Anda di halaman 1dari 12

MATERI IBADAH SEKTOR/UNIT

EDISI AGUSTUS 2023


KLASIS GPI PAPUA KAIMANA

UNTUK KALANGAN SENDIRI


MATERI RENUNGAN/PA/GAMES/DISKUSI
KLASIS GPI PAPUA KAIMANA

Penebit :
BIDANG IAI KLASIS
GEREJA PROTESTAN INDONESIA DI PAPUA
Jln. Yos Soedarso Tlp 085254295662 G-mail:klasisgpipapuakaimana@gmail.com
Kaimana – Papua Barat

EDISI JULI 2023

Penanggung Jawab Umum : Majelis Pekerja Klasis GPI Papua Kaimana


Penanggung Jawab Isi : Wakil Ketua I Klasis GPI Papua Kaimana

Editor :
1. Pdt. H. M. Tallane, S. Si
2. Pdt. Y. H. M. Masoleh, S. Th

Penyusun Materi:

1. Pdt. E. Pesiwarissa, S. Si (KMJ Elim Kali Sukun)


2. Pdt. R. Rumthe, S. Th (Sub Bidang IAI Klasis)
3. Pdt. E. Latumeten, S. Th (KMJ Rehobot Kaimana)
4. Pdt. Y.H.M. Masoleh, S. Th (Kabid IAI Klasis Kaimana)

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena
anugerahNya yang melimpah, disertai kasih-Nya yang tak berkesudahan
bagi semua kita, memungkinkan Materi Ibadah Sektor/Unit edisi Juli
2023 yang disusun di bawah sorotan Tema Bulanan: “Mewujudkan
Kehadiran Allah dalam Kehidupan Keluarga” ini pun dapat diselesaikan
dengan baik.

Harapan kami, kiranya materi ibadah yang dikemas dalam 2 (dua)


metode, yakni: Renungan dan permainan/game ini dapat digunakan oleh
semua jemaat dalam lingkup Klasis Kaimana.

Menyadari keterbatasan sebagai manusia dalam menyajikan materi ini,


maka kami pun tetap membuka ruang untuk menerima koreksi demi
menumbuhkembangkan iman umat lewat setiap materi yang disajikan.

Terima kasih patut pula kami sampaikan kepada rekan-rekan yang telah
meluangkan waktu untuk menulis pada edisi ini. Tuhan kiranya
memberkati dan melimpah-ruahkan berkatNya di setiap jerih lelah kita.

Kaimana, 26 Juli 2023


Bidang IAI GPI Papua Kaimana

MATERI IBADAH SEKTOR/UNIT


MINGGU I AGUSTUS 2023
Bacaan : Mazmur 24: 1-2
Tema : Mewujudkan Kehadiran Allah Dalam Kehidupan Keluarga
Sub Tema : Keluarga Yang Menjaga Kelestarian Alam
Metode : Diskusi

I. PERSIAPAN
- Tuliskan pada beberapa potongan kertas beberapa slogan terkait pentingnya menjaga
Kelestarian Alam di bawah ini;
1. Menyelamatkan alam dimulai dari satu langkah kecil dari dalam diri;
2. Satu sampah menimbulkan ribuan masalah;
3. Merusak alam berarti merusak rumahmu sendirI.
- Gulung masing-masing potongan kertas yang sudah dituliskan slogan di atas dan
tempatkan pada sebuah wadah, atau bisa pula gunakan ampelop.

II. PENERAPAN:
1. Sampaikan Kalimat Pembuka
Contoh:
“Persekutuan Unit yang dikasihi Tuhan…
Tema perenungan Firman pada hari Senin, mengakhiri bulan Juli 2023 kemarin
adalah “Mewujudakan Kehadiran Allah Dalam Kehidupan Keluarga”, dan Sub
Tema: ”Keluarga Yang Menjaga Kelestarian Alam”, dengan dasar perenungan dari
Ulangan 20:19-20, yang pada intinya lewat Firman Tuhan, kita semua diajak
untuk menjaga alam agar alam dapat ,mendukung kelangsungan hidup manusia
itu sendiri. Jika alam dijaga dengan baik, maka bukan kita yang hidup saat ini saja
yang bisa menikmatinya, tetapi anak cucu kita pun masih dapat menikmatinya ke
depannya.
Nah, sekarang kita akan berdiskusi bersama, masih dengan tema dan sub Tema
yang sama. Kali ini kita akan berdiskusi seputar beberapa slogan atau kalimat
pendek yang penting yang sering dipakai untuk menyampaikan sesuatu pesan
dalam kaitan dengan hal menjaga alam yang mungkin sekali pernah didengar
sebelumnya”.
2. Bagikan Peserta Ibadah dalam 3 (tiga) kelompok, lalu arahkan agar setiap kelompok
menentukan ketua kelompoknnya atau perwakilan kelompok yang akan
menyampaikan hasil diskusi kelompok
3. Minta perwakilan masing-masing kelompok untuk memilih satu gulungan kertas
secara acak yang berisi slogan yang telah disipakan tadi.
4. Sepakati waktu diskusi pada kelompok, dan tentukan waktu untuk menyampaikan
hasil diskusi.
5. Tugas setiap kelompok adalah menjelaskan hal-hal apa saja yang terkait dengan
arti/makna slogan yang diterima masing-masing kelompok.
6. Setiap perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi, dan jika kurang dapat
dilengkapi oleh anggota kelompoknya
7. Berikan pula kesempatan untuk anggota kelompok lain, jika ada yang ingin
menambahkan untuk saling melengkapi
8. Beberapa catatan penting bagi pemimpin ibadah guna melengkapi hasil diskusi
setelah semua kelompok menyampaikan hasil diskusinya:
- “Menyelamatkan alam dimulai dari satu langkah kecil dari dalam diri” artinya
tidak dimulai dari upaya pemerintah, lembaga gereja, kelompok masyarakat,
melainkan dimulai dari setiap pribadi, dengan cara menumbuhkan kesadaran dan
kebiasaan dari hal-hal kecil, seperti:
a. Membuang sampah pada tempatnya. Kebiasaan ini harus dimulai dari rumah,
lingkungan gereja, jalan raya dan di tempat umum lainnya. Jika tidak, maka
dapat merusak keindahan dan menyebabkan penimbunan sampah di mana-
mana, serta tertutupnya saluran air dan terjadinya banjir. Di Kaimana secara
khusus sadar bersih lingkungan dengan tidak membuang sampah ini perlu
ditumbuhkan dan dibiasakan, dimulai dari keluarga Kristen.
b. Meminimalisir (mengurangi) penggunaan plastik dengan cara membawa tas
belanjaan sendiri yang terbuat dari kain, atau membawa alat makan dan
minum dari rumah, sehingga tidak perlu membeli makanan atau minuman
kemasan yang bisa menambah jumlah sampah. Walau hal ini belum terbiasa
di kota-kota kecil, seperti Kaimana, namun gaya hidup ini penting dan telah
diterapkan di beberapa negara maju, dan kota-kota besar di Indonesia.
Semoga kita pun dapat belajar menerapkan hal ini.
c. Mengurangi penggunaan tissue. Sebaiknya membiasakan menggunakan sapu
tangan atau kain serbet. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi angka
produksi tissue yang berbahan baku serat kayu, sehingga mengurangi
penebangan pohon. Kelihatan sepele, tapi sebenarnya sangat berdampak
buruk bagi lingkungan, karena selain menambah jumlah sampah, juga
menyebabkan penebangan pohon dalam jumlah yang banyak di setiap
produksinya. Padahal, untuk menumbuhkan satu pohon, butuh waktu
bertahun-tahun. Kurangnya pohon dapat menyebabkan banjir, longsor, dll.
- “Satu sampah menimbulkan ribuan masalah” mengingatkan kita semua bahwa
sampah tak boleh dianggap sepele/masalah kecil. Sampah dapat menyebabkan
banyak masalah, mulai dari rusaknya pemandangan, menyebakan sakit, sampai
bencana alam; banjir, longsor, dll.
- “Merusak alam berarti merusak rumahmu sendiri” artinya jika alam menjadi
rusak maka dengan sedirinya bumi dan alam sekitar yang di atasanya kita tinggal
menjadi terancam. Alam adalah tempat kita tinggal. Dengan demikian, alam tetap
harus dijaga.
d. Pemimpin menyimpulkan dan menutup diskusi

III. Penutup/Kesimpulan:
Menjaga kelestarian alam adalah tanggung jawab dari setiap orang percaya.
Sebagaimana Firman Tuhan (Maz. 24: 1-2) yang mengingatkan kita selalu bahwa Pemilik
alam semesta dan segala isinya adalah Tuhan, maka kita perlu menjaga perilaku kita agar
lingkungan alam/sekitar kita tetap terpelihara dan mendatangkan kebaikan bagi diri kita
dan semua orang, saat ini dan nanti, sampai Tuhan datang kembali. Amin – HMT.

(Silahkan dikembangkan sesuai dengan konteks pelayanan jemaat).


MATERI IBADAH SEKTOR/UNIT
MINGGU II AGUSTUS 2023
Bacaan : Matius 9: 35-38
Tema : Indonesia Damai Di Tengah Kepelbagaian
Sub Tema : Peka Terhadap Mereka Yang Kekurangan
Metode : Renungan

Bapak/Ibu saudara-saudari yang dikasihi Tuhan…


Untuk berbuat baik tidak selalu mudah. Sering ada hambatan, yang berasal dari diri kita sendiri maupun
orang lain. Kebanyakan hambatan datang dari diri kita sendiri, misalnya karena tidak ingin direpotkan
dengan berbagai hal, akhirnya kita menjadi tidak peduli pada sesama yang menderita. Muncullah salah
satu masalah sosial, yakni kesenjangan sosial. Ada yang hidupnya sangat berkelimpahan, tapi ada yang
sangat berkekurangan. Kita sama-sama pergi ke gereja, sama-sama membaca dan belajar dari Firman
Tuhan, namun ketimpangan sosial tetap saja terjadi, dan mengakibatkan kecemburuan sosial. Memang,
ada banyak faktor yang menyebabkan orang yang kaya semakin melimpah, dan yang berkekurangan
semakin susah atau menderita, misalnya faktor kemalasan/tidak mau berusaha, atau karena faktor
lainnya. Namun, salah satu faktor yang tak kalah penting adalah sikap tidak peduli warga masyarakat
terhadap sesama dan lingkungannya. Sikap kurang peduli lebih banyak disebabkan oleh sikap egoisme,
yakni ketika seseorang tidak lagi memikirkan nasib sesamanya dan lebih memikirkan serta
mementingkan diri sendiri. Sikap peduli terhadap sesama ini tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya
tanpa membiasakan diri. Kebiasaan itu pun perlu dipupuk dalam keluarga, gereja, sekolah, dan akhirnya
dalam masyarakat.

Persekutuan yang dikasihi Tuhan…


Salah satu ciri orang yang memiliki sifat peduli antara lain: peka terhadap keadaan sesama disekitarnya.
Tanpa kepekaan, maka ia ibarat orang yang berhati batu, dan bukan seperti es yang mudah mencair
karena suhu di sekitarnya. Kepekaan adalah sikap hati yang menggerakan seseorang untuk melakukan
suatu aksi, bertindak atau melakukan sesuatu guna menanggulangi kesulitan yang dihadapi oleh
seseorang atau sekelompok orang. Pertanyaannya: Dari mana seorang Kristen belajar tentang
kepekaan? Tentu dari Tuhan, lewat firman-Nya.

Persekutuan yang dikasihi Tuhan,


Hari ini sesuai dengan tema dan sub tema kita di minggu ini (Bacakan tema dan sub tema di atas),, kita
belajar dari Tuhan Yesus yang memiliki kepakaan yang luar biasa. Dalam kisah yang kita bacakan tadi,
tergambar bahwa Yesus adalah sosok yang penuh dengan belas kasih. Hatinya selalu tergerak oleh belas
kasih atas penderitaan yang dialami oleh manusia.
Kata “tergerak oleh belas kasih” (dalam bahasa Yunani, splagkhnizomai), menggambarkan kedalaman
emosi Yesus dalam  memberikan respons terhadap penderitaan manusia. Kedalaman emosi, artinya
bukan sekedar merasakan, bukan sekedar kasihan, melainkan sungguh-sungguh digerakan oleh rasa
kasihan itu. Itulah yang disebut ‘peka’. Misalkan saja, jika kita mendengar dari seseorang bahwa ada
teman atau sesama anggota jemaat yang sakit, lalu kita sampaikan kepada orang yang menyampaikan
berita itu: “kasihan sekali ya, dia pasti sangat menderita”. Tapi, setelah itu kita tidak membantu dia, jika
dia tidak punya uang untuk berobat, atau paling kurang menjenguk dan mendoakannya, maka itu sama
saja dengan kita tidak peka. Yesus dikatakan peka, karena belas kasihan-Nya mendorong Yesus untuk
menyembuhkan segala penyakit dan kelemahan yang diderita manusia. Yesus yang merasa kasihan,
tidak berdiam diri, melainkan bertindak untuk melakukan sesuatu untuk menolong orang banyak saat
itu.
Persekutuan yang dikasihi Tuhan,
Dalam ayat yang 36 dikatakan pula bahwa hati-Nya tergerak oleh belas kasih ketika melihat kondisi
manusia di hadapan-Nya yang lelah dan terlantar, seperti domba yang tidak bergembala. Tak lama
setelah itu, Yesus memanggil dua belas orang menjadi murid-Nya untuk bersama-sama Yesus
mewujudkan belas kasih Yesus bagi umat-Nya (Mat. 10:1).
Saat ini, sebagai murid-murid Yesus, kita semua juga telah dipanggil untuk mewujudkan kasih Yesus itu
bagi orang banyak di sekitar kita. Artinya, kita pun sebagai orang yang percaya kepada Yesus harus
memiliki kepekaan yang sama seperti Yesus, tidak cuek atau malas tahu dengan orang lain, turut
merasakan penderitaan dan selalu digerakkan untuk melakukan apapun yang sedapatnya kita lakukan
untuk menolong orang di sekitar kita, sehingga kita dapat mewujudkan Indonesia yang berdamai di
tengah keanekaragaman ras, budaya, suku, agama, dan apapun perbedaan di antara kita, sama seperti
Yesus yang rela berkorban demi seluruh umat manusia di dunia.

Marilah kita memulai dengan melakukan hal-hal kecil dari dalam keluarga, gereja dan terus merambat
ke masyarakat. Tak perlu menunggu sampai nanti kita jadi orang kaya, hebat karena punya jabatan dan
kuasa. Apa saja yang bisa kita lakukan untuk meringankan penderitaan orang lain yang berkekurangan
hari ini, lakukanlah! Jika kita bisa memulai dari hal-hal kecil, maka suatu saat Indonesia pasti akan lebih
damai. Tuhan memberkati. Amin. – HMT.

(Silahkan dikembangkan sesuai dengan konteks pelayanan jemaat).


MATERI IBADAH SEKTOR/UNIT
MINGGU III AGUSTUS 2023
Bacaan : ……….
Tema : Indonesia Damai Di Tengah Kepelbagaian
Sub Tema : Peka Terhadap Mereka Yang Kekurangan
Metode : PA

1. Selalu berbuat baik dan menerapkan sopan santun

Sikap menghargai hak orang lain bisa dilakukan dengan selalu bersikap santun dan sopan,
agar orang lain merasa dihargai.

Dihargai sendiri merupakan hak bagi semua orang, termasuk teman-teman. Dengan
menghargai orang lain, maka secara tidak langsung banyak orang akan menghargai kita.

2. Tidak melakukan perbuatan yang diskriminasi

Sikap diskriminasi adalah hal yang tidak dibenarkan karena akan berdampak buruk termasuk
merenggut hak orang lain.

Baca Juga: Kewajiban dan Hak sebagai Warga Negara, Materi Kelas 3 SD Tema 4

Jadi tidak melakukan perbuatan diskriminasi, sudah termasuk dari menghargai hak yang dimiliki
orang lain untuk menjalani kehidupan yang nyaman.

3. Menunjukan tata krama di tempat umum

Tata krama merupakan hal dasar yang diajarkan sedari kita kecil. Selain itu, tata krama juga
merupakan cara untuk kita menghargai hak orang lain.

Iklan untuk Anda: Warga Papua Yang Sakit Lutut dan Pinggul Wajib Membaca Ini!
Advertisement by

Contohnya adalah tata krama menunggu dengan sabar saat mengantre atau selalu menjaga
kebersihan di tempat umum.

4. Menerima perbedaan pendapat yang ada

Setiap orang memiliki hak untuk menyampaikan pendapat sesuai dengan pemikiran masing-
masing.

Jadi cara kita menghargai hak tersebut dengan tidak menjelek-jelekan dan menerima semua
pendapat yang didapat dari orang lain.

Bahkan hal ini bisa jadi cara bagi teman-teman untuk mendapatkan ide baru.

5. Selalu berpikir sebelum berbicara

Ucapan yang kita sampaikan bisa saja melukai orang lain atau menyebabkan permasalan yang
mengganggu hak orang lain.
Karena itu, penting untuk selalu berpikir sebelum berbicara dengan orang lain agar bisa
mempertimbangkan kata-kata yang akan disampaikan.

6. Menghormati kepemilikan orang lain

Setiap orang tentu bebas memiliki barang atau berbagai hal sesuai keinginannya, jadi kita
harus menghargainya dengan tidak mencela.

7. Menjadi pendengar yang baik untuk orang lain

Hak berbicara juga dimiliki oleh banyak orang, sehingga menjadi pendengar juga termasuk cara
yang tepat untuk menghargai hak orang lain.

8. Tidak mencampuri urusan orang lain


MATERI IBADAH SEKTOR/UNIT
MINGGU IV JULI 2023

Bacaan : Amsal, 4 : 1 - 9
Sub Tema : Anak-anak GPI Papua Bergembiralah Tuhan Yesus Mengasihimu
Metode : Renungan

Bapak/Ibu/Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan


Tentunya sebagai orang tua, siapa pun kita tidak menginginkan anak-anaknya berjalan pada jalan
yang salah. Sebaliknya, setiap orang tua pasti mengharapkan agar anak-anaknya memiliki masa
depan yang baik, serta kelak sukses meraih setiap cita-cita dan harapan mereka. Karena itu sebagai
orang tua sedini mungkin kita telah membangun dasar yang kuat bagi mereka lewat setiap nasehat
dan didikan, serta tidak terlepas dari ajaran-ajaran rohani yang diterima anak lewat Pendidikan
formal gereja, yakni sekolah Minggu dan katekisasi, sehingga mereka tidak menjauh dari Tuhan.
Nasehat itu sesungguhnya adalah dasar utama bagi anak-anak, agar mereka memiliki hikmat dan
pengertian untuk tujuan hidup yang lebih baik.

Persekutuan unit yang berbahagia..


Kita tahu bersama bahwa Raja Salomo dikenal sebagai seorang yang penuh dengan hikmat. Pada
masa pemerintahannya, Israel mencapai puncak kejayaan. serta menjadi bangsa termasyur dan
umat hidup dalam damai sejahtera. Hikmat yang dimiliki oleh Salomo bukan tanpa sebab.
Awal sebuah didikan ialah dari dalam keluarga, karena itu Salomo menyebutkan bahwa segala
sesuatu diawali dari keluarga, disebutkan di situ “Dengarkanlah didikan seorang ayah” artinya
bahwa setiap ajaran didikan/nasehat seorang ayah tidak boleh dilupakan oleh anaknya, sebab itu
adalah pondasi bagi setiap anak dalam menjalani kehidupan mereka nanti. Dengan hikmat yang
kita peroleh kita mampu untuk dapat tetap mengikuti setiap nasehat orang tua. Karena itu seorang
anak haruslah mempunyai hati yang cinta akan didikan, dan orang tua mempunyai hati yang
mendidik dalam mempersiapkan generasinya menjadi orang yang berhikmat. dan berpendidikan.

Persekutuan unit yang dikasihi Tuhan…


Jika kita masih ingat sinetron yang berjudul “KELUARGA CEMARA” dalam syair lagunya dikatakan;
“HARTA YANG PALING BERHARGA ADALAH KELUARGA, MUTIARA YANG PALING INDAH ADALAH
KELUARGA, PUISI YANG PALING BERMAKNA ADALAH KELUARGA”. Artinya, bahwa keluarga
menjadi tempat pertama dan pondasi dasar yang akan mempengaruhi kehidupan seseorang.
Percaya atau tidak percaya, disadari atau tidak disadari, sebenarnya bahwa dalam keluarga akan
terjadi proses belajar dan mengajar tentang kehidupan. Itulah sebabnya sering kita dengar bahwa
keluarga adalah “SEKOLAH KEHIDUPAN”. Oleh sebab itu Firman Tuhan hendak mengajar kita
bagaimana mencintai didikan dan hikmat Tuhan. Jika orang tua cinta akan hikmat Tuhan maka dia
akan mengajarkan pada anaknya, jika anak atau orang muda mau mendapatkan kehidupan yang
baik maka, dia akan cinta didikan dari hikmat Tuhan melalui orang tuanya.

Saudara-saudari yang diberkati Tuhan…


Di sini kita belajar supaya jangan sampai kita dikelabui oleh hikmat dunia, yang pada akhirnya
menyesatkan anak-anak kita dan membuat duka orang tuanya. Ketika orang tua disesatkan oleh
hikmat dunia, bahwa kebahagiaan dan keberhasilan anak-anaknya hanyalah dengan ilmu
pengetahuan yang diajarkan oleh manusia, maka mereka akan terobsesi dengan kebahagiaan dan
kesuksesan yang fana. Orang tua tidak seharusnya hanya mempercayakan pendidikan anaknya
pada tenaga pendidik, sebab orang tua adalah pengajar dan pendidik terbaik bagi anak-anaknya.
Ingatlah, bahwa kepada setiap orang tua kristen telah diberikan wibawa menjadi pengajar dan
pendidik bagi generasi selanjutnya. Dalam 1 Kor 1 : 30 dikatakan “Tetapi oleh Dia kamu berada
dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita”. Di dalam Tuhan Yesus Kristus
kita telah menerima hikmat dari Tuhan. Di dalam Tuhan Yesus kita telah diperlihatkan jalan
kebenaran dan hidup. Hikmat memperoleh kehidupan, itu ada di dalam Tuhan Yesus. Marilah kita
membangun keluarga yang mencintai hikmat dan didikan Tuhan.

Bapak/Ibu/Sdr/i yang dikasihi Tuhan…


Sebagai orang percaya kita bersyukur bahwa kita dikasihi oleh Tuhan. Kalau bukan Tuhan sia-
sialah apa yang kita kerjakan dan jalani hingga saat ini. Tuhan sangat mengasihi setiap kita dan
anak-anak kita, tanpa membedakan satu dengan lainnya. Itu sebabnya, sesuai Sub Tema kita
“ANAK-ANAK GPI PAPUA BERGEMBIRALAH TUHAN YESUS MENGASIHIMU”, maka tentu kita harus
bergembira dan bangga. Dengan keyakinan Iman itulah kita percaya memang Yesus mengasihi kita
tanpa memandang siapa kita, dari mana asal kita, bahkan kita semua sebagai anak-anak PAPUA
yang tinggal di ujung Timur Indonesia. Sub tema ini mengajak kita untuk mampu mewujudkan
kehadiran Allah dalam kehidupan keluarga kita. Karena Yesus mengasihi kita, maka kita wajib
untuk hidup juga saling mengasihi. Hanya hikmat Tuhan yang mampu menuntun kita untuk terus
menyatakan hal-hal baik lewat kasih itu.
 Orang yang memiliki hikmat Tuhan adalah orang yang mengasihi orang lain tanpa
memandang suku, ras, dan agama.
 Orang yang memiliki hikmat Tuhan adalah orang yang mampu mewujudkan kasih dan
kehadiran Allah bagi setiap orang.
 Orang yang memiliki hikmat Tuhan adalah orang yang tidak sombong, dan tidak menganggap
diri lebih dari orang lain.
 Orang yang memiliki hikmat Tuhan adalah orang yang tidak pernah menjatuhkan orang lain,
tetapi mengangkat, menopang, menolong, dan berbagi dalam segala hal.

Persekutuan yang dikasihi Tuhan…


Marilah kita terus memohon hikmat Tuhan, untuk terus berkarya lewat setiap tugas pelayanan
yang dipercayakan sehingga orang lain dapat merasakan kasih Tuhan dan terus memuliakan Tuhan
dalam hidupnya. Tuhan Yesus menolong kita ‘tuk melakukan FirmanNya, Amin. (Y.M)

Silakan dikembangkan sesuai konteks pelayanan jemaat


TUHAN YESUS
MEMBERKATI

Anda mungkin juga menyukai