Anda di halaman 1dari 2

2.

1 Prinsip Kerja Spektrometer


Prinsip kerja dari spektrometer adalah prinsip dispersi cahaya. Dispersi cahaya
adalah kondisi saat sebuah cahaya putih terurai menjadi spektrum warna. Untuk
memunculkan dispersi cahaya ini biasanya digunakan cermin prisma. Dalam
spektrometer, prinsip kerja dispersi cahaya juga dimunculkan dengan cermin prisma.
Namun beberapa spektrometer model baru menggunakan grating (cermin dengan ribuan
alur sejajar pada permukaannya) sebagai ganti cermin prisma. Cermin prisma ini
kemudian dilingkupi wadah khusus untuk mencegah cahaya bocor keluar. Cahaya putih
kemudian ditembakkan dari sumber cahaya menuju lensa kolimator. Adanya lensa
kolimator ini akan menyebabkan cahaya menjadi sejajar. Dari situ cahaya kemudian
diteruskan menuju cermin prisma. Cahaya yang melalui cermin prisma akan terurai
menjadi spektrum optik. Dalam satu waktu, hanya akan ada satu warna cahaya yang
muncul pada celah keluar alat, Untuk memunculkan warna lain, cermin prisma harus
diputar terlebih dahulu. Dari situ kemudian dapat diukur panjang gelombang serta
kecepatan gelombang cahaya. Dispersi cahaya yang terjadi pada prisma memang
menghasilkan kecepatan gelombang cahaya yang berbeda-beda karena panjang
gelombang setiap warna dalam spektrum pun berbeda (Frendly, 2013).
Prinsip kerja dari spektrofotometer menganut hukum Lambert Beer. Dalam hukum
ini jika cahaya monokromatik yang melewati satu media, maka sebagian cahaya lainnya
akan diserap dan sebaian dipantulkan. Sementara sebagian lagi akan dipancarkan.
Hukum Lambert Beer ini akan berjalan jika sinar yang masuk atau yang mengenai sel
sampel berupa sinar dengan panjang gelombang monokromatis. Penyerapan sinar dalam
larutan tidak dipengaruhi adanya larutan lain dalam satu larutan. Penyerapan dapat
terjadi di dalam volume larutan yang memiliki luas penampang (cuvet) yang sama.
Larutan yang diukur haruslah benar-benar jernih supaya tidak terjadi hamburan cahaya
partikel koloid. Memiliki konsentrasi analit yang rendah, sebab jika konsentrasi
analitnya tinggi maka akan mengganggu kelinearan grafik absorbansi. Penggunaan
spektorfotometer terkadang tidak bisa berjalan dengan sempurna. Inilah yang
menyebabkan kesalahan dalam menggunakan spektrofotometer ketika mengukur
konsentrasi analit. Dan berikut beberapa kesalahan tersebut yang sebaiknya patut untuk
Anda hindari guna mendapatkan hasil spektrofotometer terbaik. Kesalahan fotometerik
normal dalam pengukuran dengan absorbansi rendah (Frendly, 2013).
Maramis, R.K., Gayatri C., dan Frendly W., 2013, Analisis Kafein Dalam Kopi Bubuk
Di Kota Manado Menggunakan Spektrofotometri Uv-Vis, Jurnal Ilmiah Farmasi, 2 (4) :
122-128.

Anda mungkin juga menyukai