Anda di halaman 1dari 17

Pengembangan Model Konseptual Supply Chain

Management Aquaculture Berdasarkan Sosial Network


Analysis
(Studi Kasus: Budidaya Lobster Air Tawar di Indonesia )

PROPOSAL TESIS

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Mata Kuliah WRAP Researchship


Program Studi Magister Sistem Informasi

Disusun Oleh :

HANIF FAJRI 2202210018

PROGRAM STUDI MAGISTER SISTEM INFORMASI


FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
UNIVERSITAS TELKOM
2022

i
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model konseptual manajemen
rantai pasok aquaculture dengan cara menganalisis dan mengevaluasi proses
penyebaran informasi mengenai pendistribusian “Lobster Air Tawar” pada
platform jejaring sosial (Media Sosial, Media Berita, dan e-commerce platform)
dengan menggunakan pendekatan social network analysis. Dalam penelitian ini
akan dilakukan visualisasi jaringan dengan menggunakan metode undirected
graph, kemudian menghitung nilai properti jaringan dan mengukur nilai
centrality untuk mengidentifikasi aktor – aktor bepengaruh di dalam jaringan.
Data akan dikumpulkan melalaui dua metode yaitu crawling dan scrapping yang
nantinya akan diproses menggunakan teknologi Python. Kemudian data akan di
presentasikan menggunakan software Tableau. Penelitian ini menghasilkan
transformasi desain dan model konseptual yang dapat diimplementasikan dan
diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan profitabilitas manajemen rantai
pasok budidaya.

Kata Kunci: Model Konseptual, Supply Chain Management, Aquaculture,


Social Media Analysis

ii
ABSTRACT

This study aims to develop an aquaculture supply chain management model by


analyzing and developing the process of disseminating information regarding the
distribution of “Freshwater Lobster” on social networking platforms (Social Media,
News Media, and e-commerce platforms) using a social network analysis approach. In
this study, network visualization will be carried out using the undirected graph method,
then calculate the network property values and measure the centrality value to identify
influential actors in the network. Data is collected through two methods, namely
crawling and scrapping, which will later use Python technology. Then the data will be
presented using the Tableau software. This research resulted in the transformation of
design and concept models that can be implemented and is expected to increase the
effectiveness and profitability of aquaculture supply chain management.

Keywords: Conceptual Model, Supply Chain Management, Aquaculture, Social Media


Analysis

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................................................................ ii
ABSTRACT............................................................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………..5
1.1 LatarBelakang…………………………………………………………………………………………...5
1.2 Perumusan Masalah……………………………………………………………………………………..6
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………………………………………..6
1.4. Batasan Masalah………………………………………………………………………………………...7
BAB II STUDI LITERATUR .................................................................................................................................. 8
2.1 Model Konseptual ................................................................................................................................ 8
2.2 Analisis Media Sosial .......................................................................................................................... 9
2.3 Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management) ..................................................................... 9
2.4 Manfaat Media Sosial dalam Rantai Pasokan .................................................................................... 10
2.5 Sosial Network Analysis ................................................................................................................... 12
BAB III USULAN METODE ................................................................................................................................ 14
3.1 Metode Penelitian .............................................................................................................................. 14
3.2 Pengujian Penelitian ......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................................. 16

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu petani lobster air
tawar di daerah Cileunyi kaki gunung Manglayang, Kabupaten Bandung. Menyatakan
bahwa pada saat ini permintaan terhadap lobster air tawar sangatlah banyak. Ditambah
lagi dengan perkembangan teknologi media dan jaringan sosial yang membuat
hubungan antara Petani (Pemasok) dengan dan pembeli semakin mudah.karena
ledakan pertumbuhan Internet telah memungkinkan setiap orang untuk langsung
mengakses informasi melalui blog, podcast, Facebook, Twitter, YouTube, dan banyak
situs jejaring sosial lainnya yang mendorong pengguna untuk berbagi pandangan
mereka tentang produk melalui posting di forum website (Tybout dan Calder). (2010)
[1]. Akan tetapi banyak kendala yang dialami oleh pentani lobster dalam menjawab
permintaan yang ada. Mulai dari jumlah produksi lobster yang terkadang tidak sesuai
dengan jumlah permintaan, peraturan pengiriman lobster yang terkadang tidak
bersahabat dengan petani terutama ke luar negri, sampai dengan kondisi lobster
banyak yang mati di tengah jalan diakarenakan lamanya proses pengiriman, sehingga
berdampak kepada harga lobster jadi turun. Sehingga dalam penilitian ini memiliki
tujuan untuk mengembangkan model konseptual manajemen rantai pasok aquaculture
dengan cara menganalisis dan mengevaluasi proses penyebaran informasi mengenai
pendistribusian “Lobster Air Tawar” pada platform jejaring sosial (Media sosial,
Media berita , dan e-commerce platform). Karena penetrasi teknologi seluler
menawarkan banyak peluang bagi pemangku kepentingan termasuk pemasok,
pelanggan, dan mitra logistik. Peluang terpenting adalah mengembangkan hubungan
langsung antara pelanggan akhir dan pemasok [2]. Kemudian telah ditemukan dari
tinjauan literatur yang ada bahwa studi penelitian terkonsentrasi pada transformasi
rantai pasokan melalui faktor-faktor seperti berbagi informasi, kolaborasi, dan
perangkat lunak peramalan permintaan. Tetapi hanya sejumlah kecil studi yang

5
berfokus pada aspek teknologi yang muncul yang dapat mendukung operasi rantai
pasokan sehari-hari untuk meningkatkan digitalisasi [3]. Bahkan saat ini, media sosial
telah menjadi pusat pengumpulan informasi bagi berbagai kalangan peneliti dalam
melakukan penelitian. Salah satunya adalah penelitian di bidang rantai pasok.
Pendekatan Sosial Network Analysis merupakan merupakan metode yang digunakan
dalam peneltian ini. Akan dilakukan visualisasi jaringan dengan menggunakan metode
undirected graph, kemudian menghitung nilai properti jaringan dan mengukur nilai
centrality untuk mengidentifikasi aktor – aktor bepengaruh di dalam jaringan. Data
akan dikumpulkan melalaui dua metode yaitu crawling dan scrapping yang nantinya
akan diproses menggunakan teknologi Python. Kemudian data akan di presentasikan
menggunakan software Tableau.

1.2 Perumusan Masalah


Perkembangan teknologi jaringan sosial memberikan pengaruh besar terhadap strategi
rantai pasok. Hal ini dikarenakan dengan adanya teknologi jaringan sosial membuat
pemasok, distributor, dan pengguna akhir memiliki peluanga yang sangat besar untuk
bisa memiliki jaringan keterhubungan yang sangat tinggi. Karena hal inilah sering
terjadinya ketidak sesuaian antara jumlah produksi,permintaan, dan ketidak mampuan
distributor dalam mengirim barang yang sudah melebihi kapasitas. Sehigga masalah
yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Produksi anakan ataupun indukan lobster air tawar yang sering tidak sesuai
dengan kebutuhan customer

2. Alur dan aturan pendistribusian lobster air tawar yang tidak jelas, sehingga waktu
yang dibutuhkan untuk sampai customer cukup lama.

3. Banyaknya perantara antara pemasok dengan customer akhir membuat


bertambahnya harga produk (lobster air tawar) tanpa adanya penambahan nilai.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan transformasi desain dan model
konseptual yang dapat diimplementasikan dan diharapkan bisa meningkatkan
6
efektivitas dan profitabilitas manajemen rantai pasok aquaculture terkhusus dalam
pendistirbusian Lobster Air Tawar.

1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka Batasan masalah pada penelitin ini
adalah sebagai berikut :

1. Bentuk komunikasi, informasi, dan pengetahuan yang diterima melalui teknologi


jaringan sosial terkait rantai pasok akuakultur.

2. Komponen rantai pasok yang beredar di jaringan sosial mengenai aquaculture

3. Pengguna atau aktor – aktor yang terlibat dalam rantai pasok aquaculture.

4. Bentuk usulan model konseptual supply management aquaculture berdasarkan


Sosial Network Analysis.

7
BAB II
STUDI LITERATUR

2.1 Model Konseptual

Sebuah model konseptual adalah 'deskripsi spesifik non-perangkat lunak dari model
simulasi komputer (yang akan, sedang atau telah dikembangkan), menjelaskan tujuan,
input, output, konten, asumsi dan penyederhanaan model'(Robinson, 2008). Robinson
(2013), menyaran bahwa model konseptual adalah hasil dari membuat desain solusi
secara independen dari platform teknologi simulasi tertentu. Sedangkan tujuan dari
model konseptual adalah menangkap dan mengomunikasikan konseptualisasi dengan
pengguna yang dimaksudkan maupun yang berpotensi tidak terduga [4].

Manfaat dari model konseptual terdokumentasi adalah sebagai berikut:

• Meminimalkan kemungkinan persyaratan yang tidak lengkap, tidak jelas, tidak


konsisten, dan salah

• Membantu membangun kredibilitas model

• Ini memandu pengembangan model komputer

• Ini membentuk dasar untuk verifikasi model dan memandu validasi model

• Ini memandu eksperimen dengan mengungkapkan tujuan pemodelan, dan input


dan output model

• Ini memberikan dasar dari dokumentasi model

• Dapat bertindak sebagai bantuan untuk verifikasi dan validasi independen bila
diperlukan

• Membantu menentukan kesesuaian model atau bagian-bagiannya untuk


digunakan kembali dan didistribusikan model simulasi

8
2.2 Analisis Media Sosial
Analisis media sosial adalah “pengembangan dan evaluasi alat dan kerangka kerja
informatika untuk mengumpulkan, memantau, menganalisis, meringkas, dan
memvisualisasikan data media sosial untuk memfasilitasi percakapan dan interaksi
untuk memperoleh pola dan kecerdasan yang bermanfaat” [5]. Analisis media sosial
melibatkan tiga tahap: menangkap, memahami, dan menyajikan [6]. Tahap capture
adalah tahap mengumpulkan data yang relevan dalam jumlah besar melalui media sosial
yaitu dengan cara crawling data melalui Twitter dan scraping data pada platform
penjualan online. Kemudian tahap pemahaman adalah tahap menilai makna dari data
yang dikumpulkan dan menghasilkan metrik yang berguna untuk pengambilan
keputusan. Tahap terakhir adalah tahap present, yaitu bagaimana data dapat ditampilkan
dan mudah dipahami.

Fig 1. Data Analysis Process

2.3 Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management)

Rantai pasokan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang terkait dengan
koordinasi, perencanaan, dan pengendalian produk dan layanan antara pemasok dan
pelanggan [7]. Menurut J. A. O'Brien (2006), SCM adalah sistem lintas fungsi lintas
perusahaan yang menggunakan teknologi informasi untuk membantu mendukung
dan mengelola beberapa proses bisnis utama perusahaan dan hubungan dengan
pemasok, pelanggan, dan pemasok. Supply chain management (SCM) melakukan
kegiatan aliran produk, termasuk perencanaan, pengadaan, produksi, pergudangan,
9
transportasi, dan distribusi, dari titik asal (hulu) bahan baku ke titik penggunaan
(hilir) [8].

Fig 2. Strategy Supply Chain Management

Sedangkan menurut Stevenson, tujuan dari supply chain management adalah untuk
mengatur supply dan demand secara efisien dan efektif [8]. Beberapa masalah utama
dalam rantai pasok berkaitan dengan:

1. Menentukan tingkat outsourcing yang sesuai

2. Manajemen pengadaan

3. Manajemen mitra

4. Manajemen Hubungan Pelanggan

5. Identifikasi dan tanggapan masalah

6. Manajemen Risiko
2.4 Manfaat Media Sosial dalam Rantai Pasokan
Media sosial terutama digunakan oleh business-to-consumer (B2C) untuk
memungkinkan bisnis mempromosikan merek mereka dan memasarkan produk
mereka kepada konsumen (Howells, 2011). Dari perspektif bisnis, pengadopsi
pertama adalah profesional muda yang sudah menggunakan alat ini dalam kehidupan
pribadi mereka (Facebook, Twitter, LinkedIn, dan blog) dan fokus pada peningkatan
komunikasi eksternal, kesadaran, dan kepemimpinan pemikiran. Artikel Majalah

10
CFO tentang "Media Sosial dan Revolusi Rantai Pasokan yang Akan Datang"
(Casemore, 2012)” menguraikan lima manfaat utama media sosial dalam rantai
pasokan:

1. Membuat Jaringan Pengetahuan

Organisasi dari semua ukuran semakin menggunakan sosila media untuk menangkap
dan menanggapi umpan balik pelanggan dengan cepat. Tentu saja, Anda dapat
menggunakan media sosial untuk mendapatkan umpan balik real-time dari rantai
pasokan Anda, baik secara internal (persediaan, pergudangan, dan pengadaan)
maupun eksternal (pemasok dan kontraktor).

2. Menyeimbangkan Kecepatan dan Perenungan

Pengambilan keputusan yang efektif seringkali membutuhkan keseimbangan antara


kecepatan dan pemikiran proaktif. Kecepatan di mana beberapa platform media
sosial dapat mengirimkan komunikasi video, audio, dan teks secara real-time melalui
jaringan penyedia yang besar akan mempercepat pengambilan keputusan dalam
rantai pasokan. Ini memastikan bahwa informasi yang tepat diperhitungkan tidak
peduli seberapa cepat Anda perlu membuat keputusan.

3. Gudang Informasi Portabel

Permintaan yang terus meningkat untuk mobilitas informasi (yaitu ketersediaan


melalui perangkat seluler) membutuhkan akses langsung ke informasi. Media sosial
memiliki posisi yang baik untuk menyediakan platform yang dibutuhkan.

4. Mengganti Kolaborasi dengan Komunitas

Risiko yang melekat pada sumber global dan kebutuhan akan inovasi berkelanjutan
untuk mempertahankan keunggulan kompetitif membutuhkan hubungan pemasok
untuk melampaui kolaborasi.

5. Membangun Platform untuk Inovasi

Kreativitas dan inovasi adalah inti dari organisasi terkemuka. Melibatkan pemasok
melalui media sosial adalah cara yang bagus untuk mendorong inovasi rantai
pasokan.
11
Dan hari ini, dengan kemajuan aplikasi dan layanan Web 2.0 lintas platform, peran
media sosial meningkat di seluruh dunia (Palen, Starbird, Vieweg, & Hughes, 2010)
[9].

2.5 Sosial Network Analysis

Penelitian menggunakan SNA (Social Network Analysis) sebenarnya sudah


dilakukan sejak lama untuk menggambarkan atau memetakan sebuah jaringan sosial
di masyarakat jauh sebelum era media sosial seperti Twitter, Facebook dan situs
jejaring lainnya.

Social network analysis sendiri adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antar
satu unit entitas dengan unit entitas lainnya dengan bantuan teori graf [10]. Metode
dan teknik SNA dipilih karena metode ini dapat memberikan gambaran atau
visualisasi sampai pada hubungan terkecil yang terjadi hanya pada satu individu
dengan satu individu lainnya di dalam jaringan, metode SNA ini juga dapat
digunakan untuk menemukan node, communities, dan informal hierarchy’s yang
memiliki pengaruh paling besar di dalam jaringan [11]

Ada beberapa konsep di dalam pendekatan social network analysis, selain


meggambarkan pola yang terbentuk dari hubungan antar node atau aktor, SNA lebih
sering digunakan untuk menentukan node sentral di dalam sebuah network¸dengan
menghitung beberapa nilai centrality diantaranya yang umum dihitung adalah [12]:

• Degree centrality menghitung jumlah interaksi yang dimiliki oleh sebuah node.

• Betwenness centrality menghitung seberapa sering sebuah node dilewati oleh


node lain untuk menuju ke sebuah node tertentu di dalam jaringan. Nilai ini
berfungsi untuk menentukan peran aktor yang menjadi jembatan penghubung
interaksi di dalam network.

• Closeness centrality menghitung jarak rata-rata antara suatu node dengan


seluruh node lain di dalam jaringan atau dalam kata lain mengukur kedekatan
sebuah node dengan node lain.

• Eigenvector centrality melakukan pengukuran yang memberikan bobot lebih

12
tinggi pada node yang terhubung dengan node lain yang juga memiliki nilai
centrality tinggi.

13
BAB III
USULAN METODE

3.1 Metode Penelitian


Metode penelitian akan menggunakan metode kuantitatif.. Karena SNA menyediakan
metode dan model kuantitatif untuk menganalisis jejaring sosial, mulai dari karakteristik
individu (lokasi) dan global (struktural). (Wasserman & Faust, 1994) [13]. Sehingga akan
dilakukan penghitungan nilai atribut jaringan yang terdiri dari jumlah node, total edge,
derajat rata-rata, derajat bobot rata-rata, panjang jalur rata-rata, kepadatan, diameter
jaringan dan jumlah komunitas dan dilakukan penghitungan nilai sentralitas yang terdiri
dari derajat sentralitas, sentralitas kedekatan, sentralitas antara, dan sentralitas vektor
eigen untuk mengidentifikais aktor yang berpengaruh atau memilki nilai interaksi yang
tinggi di dalam jaringan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berupa
seluruh unggahan user di dalam platform yang memuat konten penyebaran distribusi
“Lobster Air Tawar“. Kemudian untuk pengambilan data pada platform twitter teknik
yang digunakan adalah teknik data crawling dan scrapping menggunakan teknologi
Python. Sangat penting untuk memahami media sosial dan datanya dalam konteks SCM
(Cecere 2012) [14]. Berikut merupakan diagram proses penilitian yang akan digunakan
dalam penelitian ini.

Fig 3. Method of Research

14
1. Identifikasi masalah : Tahap ini adalah tahap dimana dilakukan pengidentifikasian
masalah penelitian. Proses pengidentifikasian masalah dilakukan dengan melakukan
pengamatan terhadap fenomena-fenomena yang melatarbelakangi penelitian.

2. Known User : Tahap ini adalah tahap menentukan objek penelitian. Objek penelitian
adalah interaksi yang dilakukan oleh akun-akun pengguna situs jejaring sosial Instagram,
Facebook, Twitter, dan e-commerce platform yang berinteraksi dalam konteks yang
mengandung kata kunci “Lobster” dan “Lobster Air Tawar”

3. Software Data Extraction : Dalam tahap ini dilakukan proses ekstraksi atau pengumpulan
data dengan menggunakan metode data Scrapping dan Crawling menggunakan Python.

4. Pengolahan Data dan Measures Networks : Tahap ini merupakan tahap pengolahan data
interaksi jaringan. Pola interaksi divisualisasikan dengan menggunakan metode graph
dengan tipe undirected.

5. Setelah visualisasi pola jaringan interaksi didapatkan selanjutkan dilakukan penghitungan


nilai atribut jaringan yang menghitung delapan atribut yakni total nodes, total edges,
average degree, average weighted degree, average path length, density, network diameter
dan number of community

6. Penghitungan Nilai Centrality : Pada tahap ini dilakukan penghitungan nilai centrality
(degree centrality, closeness centrality, betweeness centrality dan eigenvector centrality)
node atau aktor untuk mengidentifikasi aktor berpengaruh dengan jumlah interaksi yang
tinggi.

7. Rank : Tahap ini adalah tahap mengurutkan peringkat nilai centrality aktor-aktor di dalam
jaringan yang telah dihitung.

8. Penarikan kesimpulan : Dalam tahapan ini dilakukan penarikan kesimpulan dan


rekomendasi yang dapat diberikan untuk pengembangan model konsep supply chain
management pada aquaculture di Indonesia.
3.2 Pengujian Penelitian
Hasil dari penilitian ini adalah transformasi desain dan model konseptual supply chain
manajemen aquaculture. Sehingga untuk melaku meakukan pengujian validitas penilitian ini
akan dilakan dengan meminta penilaian kepada expert judgement atau penilai ahli sesuai
15
dengan bidangnya. Contohnya seperti proposal penelitian yang isinya berupa tujuan,
deskripsi, teori, dan lainnya harus diuji dengan alat ukurnya yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

[1] M. Sonja and P. M. Tatjana, “Social Media and Supply Chain”. Amfiteatru Economic,
vol.15. pp, 89-102. Feb 2013.

[2] Ceng. Kelvin, Analysis of the Development of E-commerce in The Retail Industry in
Recent Years. Lingnan University, March 2021.DOI:10.13140/RG.2.2.29461.86244

[3] J. Aneeq and R. Sami. “Digital Transformation in Supply Chain Management A Study
on Supply Chain Management”. Vol. 1. April 2021. DOI: 10.23451/mjscm.v1i1.10

[4] R. Stewart, A.Gilbert, B. Louis, T. Andreas, W. Gerd. “Conceptual Modeling:


Defenition, Purpose, and Benefit”. 2015. DOI:10.1109/WSC.2015.7408386

[5] C. Pai-Lin, C. Yuchung, and C.Kung “Analysis of Social Media Data: An Introduction
to the Characteristics and Chronological Process”. pp.297-321. January 2018. DOI:
10.1007/978-3-319-95465-3_16

[6] F. Weiguo, and G. Michael “The Power of Social Media Analytics” Communication of
the ACM. Vol.57. pp.74-81 June 2014. DOI: 10.1145/2602574.

[7] M. A. D. Ardianto , and Mudjahidin. “Development of Conceptual Model Integrated


Estimation System for Fish Growth and Feed Requirement in Aquaculture Supply Chain
Management”. Procedia Computer Science. Vol.197. pp. 461–468. 2022.
https://doi.org/10.1016/j.procs.2021.12.162

[8] Lukman. 2021.”Supply Chain Management”. Kab Gowa: CV.Cahaya Bintang


Cemerlang.

[9] C. Soumyadeb, R. Oscar, U. Victoria, and A. Pavel. “Understanding Value of Social


Media in Supply Chain Management” 26th EurOMA Conference. June 2019.

[10] Tsvetovat, M., & Kouznetsov, A. (2011). Social Network Analysis for Startup.
California: O'Reilly Media
16
[11] Bohn, A., Feinerer, I., Hornik, K., dan Mair, P. (2011). Content-Based Social Network
Analysis of Mailing Lists. The R Journal, 11-18.

[12] S. Mahdi, and T. Dodie. “Implementasi Social Network Analysis dalam Penyebaran
Country Branding “Wonderful Indonesia”. Ind. Journal On Computing. Vol.2, pp 01-
104. Sept 2017. doi:10.21108/indojc.2017.22.183

[13] P. Carmen, H. Juan. “Social Networks and Supply Chain Management in Fish Trade”.
SAGE Open. Vol.10. 2020. DOI: 10.1177/2158244020931815

[14] A.N Kaustubh. “Social Media Analysis on Supply Chain Management in Food
Industry,”. International Research Journal of Engineering and Technology. Vol.07. July
2020. E-ISSN:2395-0056.

17

Anda mungkin juga menyukai