Anda di halaman 1dari 3

Pentingnya Kode Etik Profesi dalam Pengembangan Karir

“Ahli Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan”

Hanif Fitria (2018091038)

Latar Belakang

Kode etik sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang, yang memiliki tujuan utama
untuk membedakan baik dan buruk atau apakah perilaku ahli profesi tersebut
bertanggung jawab atau tidak dalam memberi pelayanan khusus dalam masyarakat
tanpa mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok, serta merupakan bagian dari
etika profesi. Dari tujuan tersebut dapat diartikan bahwa kode etik profesi adalah sistem
norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang sikap
seorang ahli dalam menjalankan keahliannya. 1

Kode etik di susun oleh organisasi profesi sehingga masing-masing profesi


memiliki kode etik tersendiri yang dapat dipilih berdasarkan minat individunya. Pada
penulisan kali ini saya memilih bidang peminatan ahli pemeliharaan dan perawatan
bangunan karena saya ingin memiliki andil dalam tahap pengerjaan bangunan serta
memastikan perawatan bangunan, sehingga bangunan bukan hanya sekedar
“dibangun” namun memiliki “umur panjang” dalam pemanfaatannya. Selain itu, asosiasi
atau organisasi profesi yang saya minati untuk mendukung keahlian tersebut adalah
ASTTI ( Asosiasi Tenaga Teknik Indonesia ). Di dalam ASTTI terdapat kode etik untuk
meminimalisir terjadinya konflik kepentingan seperti yang telah dijelaskan pada tujuan
utama kode etik, namun yang menjadi fokus utama adalah bagaimana pentingnya kode
etik dalam pengembangan karir.

Batasan

Dalam perkembangannya, begitu banyak organisasi profesi yang menyusun


kode etiknya masing – masing dengan landasan tertentu, seperti ASTTI yang
berlandaskan Undang – undang Dasar 1945, UU No.18 Tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi, Peraturan Perundang – Undangan yang berlaku dan Keputusan
Musyawarah Nasional (MUNAS) Asosiasi Tenaga Teknik Indonesia (ASTTI). 2 Hal ini
merupakan sebuah kemajuan dibidang keprofesian karena setiap individu dapat
dengan mudah memilih asosiasi yang sesuai dengan keahliannya dan pengamatan ini

1
Sulistyo-Basuki, “Kode Etik dan Organisasi Profesi”, weebly.com, diakses dari
http://adriy.weebly.com/uploads/6/9/8/4/6984544/kode_etik_dan_organisasi_profesi1.pdf, pada tanggal 14
Maret 2020 pukul 22.39
2
Asosiasi Tenaga Teknik Indonesia, “Anggaran Dasar Asosiasi Tenaga Teknik Indonesia”, astti.or.id, diakses dari
http://www.astti.or.id/sites/default/files/ADART-ASTTI.pdf, pada tanggal 14 Maret 2020 pukul 23.30
mengarah pada pentingnya kode etik dalam pengembangan karir seseorang yang telah
memasuki asosiasi serta menjalankan kode etik didalamnya. Adapun dengan batasan
penulisan sebagai berikut :

1. Pengamatan ini menggunakan kode etik ASTTI ( Asosiasi Tenaga Teknik


Indonesia).
2. Pengamatan pengembangan karir ini berdasarkan pada pengamatan penulis
terhadap ahli pemeliharaan dan perawatan bangunan dari berbagai referensi.

Pembahasan

Asosiasi Tenaga Teknik Indonesia ( ASTTI ) didirikan pada tanggal 31 Oktober


2003 di Kota Bandung. Didirikan berdasarkan dan didorong oleh keinginan yang luhur
untuk menghimpun, membina, mengembangkan potensi dan daya kreasi dari segenap
Tenaga Teknik Indonesia dalam rangka mewujudkan tatanan masyarakat yang adil dan
makmur didalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk menjamin pelaksanaan tugas sebaik – baiknya dan untuk mewujudkan


dasar dari ASTTI maka disusunlah kode etik yang berisi :

1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai dasar Fundamental untuk
mewujudkan manusia yang berjiwa Pancasila serta memiliki kesadaran Nasional
yang tinggi, tunduk kepada perundang-undangan & peraturan yang berlaku serta
menghindarkan diri dari perbuatan melawan hukum.
2. Tanggap terhadap kemajuan & senantiasa memelihara serta meningkatkan
Kemampuan Teknis, Mutu, Keahlian & Pengabdian profesinya seiring dengan
perkembangan teknologi.
3. Penuh rasa tanggung jawab serta selalu berusaha untuk meningkatkan
pemahaman mengenai teknologi dan penerapannya yang tepat sebagai tuntutan
dari keprofesionalan.
4. Disiplin serta berusaha agar pekerjaan yang dilaksanakannya dapat berdaya
guna dan berhasil guna melalui proses persaingan yang sehat serta menjauhkan
diri dari praktek/tindakan tidak terpuji yang mengakibatkan kerugian pihak lain.
5. Adil, Tegas, Bijaksana dan Arif serta Dewasa dalam membuat keputusan-
keputusan keteknisan dengan berpedoman kepada Keselamatan, Keamanan,
Kesehatan, Lingkungan, serta Kesejahteraan Masyarakat. 3

Didalam kode etik, asosiasi ini menuntut setiap individu untuk tunduk kepada
peraturan perundang – undangan, meningkatkan pemahaman mengenai teknologi,
memiliki rasa tanggung jawab, disiplin dan dewasa dalam mengambil keputusan.
Semua tuntutan tersebut adalah kewajiban, yang dikemudian hari dapat mendukung
3
Dwi Utami, “Etika Profesi”, wordpress.com, diakses dari https://dwiutamiy.wordpress.com/2017/03/11/tugas-2-
etika-profesi/, pada tanggal 14 Maret 2020 pukul 00.34
pengembangan karir seorang ahli. Terutama ahli pemeliharaan dan perawatan
bangunan, etika memberi orientasi bagaimana ahli tersebut menjalani profesinya dan
membedakan baik buruk dari setiap tindakannya, serta tanpa etika maka nilai-nilai
keprofesian yang ada akan terlanggar.

Dharmawan Samsu, IPA Chairman Provisional Division Committee/Country


Director BP Indonesia menjelaskan bahwa terdapat tiga kompetensi penting dalam
pengembangan karir yaitu technical competence, foundation competence, dan core
competence. Technical Competence yaitu kompetensi yang dipelajari dalam kehidupan
sehari-hari sebagai masyarakat. Foundation Competence merupakan kemampuan
berkomunikasi dan menjalin relasi dengan orang lain. Sedangkan Core Competence
merupakan integritas.4 Pernyataan tersebut semakin memperkuat bahwa etika berperan
penting dalam pengembangan karir karena ketiga poin diatas bisa kita dapatkan melalui
asosiasi dan menjalankan kode etik didalamnya.

Kesimpulan

Asosiasi merupakan pendukung efektif dalam pengembangan karir seseorang


karena kode etik didalamnya serta penerapannya yang bersifat wajib apabila kita
memutuskan untuk bergabung, namun semua itu kembali kepada individu masing –
masing. Ikut menjalankannya atau hanya memandangnya sebagai kode etik semata.

Saran saya, mungkin informasi mengenai asosiasi terkait harus lebih


disebarluaskan agar pemahaman mengenai pentingnya kode etik dalam
pengembangan karir dapat dipahami dengan baik serta menerapkan sistem reward
pada yang mematuhi kode etik dan memberi punishment pada setiap kejadian
pelanggaran. Dengan adanya reward dan punishment tersebut, diharapkan setiap
individu termotivasi untuk mengembangkan karir dibidang keahliannya masing– masing.

4
IMS, “Pentingnya Kode Etik Dalam Bekerja”, careernews.id, diakses dari https://careernews.id/tips/view/1846-
Pentingnya-Kode-Etik-Dalam-Bekerja, pada tanggal 14 Maret 2020 pukul 01.05

Anda mungkin juga menyukai