Anda di halaman 1dari 7

IPD Koja Case Report

Sirosis Hepatis et causa Hepatitis

Diabetes Melitus Tipe Sirosis

Anemia et causa Penyakit Kronik

M. Lutfi Zaristan1, Suzanna Ndraha2, Henny Tannady3

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana1

Departemen Ilmu Penyakit Dalam, RSUD Koja2.

ABSTRAK

Introduksi :

Hepatitis B kronik adalah adanya persistensi virus hepatitis B (VHB) lebih dari 6 bulan. 1 pada
penderita penyakit hati menahun dari hatitis kronik akan menjadi sirosis hati dalam waktu
sekitar 15 tahun, biasanya gejalanya asimptomatik, sehingga pasien tidak menyadari bahwa
dirinya telah terinfeksi, dimana jika terjadi sirosis akan ditemui gejala klinis berupa stigmata
sirosis seperti palmar eritem, vena kolateral, caput medusa, asites, spider nervi dll. Sirosis hepatis
adalah penyakit hati menahun yang ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai
nodul.1,2 Biasanya dimulai dengan adanya proses peradangan nekrosis sel hati yang luas,
pembentukan jaringan ikat dan usaha regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan
menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan makro menjadi tidak teratur akibat penambahan
jaringan ikat dan nodul tersebut. Diabetes mellitus dialami 15-30% pasien sirosis. Hal ini akibat
resistensi insulin dan tidak adekuatnya sekresi insulin oleh sel beta pancreas.Anemia sering
dijumpai pada pasien dengan infeksi atau inflamasi kronis maupun keganasan.1-4

Kasus :

Perempuan, 33 tahun datang dengan keluhan lemas sejak 3 hari SMRS, BAK berwarna seperti
teh, pada pemeriksaan di dapat CA (+/+), shifting dullness (+), perut membuncit, lingkar perut:
106cm, asites (+), palmar eritem (-), spider nervi (-), caput medusa (-). Pada pemeriksaan Lab
didapat: Hb: 6,5 g/dl, Ureum: 75 mg/dL, GDS : 517 mg/dL, SI: 7 mg/dl, Eritrosit: 2.21 juta/ul,
MCV: 94 fl, MCH: 30 pg, Albumin: 2,97 g/dl, SGOT: 60 u/L, SGPT: 64 u/L, Ferritin: 102,38
mg/dl, HbsAg kualitatif: Positif, Fe: 16 ug/L, TIBC: 255 ug/L, Anti Hbe: positif, Child B :
albumin : 2,97 g/dl, asites : terkontrol, defisit neurologi : minimal, nutrisi : cukup, HBV DNA :
positif, Hasil dalam IU/mL : 2.77 x 10 >3 , log = 3.44, Hasil dalam copy/mL : 1.61 x 10 >4 ,log =
4.21. Hasil USG yang didapatkan Sirosis Hati dengan Asites dan pasien masih dalam proses
pengobatan. Berdasarkan dari temuan klinis dan pemeriksaan yang dilakukan maka dapat
ditegakkan dan mendukung diagnosis pasien menderita Sirosis Hepatis karena Hepatitis B,
diabetes melitus tipe sirosis dan anemia karena penyakit kronik. Terapi yang diberikan berupa
Retriksi cairan dan natrium, Pemenuhan nutrisi diit yang baik (protein), Sansulin R 3 x 12,
Aminefrone 2 x 1, Metformin 3 x 500, Fe gluconate 1 x 1, Ekstr Curcuma longa rhizome(Bio-
Curcumin) 3 x 1, Spironolakton 2 x 100, Inj ranitidine 2 x 1, lamivudin 1 x 100.

Diskusi :

Dari keluhan, temuan klinis dan pemeriksaan yang dilakukan pada kasus ini adalah sirosis hep-
atis karena hepatitis b, anemia penyakit kronik, diabetes tipe sirosis. Selama di rumah sakit Ter-
api yang di berikan pada pasien dengan diit natrium, cairan dan protein supaya tidak memper-
berat gejala pasien, untuk mengkontrol gula darah di berikan diet kalori, insulin dan metformin
pada pasien, untuk mengurangi cairan yang di abdomen di berikan spironolakton,amniferon un-
tuk menurunkan kadar ureum dan nefroprotektor, untuk mengurangi mual dan menghambat
sekresi asam lambung diberikan ranitidin untuk sirosis hepatisnya di berikan curcuma dan karena
HBV DNA positif maka diberikan terapi antiviral lamivudin dan kontraindikasi untuk pemberian
interferon, anemianya di berikan vitamin Fe gluconat.1-4

Kesimpulan :

Pada kasus ini diagnosis Sirosis hepatis karena hepatitis B kronik, Anemia karena penyakit
kronik, Diabetes tipe sirosis telah ditegakkan berdasarkan temuan klinis dan laboratorium,
tatalaksan meliputi antiviral yaitu lamivudin karena hasil HBV DNA positif dan kontra iindikasi
untuk pemberian interferon, diuretik spironolakton dan diit natrium dan cairan untuk mengatasi
asitesnya , vitamin Fe gluconat untuk anemianya dan curcuma untuk vitamin hati, OHO dan
insulin untuk mengkontrol kadar gula darahnya dan kasus ini mempunyai prognosa ragu-ragu
tapi mengarah ke buruk.

Kata Kunci : Hepatitis B, Sirosis Hepatis, DM tipe sirosis, Anemia


INTRODUKSI

Hepatitis B kronik adalah adanya persistensi virus hepatitis B (VHB) lebih dari 6 bulan,
merupakan masalah kesehatan besar terutama di Asia, dimana terdapat sedikitnya 75%
seluruhnya 300 juta individu HBsAg positif menetap diseluruh dunia. Kebanyakan pasien ini
tidak mengalami keluhan ataupun gejala sampai akhirnya terjadi penyakit hati kronik. Dalam
perjalanan penyakitnya, 20-40 persen dari jumlah penderita penyakit hati menahun itu akan
menjadi sirosis hati dalam waktu sekitar 15 tahun, tergantung sudah berapa lama seseorang
menderita hepatitis menahun itu. Sirosis hepatis merupakan penyakit yang sering dijumpai di
seluruh dunia termasuk di Indonesia, kasus ini lebih banyak ditemukan pada kaum laki-laki
dibandingkan kaum wanita dengan perbandingan 2-4 : 1 dengan umur rata-rata terbanyak antara
golongan umur 30-59 tahun dengan puncaknya sekitar 40-49 tahun (Hadi, 2008). Masa tunas
(inkubasi) hepatitis B berkisar 6 minggu – 6 bulan, , umumnya pada orang dewasa yang terkena
infeksi hepatitis B, 90% dapat sembuh dan timbul kekebalan terhadap virus hepatitis B. sisanya
5-10% infeksi menetap dalam hati dan menjadi infeksi kronis yang selanjutnya dapat menjadi
sirosis hati dan kanker hati dikemudian hari.1
Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang ditandai dengan adanya pembentukan
jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya proses peradangan nekrosis sel hati
yang luas, pembentukan jaringan ikat dan usaha regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan
menimbulkan perubahansirkulasi mikro dan makro menjadi tidak teratur akibat penambahan
jaringanikat dan nodul tersebut (Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G. Bare, 2001).Sirosis hepatis
adalah penyakit hati kronik yang dicirikan dengan distorsiarsitektur hati normal oleh lembar-
lembar jaringan ikat dan nodul-nodulregenerasi sel hati, yang tidak berkaitan dengan vaskulatur
normal (Price &Willson, 2005, hal : 493).Sirosis hepatis adalah penyakit kronik hati yang
dikarakteristikkan olehgangguan struktur dan perubahan degenerasi, gangguan fungsi seluler,
danselanjutnya aliran darah ke hati (Doenges, dkk, 2000, hal: 544).1,2

Temuan klinis pada pasien sirosis meliputi, spider nevi, palmar eritem, perubahan kuku
muchrche, jara gada, splenomegali,ikterus pada kulit dan sclera, flapping tremor, dan asites,
penimbunan cairan dalm rongga peritoneum akibat hipertensi porta dan hipoalbuminemia, caput
medusa juga sebagai akibat hipertensi porta, varises esophagus juga salah satu manifestasi
hipertensi porta.Diabetes mellitus dialami 15-30% pasien sirosis. Hal ini akibat resistensi insulin
dan tidak adekuatnya sekresi insulin oleh sel beta pancreas, dimana terjadi gangguan
keseimbangan transportasi glukosa kedalam sel, glukosan yang di simpan hati, dan glukosa yang
dikeluarkan hati, maka keadaan ini menyebabkan kadar glukosa dalm darah meningkat. 1,3
Anemia sering dijumpai pada pasien dengan infeksi atau inflamasi kronis maupun keganasan.
Anemia ini umumnya ringan atau sedang, disertai oleh rasa lemah dan penurunan berat badan
dan disebut anemia pada penyakit kronis, pada umumnya, anemia pada penyakit kronis ditandai
kadar Hb berkisar 7-11 g/dL, kadar Fe serum menurun disertai TIBC yang rendah, cadangan Fe
yang tinggi di jaringan serta produksi sel darah merah berkurang. 1 Anemia pada penyakit kronik
umunya adalah normokrom-normositer, meskipun banyak pasien mempunyai gambaran
hipokrom dengan MCHC < 31 g/dL dan beberapa mempunyai sel mikrositer dengan MCV <80
fL derajat anemia sebanding dengan berat ringannya gejala penyakitnya .1,4

KASUS

Pasien Perempuan usia 33 tahun datang dengan keluhan lemas sejak 3 hari SMRS.Os juga
mengeluh mual dan muntah, berisi jamu yang diminum, lalu perut terasa begah dan kembung,
BAK ± 3x sehari, lancar, berwarna seperti teh. Os mengaku perutnya terasa membesar dan
disertai dengan keluhan dispepsia sejak 1 tahun SMRS, Os mempunyai riwayat DM sejak 2
tahun SMRS,tidak ada riwayat sakit kuning, tidak pernah vaksin hepatitis. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan FN: 112x/menit, FP: 28x/menit, CA (+/+), shifting dullness (+), perut
membuncit, lingkar perut: 106cm, asites (+), palmar eritem (-), spider nervi (-), caput medusa (-).
Pada pemeriksaan Lab didapat: Hb: 6,5 g/dl, Ureum: 75 mg/dL, GDS : 517 mg/dL, SI: 7 mg/dl,
Eritrosit: 2.21 juta/ul, MCV: 94 fl, MCH: 30 pg, Albumin: 2,97 g/dl, SGOT: 60 u/L, SGPT: 64
u/L, Ferritin: 102,38 mg/dl, HbsAg kualitatif: Positif, Fe: 16 ug/L, TIBC: 255 ug/L, Anti Hbe:
positif, Child B : albumin : 2,97 g/dl, asites : terkontrol, defisit neurologi : minimal, nutrisi :
cukup, HBV DNA : positif, Hasil dalam IU/mL : 2.77 x 10 >3 , log = 3.44, Hasil dalam copy/mL :
1.61 x 10 >4 ,log = 4.21. Hasil USG yang didapatkan Sirosis Hati dengan Asites dan pasien masih
dalam proses pengobatan. Berdasarkan dari temuan klinis dan pemeriksaan yang dilakukan maka
dapat ditegakkan dan mendukung diagnosis pasien menderita Sirosis Hepatis karena Hepatitis B,
diabetes melitus tipe sirosis dan anemia karena penyakit kronik. Terapi yang di berikan berupa
Retriksi cairan dan natrium, Pemenuhan nutrisi diit yang baik (protein), Sansulin R 3 x 12,
Aminefrone 2 x 1, Metformin 3 x 500, Fe gluconate 1 x 1, Ekstr Curcuma longa rhizome(Bio-
Curcumin) 3 x 1, Spironolakton 2 x 100, Inj ranitidine 2 x 1, lamivudin 1 x 100.

DISKUSI

Berdasarkan temuan klinis pada pasien yaitu terdapat keluhan lemas, Os juga mengeluh mual
dan muntah, lalu perut terasa begah dan kembung, berwarna seperti teh. Os mengaku perutnya
terasa membesar dan disertai dengan keluhan dispepsia sejak 1 tahun merupakan gejala pada
sirosis hepatis, dan terdapat temuan klinis pada pasien urine seperti teh, shifting dullness (+), pe-
rut membuncit, lingkar perut: 106cm, asites (+), palmar eritem (-), spider nervi (-), caput medusa
(-), flapping tremor (-), lalu pada pemeriksaan penunjang didapatkan HbsAg kualitatif: Positif,
Anti Hbe: positif, HBV DNA : positif, Hasil dalam IU/mL : 2.77 x 10 >3 , log = 3.44, Hasil dalam
copy/mL : 1.61 x 10 >4 ,log = 4.21, hasil USG yang didapatkan Sirosis Hati dengan Asites, maka
dapat ditegakkan dan mendukung diagnosis pasien menderita penyakit sirosis hepatis karena
hepatitis B kronik.1 Dimana asites yang terjadi pada pasien karena terjadi penimbunan cairan
dalam rongga peritoneum akibat hipertensi porta, maka dianjurkan untuk melakukan pemerik-
saan endoskopi untuk melihat ada varises esophagus atau tidak, dan dapat juga melihat ada per-
darahan atau tidak. Lalu pada pasien dengan keluhan badan lemas,didapatkan pada pemeriksaan
CA (+/+), Hb 6,5g/Dl dan hematokrit 21%, MCV (VER) : 94 fl, MCH (HER) : 30 pg, Ferritin:
102,38mg/dl, Fe: 16ug/L, TIBC: 255ug/L, merupakan gejala anemia karena penyakit kronik den-
gan gambaran sel normositik normokrom, karena biasanya terjadi perdarahan kronik tersamar,se-
hingga tidak terlihat jelas perdarahannya, pada pasien sirosis biasanya dialami 15 – 30 % men-
galami diabetes , karena pada pasien dengan sirosis terjadi resistensi insulin dan tidak adekuat-
nya sekresi insulin oleh sel beta pakreas, dan ditemukan pada pasien dengan pemeriksaan GDS :
517 mg/dL1,2. Selama di rumah sakit Terapi yang di berikan pada pasien dengan diit natrium,
cairan dan protein supaya tidak memperberat gejala pasien, untuk mengkontrol gula darah di
berikan diet kalori, insulin dan metformin pada pasien, untuk mengurangi cairan yang di ab-
domen di berikan spironolakton,amniferon untuk menurunkan kadar ureum dan nefroprotektor,
untuk mengurangi mual dan menghambat sekresi asam lambung diberikan ranitidin untuk sirosis
hepatisnya di berikan curcuma dan karena HBV DNA positif maka diberikan terapi antiviral
lamivudin dan kontraindikasi untuk pemberian interferon, anemianya di berikan vitamin Fe glu-
conat.1-4

KESIMPULAN

Pada kasus ini diagnosis Sirosis hepatis karena hepatitis B kronik, Anemia karena penyakit
kronik, Diabetes tipe sirosis telah ditegakkan berdasarkan temuan klinis dan laboratorium,
tatalaksan meliputi antiviral yaitu lamivudin karena hasil HBV DNA positif dan kontra iindikasi
untuk pemberian interferon, diuretik spironolakton dan diit natrium dan cairan untuk mengatasi
asitesnya , vitamin Fe gluconat untuk anemianya dan curcuma untuk vitamin hati, OHO dan
insulin untuk mengkontrol kadar gula darahnya dan kasus ini mempunyai prognosa ragu-ragu
tapi mengarah ke buruk.

DAFTAR PUSTAKA

1. Nurdjanah S. Sirosis Hepatis. Dalam: Nurdjanah S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI; 2009.hlm.581-4.
2. Bacon BR. Cirrhosis and its complication. Fauci AS, Kasper DL, Longo DS,Braunwald
E, Hauser SL, JL Jameson, Loscalzo J(eds). dalam : Harrison¶sPrinciples of Internal
Medicine. 17th ed. New York: McGraw-Hill 2008. hlm.1971-79.

3. Holstein A, Hinze S, Thiessen E, Plaschke A, Egberts EH.Clinical implications of


hepatogenous diabetes in livercirrhosis. J Gastroenterol Hepatol 2002;17:677e81.

4. Sirosis Hepatis .Diunduh dari http://www.docstoc.com/docs/81672480/Sirosis-hati#.


Diakses pada 27/07/2012.

Anda mungkin juga menyukai