Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : ADITIYA SAPUTRA

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043711553

Tanggal Lahir : 30 AGUSTUS 2000

Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4336/HUKUM KETENAGAKERJAAN

Kode/Nama Program Studi : 311/ILMU HUKUM

Kode/Nama UPBJJ : 13/BATAM

Hari/Tanggal UAS THE : SELASA, 28 JUNI 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : ADITIYA SAPUTRA


NIM : 043711553

Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4336/HUKUM KETENAGAKERJAAN

Fakultas : ILMU HUKUM

Program Studi : 311/ILMU HUKUM

UPBJJ-UT : 13/BATAM

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
BATAM, 28 JUNI 2022

Yang Membuat Pernyataan

ADITIYA SAPUTRA
JAWABAN

1.
A. Kedudukan menurut UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan disebutkan bahwa usia anak yang bekerja
(working children) tidak boleh kurang dari 13 tahun dan hanya boleh bekerja pada jenis-jenis pekerjaan ringan
yang tidak membahayakan fisik, mental, dan moral anak. Syarat lainnya jam kerja bagi anak usia 13 hingga 15
tahun yang bekerja tidak boleh lebih dari 3 jam dalam sehari atau 15 jam dalam seminggu dan harus seizin
orang tua. Sementara anak yang berusia antara 15 hingga 17 tahun hanya boleh bekerja maksimal 40 jam
dalam seminggu dan tetap harus seizin orang tua. Disamping itu anak juga harus tetap bersekolah.

B. Bisa dilihat dalam Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Bentuk pekerjaan anak tersebut
antara lain:

1. Pekerjaan ringan
Anak yang berusia 13 sampai dengan 15 tahun diperbolehkan melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak
mengganggu perkembangan dan kesehatan fisik, mental dan sosial. Pengusaha yang mempekerjakan anak
pada pekerjaan ringan harus memenuhi persyaratan:
o izin tertulis dari orang tua atau wali;

o perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua atau wali;

o waktu kerja maksimum 3 (tiga) jam;

o dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu waktu sekolah;

o menjamin keselamatan dan kesehatan kerja;

o adanya hubungan kerja yang jelas; dan

o menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Pekerjaan dalam rangka bagian kurikulum pendidikan atau pelatihan


Anak dapat melakukan pekerjaan yang merupakan bagian dari kurikulumpendidikan atau pelatihan yang
disahkan oleh pejabat yang berwenang dengan ketentuan: Usia paling sedikit 14 tahun.
3. Pekerjaan untuk mengembangkan bakat dan minat
Untuk mengembangkan bakat dan minat anak dengan baik, maka anak perlu diberikan kesempatan untuk
menyalurkan bakat dan minatnya. Untuk menghindarkan terjadinya eksploitasi terhadap anak, pemerintah
telah mengesahkan kebijakan berupa Kepmenakertrans No. Kep. 115/Men/VII/2004.
C.
1. Pekerjaan yang berhubungan dengan mesin, pesawat, instalasi & peralatan lainnya, meliputi: pekerjaan
pembuatan, perakitan / pemasangan, pengoperasian, dan perbaikan

2. Pekerjaan yang dilakukan pada lingkungan kerja yang berbahaya meliputi:


a. Pekerjaan yang mengandung bahaya fisik

b. Pekerjaan yang mengandung bahaya kimia

c. Pekerjaan yang mengandung bahaya biologis

3. Pekerjaan yang mengandung sifat dan keadaan berbahaya tertentu:


a. Konstruksi bangunan, jembatan, irigasi/jalan

b. Pada perusahaan pengolahan kayu seperti penebangan, pengangkutan dan bongkar muat

2.
A. Tidak termasuk kedalam tindakan mangkir dan pengunduran diri karena dia mempunyai alasan akurat
mengapa dia harus tetap disamping ibu nya dirawat. Dan itu telah disampaikan kepada rekan kerja nya.

B. Ada beberapa alasan diantaranya :

1. Karena karyawanya melakukan pelanggaran berat


2. Ditahan pihak berwajib
3. Karyawab ingin resign
4. Perubahan status dan efisiensi perusahaan
5. Perusahaan akan tutup dan bangkrut
6. Karyawan meninggal dunia
3.
A. peran pemerintah sangat penting dalam sistem pengupahan yaitu menetapkan kebijakan pengupahan yang dapat
melindungi kepentingan pekerja/buruh. Sehubungan dengan hal itu melalui Pasal 88 ayat (3) Undang-Undang RI
Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi
kepentingan pekerja/buruh antara lain tentang upah minimum, upah kerja lembur, upah tidak masuk kerja karena
berhalangan, upah tidak masuk kerja melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya, upah karena menjalankan hak
waktu istirahat kerjanya, bentuk dan cara pembayaran upah. Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah,
struktur dan skala pengupahan yang proposional, upah untuk pembayaran pesangon, serta upah untuk
perlindungan pajak penghasilan. selain itu dibentuk pula Dewan pengupahan oleh pemerintah yang mempunyai
tugas memberikan saran dan masukan serta pertimbangan tentang kebijakan pengupahan sehingga kedepan akan
tercipta suatu sistem pengupahan yang baik

B. Terdiri atas Penghasilan Upah dan Penghasilan yang bukan upah sebagai berikut :

1. Penghasilan Upah :

I. Upah pokok, yaitu imbalan dasar yang dibayarkan kepada pekerja/buruh menurut tingkat atau jenis
pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan;
II. Tunjangan tetap, yaitu suatu pembayaran yang teratur berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan
secara tetap untuk pekerja/buruh dan keluarganya serta dibayarkan satuan waktu yang sama dengan
pembayaran upah pokok seperti tunjangan istri, anak, jabatan dan lain-lain;
III. Tunjangan tidak tetap, yaitu suatu pembayaran yang secara langsung maupun tidak langsung
berkaitan dengan pekerja/burug dan keluarganya serta dibayarkab menurut satuan waktu yang tidak
sama dengan waktu pembayaranupah pokok seperti tunjangan transport dll
2. Penghasilan yang bukan upah :

I. Fasilitas, seperti kendaraan, sarana ibadah, tempat penitipan bayi

II. Bonus, yaitu pembayaran yang diterima pekerja dari hasil keuntungan perusahaan atau karena
pekerja berprestasi meningkatkan produksi dari targetnormal;

C.

1. Pendekatan Regulasi
Pemerintah menerbitkan sejumlah kebijakan sebagai arah bagi penetapan pengupahan. Setidaknya terdapat tiga
kebijakan yang tertuang mengenai pengupahan. Pertama Undang undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan yang membahas upah tertuang sejak pasal 1 sampai pasal 67. Mengatur detil mengenai
pengupahan termasuk sanksi-sanksinya. Pengupahan yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 78
Tahun 2015 tentang Pengupahan. Dalam regulasi yang ditandatangani Presiden Joko Widodo itu memuat 67
pasal. Seluruh pasal itu menempatkan pekerja sebagai pihak yang harus mendapatkna perlindungan. Bahkan
pelanggaran terhadap pemodal yang tidak memenuhi upah sebagaimana diatur mendapatkan sanksi tegas.
Posisi pekerja dalam regulasi tersebut cenderung mendominasi. Pekerja dipandang sebagai asset bangsa yang
perlu mendapat perlindungan optimal. Sehingga pemodal juga perlu memberikan perlindungan yang sama.
Pandangan ini menempatkan pekerja pada. konteks seimbang dan sejajar dengan pemodal. Arah kebijakan
pengupahan itu terlihat pada Pasal 3, PP No.78 Tahun 2015 yang menegaskan pengupahan sebagai upaya
untuk mencapai penghidupan yang layak bagi pekerja. Atas kebijakan tersebut upah bagi buruh pun terjabarkan
dalam lima bentuk pengupahan, yakni upah minimum, upah kerja lembur, upah tidak masuk kerja karena
berhalangan, upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain diluar pekerjaannya dan upah karena
menjalankan hak di waktu istirahat kerjanya. Pada pasal berikutnya hak buruh juga didapatkan dari pendapatan
non upah. Makna pendapatan non upah tertuang pada pasal 6 PP No.78 Tahun 2015, yang menyebutkan
pendapatan non upah berupa Tunjangan Hari Raya Keagamaan, bonus, uang pengganti fasilitas kerja dan atau
uang servis pada usaha tertentu. Dengan demikian pendapatan non upah juga menjadi bagian dari hak pekerja.
Dimana besaran pendapatan non upah berupa tunjangan hari raya keagamaan diatur lebih lanjut dalam
peraturan Menteri. Sedangkan pendapatan non upah berupa bonus, uang pengganti fasilitas kerja dan atau uang
servis pada usaha tertentu pengaturannyaditetapkan melalui peraturan perusahaan. Lebih menariknya dalam PP
No.78 Tahun 2015 juga mengatur tentang sanksi atas pelanggaran terhadap sejumlah aturan yang ditetapkan
terkait pengupahan. Namun sayangnya sanksi yang ditetapkan hanya bersifat administrative. Bukan sanksi yang
bersifat memaksa bagi pemodal untukmelaksanakan ketetapan dalam peraturan pemerintah ini

2. Pendekatan Ekonomi
Terbitnya PP No.78 Tahun 2015 tentang Pengupahan merupakan wujud campur tangan pemerintah dalam upaya
membangun relasi simetris pemodal dan pekerja. Regulasi pengupahan ini memuat 66 pasal yang mengatur
detil pengupahan, mulai dari jenis pengupahan, tata cara pembayaran upah, ukuran penetapan upah hingga
sanksi atas pelanggaran upah. Bentuk campur tangan pemerintah dalam persoalan pengupahan itumembuktikan
model ekonomi politik Keynesian. Dimana dalam pandangan teori Keynesian bahwa mekanisme pasar tidak
akan berjalan sempurna. Pasar akan mengalami kegagalan yang dampaknya dapat merusak tata
perekonomian. Terkait itu kegagalan pasar dapat dicegah melalui keterlibatan negara. Bentu keterlibatan negara
dapat bervariasi, diantaranya pendekatan kebijakan ekonomi dan politik. Dalam hal ini kebijakan pengupahan
yang bertujuan melindungi pendapatan pekerja dan memberikan kepastian kepada pemodal terhadap nilai upah
yang dibayarkan. Dalam prakteknya pendekatan Keynesian ini cukup efektif menjaga kondisi pasar tenaga kerja.
Meskipun kebijakan pengupahan ternyata tidak mampu memberikan perlindungan optimal kepada pekerja.
Pemerintah cenderung melakukan pembelaan terhadap pemodal, ketika terjadi konflik upah antara pemodal dan
pekerja
4.

A. Tidak, bagi tenaga kerja harian lepas yang bekerja kurang dari tiga bulan wajib diikutsertakan dalam
program JKK(Jaminan Keselamatan Kerja) dan JK (Jaminan Kematian). Apabila tenaga kerja tersebut
dipekerjakan selama tiga bulan berturut-turut atau lebih dengan jumlah hari kerja sekurang-kurangnya 20
hari per bulan maka pengusaha wajib mengikutkan program Jaminan Keselamatan Kerja, Jaminan
Kematian, Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Kewajiban tersebut harus
dilaksanakan setelah tenaga kerja bersangkutan melewati masa kerja tiga bulan berturut-turut.

B. Perbedaannya terletak pada program-program yang wajib diikuti bagi karyawan/pekerja/buruh kontrak. bagi
tenaga kerja harian lepas yang bekerja kurang dari tiga bulan wajib dikutsertakan dalam program
JKK(Jaminan Keselamatan Kerja) dan JK (Jaminan Kematian). Apabila tenaga kerja tersebut dipekerjakan
selama tiga bulan berturut-turut atau lebih dengan jumlah hari kerja sekurang-kurangnya 20 hari per bulan
maka pengusaha wajib mengikutkan program Jaminan Keselamatan Kerja Jaminan Kematian, Jaminan
Hari Tua dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Kewajiban tersebut harus dilaksanakan setelah tenaga
kerja bersangkutan melewat masa kerja tiga bulan berturut-turut, Upah untuk menentukan besarnya iuran
bagi tenaga kerja ditetapkan sebesar upah sehari dikalikan jumlah hari kerja dalam satu bulan kalender.
Ketentuan program jamsostek pada tenaga kerja harian lepas berlaku pula bagi yang mempekerjakan
tenaga kerja borongan. Perbedaannya terletak pada cara menetapakan iuran berdasarkan upah Tenaga
kerja yang bekerja kurang dari tiga bulan, upah sebulan yang dipergunakan sebagai dasar penetapan iuran
adalah upah satu hari kerja dikalikan jumlah hari kerja dalam satu bulan kalender. Bagi tenaga kerja
borongan yang telah bekerja tiga bulan berturut-turut atau lebih, besarnya upah sebulan digunakan sebagai
dasar penetapan iuran yaitu jika upah dibayar secara borongan atau satuan makan upah.

Anda mungkin juga menyukai