitas sumber daya
manusia insinyur, serta mendorong pengembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan di Indonesia.
Visi Misi Organisasi
Visi PII adalah menjadi organisasi yang kuat, profesional, dan memiliki kontribusi
besar dalam pengembangan teknologi dan sumber daya manusia insinyur di
Indonesia. Misi PII adalah memperjuangkan kepentingan insinyur, meningkatkan
kualitas sumber daya manusia insinyur, serta mendorong pengembangan
teknologi dan ilmu pengetahuan di Indonesia.
Struktur Organisasi
PII memiliki struktur organisasi yang terdiri dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
sebagai pengambil keputusan tertinggi, dan beberapa divisi yang terdiri dari divisi

17
teknis, divisi keanggotaan, divisi sumber daya manusia, divisi pendidikan dan
pelatihan, dan divisi publikasi.
Program dan Kegiatan Organisasi
PII menyelenggarakan berbagai program dan kegiatan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia insinyur dan memperjuangkan kepentingan
insinyur di Indonesia. Beberapa program dan kegiatan yang dilakukan antara lain
adalah penyelenggaraan seminar dan lokakarya, pelatihan dan sertifikasi insinyur,
penerbitan jurnal ilmiah, serta kerjasama dengan institusi-institusi terkait untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia insinyur.
Keberhasilan dan Tantangan Organisasi
Beberapa keberhasilan yang telah diraih oleh PII antara lain adalah mampu
memperjuangkan hak dan kepentingan insinyur di Indonesia, meningkatkan
kualitas sumber daya manusia insinyur melalui pelatihan dan sertifikasi, serta
membangun kerjasama dengan institusi-institusi terkait untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia insinyur. Namun, PII juga menghadapi beberapa
tantangan, seperti persaingan yang semakin ketat di dunia industri dan
perkembangan teknologi yang semakin cepat.

18
IV. PROFILING ORGANISASI MILITER

A. Pengertian Organisasi Militer


Organisasi militer merupakan sebuah organisasi yang didirikan untuk melaksanakan
tugas-tugas yang terkait dengan pertahanan dan keamanan suatu negara. Organisasi militer
ini terdiri dari sejumlah anggota yang telah terlatih dan dipersenjatai yang bertanggung jawab
dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan oleh negara. Organisasi militer biasanya
terdiri dari beberapa cabang, seperti angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara, yang
masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda.
Studi sebelumnya mengenai pengertian organisasi militer mencakup aspek-aspek yang
terkait dengan tugas, struktur, program, dan kegiatan organisasi militer, serta keberhasilan
dan tantangan yang dihadapi oleh organisasi tersebut. Selain itu, studi ini juga dapat meliputi
sejarah dan perkembangan organisasi militer dari masa ke masa, serta visi misi yang diemban
oleh organisasi tersebut. Semua informasi ini dapat menjadi dasar dalam melakukan profiling
organisasi militer.

B. Profiling Organisasi Militer


1. Sejarah Organisasi Militer
Sejarah organisasi militer dapat ditemukan sejak zaman kuno di berbagai belahan
dunia, seperti Mesir kuno, Yunani, Romawi, Persia, hingga China dan India. Di zaman
kuno, organisasi militer lebih sering digunakan untuk menaklukkan wilayah baru dan
mempertahankan kekuasaan daripada menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat
seperti pada zaman modern.
Pada abad ke-19, organisasi militer mulai berevolusi dan terus berkembang hingga saat
ini. Perkembangan teknologi dan senjata modern, seperti pesawat tempur, tank, dan
senjata nuklir, telah mengubah cara perang dan operasi militer dilakukan. Organisasi
militer juga semakin berfokus pada tugas-tugas operasional, seperti misi perdamaian,
bantuan kemanusiaan, dan tugas-tugas keamanan dalam negeri.
Di Indonesia, organisasi militer dikenal sejak zaman Kerajaan Hindu-Budha dan
Kerajaan Islam. Pada zaman kolonial Belanda, organisasi militer Indonesia pertama kali
dibentuk pada tahun 1945 dengan nama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang kemudian
berganti nama menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) setelah kemerdekaan Indonesia.
Sejak itu, TNI telah menjadi bagian penting dalam menjaga keamanan dan kedaulatan
Indonesia serta membantu tugas-tugas kemanusiaan di dalam maupun luar negeri.

2. Tujuan Organisasi Militer


Profil organisasi militer meliputi struktur, program dan kegiatan, serta tujuan
organisasi tersebut. Tujuan organisasi militer berkaitan dengan tugas dan fungsi militer
dalam menjaga keamanan, kedaulatan, dan integritas negara. Berikut adalah beberapa
tujuan umum organisasi militer:
 Pertahanan negara: Tugas utama organisasi militer adalah melindungi
negara dari ancaman dan serangan baik dari dalam maupun luar negeri.

19
Tujuan ini mencakup tugas operasional yang melibatkan operasi militer,
intelijen, pengamanan, dan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan
pertahanan negara.
 Kemanusiaan: Organisasi militer juga memiliki peran dalam membantu
korban bencana alam, konflik bersenjata, atau krisis kemanusiaan lainnya.
Dalam hal ini, organisasi militer dapat bekerja sama dengan pemerintah
dan organisasi kemanusiaan lainnya untuk memberikan bantuan dan
dukungan.
 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan anggota: Organisasi militer
juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan
anggota, baik dalam hal teknis maupun manajemen. Hal ini dilakukan
untuk memastikan bahwa organisasi dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dengan baik.
 Meningkatkan kerjasama internasional: Organisasi militer juga memiliki
tujuan untuk memperkuat hubungan dengan negara lain melalui kerjasama
militer. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pertukaran informasi,
pelatihan, dan teknologi dalam bidang militer.
 Membangun citra positif: Organisasi militer juga bertujuan untuk
membangun citra positif di mata masyarakat dan dunia internasional. Hal
ini dilakukan dengan cara memperlihatkan profesionalisme dan dedikasi
dalam menjalankan tugas-tugasnya, serta melaksanakan kegiatan sosial
dan kemanusiaan yang positif.

3. Struktur Organisasi Militer


Struktur organisasi militer terdiri dari beberapa tingkatan, mulai dari tingkatan yang
paling rendah hingga yang paling tinggi. Berikut ini adalah contoh struktur organisasi
militer pada umumnya:
 Tingkat Pasukan
Pada tingkat ini, terdapat beberapa satuan yang terdiri dari beberapa anggota
pasukan. Satuan ini dipimpin oleh seorang perwira.
 Tingkat Brigade
Brigade merupakan kesatuan militer yang terdiri dari beberapa satuan pasukan.
Brigade dipimpin oleh seorang Brigadir Jenderal.
 Tingkat Divisi
Divisi terdiri dari beberapa brigade dan dipimpin oleh seorang Mayor Jenderal.
 Tingkat Korps
Korps merupakan kesatuan militer yang terdiri dari beberapa divisi dan dipimpin
oleh seorang Letnan Jenderal.
 Tingkat Angkatan
Angkatan merupakan kesatuan militer yang terdiri dari beberapa korps dan
dipimpin oleh seorang Jenderal.

20
 Tingkat Markas Besar
Tingkat tertinggi dalam struktur organisasi militer adalah Markas Besar, yang
bertanggung jawab atas seluruh operasi militer. Markas Besar dipimpin oleh
seorang Panglima Tertinggi atau Kepala Staf.
Struktur organisasi militer dapat berbeda-beda tergantung pada negara dan jenis
angkatan bersenjata yang ada. Namun, umumnya terdapat struktur hirarki yang jelas
dengan tingkatan yang saling terkait dan saling mendukung satu sama lainnya.

4. Program dan Kegiatan Organisasi Militer


Program dan kegiatan organisasi militer dapat beragam, tergantung pada tujuan dan
tugas dari masing-masing angkatan bersenjata. Berikut beberapa contoh program dan
kegiatan yang umum dilakukan oleh organisasi militer:
 Pelatihan dan Pendidikan
Organisasi militer biasanya memiliki program pelatihan dan pendidikan untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan para anggota militer. Program ini
meliputi pelatihan fisik, pelatihan taktik, pelatihan teknologi, dan pendidikan
akademis.
 Operasi Kemanusiaan
Organisasi militer dapat melakukan operasi kemanusiaan dalam situasi darurat
atau bencana alam. Misalnya, pengiriman bantuan kemanusiaan, evakuasi warga,
dan pemulihan infrastruktur yang rusak.
 Operasi Militer
Operasi militer dapat dilakukan dalam rangka menjaga keamanan dan kedaulatan
negara. Contoh operasi militer meliputi operasi militer di dalam negeri untuk
menjaga keamanan dan stabilitas, serta operasi militer di luar negeri untuk
membantu negara lain atau melindungi kepentingan nasional.
 Kerja Sama Internasional
Organisasi militer juga dapat melakukan kerja sama internasional dengan negara
lain dalam bentuk latihan militer bersama, pertukaran teknologi, dan pelatihan.
Kerja sama internasional dapat membantu memperkuat hubungan antarnegara dan
memperbaiki keterampilan militer.
 Kegiatan Kesejahteraan
Organisasi militer dapat melaksanakan kegiatan kesejahteraan untuk membantu
meningkatkan kualitas hidup para anggota militer dan keluarga mereka. Kegiatan
ini meliputi program kesehatan, perumahan, dan keuangan.
Program dan kegiatan organisasi militer dapat berbeda-beda tergantung pada negara
dan jenis angkatan bersenjata yang ada. Namun, umumnya program dan kegiatan tersebut
didesain untuk membantu organisasi militer mencapai tujuannya dengan efektif dan
efisien.

21
5. Keberhasilan dan Tantangan Organisasi Militer
Organisasi militer memiliki banyak keberhasilan dalam menjalankan tugasnya untuk
menjaga keamanan negara. Berikut ini adalah beberapa contoh keberhasilan organisasi
militer:
 Menjaga keamanan negara: Organisasi militer memiliki tugas utama untuk
menjaga keamanan negara dari ancaman dari dalam dan luar. Keberhasilan dalam
menjalankan tugas ini dapat dilihat dari tidak adanya ancaman yang signifikan
terhadap keamanan negara.
 Membangun kemampuan pertahanan negara: Organisasi militer juga memiliki
tugas untuk membangun kemampuan pertahanan negara. Keberhasilan dalam
menjalankan tugas ini dapat dilihat dari kemampuan militer dalam menghadapi
berbagai ancaman dan keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas di lapangan.
 Membantu dalam bencana alam: Organisasi militer juga dapat membantu dalam
penanggulangan bencana alam. Keberhasilan dalam membantu dalam bencana
alam dapat dilihat dari efektifitas dalam penanggulangan dan dukungan terhadap
korban bencana.
Tantangan Organisasi Militer
Selain keberhasilan, organisasi militer juga menghadapi berbagai tantangan dalam
menjalankan tugasnya. Berikut ini adalah beberapa contoh tantangan yang dihadapi
organisasi militer:
 Teknologi: Organisasi militer harus terus mengikuti perkembangan teknologi
untuk memperkuat kemampuan pertahanan negara. Namun, teknologi yang
berkembang sangat cepat dan biayanya yang tinggi dapat menjadi kendala bagi
organisasi militer.
 Anggaran: Organisasi militer membutuhkan anggaran yang besar untuk
memperkuat kemampuan pertahanan negara dan melaksanakan tugasnya. Namun,
anggaran yang terbatas dapat menjadi kendala bagi organisasi militer.
 Sumber daya manusia: Organisasi militer membutuhkan sumber daya manusia
yang berkualitas untuk menjalankan tugasnya. Namun, perekrutan dan pelatihan
sumber daya manusia yang memadai dapat menjadi tantangan bagi organisasi
militer.
 Pengawasan: Organisasi militer harus menjalankan tugasnya dengan penuh
integritas dan akuntabilitas. Namun, pengawasan yang kurang efektif dapat
menyebabkan terjadinya pelanggaran yang merugikan kepentingan negara.
 Perubahan politik: Organisasi militer harus menjalankan tugasnya dengan netral
dan mengikuti aturan yang berlaku. Namun, perubahan politik dapat memengaruhi
kinerja dan independensi organisasi militer.
Itulah beberapa keberhasilan dan tantangan yang dihadapi organisasi militer dalam
menjalankan tugasnya untuk menjaga keamanan negara.

22
C. Contoh Profiling Organisasi Militer
1. Tentara Nasional Indonesia
 Sejarah Organisasi
TNI dibentuk pada 5 Oktober 1945, setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia
pada 17 Agustus 1945. TNI merupakan gabungan dari tiga angkatan yaitu
Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
 Visi Misi Organisasi
Visi TNI adalah "Terwujudnya TNI Yang Profesional, Modern, dan Bertanggung
Jawab dalam Rangka Mendukung Terwujudnya Kedaulatan NKRI serta
Kesejahteraan Rakyat." Misi TNI adalah "Menjaga Keutuhan Wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa, serta
Membantu Pemerintah dalam Rangka Penanggulangan Bencana Alam dan
Konflik Sosial."
 Struktur Organisasi
TNI terdiri dari tiga angkatan yaitu Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara. Setiap angkatan dipimpin oleh seorang Panglima yang bertanggung jawab
langsung kepada Panglima TNI. Selain itu, TNI juga memiliki beberapa satuan
khusus seperti Kopassus, Denjaka, dan Satgas Kostrad.
 Program dan Kegiatan Organisasi
TNI memiliki berbagai program dan kegiatan seperti pelatihan dan pengembangan
personel, operasi militer, penanggulangan bencana, dan kegiatan sosial. TNI juga
sering dilibatkan dalam operasi perdamaian dunia di bawah naungan Perserikatan
Bangsa-Bangsa.
 Keberhasilan dan Tantangan Organisasi
TNI telah berhasil menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, serta membantu pemerintah dalam penanggulangan bencana dan
konflik sosial. Namun, TNI juga dihadapkan pada berbagai tantangan seperti
modernisasi peralatan dan teknologi, serta peningkatan kualitas personel untuk
menghadapi berbagai ancaman keamanan yang semakin kompleks.
Demikianlah contoh profiling organisasi militer TNI yang meliputi sejarah, visi misi,
struktur organisasi, program dan kegiatan, serta keberhasilan dan tantangan yang
dihadapi.

2. Angkatan Udara Amerika Serikat


 Sejarah Angkatan Udara Amerika Serikat
Angkatan Udara Amerika Serikat (US Air Force) didirikan pada tahun 1947,
setelah dibentuknya Departemen Angkatan Udara pada tahun 1947 oleh Kongres
Amerika Serikat. Angkatan Udara Amerika Serikat sebelumnya adalah bagian dari
Angkatan Darat Amerika Serikat.
 Visi dan Misi Angkatan Udara Amerika Serikat
Visi Angkatan Udara Amerika Serikat adalah "menjadi Angkatan Udara paling
inovatif, terlatih, dan dihormati di dunia." Misi Angkatan Udara Amerika Serikat

23
adalah "menjaga kekuatan udara, ruang angkasa, dan kapasitas siber yang
memungkinkan Amerika Serikat untuk memproyeksikan kekuatan di seluruh
dunia dalam waktu yang singkat."
 Struktur Organisasi Angkatan Udara Amerika Serikat
Angkatan Udara Amerika Serikat dipimpin oleh seorang Kepala Staf Angkatan
Udara (Chief of Staff of the Air Force) dan terdiri dari beberapa komando,
termasuk Komando Operasi Udara, Komando Pendidikan dan Pelatihan Udara,
Komando Mobilitas Udara, dan lain-lain.
 Program dan Kegiatan Angkatan Udara Amerika Serikat
Angkatan Udara Amerika Serikat memiliki program dan kegiatan yang beragam,
termasuk pelatihan dan pendidikan militer, misi keamanan nasional dan
internasional, pengembangan teknologi dan inovasi, serta partisipasi dalam
operasi kemanusiaan dan bantuan bencana alam.
 Keberhasilan dan Tantangan Angkatan Udara Amerika Serikat
Keberhasilan Angkatan Udara Amerika Serikat termasuk partisipasinya dalam
operasi militer internasional, termasuk Perang Teluk, Perang di Afghanistan, dan
Perang Irak. Namun, Angkatan Udara Amerika Serikat juga menghadapi
tantangan, termasuk perubahan dalam teknologi perang, keamanan siber, dan
peningkatan persaingan dari negara-negara lain di bidang militer.

24
V. KESIMPULAN

A. Ringkasan Profiling Organisasi Sosial, Profesi, dan Militer


Dalam makalah ini, telah dijelaskan mengenai profil tiga jenis organisasi yaitu organisasi
sosial, organisasi profesi, dan organisasi militer. Organisasi sosial merupakan organisasi yang
bertujuan untuk memberikan bantuan dan kepedulian pada masyarakat. Sedangkan organisasi
profesi adalah organisasi yang terdiri dari para ahli di bidang tertentu yang bertujuan untuk
mengembangkan profesi tersebut. Sementara itu, organisasi militer merupakan organisasi
yang terdiri dari anggota-anggota militer dan bertanggung jawab untuk menjaga keamanan
negara.
Setiap jenis organisasi memiliki struktur, program, dan kegiatan yang berbeda sesuai
dengan tujuannya. Organisasi sosial biasanya fokus pada kegiatan sosial seperti memberikan
bantuan kesehatan, bantuan pendidikan, dan kegiatan sosial lainnya. Organisasi profesi
biasanya berfokus pada pengembangan profesi tertentu dengan melakukan riset, pelatihan,
dan pembinaan. Sementara organisasi militer fokus pada pelatihan dan persiapan untuk
menjaga keamanan negara dan menghadapi ancaman.
Meskipun masing-masing organisasi memiliki keberhasilan dalam mencapai tujuannya,
namun masih ada beberapa tantangan yang dihadapi. Tantangan tersebut dapat berupa
keterbatasan sumber daya, perubahan kebutuhan masyarakat, dan berbagai kendala lainnya.
Namun, organisasi tersebut tetap berusaha untuk mencari solusi dan melakukan perubahan
yang diperlukan untuk tetap relevan dan efektif dalam menjalankan misinya.
Dari contoh profiling organisasi sosial, organisasi profesi, dan organisasi militer yang telah
dibuat, dapat dilihat bagaimana struktur, program, dan kegiatan organisasi tersebut dapat
berbeda-beda tergantung pada tujuan dan kebutuhan masing-masing organisasi. Dengan
memahami profil organisasi tersebut, diharapkan dapat membantu dalam menentukan strategi
dan langkah yang tepat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

B. Implikasi Profiling Organisasi Sosial, Profesi, dan Militer


Profil organisasi sosial, profesi, dan militer memberikan gambaran tentang tujuan,
struktur, program, dan kegiatan organisasi, serta tantangan dan keberhasilannya. Implikasi
dari profil organisasi sosial adalah bahwa organisasi sosial berperan penting dalam membantu
memecahkan masalah sosial dan memberikan dukungan bagi masyarakat yang
membutuhkan. Profil organisasi profesi menunjukkan bahwa organisasi profesi berperan
dalam menjaga standar etika dan moral di bidang profesi tertentu serta membantu
pengembangan dan pendidikan para anggota profesi. Sementara itu, profil organisasi militer
menunjukkan bahwa organisasi militer berperan penting dalam menjaga keamanan negara
dan menjaga kedaulatan negara.
Implikasi dari profil organisasi sosial, profesi, dan militer adalah bahwa organisasi-
organisasi ini memiliki tanggung jawab yang besar terhadap masyarakat dan negara. Dalam
melaksanakan tanggung jawab ini, organisasi-organisasi tersebut perlu memperhatikan
tantangan yang dihadapi dan mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan. Oleh
karena itu, profil organisasi sosial, profesi, dan militer dapat membantu organisasi-organisasi

25
tersebut untuk melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap kinerja dan program yang ada.
Selain itu, profil organisasi sosial, profesi, dan militer juga dapat menjadi referensi bagi
masyarakat dalam memilih dan mendukung organisasi yang sesuai dengan kebutuhan dan
harapan mereka.

C. Saran Untuk Penelitian Selanjutnya


Berdasarkan paparan mengenai profiling organisasi sosial, profesi, dan militer, terdapat
beberapa saran untuk penelitian selanjutnya, antara lain:
1. Studi perbandingan antara organisasi sosial, profesi, dan militer di berbagai negara,
untuk mengetahui perbedaan dan persamaan dalam visi, misi, struktur, program, dan
kegiatan.
2. Penelitian mengenai dampak teknologi dan inovasi terhadap organisasi sosial, profesi,
dan militer, khususnya dalam hal pengembangan sistem informasi dan manajemen.
3. Studi mengenai tantangan dan solusi dalam menghadapi perkembangan global, seperti
perubahan iklim, masalah kesehatan global, dan konflik internasional, serta
bagaimana organisasi sosial, profesi, dan militer dapat berkontribusi dalam
mengatasinya.
4. Penelitian tentang peran organisasi sosial, profesi, dan militer dalam mempromosikan
keadilan sosial dan hak asasi manusia, khususnya dalam konteks pembangunan
berkelanjutan.
Diharapkan penelitian selanjutnya dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam
mengenai organisasi sosial, profesi, dan militer, serta kontribusinya dalam masyarakat dan
negara secara luas.

26
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A. (2017). Profiling organisasi: Teori dan aplikasi. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.
Badan Pusat Statistik. (2021). Statistik Sosial Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Bungin, B. (2007). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik
serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.
Cahyono, E. D. (2015). Organisasi profesi dan peranannya dalam meningkatkan profesionalisme
dan kesejahteraan anggota profesi. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 4(1), 1-10.
Daulay, A. G. (2016). Profiling Organisasi: Konsep, Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Departemen Pertahanan. (2016). Profil Tentara Nasional Indonesia. Jakarta: Departemen
Pertahanan.
Darmiyanti, S. (2018). Kajian Teori Organisasi Profesi dan Pendidikan Profesi. Jurnal Pendidikan
Vokasi, 8(2), 269-278.
Darmiyanti, S. (2019). Teori Organisasi Profesi dalam Perspektif Pendidikan Profesi. Jurnal
Pendidikan Vokasi, 9(2), 273-280.
Firdaus, M. A. (2018). Profiling organisasi militer dalam meningkatkan kinerja organisasi. Jurnal
Kebijakan dan Manajemen Publik, 6(1), 1-12.
Fitriana, N., & Yurianto, A. (2019). Profiling organisasi militer: Studi kasus pada tentara nasional
indonesia. Jurnal Sosial Humaniora, 12(2), 97-108.
Firmanzah. (2018). Organisasi Sosial: Konsep, Karakteristik, dan Kegiatannya. Jurnal Sosiologi
Pedesaan, 6(1), 19-28.
Gatra, R. M. (2015). Manajemen organisasi sosial. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Hanafi, M. (2017). Sejarah perkembangan organisasi sosial di Indonesia. Jurnal Ilmiah Kajian
Sosial, 5(1), 12-21.
Hardani, W. (2019). Implementasi Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Pertamina
(Persero) Terhadap Masyarakat di Sekitar Area Kilang PT. Pertamina (Persero) Refinery
Unit V Balikpapan. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 12(2), 76-86.
Hendrawan, F. (2019). Profiling organisasi profesi insinyur dalam menghadapi tantangan global.
Jurnal Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis, 1(1), 1-10.
Husnan, S., & Pudjiastuti, E. (2018). Teori dan Praktik Keuangan Perusahaan. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Karim, M., & Saputra, F. (2017). Analisis Kinerja Organisasi Sosial dalam Menangani Kemiskinan
di Kota Palembang. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 6(1), 1-12.
Kementerian Kesehatan. (2020). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Kementerian Pertahanan. (2018). Profil Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Jakarta:
Kementerian Pertahanan.
Kurniawan, E. (2018). Profiling organisasi sosial sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan.
Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis dan Terapan, 2(2), 94-102.

27
Kusumawardhani, A. (2019). Pengaruh Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen
Organisasi terhadap Kinerja Karyawan di Kantor Pusat PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 26(1), 1-14.
Kuswardani, A., & Kurniawan, A. (2018). Analisis Penerapan Kebijakan Gender Mainstreaming
dalam Peningkatan Kinerja Organisasi Sosial. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani,
2(1), 40-53.
Kuswati, R., & Kusdiyanto. (2019). Pengaruh Penerapan Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) terhadap Kinerja Karyawan di PT. Unilever Indonesia Tbk. Jurnal Administrasi
Bisnis, 68(1), 69-76.
Manurung, E. (2019). Strategi Peningkatan Kinerja Organisasi Sosial. Jurnal Riset Manajemen dan
Bisnis, 14(1), 1-16.
Mardiana, R. (2016). Organisasi profesi dan kinerja anggota profesi. Jurnal Ekonomi Bisnis dan
Entrepreneurship, 1(1), 1-12.
Mardikanto, T. (2018). Strategi Pengembangan Organisasi Profesi Notaris dalam Era Masyarakat
Ekonomi ASEAN. Jurnal Yuridika, 33(2), 200-211.
Marfu'ah, S., & Saptutyningsih, E. (2017). Peran organisasi sosial dalam penanggulangan
kemiskinan di Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 21(2), 185-199

28

Anda mungkin juga menyukai