Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Para ahli elektro sebagai insan dunia ikut bertanggung jawab untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi melalui peningkatan kemampuan sumber daya manusia agar
tangguh, andal dan dapat dipercaya.

Dalam melaksanakan dan meningkatkan darma baktinya kepada bangsa dan negara
secara terpadu, terarah dan berkesinambungan serta dengan ridho Tuhan Yang Maha Esa, para
ahli dalam bidang Teknik Kelistrikan berhimpun dalam suatu organisasi profesi yang dinamakan
Himpunan Ahli Elektro Indonesia.

Anggota Himpunan Ahli Elektro Indonesia berpegang teguh pada Anggaran Dasar organisasi
serta menyadari bahwa penyimpangan terhadap Kode Etik dan Aturan Tata Laku Keprofesian
akan mencemarkan kehormatan pribadi, kedudukan dan martabat para ahli elektro.

Nama organisasi yang diatur dalam Anggaran Dasar ini yang awalnya adalah “Himpunan Ahli
Elektroteknik Indonesia” diubah pada MUNAS HAEI tanggal 27 April 2005 menjadi
“Himpunan Ahli Elektro Indonesia” disingkat HAEI atau dalam bahasa Inggris adalah
“Indonesian Association of Electrical and Electronic Engineers”.

HAEI didirikan di Bandung pada rapat anggota pertama dimana disahkan Anggaran Dasar yang
pertama yaitu pada tanggal 26 Februari 1977 untuk waktu yang tidak ditentukan.

2. Rumusan masalah
3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Organisasi Profesi

Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di


bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama (Stoner).

Menurut James D. Mooney, Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk
mencapai tujuan bersama.

Organisasi profesi adalah organisasi yang anggotanya para praktisi yang menetapkan diri
mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang
tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu.

Salah satu organisasi profesi :

1. Himpunan Ahli Elektro Indonesia (HAEI)

Himpunan Ahli Elektro Indonesia (HAEI) merupakan organisasi yang menghimpun para
ahli elektro di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tanggal tanggal 26 Februari 1977. Para
ahli elektro sebagai insan dunia ikut bertanggung jawab untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui peningkatan kemampuan sumber daya manusia agar tangguh,
andal dan dapat dipercaya.

Visi:

Membina dan mengembangkan profesi dalam bidang teknik kelistrikan serta


menyalurkan aspirasi dan profesi para ahli elektro anggota HAEI untuk berperan aktif dalam
rangka Pembangunan Nasional.

Misi:

1. Membina para anggota dalam bidang teknik kelistrikan atas dasar kompetensi dan dunia
pengetahuan untuk berbakti kepada Nusa, Bangsa, Negara.
2. Meningkatkan kemampuan, melayani dan melindungi kepentingan hak-hak para anggota.
3. Memelihara rasa tanggung-jawab anggota dalam melaksanakan Kode Etik dan Aturan
Tata Laku Keprofesian.
4. Mengadakan kerjasama dengan Badan-badan, Lembaga-lembaga atau
Asosiasi/Organisasi-organisasi yang mempunyai sifat dan tujuan yang erat hubungannya
dengan sifat tujuan HAEI baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
5. Mengadakan dan/atau mensponsori Pertemuan-pertemuan ahli elektro untuk membahas
masalah-masalah dan perkembangan bidang teknik kelistrikan dan ilmu-ilmu yang
berhubungan dengan itu.
6. Membantu dan membina setiap usaha yang memungkinkan ahli elektro menjalankan
profesinya dengan baik.
7. Memperjuangkan kepentingan-kepentingan ahli elektro pada umumnya dan anggota
HAEI khususnya, sehingga tercapai kondisi-kondisi yang mendorong para ahli elektro
untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya
8. Menerbitkan media untuk saling berkomunikasi antara anggota dan antara himpunan
dengan Lembaga-lembaga lainnya.
9. Melakukan kegiatan-kegiatan yang membantu kepentingan masyarakat dan pemerintah
dalam bidang teknik kelistrikan di Indonesia.\

2. Kode etik
Kode etik berasal dari bahasa yunani, ethos yang artinya ajaran kesusilaan,
dengan demikian kode etik adalah system norma, nilai dan aturan professional tertulis
yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan
tidak baik bagi professional yang menjadi anggota dari sebuah organisasi profesi. Pada
dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan
anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum tujuan mengadakan
kode etik yaitu untuk menjunjung tinggi martabat profesi, untuk menjaga dan memelihara
kesejahteraan para anggotanya, untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi,
untuk meningkatkan mutu profesi, dan untuk meningkatkan mutu organisasi profesi (R.
Hermawan S, 1979). Berikut merupakan beberapa contoh kode etik profesi yang relevan
dengan bidang teknik industri.
3. Hukuman Melanggar Kode Etik
Berikut adalah kemungkinan sanksi yang akan dijatuhkan kepada pelaku pelanggaran
kode etik :
1. Mendapat peringatan
Pada tahap ini, si pelaku akan mendapatkan peringatan halus, misal jika seseorang
menyebutkan suatu instansi terkait (namun belum parah tingkatannya) bisa saja ia akan
menerima email yang berisi peringatan, jika tidak diklarifikasi kemungkinan untuk
berlanjut ke tingkat selanjutnya, seperti peringatan keras ataupun lainnya
2. Pemblokiran
Mengupdate status yang berisi SARA, mengupload data yang mengandung unsur
pornografi baik berupa image maupun .gif, seorang programmer yang mendistribusikan
malware. Hal tersebut adalah contoh pelanggaran dalam kasus yang sangat berbeda-beda,
kemungkinan untuk kasus tersebut adalah pemblokiran akun di mana si pelaku
melakukan aksinya. Misal, sebuah akun pribadi sosial yang dengan sengaja membentuk
grup yang melecehkan agama, dan ada pihak lain yang merasa tersinggung karenanya,
ada kemungkinan akun tersebut akan dideactivated oleh server. Atau dalam web/blog
yang terdapat konten porno yang mengakibatkan pemblokiran web/blog tersebut
3. Hukum Pidana/Perdata
“Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, atau masyarakat yang
dirugikan karena penggunaan Nama Domain secara tanpa hak oleh Orang lain, berhak
mengajukan gugatan pembatalan Nama Domain dimaksud” (Pasal 23 ayat 3) “Setiap
Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan tindakan apa pun
yang berakibat terganggunya Sistem Elektronik dan/atau mengakibatkan Sistem
Elektronik menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya” (Pasal 33) “Gugatan perdata
dilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan” (Pasal 39) Adalah
sebagian dari UUD RI No.11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik (UU
ITE) yang terdiri dari 54 pasal. Sudah sangat jelas adanya hukum yang mengatur tentang
informasi dan transaksi yang terjadi di dunia maya, sama halnya jika kita mengendarai
motor lalu melakukan pelanggaran misal dengan tidak memiliki SIM jelas akan mendapat
sanksinya, begitu pun pelanggaran yang terjadi dalam dunia maya yang telah dijelaskan
dimulai dari ketentuan umum, perbuatan yang dilarang, penyelesaian sengketa, hingga ke
penyidikan dan ketentuan pidananya telah diatur dalam UU ITE ini
4. Sanksi dikeluarkan dari organisasi
Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan
kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya adalah
mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan
ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban melapor jika ketahuan teman sejawat
melanggar kode etik.
Ketentuan itu merupakan akibat logis dari self regulation yang terwujud dalam
kode etik; seperti kode itu berasal dari niat profesi mengatur dirinya sendiri, demikian
juga diharapkan kesediaan profesi untuk menjalankan kontrol terhadap pelanggar. Namun
demikian, dalam praktek sehari-hari control ini tidak berjalan dengan mulus karena rasa
solidaritas tertanam kuat dalam anggota-anggota profesi, seorang profesional mudah
merasa segan melaporkan teman sejawat yang melakukan pelanggaran. Tetapi dengan
perilaku semacam itu solidaritas antar kolega ditempatkan di atas kode etik profesi dan
dengan demikian maka kode etik profesi itu tidak tercapai, karena tujuan yang
sebenarnya adalah menempatkan etika profesi di atas pertimbanganpertimbangan lain.
Lebih lanjut masing-masing pelaksana profesi harus memahami betul tujuan kode etik
profesi baru kemudian dapat melaksanakannya.
Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi
merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan
dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan
merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-
norma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi
adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci
tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan
apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang professional
4. Syarat Keanggotaam
Keanggotaan dalam HAEI bersifat perorangan, aktif yang terdiri dari keanggotaan
sebagai berikut :
a. Anggota Mahasiswa.
b. Anggota Biasa.
c. Anggota Kehormatan.
d. Anggota Mitra.
 Syarat-syarat Keanggotaan
a. Anggota Mahasiswa

Adalah mahasiswa pendidikan tinggi elektro yang telah diakreditasi oleh lembaga
yang berwenang dan diakui oleh HAEI
b. Anggota Biasa

Warga Negara Republik Indonesia berijazah yang sah dari pendidikan yang sah
dan mempunyai minat dan kompetensi dibidang teknik kelistrikan melalui jenjang
pendidikan tertentu yang diakui oleh instansi yang berwenang di bidang teknik elektro
dari – pendidikan yang diakui oleh instansi yang berwenang.
c. Anggota Kehormatan

Adalah Warga Negara Republik Indonesia yang oleh karena jasa-jasanya dalam
mengembangkan bidang teknik elektro, diangkat dan dinyatakan melalui suatu surat
keputusan yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat. Pengusulan seseorang menjadi anggota
kehormatan harus diajukan secara tertulis oleh sekurang-kurangnya 5 (lima) orang
Anggota Biasa atau yang diajukan oleh Pengurus Pusat dan disahkan dalam suatu Rapat
Anggota/Musyawarah Nasional HAEI.
d. Anggota Mitra.

Seorang ahli elektro yang bukan Warga Negara Indonesia dapat diangkat menjadi
Anggota Mitra yang diatur dan terikat pada ketentuan organisasi serta ketentuan
perundang-undangan. Untuk menjadi anggota Himpunan Ahli Elektro Indonesia calon
harus mengisi Formulir pendaftaran yang disediakan oleh Pengurus dan mendapatkan
Rekomendasi dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Anggota Biasa. Keanggotaan HAEI
seseorang berakhir apabila yang bersangkutan meninggal dunia, mengundurkan diri atau
diberhentikan oleh organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://anzdoc.com/ganda-ardiansyah-kep-profesional.html
2. https://direktoriorganisasiprofesi.wordpress.com/2016/01/17/himpunan-ahli-elektro-
indonesia-haei/
3. https://haei.or.id/keanggotaan/
4. http://redys6c.blogspot.com/2012/05/sanksi-pelanggaran-kode-etik.html
5. http://etikaprofesinarotama.blogspot.com/2011/10/sanksi-pelanggaran-kode-etik.html
Wkwkwkkwkkwkwkwkwkwkw……. :v

Anda mungkin juga menyukai