Anda di halaman 1dari 14

Materi Pertemuan 3

Sirkuit Dasar Sistem Hidrolik

Komponen-komponen yang harus ada dalam sirkuit dasar sistem hidrolik agar dapat bekerja
dengan sempurna adalah

1. Tangki Hidrolik adalah sebagai tempat penampung oli dari sistem, selain itu juga
berfungsi sebagai pendingin oli yang kembali.
2. Pompa Hidrolik sebagai pemindah oli dari tangki ke dalam sistem, dan bersama komponen
lain menimbulkan tenaga hidrolik.
3. Control valve gunanya untuk mengarahkan jalannya oli ke tempat yang diinginkan.
4. Actuator (hidraulic cylinder) adalah sebagai perubah dari tenaga hidrolik menjadi
tenaga mekanik.
5. Main Relief Valve gunanya untuk membatasi tekanan maksimum yang diijinkan dalam
hidrolik sistem, agar sistem sendiri tidak rusak akibat over pressure.
Selain itu juga diperlukan filter untuk menyaring kotoran-kotoran seperti gram-gram agar tidak
ikut bersikulasi kembali di sistem hidrolik.

a. Open Center System

Dalam sistem, bila control valve keadaan neutral, maka aliran oli disuplai oleh pompa langsung
dikembalikan ke tangki hidrolik lagi.pada saat itu flownya maximum sedangkan pressurenya nol.
b. Close Center System

Bila control valve dalam keadaan neutral maka saluran dari pompa tertutup dengan demikian maka
tekanan antara pompa control valve akan naik samapai batas tertentu kemudian pompa berhenti
mensuplai oli ke sistem, jadi bila control valve neutral (tertutup ditengah) maka pompa akan neutral
(tidak mensuplai oli).

Dalam hal ini bila control valve neutral maka pompa akan mensuplai oli samapai tekanan naik pada
batas yang sudah ditentukan kemudian pressure tersebut dimanfaatkan atau menghentikan sama sekali
untuk menjaga agar tekanan kerja sistem constan

Pada keadaan lain akan sama kejadiannya bila control valve digerakan dan piston bergerak sampai
akhir langkah piston hidrolik. Dengan demikian maka tekanan sistem akan naik dan bila sudah
mencapai batas yang sudah ditentukan maka suplai pompa dikurangi atau dihentikan sama sekali untuk
menjaga tekanan dalam sistem agar tetap pada tekanan maksimum sistem
Filter Oli Hidrolik

Tugas oil filter adalah menyaring kotoran yang terkandung dalam oli agar tidak ikut bersikulasi
kembali dalam sistem, dalam oil filter dipasang by pass valve yang gunanya untuk memberikan jalan
lain (safety) bila filter buntu/kotor.

Ada jenis alat yang dilengkapi dengan indikator filter, bila by pass valve bekerja indikator akan
memberikan tanda, dan oil filter harus segera dibersihkan atau diganti dengan yang baru.

Pompa Hidrolik

Semua pompa menimbulkan aliran (flow), prinsip operasinya disebut ”Displacement” dimana zat cair
atau fluida diambil dan dipindahkan ketempatlain. Secara umum pompa mengubah tenaga mechanical
menjadi tenaga fluida hidrolik, sedangkan yang dimaksud Displacement adalah volume zat cair yang
dipindahkan tiap cycle (putaran) dari pompa.

Pada dasarnya pompa hidrolik diklasifikasikan menjadi

1. Non Positive Displacement

Yang dimaksud dengan pompa non positive displacement ialah bila pompa mempunyai karakteristik
:

- Internal leakage besar


- Perubahan tekanan mempunyai pengaruh yang besar terhadap
kapasitasnya.
1. Positive Displacement
Adalah bila pompa tersebut mempunyai karakteristik sebagai berikut :

- Internal leakage kecil ( untuk mendapatkan ini dibuat Seal atau


Presisi)
- -Perubahan tekanan berpengaruh kecil terhadap kapasitasnya
(dengan dibuatnya presisi/seal, akan melawan kebocoran pada saat
tekanan naik)

Jenis-jenis pompa positive displacement.

Secara umum pompa hidrolik dibagi menjadi dua tipe :

1. Fixed Displacement Pumps.

Artinya setiap putaran pompa menghasilkan volume oli yang sama dan tidak dapat dirubah-rubah
2. Variable Displacement Pumps

Artinya volume yang dihasilkan setiap putaran pompa (cycle) divariasikan.

Gear Pumps

Pompa roda gigi (gear pump) banyak sekali dipergunakan pada sistem karena pompa ini sangat
sederhana dan ekonomis, pompa ini tergolong pompa fixed displacement.

Gear pump digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu :

- Internal Gear Pump.

Konstruksi internal gear pump atau trochoid pump.


- External gear pumps

Secara garis besar, external gear pump dapat dibagi dalam dua jenis :

- Fixed side plate type gear pumps.

Side plate pompa ini tidak dapat bergeser-geser, konstruksinya ada yang jadi satu dengan housing, dan
ada pula yang terpisah tetapi diikat terhadap housingnya. Pompa ini mempunyai discharge pressure
antara 30 Kg/cm2 sampai dengan 125 kg/cm2

- Movable side plate type (pressure balancing type gear pump)

Side plate pompa tipe ini dapat bergeser semakin menjepit gear bila tekanan naik, dengan demikian
maka internal leakage diperkecil sebab side clearance juga kecil, spesific discharge pressurenya lebih
besar dari 140 kg/cm2.

Piston Pumps

Piston pump sering sekali dipakai pada system hydrolik yang modern, dimana digunakan kecepatan
tinggi (high speeds) dan tekanan tinggi (high pressure), pada dasarnya piston Pump dibagi dalam dua
type yaitu axial piston pumps dan radial piston pump.
Axial Piston Pumps

Axial piston pump artinya piston dipasang berbaris paralel ( in lines parallel ) dengan shaft pompa
(pumps axis).

Berdasarkan konstruksinya axial piston pump dibagi menjadi tiga yaitu :

1. in line axial piston pump variable displacement pump. Pada pompa tipe ini langkah piston
dapat berubah-ubah, karena swash plate dimana piston ditumpu, dapat bergerak sehingga
menentukan langkah piston, dengan demikian pompa ini dapat dikatagorikan pompa positive
variable displacement.

2. In line axial piston pump – Fixed displacement


Pompa axial tipe ini kemiringan swash plate dibuat tetap (fixed) sehingga langkah piston
selalu tetap, dengan demikian konstruksi pompa lebih sederhana, karena tidak dilengkapi
servo divice (alat yang mengatur sudut swash plate).

3. Bent axis axial piston pump, konstruksinya dibuat sedemikian rupa dan sudutnya tetap, maka
digolongkan ke dalam pompa fixed displacement.
Memelihara / Servis dan Memperbaiki Kompresor Udara dan Komponennya

Kompresor adalah mesin untuk memampatkan udara atau gas. Kompresor udara biasanya mengisap
udara dari atmosfer. Namun ada pula yang mengisap udara atau gas yang bertekanan lebih tinggi dari
tekanan atmosfer. Dalam hal ini kompresor bekerja sebagai penguat ( booster ). Sebaliknya ada pula
kompresor yang mengisap gas yang bertekanan lebih rendah dari pada tekanan atmosfer. Dalam hal ini
kompresor disebut pompa vakum.

1.1 Azas Kompresor


Jika suatu gas didalam sebuah ruangan tertutup diperkecil volumenya, maka gas akan mengalami
kompresi. Kompresor yang menggunakan azas ini disebut kompresor jenis perpindahan ( Displacement
). Secara prinsip, kompresor jenis ini dilukiskan seperti didalam gambar 1.1.
Adapun pelaksanaannya dalam praktek memerlukan konstruksi seperti diperlihatkan dalam gambar 1.2.

GAMBAR 1.2

KERJA TUNGGAL

KERJA GANDA

Disini digunakan torak yang bergerak bolak – balik di dalam sebuah silinder untuk mengisap, menekan
dan mengeluarkan gas secara berulang – ulang. Dalam hal ini gas yang ditekan tidak boleh membocor
melalui celah antara dinding silinder yang saling bergesek. Untuk itu digunakan cincin torak sebagai
perapat. Contoh nyata dari kompresor perpindahan yang paling umum dan sederhana adalah pompa ban
untuk sepeda atau mobil seperti diperlihatkan dalam gambar 1.3 dan 1.4.
Cara kerjanya adalah sebagai berikut: jika torak ditarik ke atas, tekanan dalam silinder di bawah torak
akan menjadi negatif ( lebih kecil dari tekanan atmosfer ) sehingga udara akan masuk melalui celah
katup isap. Katup ini terbuat dari kulit, dipasang pada torak, yang sekaligus berfungsi juga sebagai
perapat torak. Kemudian jika torak ditekan ke bawah, volume udara yang terkurung dibawah torak akan
mengecil sehingga tekanan akan naik. Katup isap akan menutup dengan merapatkan celah antara torak
dan dinding silinder. Jika torak ditekan terus volume akan semakin kecil dan tekanan di dalam silinder
akan naik melebihi tekanan di dalam ban. Pada saat ini udara akan terdorong masuk kedalam melalui
pentil ( yang berfungsi sebgai katup keluar ). Maka tekanan di dalam ban akan semakin bertambah
besar.

Pada kompresor yang sesungguhnya torak tidak digerakkan dengan tangan melainkan dengan motor
melalui poros engkol seperti diperlihatkan dalam gambar dibawah ini.

Dalam hal ini katup isap dan katup keluar dipasang pada kepala silinder. Adapun sebagai penyimpan
energi dipakai tangki udara. Tangki ini dapat dipersamakan dengan ban pada pompa ban. Kompresor
semacam ini dimana torak bergerak bolak – balik disebut kompresor bolak – balik. Kompresor bolak –
balik menimbulkan getaran karena gaya inersia sehingga tidak sesuai untuk beroperasi pada putaran
tinggi. Karena itu berbagai kompresor putar ( rotari ) telah dikembangkan dan tersedia banyak di
pasaran.
Kompresor putar jenis sudu luncur mempunyai sebuah rotor bersudu dan berputar di dalam stator
berbentuk silinder. Sudu – sudu dipasang pada alur – alur di sekeliling rotor dan di tekan ke dinding
silinder oleh pegas di dalam alur. Jika rotor berputar maka sudu akan ikut sambil meluncur di
permukaan dalam dinding silinder.

Adapun cara pemampatan gas di dalam kompresor putar ini dapat diterangkan dengan bagan seperti
diberikan dalam gambar 1.6.

Dalam bagan ini bentuk permukaan rotor ( yang seharusnya berbentuk lingkaran ) disederhanakan
menjadi lurus dan diperlengkapi dengan sudu – sudu. Sudu – sudu menekan permukaan silinder karena
tekanan di dalam alur rotor. Dinding dalam silinder disederhanakan pula menjadi lurus dan miring.
Dengan demikian ruang antara rotor dan silinder meyempit ke arah kanan. Sekarang jika rotor
digerakkan kearah kanan gas yang ada diantara dinding rotor dan silinder dan yang dikurung diantara
dua sudu ( misal di ruang 1 ) akan terbawa kekanan. Ruang ini akan mengecil ( menjadi 2, 3, dst ). Jadi
gas akan diisap dari kiri dan dibawa ke kana sambil dimampatkan lalu dikeluarkan disebelah kanan
dengan tekanan yang lebih tinggi. Sebaliknya jika rotor digerakkan ke sebelah kiri maka gas akan diisap
dari kanan, dibawa kekiri sambil dikembangkan lalu dikeluarkan.

Azas kerja seperti diuraikan diatas dilaksanakan dalam kompresor putar sudu luncur dengan gerakan
berputar oleh rotor dan stator berbentuk silinder. Azas pemampatan gas pada kompresor ini padsa
dasarnya sama dengan kompresor torak dimana gas dikurung lalu dimampatkan dengan mengecilkan
volume ruangan yang mengurungnya hingga naik tekanannya. Jadi secara prinsip berbeda dengan
kompresor sentrifugal dimana pemampatan gas diperoleh dengan gaya sentrifugal yang diciptakan oleh
impeler.

Kompresor putar mempunyai getaran yang relatip sangat kecil dibandingkan dengan kompresor torak.
Hal ini disebabkan sudu – sudu kompresor putar ( yang merupakan elemen yang bergerak bolak – balik
) mempunyai masa yang jauh lebih kecil daripada torak. Selain itu kompresor putar tidak memerlukan
katup sedangkan fluktuasi alirannya sangat kecil dibandingkan dengan kompresor torak. Namun
demikian pada kompresor sudu luncur terdapat masalah kerugian gesek, keausan, dan kebocoran yang
besar pada sisi - sisi sudu. Selain itu performansinya akan menjadi buruk jika perbandingan tekanan
kerjanya tidak sesuai dengan harga optimumnya. Hal ini disebabkan oleh cara kompresi dimana gas
dimampatkan sampai suatu perbandingan volume tertentu sebelum dikeluarkan. Jadi tekanan yang
dihasilkan pada saat akan dikeluarkan tidak selalu sama dengan tekanan kerja di pipa keluar.

Kompresor putar jenis sekrup mempunyai sepasang rotor berbentuk sekrup. Pasangan ini berputar
serempak dalam arah yang berlawanan dan saling mengait seperti roda gigi. Putaran serempak ini dapat
berlangsung karena kaitan gigi – gig rotor itu sendiri atau dengan perantaraan sepasang roda gigi
penyerempak putaran. Karena gesekan antar rotor sangat kecil, kompresor ini mempunyai performansi
yang baik untuk umur kerja yang panjang. Perbedaan tekanan maksimum yang diizinkan pada
kompresor jenis ini ditentukan oleh defleksi lentur rotor dan besarnya biasanya 30 kgf/cm 2 ( 2900 kpa
). Azas pemampatan gas dalam kompresor putar jenis sekrup diperlihatkan dalam bagan gambar 1.7.

Disini gas seolah – olah didorong oleh torak bersudu dimana tinggi sudu adalah tetap. Di sini gas tidak
mengalami kompresi pada waktu didorong dari kiri ke kanan. Baru setelah gas dikeluarkan ke sisi keluar
yang mempunyai tekanan lebih tinggi disitu terjadi kompresi.

Dalam pelaksanaan kompresor ini mempunyai bentuk blower jenis roots. Karena kompresi tidak
dilakukan di dalam maka pulsasi dan bunyi menjadi besar. Performansinya akan menurun cepat bila
dioperasikan pada perbadingan tekanan yang tinggi. Kompresor ini biasanya dipakai untuk tekanan
lebih ( Gage Pressure ) kurang dari 6000 mmH2O ( 60 kPa ).

1.2 Klasifikasi Kompresor


Kompresor terdapat dalam berbagai jenis dan model tergantung pada volume dan tekanannya. Gambar
1.8 memperlihatkan klasifikasi kompresor yang digolongkan atas dasar tekannya. Sebutan kompresor (
pemampat ) dipakai untuk jenis yang bertekanan tinggi, blower ( peniup ) untuk yang bertekanan agak
rendah sedangkan fan ( kipas ) untuk yang bertekanan sangat rendah. Atas dasar cara pemampatannya
kompresor dibagi atas jenis turbo dan jenis perpindahan. Jenis turbo menaikkan tekanan dan kecepatan
gas dengan gaya sentrigfugal yang ditimbulkan oleh impeler, atau dengan gaya angkat ( lift ) yang
ditimbulkan oleh sudu. Jenis perpindahan, seperti telah diterangkan dimuka, menaikkan tekanan dengan
memperkecil atau memampatkan volume gas yang diisap kedalam silinder atau stator oleh torak atau
sudu. Kompresor jenis perpindahan seperti telah disinggung dimuka dapat dibagi atas jenis putar dan
jenis bolak – balik. Kompresor putar dapat dibagi lebih lanjut atas jenis roots, sudu luncur, dan sekrup.

Kompresor juga dapat diklasifikasikan atas dasar konstruksinya seperti dibawah ini :

1. Klasifikasi berdasarkan jumlah tingkat kompresi : satu – tingkat, dua – tingkat, ...
2. Klasifikasi berdasarkan langkah kerja ( pada komperosr torak ): kerja tunggal ( single acting ),
kerja ganda ( double acting ).
3. Klasifikasi berdasarkan susunan silinder ( untuk kompresor torak ): mendatar, tegak, bentuk –
L, bentuk – V, bentuk – W, bentuk bintang, lawan berimbang ( balans oposed ).
4. Klasifikassi berdasarkan cara pendinginan: pendinginan air, pendinginan udara.
5. Klasifikasi berdasarkan transmisi penggerak: langsung, sabuk – V, roda gigi.
6. Klasifikasi berdasarkan penempatannya: permanen ( stationary ), dapat dipindah ( portable ).
7. Klasifikasi berdasarkan cara pelumasan: pelumasan minyak, tanpa minyak.

Anda mungkin juga menyukai