Anda di halaman 1dari 8

LAMPIRAN 1

RANCANGAN

PERATURAN SENAT MAHASISWA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM


NOMOR.............TAHUN 2023

TENTANG

KODE ETIK ORGANISASI INTRA KAMPUS FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

BISMILLAHIRRAHMANNIRRAHIM

SENAT MAHASIWA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

Menimbang :

Mengingat :

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN SENAT MAHASIWA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM


NOMOR................TAHUN 2023 TENTANG KODE ETIK ORGANISASI INTRA
KAMPUS FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

BAB I

KETENTUAN UMUM

Dalam Peraturan Senat Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum ini yang dimaksud dengan:

1. Kode Etik Organisasi Intra Kampus FSH adalah Panduan bagi seluruh organisasi untuk
beretikan baik dalam melaksanakan aktivitas organisasi di Lingkungan Fakult Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

2. Sanksi adalah akibat hukum yang dikenakan kepada mahasiswa yang melanggar kode etik

3. Anggota yang dimaksud dalam persema ini adalah anggota dan Pengurus organisasi Intra
Kampus di Lingkup Fakultas Syariah dan Hukum

4. Organisasi Intra Kampus yang dimaksud dalam persema ini adalah SEMA FSH, DEMA FSH,
dan HMJ di Lingkup Fakultas Syariah dan Hukum
BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Kode Etik Organisasi Intra Kampus FSH dimaksudkan sebagai Panduan bagi seluruh organisasi
untuk beretika yang baik dalam melaksanakan aktivitas di lingkungan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung dan di tengah masyarakat pada
umumnya.

BAB III

PEMBERLAKUAN

Pasal 3

Kode Etik Mahasiswa ini memiliki ruang lingkup keberlakuan dan penerapan terhadap :

1. Seluruh Organisasi Intra Kampus di lingkungan Fakultas Syariah dan Hukum;

2. Setiap interaksi dan aktivitas Organisasi Intra Kampus di lingkungan Fakultas Syariah dan
Hukum;

3. Etika mahasiswa di luar lingkungan Universitas, sepanjang tindakan yang dilakukan terkait
secara langsung dengan aktivitas yang disetujui oleh Universitas.

BAB IV

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 4

1. Mengajukan pendapat, saran, atau ide untuk kepentingan organisasi.

2. Memilih dan dipilih sebagai pengurus atau pemimpin organisasi melalui proses demokratis.

3. Menghadiri pertemuan organisasi, memberikan suara, dan berpartisipasi dalam pengambilan


keputusan.

4. Memperoleh informasi dan akses terhadap kegiatan, program, dan keuangan organisasi.
5. Mengajukan pertanyaan, klarifikasi, atau keberatan terhadap keputusan atau tindakan
organisasi.

6. Mengundurkan diri dari keanggotaan organisasi jika diinginkan.

Pasal 5

1. Mematuhi aturan, peraturan, dan tujuan organisasi.

2. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi dan menjaga komitmen terhadap tanggung
jawab yang telah diambil.

3. Menghargai dan menghormati anggota lainnya serta menciptakan lingkungan yang inklusif
dan ramah.

4. Membayar iuran keanggotaan atau kontribusi keuangan sesuai dengan ketentuan organisasi.

5. Melakukan tugas atau tanggung jawab yang ditugaskan oleh pengurus atau pemimpin
organisasi.

6. Mendukung dan mempromosikan organisasi serta memperluas jaringan dan hubungan


organisasi.

BAB V

KODE ETIK

Bagian kesatu

Intergritas

Pasal 5

1. Anggota harus menghindari perilaku tidak pantas atau tidak patut yang dapat merendahkan
citra dan kehormatan organisasi, fakultas, dan universitas;

2. Anggota harus mematuhi semua peraturan, hukum dan regulasi yang berlaku dalam lingkup
Universitas, Fakultas syariah dan hukum serta organisasi;
3. Anggota harus berkomitmen untuk bertindak dengan jujur dan tidak menyembunyikan
informasi penting atau memberikan informasi yang menyesatkan serta menghindari konflik
kepentingan;

4. Anggota dalam setiap tindakannya harus mengutamakan kepentingan organisasi, fakultas dan
universitas daripada kepentingan pribadi, seseorang, dan golongan;

5. Anggota harus menghormati, mempertimbangkan kepentingan semua pihak terkait, termasuk


anggota lainnya dan mahasiswa secara umum;

6. Anggota harus bersikap adil dan menghargai keragaman dalam organisasi, tidak boleh
melakukan diskriminasi berdasarkan ras, agama, gender, atau faktor lainnya;

Bagian kedua

Akuntabilitas

Pasal 6

1. Anggota harus bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan yang dilakukan dalam rangka
menjalankan fungsi, tugas, dan wewenangnya;

2. Anggota harus bersedia untuk diawasi oleh organisasi sesuai hirarkinya dan mahasiswa FSH.

3. Anggota wajib menyampaikan dan memperjuangkan aspirasi mahasiswa dan rakyat kepada
pemerintah, lembaga, atau pihak yang terkait secara adil tanpa memandang suku, agama, ras,
golongan, dan gender.

Bagian Ketiga

Hubungan dengan Mitra Kerja

Pasal 7

(1) Anggota harus bersikap profesional dalam melakukan hubungan dengan Mitra Kerja.

(2) Anggota dilarang melakukan hubungan dengan Mitra Kerjanya untuk maksud tertentu yang
mengandung potensi korupsi, kolusi dan nepotisme.

Bagian Keempat
Independensi dan Rangkap Jabatan

Pasal 8

1. Anggota dalam menjalankan tugas, pokok, dan fungsi harus bersikap independen dan bebas
dari pengaruh luar atau pihak lain;

2. Anggota tidak diperkenakan untuk memiliki atau merangkap jabatan pada dua atau lebih
organisasi intra di lingkup FSH;

Bagian Kelima

Kedisiplinan

Pasal 9

1. Anggota harus hadir dalam setiap Rapat yang menjadi kewajibannya.

2. Anggota harus mengikuti kegiatan dan aktifitas organisasi yang menjadi kewajibannya.

3. Anggota yang tidak menghadiri setiap Rapat serta kegiatan atau aktifitas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan (2) harus disertai keterangan yang sah dan valid.

BAB VI

PENEGAKAN KODE ETIK

Pasal 10

1. Penegakan Kode Etik dilakukan oleh bidang Kode Etik di organisasi dengan persetujuan
ketua umum organisasi;

2. Penegakan Kode Etik sebagaimana dimaksud dalam pasal (1) dilakukan mengikuti peraturan
yang berlaku di organisasi, fakultas syariah dan hukum, serta universitas;

BAB VII

PELANGGARAN DAN SANKSI

Bagian Kesatu

Pelanggaran
Pasal 11

1. Pelanggaran ringan adalah pelanggaran Kode Etik dengan kriteria sebagai berikut:

a. tidak menghadiri rapat serta kegiatan organisasi yang merupakan fungsi, tugas dan
wewenangnya sebanyak sebanyak 40% (empat puluh persen) tanpa pemberitahuan.

b. melanggar tata tertib organisasi.

c. menyangkut etika pribadi

2. Pelanggaran sedang adalah pelanggaran Kode Etik dengan kriteria sebagai berikut:

a. mengulangi perbuatannya yang telah dikenai sanksi ringan;

b. mengulangi ketidakhadiran dalam Rapat rapat serta kegiatan organisasi yang merupakan
fungsi, tugas dan wewenangnya sebanyak sebanyak 40% (empat puluh persen) tanpa
pemberitahuan.

c. menyangkut pengulangan pelanggaran tata tertib organisasi.

3. Pelanggaran berat adalah pelanggaran Kode Etik dengan kriteria sebagai berikut:

a. mengulangi perbuatannya yang telah dikenai sanksi sedang;

b. tidak melaksanakan kewajiban sesuai jabatannya

c. Melanggar peraturan dan tata tertib yang berlaku di Fakultas atau Universitas UIN SGD
Bandung.

d. Mencoreng nama baik organisasi, Fakultas atau Universitas UIN SGD Bandung

e. Terlibat dalam kasus kriminal dan pidana atau pelanggaran hukum.

Bagian Kedua

Sanksi

Pasal 12

Anggota yang dinyatakan melanggar Kode Etik dikenai sanksi berupa:

a. sanksi ringan dengan teguran lisan atau teguran tertulis;


b. sanksi sedang surat teguran tertulis yang ditandatangani oleh ketua Dema. Teguran tertulis ini
dapat disertai dengan sanksi tambahan. Jika pelaku pelanggaran sedang adalah ketua, maka akan
diadakan forum internal.

c. sanksi berat akan diserahkan kepada Senat Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN SGD
Bandung untuk diberhentikan dari keanggotaan.

BAB VIII

PEMBERHENTIAN KEANGGOTAAN

Pasal 13

1. Pemberhentian keanggotaan berlaku secara otomatis apabila anggota meninggal dunia.

2. Pemberhentian keanggotaan secara terhormat dapat dilakukan atas permintaan anggota sendiri
secara tertulis yang disampaikan kepada lembaga terkait.

3. Pemberhentian keanggotaan secara tidak terhormat dapat dilakukan terhadap anggota yang
secara sengaja berbuat sesuatu yang dapat mencemarkan nama baik agama, bangsa dan atau
organisasi.

4. Pemberhentian anggota dapat di rekomendasikan oleh Bidang Kode etik organisasi terkait
dengan persetujuan ketua umum apabila terdapat anggota yang secara sengaja dan sadar tidak
berkontribusi dalam organisasi tersebut.

Pasal 14

1. Pemberhentian keanggotaan menjadi wewenang Senat Mahasiswa Fakultas Syariah dan


Hukum sebagai lembaga legislatif setelah mendapat rekomendasi dari lembaga terkait.

2. Jika yang melakukan pelanggaran tersebut anggota atau Ketua SEMA-FSH Maka perkara
dilanjutkan ke pihak birokrasi terkait.

3. Surat keputusan SEMA-FSH tentang pemberhentian keanggotaan dinyatakan berlaku


mengikat.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15

1. Hal-hal yang belum diatur dalam ketetapan ini, akan diatur kemudian didalam peraturan
organisasi atau produk hukum organisasi lainnya.

2. Ketetapan ini diputuskan oleh musyawarah Senat Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum.

3. Ketetapan ini berlaku sejak waktu dan tanggal ditetapkannya.

Ditetapkan di : Bandung

Pada tanggal :

Waktu :

KETUA UMUM SENAT MAHASISWA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

PERIODE 2022-203

Wawan Setiawan

Nim: 1203050172

Anda mungkin juga menyukai