Materi Unit Iai Agustus 2023
Materi Unit Iai Agustus 2023
Penebit :
BIDANG IAI KLASIS
GEREJA PROTESTAN INDONESIA DI PAPUA
Jln. Yos Soedarso Tlp 085254295662 G-mail:klasisgpipapuakaimana@gmail.com
Kaimana – Papua Barat
Editor :
1. Pdt. H. M. Tallane, S. Si
2. Pdt. Y. H. M. Masoleh, S. Th
Penyusun Materi:
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena
anugerahNya yang melimpah, disertai kasih-Nya yang tak berkesudahan
bagi semua kita, memungkinkan Materi Ibadah Sektor/Unit edisi Juli
2023 yang disusun di bawah sorotan Tema Bulanan: “Mewujudkan
Kehadiran Allah dalam Kehidupan Keluarga” ini pun dapat diselesaikan
dengan baik.
Terima kasih patut pula kami sampaikan kepada rekan-rekan yang telah
meluangkan waktu untuk menulis pada edisi ini. Tuhan kiranya
memberkati dan melimpah-ruahkan berkatNya di setiap jerih lelah kita.
I. PERSIAPAN
- Tuliskan pada beberapa potongan kertas beberapa slogan terkait pentingnya menjaga
Kelestarian Alam di bawah ini;
1. Menyelamatkan alam dimulai dari satu langkah kecil dari dalam diri;
2. Satu sampah menimbulkan ribuan masalah;
3. Merusak alam berarti merusak rumahmu sendirI.
- Gulung masing-masing potongan kertas yang sudah dituliskan slogan di atas dan
tempatkan pada sebuah wadah, atau bisa pula gunakan ampelop.
II. PENERAPAN:
1. Sampaikan Kalimat Pembuka
Contoh:
“Persekutuan Unit yang dikasihi Tuhan…
Tema perenungan Firman pada hari Senin, mengakhiri bulan Juli 2023 kemarin
adalah “Mewujudakan Kehadiran Allah Dalam Kehidupan Keluarga”, dan Sub
Tema: ”Keluarga Yang Menjaga Kelestarian Alam”, dengan dasar perenungan dari
Ulangan 20:19-20, yang pada intinya lewat Firman Tuhan, kita semua diajak
untuk menjaga alam agar alam dapat ,mendukung kelangsungan hidup manusia
itu sendiri. Jika alam dijaga dengan baik, maka bukan kita yang hidup saat ini saja
yang bisa menikmatinya, tetapi anak cucu kita pun masih dapat menikmatinya ke
depannya.
Nah, sekarang kita akan berdiskusi bersama, masih dengan tema dan sub Tema
yang sama. Kali ini kita akan berdiskusi seputar beberapa slogan atau kalimat
pendek yang penting yang sering dipakai untuk menyampaikan sesuatu pesan
dalam kaitan dengan hal menjaga alam yang mungkin sekali pernah didengar
sebelumnya”.
2. Bagikan Peserta Ibadah dalam 3 (tiga) kelompok, lalu arahkan agar setiap kelompok
menentukan ketua kelompoknnya atau perwakilan kelompok yang akan
menyampaikan hasil diskusi kelompok
3. Minta perwakilan masing-masing kelompok untuk memilih satu gulungan kertas
secara acak yang berisi slogan yang telah disipakan tadi.
4. Sepakati waktu diskusi pada kelompok, dan tentukan waktu untuk menyampaikan
hasil diskusi.
5. Tugas setiap kelompok adalah menjelaskan hal-hal apa saja yang terkait dengan
arti/makna slogan yang diterima masing-masing kelompok.
6. Setiap perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi, dan jika kurang dapat
dilengkapi oleh anggota kelompoknya
7. Berikan pula kesempatan untuk anggota kelompok lain, jika ada yang ingin
menambahkan untuk saling melengkapi
8. Beberapa catatan penting bagi pemimpin ibadah guna melengkapi hasil diskusi
setelah semua kelompok menyampaikan hasil diskusinya:
- “Menyelamatkan alam dimulai dari satu langkah kecil dari dalam diri” artinya
tidak dimulai dari upaya pemerintah, lembaga gereja, kelompok masyarakat,
melainkan dimulai dari setiap pribadi, dengan cara menumbuhkan kesadaran dan
kebiasaan dari hal-hal kecil, seperti:
a. Membuang sampah pada tempatnya. Kebiasaan ini harus dimulai dari rumah,
lingkungan gereja, jalan raya dan di tempat umum lainnya. Jika tidak, maka
dapat merusak keindahan dan menyebabkan penimbunan sampah di mana-
mana, serta tertutupnya saluran air dan terjadinya banjir. Di Kaimana secara
khusus sadar bersih lingkungan dengan tidak membuang sampah ini perlu
ditumbuhkan dan dibiasakan, dimulai dari keluarga Kristen.
b. Meminimalisir (mengurangi) penggunaan plastik dengan cara membawa tas
belanjaan sendiri yang terbuat dari kain, atau membawa alat makan dan
minum dari rumah, sehingga tidak perlu membeli makanan atau minuman
kemasan yang bisa menambah jumlah sampah. Walau hal ini belum terbiasa
di kota-kota kecil, seperti Kaimana, namun gaya hidup ini penting dan telah
diterapkan di beberapa negara maju, dan kota-kota besar di Indonesia.
Semoga kita pun dapat belajar menerapkan hal ini.
c. Mengurangi penggunaan tissue. Sebaiknya membiasakan menggunakan sapu
tangan atau kain serbet. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi angka
produksi tissue yang berbahan baku serat kayu, sehingga mengurangi
penebangan pohon. Kelihatan sepele, tapi sebenarnya sangat berdampak
buruk bagi lingkungan, karena selain menambah jumlah sampah, juga
menyebabkan penebangan pohon dalam jumlah yang banyak di setiap
produksinya. Padahal, untuk menumbuhkan satu pohon, butuh waktu
bertahun-tahun. Kurangnya pohon dapat menyebabkan banjir, longsor, dll.
- “Satu sampah menimbulkan ribuan masalah” mengingatkan kita semua bahwa
sampah tak boleh dianggap sepele/masalah kecil. Sampah dapat menyebabkan
banyak masalah, mulai dari rusaknya pemandangan, menyebakan sakit, sampai
bencana alam; banjir, longsor, dll.
- “Merusak alam berarti merusak rumahmu sendiri” artinya jika alam menjadi
rusak maka dengan sedirinya bumi dan alam sekitar yang di atasanya kita tinggal
menjadi terancam. Alam adalah tempat kita tinggal. Dengan demikian, alam tetap
harus dijaga.
d. Pemimpin menyimpulkan dan menutup diskusi
III. Penutup/Kesimpulan:
Menjaga kelestarian alam adalah tanggung jawab dari setiap orang percaya.
Sebagaimana Firman Tuhan (Maz. 24: 1-2) yang mengingatkan kita selalu bahwa Pemilik
alam semesta dan segala isinya adalah Tuhan, maka kita perlu menjaga perilaku kita agar
lingkungan alam/sekitar kita tetap terpelihara dan mendatangkan kebaikan bagi diri kita
dan semua orang, saat ini dan nanti, sampai Tuhan datang kembali. Amin – HMT.
Marilah kita memulai dengan melakukan hal-hal kecil dari dalam keluarga, gereja dan terus merambat
ke masyarakat. Tak perlu menunggu sampai nanti kita jadi orang kaya, hebat karena punya jabatan dan
kuasa. Apa saja yang bisa kita lakukan untuk meringankan penderitaan orang lain yang berkekurangan
hari ini, lakukanlah! Jika kita bisa memulai dari hal-hal kecil, maka suatu saat Indonesia pasti akan lebih
damai. Tuhan memberkati. Amin. – HMT.
Sikap menghargai hak orang lain bisa dilakukan dengan selalu bersikap santun dan sopan,
agar orang lain merasa dihargai.
Dihargai sendiri merupakan hak bagi semua orang, termasuk teman-teman. Dengan
menghargai orang lain, maka secara tidak langsung banyak orang akan menghargai kita.
Sikap diskriminasi adalah hal yang tidak dibenarkan karena akan berdampak buruk termasuk
merenggut hak orang lain.
Baca Juga: Kewajiban dan Hak sebagai Warga Negara, Materi Kelas 3 SD Tema 4
Jadi tidak melakukan perbuatan diskriminasi, sudah termasuk dari menghargai hak yang dimiliki
orang lain untuk menjalani kehidupan yang nyaman.
Tata krama merupakan hal dasar yang diajarkan sedari kita kecil. Selain itu, tata krama juga
merupakan cara untuk kita menghargai hak orang lain.
Iklan untuk Anda: Warga Papua Yang Sakit Lutut dan Pinggul Wajib Membaca Ini!
Advertisement by
Contohnya adalah tata krama menunggu dengan sabar saat mengantre atau selalu menjaga
kebersihan di tempat umum.
Setiap orang memiliki hak untuk menyampaikan pendapat sesuai dengan pemikiran masing-
masing.
Jadi cara kita menghargai hak tersebut dengan tidak menjelek-jelekan dan menerima semua
pendapat yang didapat dari orang lain.
Bahkan hal ini bisa jadi cara bagi teman-teman untuk mendapatkan ide baru.
Ucapan yang kita sampaikan bisa saja melukai orang lain atau menyebabkan permasalan yang
mengganggu hak orang lain.
Karena itu, penting untuk selalu berpikir sebelum berbicara dengan orang lain agar bisa
mempertimbangkan kata-kata yang akan disampaikan.
Setiap orang tentu bebas memiliki barang atau berbagai hal sesuai keinginannya, jadi kita
harus menghargainya dengan tidak mencela.
Hak berbicara juga dimiliki oleh banyak orang, sehingga menjadi pendengar juga termasuk cara
yang tepat untuk menghargai hak orang lain.
Bacaan : Amsal, 4 : 1 - 9
Sub Tema : Anak-anak GPI Papua Bergembiralah Tuhan Yesus Mengasihimu
Metode : Renungan