PENDAHULUAN
Batik merupakan hasil karya adiluhung bangsa Indonesia yang masih eksis
sampai saat ini. Setelah dikukuhkan oleh UNESCO dalam kategori Warisan
and Intangible Heritage of Humanity) yang diberikan pada 2 Oktober 2009, batik
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari gaya hidup bangsa Indonesia. Fungsi
batik sendiri banyak digunakan untuk sarung, kain panjang (jarit), selendang,
batik juga mempengaruhi kerajaan lain seperti Kasultanan Cirebon dan Banten.
Sedangkan di luar Jawa batik juga berkembang di wilayah Madura, Bali, Flores,
Batik Bantul merupakan varian dari motif batik yang berkembang di Jawa.
Soebyarno dalam Sugihardjo (1991: 3), awalnya untuk wilayah Daerah Istimewa
masyarakat yang berasal dari Bantul menjadi abdi dalem Kraton Kasultanan
Ngayogyakarta Hadiningrat.
khalayak umum demi mencukupi kebutuhan sehari-hari, hal itu terus berlanjut
sampai dengan abad 21 ini. Motif khas batik Bantul yang khas Matraman menjadi
daya tarik tersendiri ketika ingin mengklasifikasikan dengan batik yang berasal
dari daerah lain. Bantul dikenal juga dengan penghasil batik motif tradisional
Matraman yang pada awalnya diproduksi dengan tehnik batik tulis tetapi seiring
berkembangnya zaman, batik tulis juga berkembang menjadi batik cap atau
Organization (UNESCO). Ada dua tempat penghasil batik tradisional Bantul yaitu
berlatang belakang putih ( bledak ) dengan motif semen, boketan, kawung, lereng,
ceplok dan udan liris, batik Sanden dikenal juga dengan sebutan batik Rinen.
Sedangkan di Wukirsari membuat motif garuda, ukel cantel, bledak, semen romo,
sido asih, wahyu tumurun, ceplok tegel, dan satrio wibowo (Sugihardjo:1991).
terjadi karena beberapa faktor yaitu pengaruh media media massa, perkembangan
fashion, budaya-budaya baru yang memuat gaya dan busana yang menarik dan
relatif cepat (Indra Jaya: (2013-3). Pengetahuan generasi muda terhadap
yang tidak mengetahui motif batik tradisional Bantul adalah 57,66% dari 300
batik adalah 57,67% dari 300 responden. Dari data tersebut terlihat kesenjangan
antara harapan dan kenyataan ( das sein dan das solen) yang ada. Adapun grafik
hasil penelitian Aruman dkk tentang pengetahuan motif batik tradisional Bantul
sebagai berikut:
Selain itu, pangsa pasar yang luas di Indonesia ditambah dengan kurang
tersosialisasikan batik yang orisinil menjadi masalah tersendiri bagi para pengrajin
batik khususnya di Bantul. Banyaknya pengrajin batik yang gulung tikar karena
produk batik membanjiri pasar domestik dengan kain yang menyerupai batik
dengan kain sebagian besar diimpor dari China dengan tehnik pembuatan printing.
Selain itu, makin menjamurnya industri tekstil dan bahan baku kain batik yang
dunia akan batik. Sehingga imbasnya motif trasidisional batik belum banyak di
kenal oleh masyarakat luas. Di Indonesia ada beberapa kota yang dinobatkan oleh
World Craft Council menjadi kota batik seperti Yogyakarta2. Sebagai imbas dari
pengakuan itu, maka kota yang dinobatkan harus memiliki tekad untuk
1
Dikutip dari “Kebijakan dan Pengembangan Masyarakat: Kisah Berkembangnya Batik Bantul”
dalam Jurnal PMI Nomor 2 Volume X (2013), karangan Pajar Hatma Indra Jaya.
2
Dikutip dari “ Selebrasi Yogyakarta Kota Batik Dunia” dalam
Http://jogjaprov.go.id/pemerintahan/kalender-kegiatan/view/selebrasi-yogyakarta-kota-batik-
dunia.(Online). Tersedia ( 18 Oktober 2015).
melestarikan batik. Kabupaten Bantul sebagai wilayah yang berada di Daerah
warisan budaya dunia, Pemerintah Kabupaten Bantul sejak tahun 2007 sudah
mewajibkan Pegawai Negeri Sipil untuk mengenakan kain batik sebagai salah
satu pakaian dinas kepegawaian sebanyak dua kali dalam seminggu. Hal ini
14 ayat 1 menyebutkan bahwa pakaian kerja disebutkan bahwa salah satu pakaian
kerja Aparatur Pemerintah Bantul ditetapkan menggunakan batik, yaitu pada hari
Jum’at dan Sabtu. Setelah terjadi perubahan hari kerja, menjadi lima hari maka
batik digunakan untuk hari Kamis dan Jum’at. Sedangkan untuk guru yang
bekerja selama enam hari maka hari Sabtu juga mengenakan kain batik (Indra
bersifat publik maupun tehnokratis. Selain itu, dengan adanya kebijakan tentu
agenda setting kebijakan yaitu untuk melestarikan motif batik Bantul terutama
pada siswa sekolah/madrasah. Oleh sebab itu, dari beberapa realitas diatas,
pelestarian motif batik tradisional Kabupaten Bantul, layak untuk diteliti sebagai
motif batik tradisional Bantul di kalangan generasi muda. Selain itu, tujuan
Dari berbagai latar belakang masalah diatas dapat disimpulkan dan ditarik
Tahun 2011-2014?
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat pelestarian Motif Batik
Kabupaten Bantul?
Tahun 2011-2014.
Tahun 2011-2014.
teori-teori yang digunakan. Pada bagian ini disajikan serangkaian teori yang
Kusmana, ( 2010: 114-115). Teori adalah kumpulan dari konsep, defenisi, dan
memprediksi fenomena atau fakta. Kinney (1986) dalam Jogiyanto (2008: 43)
kebijakan merupakan arah tindakan yang ditetapkan oleh seorang aktor dalam
menyimpukan pada dasarnya kebijakan publik dapat dibagi kedalam dua wilayah
kebijakan. Para ahli terbagi kedalam dua kubu, yaitu memandang kebijakan
Kebijakan publik menurut Thomas R. Dye adalah apapun yang dipilih oleh
memandang kebijakan publik sebagai suatu arah tindakan yang diusulkan oleh
diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai tujuan atau
publik adalah serangkaian tindakan berupa pilihan untuk melakukan atau tidak
usulan dari seseorang atau kelompok orang didalam pemerintahan atau diluar
3
Dikutip dari “ Evaluasi Kebijakan Publik, Evaluasi terhadap Proses Pengadaan Anjungan
Mandiri Kepegawaian Berdasarkan Perpres No. 54 tahun 2010 di Badan Kepegawaian Kota
Malang. Jurnal Administrasi Publik Universitas Brawijaya, No 1 Vol 1 ( 2012) karangan Ratih
Anggraeni, dkk.
daya yang dimiliki untuk memecahkan permasalahan publik atau pemerintah. Dari
beberapa pendapat ahli diatas maka secara umum kebijakan publik dapat
dengan keputusan yang diambil oleh pemerintah, (2) kebijakan publik merupakan
usulan dari berbagai pihak tidak hanya pemerintah untuk mengatasi suatu masalah
7. Sebagai output.
Pemilihan Isu.
suatu kebijakan diagendakan harus dilihat dari derajat permasalahan publik yang
ada. Poin terpenting dalam penetapan agenda adalah apa yang dianggap masalah
dan kenapa masalah lain tidak dimasukkan dalam agenda kebijakan. Proses
penyaringan isu dan masalah penting untuk dilakukan sebelum menjadi sebuah
penetapan tujuan yang terkait dengan tujuan dicapainya sebuah kebijakan. Aspek
penting lain dari perumusan kebijakan adalah peran saran kebijakan yang
pengetahuan yang disediakan oleh ahli terkait dengan analisis kebijakan. Aktor
mengambil keputusan.
3. Implementasi
kebijakan).
kebijakan dan setelah kebijakan ( ex ante dan ex post ). Penilaian evaluasi harus
menilai seluruh proses kebijakan yang disesuaikan dengan dampak dan tujuan
Ada beberapa ahli yang menjelaskan lebih rinci mengenai tahapan-tahapan dalam
yang bertujuan untuk sarana implementasi kebijakan serta evaluasi kebijakan yang
bertujuan untuk menilai sebuah kebijakan. Dalam konsep ini seperti dikemukakan
oleh Subarsono, (2005: 10) dalam Indiahono, (2009: 21) karakteristik dalam tiap
prosedur analisis yang dimaksudkan untuk melakukan dua hal. Pertama, untuk
kinerja, baik proses maupun hasil. Kedua, merupakan siklus kebijakan yang
publik merupakan tahap akhir dalam proses kebijakan. Secara umum evaluasi
mencakup substansi, implementasi dan dampak. Dalam hal ini, evaluasi kebijakan
dipandang sebagai kegiatan operasional. Artinya, evaluasi tidak dilihat dari tahap
akhir saja, melainkan dilihat dari seluruh proses kebijakan. Dengan demikian,
meliputi identifikasi tujuan dan kireteria program kegiatan yang akan dievaluasi.
rekomendasi, yakni penentuan mengenai apa yang akan dilakukan di masa yang
evaluasi adalah untuk melihat seberapa besar kesenjangan atara pencapaian suatu
4
Fischer, Frank dkk. 2015. “ Handbook Analisis Kebijakan Publik, Teori Politik dan Metode”.
Bandung: Nusa Media.
Evaluasi kebijakan lebih berkenaan pada kinerja dari kebijakan khusunya
empiris terhadap efek dari kebijakan dan program publik terhadap targetnya dari
segi tujuan yang ingin dicapai. Wibawa, dkk (1994:9) memberikan definisi
Dari beberapa definisi mengenai evaluasi kebijakan diatas dapat diambil beberapa
nilai atau manfaat hasil kebijakan. Evaluasi memberi informasi valid mengenai
kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan , nilai dan kesempatan telah
dicapai oleh tindakan publik sebagai konstituen dari kebijakan publik. Secara
umu, tipe evaluasi kebijakan publik yang digambarkan Dunn sebagai berikut:
Tabel 1.2 Tipe Evaluasi Menurut William N. Dun
diinginkan?
memecah masalah?
kelompok berbeda?
kelompok tertentu?
bernilai?
sama pentingnya dengan kebijakan itu sendiri. Para pembentuk kebijakan dan
kedua merupakan tipe evaluasi yang memfokuskan diri pada bekerjanya kebijakan
atau pelayanan) dan berapa jumlahnya? Apakah terdapat duplikasi dan kejenuhan
dan berapa jumlahnya? Apakah ukuran-ukuran dasar dan prosedur secara sah
diikuti. Maka evaluasi dengan tipe seperti akan lebih membicarakan sesuatu
Tipe ketiga adalah tipe evaluasi kebijakan sistematis, tipe ini secara
komparatif masih dianggap baru. Tipe ini melihat secara obyektif program-
evaluatif seperti ini, maka konsekuensi yang diberikan oleh evaluasi sistematis
adalah bahwa evaluasi ini akan memberikan suatu pemikiran terhadap dampak
memberikan rekomendasi terkait dengan siklus kebijakan. Oleh sebab itu, jenis-
jenis evaluasi terdiri dari beberapa yang dipahami dan dijabarkan oleh beberapa
Steward (2000) dalam Nugroho (2009: 542) membagi evaluasi kebijakan menjadi
empat, yaitu:
berkenaan dengan:
a. Effort Evaluation, yang menilai dari sisi input program yang dikembangkan
oleh kebijakan
penilaian terhadap efek dan konsekuensi dari kebijakan dan tindakan yang
diperdebatkan.
implementasi pada titik dan tahap ketika informasi terkait dapat digunakan
apakah sudah tercapai dan untuk menjawab seperti apa efek perubahan
Bakri ( 2010) merupakan kebijakan yang tidak lepas dengan hakikat pendidikan
peserta didik dan merupakan penjabaran dari visi dan misi dari pendidikan dalam
didasarkan atas sistem nilai dan beberapa penilaian terhadap faktor-faktor yang
5
Bakri, A (2010) “ Kebijakan Pendidikan Sebagai Kebijakan Publik”. Jurnal MEDTEK Volume
2, Nomor 1.
yang mirip dengan istilah tersebut ( Soebijanto (1986) dalam Rohman (2012:85).
maupun kompleks, baik umum maupun khusus, baik terperinci maupun longgar
yang dirumuskan melalui proses politik untuk suatu arah tindakan, program, serta
sosial yang lain. Oleh karena itu, seperti halnya analisis kebijakan dalam bidang
lain, sifat kontekstual dan interdisipliner ini merupakan ciri analisis kebijakan
pendidikan.
Ada tiga macam informasi yang harus dihasilkan, yaitu informasi tentang
(a) nilai (bagaimana nilai yang terkandung dalam kebijakan itu), (b) fakta (apakah
hal itu ada) dan (c) perbuatan (apa yang harus dilakukan). Pertanyaan yang
metode, yaitu (a) pemonitoran, (b) peramalan, (c) penilaian, dan (d) pemberian
rekomendasi. Disamping itu ada dua metode yang tidak dapat digolongkan ke
dalam empat metode itu, yaitu (e) penstrukturan masalah (problem structuring),
yaitu suatu fase dalam proses analisis dimana analisis mulai merasakan adanya
sesuatu yang “menunggu” situasi atau suasana, dan (f) inferensi praktis, yaitu
pengambilan keputusan tentang sampai seberapa jauh masalah kebijakan itu telah
dipecahkan.
(a) informasi yang relevan dengan kebijakan, (b) klaim kebijakaan, yaitu
yaitu untuk membela pembenaran, dapat berbentuk formula ilmiah, usulan kepada
ahli bidang, prinsip moral dan etis, (e) bukti, merupakan kesimpulan, asumsi atau
argumen kedua apabila klaim kebijakan tidak diterima atau diterima dengan
prasyarat, (f) kriteria, yaitu menyatukan pada tingkat mana analisis yakin tentang
klaim kebijakan.
1.4.3.2.4. Bentuk Analisis Kebijakan
restrospektif.
minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata
pelajaran.
2. Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
pendidikan tertentu. Standar isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur
pendidikan.
3. Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
5. Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria mengenai ruang belajar, tempat
tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain, yang
pendidikan.
dan muatan lokal yang menjadi bagian dari kelengkapan pendidikan di Indonesia.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah,
yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.
Substansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak
Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang
kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan
Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang
tentang muatan lokal kurikulum 2013, yang dimaksud dengan muatan lokal
adalah merupakan bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan yang
berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang
lokal menjadi dua lingkup. Pertama, lingkup keadaan dan kebutuhan daerah.
Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat didaerah tertentu yang pada
Sedangkan kedua, adalah lingkup jenis/isi muatan lokal. Pada lingkup ini
dapat berisi tentang dapat berupa: bahasa daerah, bahasa Inggris, kesenian daerah,
berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu oleh
kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.
Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang
belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar
untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan
berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang
lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses
yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip
tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi
guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan
sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan
teladan).
keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis
Pendidikan
pada rumusan kebijakan, faktor ini berkaitan dengan diktum atau rumusan
kebijakan yang telah dibuat oleh para pengambil keputusan (decision maker).
Menyangkut apakah rumusan kalimatnya jelas atau tidak, tujuannya tepat atau
tidak, sasarannya tepat atau tidak, mudah difahami atau tidak, mudah
6
Dikutip dari http://smpn1piyungan-btl.sch.id/images/stories/pdf/kurikulum/ktsp1213.pdf. Bab 1
Pendahuluan, Kurikulum KTSP. (Online). Tersedia. (22 Oktober 2015)
Kedua, personil pelaksananya, yakni menyangkut tingkat pendidikan,
dyeing) untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain dan menggunakan motif-
Indonesia batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan
7
Malam (lilin batik) adalah bahan yang dipakai untuk menutup permukaan kain menurut gambar
motif batik , sehingga permukaan yang tertutup menolak terhadap warna yang diberikan pada kain
tersebut. Contoh-contoh malam berasal dari bahan-bahan seperti: gondoruem, dammar mata
kucing, paraffin, microwax, lemak binatang, minyak binatang dan lilin tawon (lanceng)
8
Wikipedia Bahasa Indonesia. Batik. (Online). https://id.m.wikipedia.org/wiki/batik. (06 Oktober
2015).
yang diberikan pada 2 Oktober 2009, yang diakui sebagai batik terkait dengan
ternilai. Batik tradisional dapat dimaknai sebagai batik dengan motif yang secara
turun temurun dilestarikan karena memiliki motif yang syarat akan filosofi.
Adapun defenisi batik tradisional Bantul dapat dibagi menjadi dua yaitu batik
adalah merupakan warisan nenek moyang yang berasal dari Kraton Yogya, dari
(Sanden), dan setelah jadi maka dibawa ke kota untuk ditukarkan malam (lilin),
mori serta uang, sampai sekarang kegiatan itu masih terus berlangsung. Dari
definisi ini dapat dijelaskan bahwa batik tradisional Sanden berasal dari abdi
dalem yang berasal dari Sanden yang menjadi pembatik di Kraton Yogyakarta,
para abdi dalem mengembangkan batik di Sanden turun temurun sampai saat ini.
istri abdi dalem yang berdomisili di Giriloyo dan Pajimatan yang mempunyai
tersebut dengan meniru istri penjaga makam raja-raja Imogiri. Para pembatik pada
(1991:29). Dari beberapa kronologi dan defenisi diatas maka dapat disimpulkan
bahwa batik tradisional Bantul merupakan batik yang berasal dari Kraton
Yogyakarta karena dibawa oleh para abdi dalem dan istri abdi dalem setempat
saat ini.
Sejarah batik tradisional Bantul sudah sejak lama, bahkan sejak zaman
dan Wukirsari oleh para abdi dalem yang mengabdi di Kraton Yogyakarta maka
dapat di simpulkan bahwa motif batik tradisional Bantul juga berasal dari dua
daerah diatas yang mayoritas didominasi oleh motif batik Kraton dan Matraman
dengan latar belakang warna putih ( bledak ). Pengrajin batik di Sanden dan
motif semen, boketan, kawung, lereng, ceplok dan udan liris, batik Sanden dikenal
juga dengan sebutan batik Rinen. Sedangkan di Wukirsari membuat motif garuda,
ukel cantel, bledak, semen romo, sido asih, wahyu tumurun, ceplok tegel, dan
tulis dan batik cap. Batik tulis merupakan batik yang dikerjakan dengan
menggunakan canting yaitu alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk bisa
menampung malam (lilin batik) dengan memiliki ujung berupa saluran/pipa kecil
untuk keluarnya malam dalam membentuk gambar awal pada permukaan kain.
Gambar batik tulis bisa dilihat dari kedua sisi kain nampak lebih rata. Warna dasar
biasanya lebih muda dibandingkan warna pada goresan motif. Setiap potongan
gambar yang diulang pada lembar kain biasanya tidak akan pernah sama bentuk
dan ukurannya. Pengerjaan batik tulis yang halus bisa memakan waktu tiga hingga
enam bulan.
menggunakan cap (alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk sesuai dengan
gambar atau motif yang dikehendaki). Batik cap selalu ada pengulangan yang
jelas, sehingga gambar nampak berulang dengan bentuk yang sama, dengan
ukuran garis motif relatif lebih besar dibandingkan batik tulis. Warna dasar kain
biasanya lebih tua dibandingkan dengan warna pada goresan motifnya. Waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sehelai batik cap berkisar satu sampai tiga
minggu. Sedangkan saat ini terdapat batik kombinasi antara cap dan tulis yang
Setelah sepotong kain melalui beberapa tahap selama pemalaman dengan canting
dan cap serta pewarnaan, kain batik kembali ditulis dengan canting untuk
memperhalus motif9. Sedangkan untuk jenis batik printing yang saat ini
9
http://thebatik.co.id/kain-batik-bahan/batik-cap-kombinas-tulis/. Batik Cap Kombinasi Tulis.
(Online). ( 06 Oktober 2015.
10
http://m.detik.com/finance/read/2014/04/22/163425/2562185/4/wamendag-batik-printing-itu-
bukan-batik. Wamendag: Batik Printing Itu Bukan Batik. (Online). (06 Oktober 2015
Definisi konsepsional merupakan bagian dari definisi-definisi yang berisi
penjelasan dari konsep yang digunakan dalam karya ilmiah skripsi. Definisi
karya ilmiah11.
diambil oleh pemerintah yang merupakan usulan dari berbagai pihak baik
kebijakan.
merdeka.
11
Materi Muhammad Affan. Landasan Teori, Defenisi Konsepsional, Defenisi OperasionaL.
Http://www.stisipolp12.ac.id. (Online). (06 Oktober 2015).
Standar pendidikan adalah suatu kireteria yang menjadi pedoman dalam
pendidikan.
kurikulum yang memuat kegiatan kurikuler dan memiliki pedoman tertentu serta
1.4.5.6. Batik
Yogyakarta karena dibawa oleh para abdi dalem dan istri abdi setempat yang
variable dalam indikator yang konkret dan menurunkan konsep gagasan agar lebih
dapat terukur dalam suatu karya ilmiah. Dalam defenisi operasional mengenai
tiga yaitu:
a. Effort Evaluation, yang menilai dari sisi input Keputusan Bupati Bantul
2010
2010.
117) yaitu . Pertama, faktor yang terletak pada rumusan kebijakan, faktor ini
berkaitan rumusan kalimatnya jelas atau tidak, tujuannya tepat atau tidak,
sasarannya tepat atau tidak, mudah difahami atau tidak, mudah diinterpretasikan
atau tidak, terlalu sulit dilaksanakan atau tidak. Kedua, personil pelaksananya,
ditetapkan, model monitoring yang biasa dipakai serta evaluasi yang dipilih
peneliti karya ilmiah yang diperlukan dalam proses identifikasi dan penjelasan
fenomena sosial yang tengah ditelisiknya. Pada penelitian ilmiah ini
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-
yang saat ini terjadi atau ada. Dengan kata lain untuk memperoleh informasi-
informasi mengenai keadaan yang ada12. Fokus dari penelitian ini adalah untuk
2010 Tentang Penetapan Membatik Sebagai Muatan Lokal Wajib Bagi Sekolah /
Menurut Zulkifli Amsyah data adalah keterangan atau bukti mengenai suatu
kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri, belum diorganisasikan dan
12
MA Arafat. 2009. http://digilib.uinsby.ac.id/7354/3/bab%203.pdf. BAB III Metode Penelitian.
(Online). ( 10 Oktober 2015.
a. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari informan
mendapatkan hasil yang di harapkan, karena pada dasarnya data primer diperoleh
penelitian. Adapun data primer dalam penelitian ini akan dirinci dalam tabel di
bawah ini:
NARASUMBER
Kabupaten Bantul
Bantul
SMAN 1 Bantul
smpn 1 Bantul
Sanden
Al-Fandi
Triadana Prasetyo
b. Data Sekunder
primer yang telah ada, data sekunder dapat berasal dari studi-studi sebelumnya,
lainnya. Data sekunder yang diminta dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan
NO DOKUMEN
1.4.8.1. Wawancara
Bantul, Seksi Perencanaan dan Pelaporan Bidang Bina Program Dinas Pendidikan
Menengah dan Non Formal Kabupaten Bantul, guru muatan lokal batik SMAN 1
Bantul, guru muatan lokal batik SMPN 1 Bantul serta guru muatan lokal batik
1.4.8.2. Dokumentasi
pernyataan yang ada dalam metode pengumpulan data lainnya melalui bahan yang
1.4.8.3. Observasi
menganalisa serta membuat catatan lapangan terkait dengan obyek yang akan
diteliti. Observasi merupakan tehnik untuk mendapatkan data primer dengan cara
data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada. Sedangkan triangulasi sumber dilakukan untuk
menjustifikasi data dari pemerintah daerah ( evaluator kebijakan), pelaksana
Observasi
Partisipatif
Dokumentasi
Dinas Pendidikan
Dasar, Dinas
Pendidikan Menengah
dan Non Formal dan
Kemenag Bantul
Sumber Data
Guru Muatan Lokal
Sama
Batik SMAN 1
Bantul, SMPN 1
Bantul dan SDN 2
Sanden
Peserta Didik Muatan
Lokal Batik SMAN 1
Bantul, SMPN 1
Bantul, SDN 2
Sanden