Anda di halaman 1dari 45

Emergency Blind Date

Posted originally on the Archive of Our Own at http://archiveofourown.org/works/25085008.

Rating: General Audiences


Archive Warning: Creator Chose Not To Use Archive Warnings
Category: M/M
Fandom: SEVENTEEN (Band)
Relationship: Jeon Wonwoo/Kim Mingyu
Character: Kim Mingyu, Jeon Wonwoo
Additional Tags: Romantic Fluff, Fluff, One Shot, Blind Date, University Student Jeon
Wonwoo, Office Worker Kim Mingyu, Jeon Wonwoo/Kim Mingyu-
centric, Mentioned Lee Seokmin | DK, Mentioned Yoon Jeonghan,
Mentioned Boo Seungkwan, Mentioned Kwon Soonyoung | Hoshi
Language: Bahasa Indonesia
Stats: Published: 2020-07-17 Words: 15,310 Chapters: 1/1

Emergency Blind Date


by gnestrella

Summary

Mingyu telah setuju untuk mengikuti acara blind date yang dibuat oleh Seokmin pada
channel Youtubenya, namun bagaimanakah dengan Wonwoo yang terpaksa ikut atas nama
temannya?

Notes

See the end of the work for notes

“Enggak mau…”

“Ayo donggg, terlanjur nih.”

“Ya itu kan salah lu, Nyong. Kok bawa-bawa gue?”

Pria berambut cokelat yang kini tengah mengenakan kemeja Tommy Hilfiger Striped Cotton
berwarna perpaduan biru putih, menghampiri pria yang baru saja menolak tawarannya mentah-
mentah. Ia menawarkan sesuatu yang tidak buruk, namun terlihat temannya sangat tidak menyukai
idenya yang bisa dibilang cukup brilian.

Sesaat setelah Ia berdiri persis di depan wajah temannya, Ia langsung menyuarakan pemikiran yang
ada di otaknya.

“Sumpah dah Won, awalnya gue cuma iseng doang masukkin nama gue. Mikirlah, yakali gue
kepilih.”

Temannya tadi langsung memicingkan matanya dan menatap ke sumber suara, “Ya nyatanya lo
sekarang kepilih Soonyoung, yaudah jalanin aja sana. Jangan bawa-bawa nama gue.”

Pria yang bernama Soonyoung menghela napas panjang, mencoba berpikir langkah selanjutnya
untuk membuat temannya tetap mengikuti keinginannya yang sangat sederhana. Hanya menjadi
dirinya selama dua hari untuk suatu hal yang bisa jadi sangat menyenangkan. Toh temannya, yang
bernama Wonwoo, tidak memiliki beban apapun untuk melaksanakannya.

Perdebatan mereka dimulai ketika Soonyoung mengatakan kepada Wonwoo jika Ia baru saja
terpilih untuk tampil pada sebuah konten Youtube. Akun tersebut bisa dibilang sangat terkenal
untuk kalangan mahasiswa seperti mereka, karena pengemasan konten yang bisa dibilang
membangkitkan excitement jiwa muda.

Konten yang ditampilkan ialah acara blind date yang dibuat sedemikian rupa dengan berbagai
macam tantangan dari sang pemilik akun. Biasanya mereka melakukan casting dengan mengajak
acak orang yang ditemui oleh sang pemilik akun. Namun dua minggu yang lalu, mereka tiba-tiba
membuka open audition dengan memilih salah satu penonton yang dapat menjawab dengan benar
sebuah pertanyaan yang Ia ajukan melalui sebuah tautan.

Dalam tautan tersebut berisi pertanyaan mengenai ciri-ciri teman prianya yang ingin tampil dalam
acara blind date, yang nantinya akan keluar awal bulan bersama dengan sang pemenang.

Soonyoung yang melihat tawaran menarik itu, langsung mengisi secara asal dengan menggunakan
namanya. Awalnya Ia hanya iseng saja mengisi pada tautan tersebut, berpikir bahwa jawabannya
tidak akan dipilih karena Ia hanya memasukkan ciri-ciri pria idaman umum, yaitu tinggi sekitar
180-190cm, badan tegap, memiliki rambut hitam, mudah tertawa, menyukai alam dan tantangan,
bisa memasak, dan memiliki suara yang enak didengar.

Ditambah sebuah komentar pada kolom lain-lain yaitu mungkin juga orangnya clumsy karena
biasanya orang clumsy disukain orang karena lucu.

Tak disangka, saat pemenang diumumkan dua hari lalu, namanya terpilih sebagai jawaban yang
paling mirip dengan karakter teman dari pemilik akun tersebut. Kemarin, Soonyoung sudah
dihubungi oleh tim dari pemilik akun untuk bertemu dan menentukan teknis dari konten yang akan
dibuat. Soonyoung jelas tidak mau, Ia saat ini telah memiliki pacar yang jika dia tau, maka
pacarnya akan bersungut-sungut dan tidak ingin bicara padanya dalam waktu yang lama.

“Won, bisa jadi ini jawaban doa lo kemaren…” ujar Soonyoung kembali mencoba meyakinkan
Wonwoo yang kini sedang berusaha menguraikan untaian earphonenya yang bentuknya sudah
tidak beraturan, “lo kan bilang sama gue, kalo lo capek jomblo.”
“Enggaaak Nyong, gak mempan.” jawab Wonwoo tanpa melihat ke arah Soonyoung.

Kemudian Ia memiliki ide yang mungkin bisa membangkitkan ketertarikan Wonwoo untuk mau
ikut acara tersebut. Soonyoung mencari keberadaan handphone yang Ia taruh di dalam ranselnya.
Setelah menemukan barang yang Ia mau, Soonyoung langsung membuka galeri dan mencari suatu
foto yang sangat dia ingat jika Ia menyimpannya hingga saat ini.

Soonyoung terus menerus scrolling seluruh gambar pada galerinya, berusaha mencari foto yang Ia
maksud. Tak berapa lama, senyum mulai mengembang dari bibirnya dan langsung menyorongkan
layar handphonenya ke depan mata Wonwoo. Wonwoo yang baru saja membuka buku untuk
mengerjakan tugas, merasa terganggu dengan kelakuan temannya yang satu ini. Ia mengangkat
kepalanya dan menghadap ke arah Soonyoung.

“Sumpah ya Nyong, udah final gue enggak bakal mau.”

Soonyoung tetap memajukan layar handphonenya di depan mata Wonwoo, “Lo baca dulu ciri-ciri
yang gue tulis buat orangnya. Itu selera lo banget gak sih?”

Mau tak mau Wonwoo mengambil handphone Soonyoung supaya Ia dapat cepat mengerjakan
tugas tanpa diganggu temannya yang sangat keras kepala ini. Wonwoo lalu membaca kata demi
kata yang ditulis oleh Soonyoung dalam tautan yang menjadi penghubung temannya dengan
konten Youtube tersebut. Seluruh ciri-ciri yang disebutkan Soonyoung memang tipe yang sangat Ia
suka. Apalagi tambahan bisa memasak. Hal itu menjadi poin lebih untuk menjadi kriteria pacar
idaman Wonwoo.

“Mulai senyam senyum.” Kata Soonyoung yang sedari tadi memperhatikan raut wajah Wonwoo,
“Btw, ciri-ciri orang itu yang bakal blind date sama lo. Penasaran gak siiih?”

Wonwoo yang sadar jika Ia mulai membayangkan adegan kencan dengan pria yang sesuai dengan
deskripsi Soonyoung, langsung mengembalikan handphonenya kepada Soonyoung, “Tetep gak.”

“Idih gausah munafik sama diri sendiri, gue udah liat lo ngayal jauh sambil senyum-senyum.”
Soonyoung tau jika dirinya sudah menang melawan Wonwoo. Ia mengambil handphone dari
tangan Wonwoo dan mengotak-atik layarnya sambil memicingkan matanya, tanda Soonyoung
sedang serius melakukan sesuatu.

Wonwoo tidak membalas lagi pernyataan Soonyoung dan fokusnya kembali kepada tugasnya yang
sedang Ia kerjakan. Tak juga peduli apa yang dilakukan temannya di sebelahnya. Tak lama setelah
Wonwoo sudah menulis sebanyak tiga garis kertas, tiba-tiba temannya mengambil buku yang
sedang ditulisnya secara paksa dan membolak-balik buku tersebut mencari kertas kosong untuk
kemudian dirobek.

“Ngapain sih lo, Nyong? Gabisa banget bikin gue tenang dikit. Gue mau ngerjain tugas, lo malah
grusah grusuh.”

Soonyoung mengembalikan buku Wonwoo secara asal dan mengambil alat tulis dari kantongnya,
kemudian menundukkan kepalanya supaya dapat mencatat sesuatu di atas meja sembari berkata,
“Bentar. Ini penting.”

Wonwoo menjadi curiga dengan tingkah Soonyoung yang berubah menjadi sangat serius ketika
sedang menulis dengan sesekali melihat ke arah layar handphonenya. Jika Soonyoung sudah
berubah mode menjadi serius seperti ini, maka sesuatu pasti akan terjadi. Dan bisa jadi Wonwoo
tak akan bisa menolak. Namun, seluruh rasa curiganya saat ini sedang Wonwoo taruh di dalam
sebuah kotak pada otaknya, berusaha tidak menyalahkan temannya yang saat ini terlihat licik.

Sesaat setelah Soonyoung selesai menulis, Ia malah membereskan seluruh barangnya dan
memasukkannya ke dalam tas, tanpa memandang Wonwoo yang pada saat itu masih menunggu
reaksi selanjutnya dari kata ‘bentar’ yang dilontarkan Soonyoung. Mata Wonwoo hanya mengikuti
seluruh gerakan yang Soonyoung lakukan sembari menebak isi pikiran temannya. Gerakan terakhir
yang terlihat Wonwoo adalah Soonyoung menaruh ranselnya di atas meja, di samping buku-buku
Wonwoo yang berserakan, untuk kemudian berhenti dan matanya kini kembali menatap mata
Wonwoo.

“Apa lagi Nyong?” tanya Wonwoo kepada Soonyoung.

Tak menjawab, Soonyoung kemudian mengalihkan pandangannya ke secarik kertas yang sedari
tadi ada di tangan kanannya. Kepala Wonwoo ikut beralih kepada barang yang dilihat oleh
Soonyoung. Rasa curiganya semakin bertambah, tatkala Soonyoung menyampirkan ransel pada
salah satu bahunya lalu memberikan kertas yang kini telah dilipat rapi olehnya.

Wonwoo awalnya enggan mengambil kertas tersebut yang entah apa isinya, namun Soonyoung tak
juga menurunkan tangannya, sehingga mau tak mau Ia mengambil kertas tersebut dari tangan
temannya. Soonyoung tersenyum lebar, kemudian Ia membalikkan tubuhnya sambil berkata,
“Won, sori yaaa ini dadakan. Tapi gue udah bilang ke timnya suruh hubungin nomor lo. Yang di
kertas itu nama sama nomor timnya. Jangan nolak! Soalnya laptop lo ada di gue sekarang.
SEMOGA JODOH WON, GUE SAYANG LO.”

Wonwoo panik dan lekas mencari keberadaan laptopnya. Benar, tidak ada. Ia kembali menoleh ke
arah Soonyoung berada, temannya juga sudah tidak ada. Kesal dan ingin berteriak, namun
Wonwoo tahu jika semuanya sudah tidak akan mengubah segalanya. Karena dengan berat hati, saat
ini Ia tidak punya pilihan lain selain mengikuti ide Soonyoung, berharap semua akan lancar dan
baik-baik saja.
D-Day Hari Pertama

Wonwoo kini mematutkan dirinya di depan kaca yang diletakkan di belakang pintu kamar kosnya.
Ia baru saja membeli sebuah kemeja baru tadi malam, mengitarkan tubuhnya ke seluruh outlet pada
sebuah pusat perbelanjaan untuk mencari baju yang sesuai dengan dirinya. Wonwoo tidak pernah
ikut dalam sebuah acara blind date sebelumnya, Ia tidak tau rasanya seperti apa.

Pertemuan dengan tim dari akun Youtube pun berjalan lancar dengan dirinya yang mengaku
sebagai Soonyoung, walaupun mereka sempat curiga karena suara yang berbeda. Namun, akhirnya
Wonwoo dapat meyakinkan tim tersebut dengan menyebutkan ciri-ciri yang ditulis oleh
Soonyoung pada tautan yang disebar, beruntung Soonyoung sempat memberi tau Wonwoo apa
yang ditulisnya.

Dari lima kali pertemuan dengan tim konten, Wonwoo mendapati dirinya akan bertemu dengan
pasangan blind datenya sebanyak dua stage yang terbagi menjadi dua hari berbeda. Dalam setiap
stagenya terdapat misi rahasia yang hanya diketahui oleh tim. Jika misi tersebut berhasil dalam
setiap stage, Wonwoo dan pasangannya akan diberikan sejumlah uang sebagai hadiahnya. Tentu
hal yang tak akan dilewatkan oleh seorang mahasiswa seperti Wonwoo.

Stage pertama ialah perkenalan biasa dengan latar berada di sebuah restoran. Wonwoo dan
pasangan blind datenya akan menggali informasi dan karakter masing-masing. Tidak lama, hanya
dalam satu jam saja. Mereka akan di set dengan menggunakan alat pengukur degup jantung dan
sebuah camera pocket yang harus dibawa kemanapun mereka pergi. Mereka berdua juga akan
dilengkapi dengan mic jenis Lavaliere atau mic clip agar dapat merekam setiap percakapan
mereka.

Dan stage itu akan Ia lakukan pada hari ini. Tepat di depan kaca, Wonwoo berusaha meyakinkan
dirinya bahwa hari ini akan berjalan dengan cepat. Ia hanya perlu bertemu dengan orang baru,
tanpa harus berpikir bahwa ini adalah sebuah kencan dengan kamera. Wonwoo terus menerus
mengucapkan mantra untuk dirinya sendiri jika Ia tidak perlu melihat ke arah kamera dan fokus
pada acara yang akan selesai dengan cepat.

Saat ini, jujur Wonwoo cukup grogi membayangkan pertemuan dengan seseorang yang belum Ia
kenal. Ditambah ciri-ciri yang disebutkan Soonyoung sangat mendekati dengan definisi seorang
pacar yang sangat diidamkan oleh Wonwoo, yang bisa membuat Wonwoo tidak dapat tidur
semalaman.

Akankah Ia baik-baik saja?

Wonwoo tidak dapat memastikan itu, namun kini sudah tidak ada jalannya untuk kembali dan
harus tetap menghadapi realita jika dalam dua jam lagi, Ia akan bertemu dengan pria tersebut.
Setelah dirinya yakin bahwa penampilannya hari ini masuk dalam kategori ‘layak’, maka Wonwoo
bergegas mengambil tasnya dan bergegas menuju lokasi syuting hari ini.

Sebuah restoran bernama “Lucky, You!”, yang merupakan tempat makan paling digemari orang-
orang seusia dirinya yang mencari tempat makan aesthetic untuk dapat diunggah dalam sosial
media mereka.

Perjalanan menuju restoran sangat jauh dan harus memutar jika menggunakan kendaraan umum.
Wonwoo tidak memiliki opsi lain, karena Ia tidak bisa mengendarai sepeda motor dan tidak
membawa mobil yang dapat ditinggal di kosnya. Sempat Wonwoo mencoba mengecek fare cost
dari pengunaan ojek online, namun nyatanya biaya yang dikeluarkan cukup mahal.
Akhirnya Ia memutuskan untuk menggunakan kereta dan busway untuk dapat pergi ke restoran
tersebut. Wonwoo berganti-ganti transportasi dan melewati panasnya kota selama satu jam hingga
Ia sampai pada tempat tujuan.

Wonwoo tak langsung menemui tim konten, karena Ia terlebih dahulu mencari kamar kecil untuk
membenahi penampilannya yang Ia rasa sudah lusuh serta memakai wewangian akibat keringat
yang keluar dari seluruh tubuhnya. Setelah sampai di kamar kecil, Wonwoo melakukan
pembenahan terhadap penampilannya secara keseluruhan. Tak lupa, Ia menelepon Soonyoung
untuk memberi tau dirinya jika Wonwoo benar-benar melakukan blind date tersebut demi
laptopnya dapat kembali.

“Hahaha good luck Won!” walaupun Wonwoo tidak mengaktifkan loudspeaker, suara tawa
Soonyoung terdengar keras dan menggaung di kamar mandi yang sunyi.

“Gue udah ngorbanin banyak nih ya Kwon Soonyoung, awas laptop gue gak balik.”

“Ampe manggil nama lengkap. Iyaa abis ini kelar, langsung gue balikin laptop lo. Lagian ya Won,
gue baik dah. Lo kan beneran lagi nyari jodoh”

Wonwoo sedikit tersenyum mendengar perkataan Soonyoung, “Ya tapi gak blind date juga kali.
Apalagi pake kamera. Lo tau gue gabisa ngomong kalo diliatin orang banyak.”

“Gapapa elah. Belajar, siapa tau beneran nyantol sama pasangan blind date lo. JEON WONWOO
OTW MELEPAS STATUS JOMBLO”

“Bacot, dah gue tutup ah. Salah banget lapor sama lo. Bye.”

Wonwoo langsung menutup teleponnya dan berjalan keluar kamar kecil, mencari keberadaan tim
konten berada. Setelah bertemu dengan salah seorang yang Ia kenal dan merupakan bagian dari tim
tersebut, Wonwoo digiring ke sebuah ruangan dimana sudah diatur penataan kamera dan alat
perekam video lainnya serta peralatan pendukung lainnya. Wonwoo diminta untuk duduk pada
kursi yang ditempatkan di tengah-tengah seluruh peralatan yang ada.

Setelah Wonwoo duduk di kursi tersebut, datang dua orang yang izin untuk melakukan retouch
make up pada wajahnya dengan alasan agar wajahnya terlihat lebih cerah di kamera dan
menghilangkan beberapa spot pada dahinya.

Entah berapa lama, akhirnya semuanya selesai. Orang yang tadi Wonwoo temui kembali
menghampiri Wonwoo dan berkata, “Ini nanti ada individual interview yaa Kak Soonyoung. Jadi
sebelum sama sesudah blind date akan selalu ada segmen ini. Tujuannya untuk tau aja, apa yang
Kak Soonyoung pikirin. Gampang kok, tinggal jawab aja pertanyaan dari aku nanti”

Wonwoo hanya menganggukkan kepalanya untuk mempercepat semuanya. Jujur Ia sangat nervous
saat ini, keringat dingin mulai keluar dan tangannya menjadi sangat basah. Orang tadi kemudian
melanjutkan, “Oke kalo gitu bisa kita mulai yaa syutingnya.”

Orang tersebut kemudian berjalan ke sebuah kursi yang diletakkan berseberangan dengan dirinya,
berada di samping juru kamera, dan berjarak sekitar 3 meter dari posisi Wonwoo saat ini.
Pikirannya kosong, tatkala Wonwoo mendengar sebuah aba-aba untuk proses syuting dimulai dan
Ia mendengar background music yang mengalun di ruangannya saat ini.
***

Q: Kak Soonyoung, boleh kenalin diri dulu? Nama, umur, pekerjaan, asal.

A: Nama saya Kwon Soonyoung, umur 20 tahun. Saat ini saya masih menjadi seorang mahasiswa
jurusan Komunikasi di sebuah universitas di Jakarta. Saya berasal dari Bandung.

Q: Kak Soonyoung tau darimana link untuk ikut acara blind date ini?

A: Awalnya saya hanya nonton konten dari acara blind date ini. Trus iseng liat deskripsi di video
yang diupload terakhir, ternyata ada linknya dan penjelasan bahwa ada kesempatan untuk ikut
acara ini, akhirnya saya buka linknya dari situ.

Q: Isian ciri-cirinya gimana tuh kak? Apa sesuai dengan kriteria kakak atau cuma tebak-tebakan
aja?

A: Hmmm gimana ya? Saya kadang observasi rata-rata teman yang sering muncul di konten kayak
apa. Jadi waktu saya isi itu yaaa kira-kira aja dari situ haha.

Q : Perasaannya gimana kak pas tau jadi orang terpilih untuk ikut acara blind date? Trus deg-
degan gak ternyata beneran mau ketemu sama ciri-ciri yang ditulis?

A: Kaget sih haha soalnya gak nyangka aja bisa menang. Tapi kalo sekarang, saya nervous
ngebayangin bakal ketemu orang baru yang sesuai sama ciri-ciri yang saya tulis. Karena sejujurnya
ciri-ciri yang ditulis itu juga termasuk tipikal pacar idaman saya haha. Saya malu banget bilang
gini.

Q: Terakhir, apa yang diharapin dengan blind date ini?

A: Saya gak berharap banyak sih, karena awalnya iseng ngisi link aja. Yaaa namanya jawaban
kriteria orang kan macem-macem dan luas banget cangkupannya. Kaget banget pas tau menang,
dan gak prepare sama sekali. Jadi harapannya minimal yaa dia enak buat diajak ngobrol jadi
nyambung gitu sama saya haha.

***

Setelah melakukan interview singkat dengan tim, Ia dipertemukan dengan pemilik konten yang
berada di suatu ruangan. Disana, Wonwoo melihat dua orang lainnya selain pemilik konten
tersebut. Ia sudah pernah bertemu dengan Seokmin, sang pemilik konten, dalam dua pertemuan
terakhir. Karakter orangnya memang humble dan mudah tertawa, seperti yang ditampilkan ketika
Ia muncul di Youtube.

“Soonyoung!” panggil Seokmin ketika melihat sosok Wonwoo yang berada di pintu. Wonwoo
sempat linglung karena lupa jika dirinya bernama Soonyoung saat ini, untuk kemudian tersenyum
dan berjalan menghampiri keberadaan Seokmin dan kedua temannya. Dua-duanya tidak ada yang
mencerminkan apa yang ditulis oleh Soonyoung.

Mungkin pasangan blind datenya bukan salah satu dari mereka pikir Wonwoo. Pemikirannya
seperti dipahami oleh Seokmin yang langsung memperkenalkan kedua orang tersebut kepada
Wonwoo.

“Kenalin dulu dong, temen gue nih. Nanti selain gue, ada mereka berdua juga yang mantau kayak
yang kemaren gue bilang. Gapapa kan ya?” tanya Seokmin setelah memeluk tubuh Wonwoo
singkat.

Wonwoo hanya mengangguk kecil dan Seokmin melanjutkan sembari menunjuk kedua temannya,
“Ini namanya Jeonghan, yang ini namanya Seungkwan.”.

Kedua orang yang ditunjuk oleh Seokmin memperkenalkan diri dan mengajak Wonwoo
bersalaman. Lelaki bernama Jeonghan mengenalkan diri lebih lembut dibandingkan teman
Seokmin bernama Seungkwan yang sangat energetik dan bertanya segala macam hal sebelum
dihentikan oleh Seokmin.

“Soonyoung, ini udah mau mulai. Tadi gue sempet liat individual interview lo, katanya lo nervous.
Haha gapapa gausah nervous, temen gue yang ini orangnya enak banget kok. Lo bakal seneng
ngobrol sama dia dalam waktu cepet.” Ujar Seokmin yang sedang mengarahkan salah satu stafnya
untuk membawa Wonwoo ke suatu tempat.

Sebelum Wonwoo pergi dari ruangan itu, Seokmin kembali memeluknya dan kembali berpesan,
“Gausah grogi ya bro, anggep aja gaada kamera dan lo lagi ketemu temen lo. Gue yakin sih temen
gue bakal bikin lo lupa kalo ada kamera disitu.”

Wonwoo tertawa dan mengucapkan terima kasih, kemudian Ia digiring ke suatu ruangan untuk
memasang pengukur degup jantung dan mic clip di antara kancing bajunya. Namun untuk hari ini,
tidak diberikan camera pocket karena syuting hanya dilakukan di restoran ini selama sejam.
Kemudian setelah selesai, Ia kembali diarahkan ke ruangan lain.

Wonwoo yang tidak memiliki pengalaman sama sekali untuk hal seperti ini, hanya menurut saja
jika diarahkan kemanapun. Merasa percaya dengan orang yang menuntunnya. Di ruangan itu, dia
melakukan briefing singkat dengan berbagai persyaratan.
“Jadi abis ini kita langsung mulai syuting yang di restoran yaaa, ini pertama kalinya kamu ketemu
sama dia. Dia udah nunggu disana dan udah siap. Nanti disamper langsung aja, cari meja yang
banyak kameranya. Gausah liat ke kamera atau siapapun yang ada disana ya. Fokus sama yang
mau ditemuin aja, nanti otomatis akan mulai running kalo ngeliat kamu ketemu sama dia. Oke?”

Disinilah tangannya mulai terasa basah akibat berkeringat, sudah tak dapat berpikir lagi sehingga
Ia tak menjawab pertanyaan orang tersebut. Hingga orang tadi kembali memastikan Wonwoo
mengerti dengan menanyakan hal yang sama.

Wonwoo akhirnya mengangguk kecil, Ia langsung berjalan menuju salah satu meja yang terlihat
lebih terang dibandingkan meja lainnya. Selain terang, meja tersebut dikelilingi berbagai macam
peralatan yang Wonwoo tak paham. Hanya mengerti ada tiga buah kamera professional yang
mengelilingi meja tersebut. Beberapa staf disana mulai sadar jika Wonwoo sudah datang dan mulai
menyibukkan diri mereka karena proses syuting akan dimulai.

Wonwoo berjalan perlahan mengitari seluruh staff yang menutupi orang yang akan ditemuinya.
Dari celah-celah staf disana, Ia dapat melihat punggung orang tersebut.

Dia mengenakan baju berwarna hitam dengan celana berwarna putih. Ia terlihat sibuk dengan
sesuatu pada tangannya, namun Wonwoo tidak bisa memastikan apa yang Ia lakukan. Setelah
Wonwoo berada di samping persis orang tersebut, Ia mengalami konflik internal bagaimana
seharusnya Ia menyapa orang ini pertama kalinya.

Tangannya bergerak tanpa arah selama beberapa menit dan matanya tidak fokus. Beberapa staf
yang melihat tingkah Wonwoo berusaha menahan tawanya karena sangat lucu melihat adegan ini.

“Haloo…” akhirnya suara itu dapat dikeluarkan Wonwoo walau terdengar aneh, namun berhasil
menarik perhatian pria yang mengenakan kemeja hitam tersebut.

“Oh haloo” pria tersebut menoleh dan membalas sapaannya sambil memasukkan handphone yang
sedari tadi berada di tangannya.

Kemudian pria tersebut berdiri dan mengulurkan tangannya untuk mengajaknya bersalaman,
Wonwoo menyadari jika pria ini lebih tinggi daripada dirinya. Sesuai dengan apa yang Soonyoung
tuliskan.

“Aku Mingyu. Kim Mingyu.” ujarnya dengan suara yang khas.

Suara orang ini, Mingyu, cukup enak didengar di telinganya. Wonwoo meniti setiap segi wajah
dari lawan bicaranya. Mingyu terlihat sangat tampan dengan seluruh perpaduan alis, mata, hidung,
dan bibirnya yang sedang mengembangkan senyum saat ini. Kulit yang menampilkan warna
cokelat terlihat eksotis dan kontras dengan kulit putih kekuningan milik Wonwoo. Hal itu
menambah tingkat ketampanan dari seorang Mingyu. Bisa dibilang sempurna di mata Wonwoo.
Wonwoo membalas senyum yang dipancarkan oleh Mingyu juga dengan senyuman dan uluran
tangan, tak lupa mengingatkan dirinya jika saat ini namanya menjadi Soonyoung, “Saya
Soonyoung.”

Jabatan tangan terasa hangat dirasakan oleh Wonwoo kala itu, tangan Mingyu menggenggam erat
tangan Wonwoo, seperti menunjukkan sebuah dominasi dari dirinya. Kedua tangan tersebut hanya
bersentuhan untuk beberapa detik untuk kemudian dilepaskan oleh Wonwoo.

Mingyu lalu mengarahkan Wonwoo untuk duduk berseberangan dengan dirinya, tak lupa menarik
kursi agar Wonwoo dapat duduk tanpa perlu repot mengatur posisi kursi. Sebuah poin tambahan
bagi Wonwoo sebagai salah satu pria idaman hatinya, seorang gentleman.

Mingyu kemudian memastikan posisi duduk Wonwoo sudah nyaman dan baru kembali ke tempat
duduknya pada awalnya.

Wonwoo kembali bersuara setelah melihat Mingyu duduk pada tempatnya, “Udah lama ya disini?”

Mingyu tertawa, “Belum kok, lebih awal beberapa menit doang…” Ia berhenti sejenak, “Maaf
sebelumnya, boleh tau kamu sekarang kuliah atau kerja? Sama kira-kira umurnya berapa?”

Wonwoo belum sempat menjawab, Mingyu kembali berkata, “Gak enak kalo aku nanya tapi
enggak ngasih informasi ya. Aku umurnya 24 tahun dan sekarang udah kerja di sebuah perusahaan
FMCG.”

“Aku berarti manggilnya Kak Mingyu ya? Aku soalnya baru 20 tahun, dan masih kuliah juga
hehe.”

“Kuliahnya disini juga?” tanya Mingyu.

“Iya Kak. Kakak dulu kuliahnya emangnya dimana?” Wonwoo kembali bertanya.

“Aku udah lama banget ya, lulus dua tahun lalu. Disini juga, aku dari universitas X.”

Wonwoo yang mendengar nama universitasnya disebutkan menjadi sangat antusias, “Aku juga
Kak dari situ!”

“Oh iya? Kamu jurusan apa emangnya?”

“Komunikasi Kak.”

Mingyu yang tadinya melakukan percakapan dengan Wonwoo sembari melihat-lihat menu,
menghentikan kegiatannya dan melihat ke arah Wonwoo sembari tersenyum, “Loh aku juga dari
Komunikasi. Kita satu almamater dong haha.”

Bukannya senang mendengar jawaban Mingyu, yang dipikirkan Wonwoo selanjutnya ialah justru
Ia sangat panik. Ia sangat takut ketahuan jika Ia bukanlah Soonyoung. Entah apa yang akan terjadi,
namun Wonwoo saat ini tidak ingin melepas kesempatan untuk tetap mengobrol dengan pria yang
ada di depannya.

Wonwoo tak tahu harus membalas apa, akhirnya Ia hanya tersenyum sambil bergumam. Beruntung
bagi Wonwoo, sepertinya Mingyu tidak menyadari dirinya yang tengah kikuk saat ini, karena
Mingyu selanjutnya mengalihkan pembicaraan menjadi makanan apa yang harus Ia pilih dan
menanyakan kepada Wonwoo jika ada yang Ia inginkan. Wonwoo hanya menggeleng dan berkata
jika Ia percaya dengan pilihan Mingyu. Mingyu yang mendengar perkataan Wonwoo kembali
tertawa karena bingung.

“Kamu percaya sama aku buat milih-milih makanan?” tanyanya.

“Kak Mingyu bisa masak kan? Orang yang bisa masak biasanya tau makanan yang enak.” Jawab
Wonwoo enteng.

Mingyu kembali bertanya, “Kamu tau darimana aku bisa masak?”

“Eh? Aku nulis di ciri-ciri kakak di link yang dishare waktu itu…” Wonwoo kebingungan hingga
suaranya sedikit mengecil, “Salah ya Kak?”

“Haha enggak salah, aku bisa masak tapi gak jago. Ini beneran mau aku pilihin?”

“Iyaaa Kak aku juga enggak paham menunya apa aja.”

Dalam beberapa menit kemudian, Mingyu sibuk mendiskusikan seluruh menu dengan Wonwoo
dan menjelaskan arti dari masing-masing menu yang ditampilkan dalam buku menu. Mereka
terlihat nyaman berdiskusi satu sama lain walaupun baru saja kenal. Setelah berhasil memilih
menu yang mereka inginkan, Mingyu memanggil waitress dan memesan makanan sesuai dengan
pilihan mereka berdua.

Tadi mereka sempat sepakat untuk memesan banyak dan akan berbagi bersama karena keduanya
sama-sama baru pertama kali mengunjungi restoran tersebut. Ketika Mingyu sedang memesan
makanan kepada waitress, Wonwoo hanya diam dan mengamati Mingyu yang sibuk menjelaskan
pilihannya. Ia hingga saat ini cukup menyukai suasana blind date.

Hidup Wonwoo yang memang tidak bisa berjalan sendiri, pasti selalu ada yang menuntunnya,
berpadu dengan Mingyu yang terlihat dominan dengan mengarahkan pembicaraan dan pilihannya
saat itu. Di saat yang sama, Mingyu juga berusaha untuk tetap mendengarkan keinginan Wonwoo,
yang membuat Mingyu tidak terlihat mendominasi sepenuhnya.

Tanpa sadar, waitress tadi sudah pergi meninggalkan meja mereka dan Mingyu mendapati
Wonwoo yang tengah melamun menatap Mingyu.

Mingyu kemudian menjentikkan jarinya di depan mata Wonwoo sambil berkata, “Jangan bengong
haha lama ya mesennya? Sorry.”

Wonwoo yang sudah sadar, tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya. Ia bingung kenapa ada
orang baik, gentleman, dan tampan seperti Mingyu malah justru ikut acara blind date seperti ini
hingga Wonwoo ingin menanyakan hal itu kepadanya. Dengan keberanian yang mulai Ia
munculkan, Wonwoo bertanya, “Kak, kenapa Kakak ikut acara ini?”

“Loh itu sama gak sih sama kamu? Aku juga pengen tanya kenapa?”
Wonwoo tertawa, “Haha Kak Mingyu jawab dulu dong penasaran. Soalnya kalo aku kan disuruh
isi link dan yaudah istilahnya fifty-fifty gitu bisa menang apa enggak. Nah Kakak kan jadi kayak
bahan ‘taruhan’nya gitu, emang enggak takut apa Kak? Bisa jadi aku sebenernya zonk. Atau
sebenernya Kak Mingyu pengennya dapet cewek gitu misalkan, no offense yaa Kak, aku pengen
diskusi aja.”

Mingyu sedikit memajukan badannya ke arah meja dan menyatukan kedua jarinya.

Ia diam beberapa detik seperti berpikir untuk mengeluarkan sesuatu dari mulutnya, “Aku awalnya
iseng tanya sama Seokmin, kok dia suka bikin video kayak gini di Youtube. Trus dia bukannya
jawab malah nawarin aku buat coba ikut ini, nanti dapet pasangannya dari subscriber dia. Haha
aku kaget awalnya, orang cuma tanya kok malah ditawarin. Trus dia bilang itung-itung salah satu
cara cari jodoh katanya, dia juga bilang kalo emang aku orang baik, pasti nanti dapet yang baik.
Karena aku juga orangnya suka nekat akhirnya aku setuju haha, sempet takut juga pas Seokmin
bilang udah nemu orangnya dan katanya orang baik-baik. Tadinya kupikir dia boong, ternyata
enggak. Beruntung juga aku dapetnya Soonyoung.”

“Persoalan siapa pasangan blind date, haha it’s okay sebenernya kalo kamu nanya kayak gitu. Aku
seneng ngobrol sama orang yang terbuka, jadi gak usah tebak-tebakkan lawan bicara aku maunya
apa. Aku sempet bilang sama Seokmin kalo aku sama siapa aja sebenernya oke. Tapi aku juga
bilang sama dia kalo aku sih prefer dapet cowok dan kalo bisa nyambung gitu sama aku. Aku
yakin dia tau versi ‘nyambung’ aku kayak gimana.” lanjutnya

Sebagian darah dalam tubuh Wonwoo naik ke wajahnya, menjadikannya merah merona akibat
perkataan sederhana Mingyu. Beruntung katanya. Jika Mingyu merasa beruntung apalagi Wonwoo
yang merasa Mingyu sudah sangat mendekati kategori pacar idamannya.

“Kalo kamu gimana Soonyoung?” tanya Mingyu setelah itu.

Wonwoo menjawab dengan grogi, “Aku jujur iseng ngeklik link yang ada di deskripsi waktu itu,
setelah nonton video terakhir yang di share Seokmin. Ngisi ciri-cirinya juga yang umum tapi
kuselipin ciri-ciri idamanku juga hehe. Gatau kalo ternyata mirip sama deskripsi yang Seokmin
mau dan kepilih.” Wajah Wonwoo saat ini sudah sangat merah dan jantungnya berdegup sangat
cepat, entah berapa yang terekam dalam alat pengukurnya.

“Aku malu banget bilang gini sebenernya…”

Mingyu yang mendengar ucapan Wonwoo kembali tertawa, cukup gemas melihat mahasiswa yang
berada di depannya. Jarak umur mereka tidak jauh, hanya empat tahun. Namun labelnya yang
sudah bekerja dan Wonwoo yang masih menginjakkan kaki sebagai anak kuliahan membuat jalan
pemikiran mereka terlihat kontras. Perkataan Mingyu selanjutnya jelas memperlihatkan jika Ia
sedang mengerjai Wonwoo.
“Kan bilangnya cuma ciri-cirinya mirip sama apa yang Seokmin mau, tapi sebenernya aku mirip
gak sama ciri-ciri idaman kamu?”

Wonwoo menunduk sembari menggigiti kuku pada ibu jari tangan kanannya. Panik. Jelas Ia panik
karena pertanyaan itu terlalu terang-terangan untuknya. Mingyu tersenyum jahil dan tetap diam
menunggu jawaban Wonwoo. Wonwoo tak berkutik, badannya terus bergerak tanda Ia tak
nyaman. Bukan tak nyaman dengan keadaan yang membuat dia tidak betah lalu pulang, namun Ia
bingung menjawab pertanyaan orang yang ada di depannya karena sepertinya Ia harus menjawab di
bawah tatapan Mingyu yang menatapnya lurus dan masih tersenyum.

Wonwoo kemudian menurunkan tangannya, memainkan kain alas meja yang berwarna senada
dengan tema restoran saat itu, biru. Dengan suara yang cukup kecil, Wonwoo menjawab, “Iya
sesuai.”

Mingyu tersenyum lebar mendengar jawaban dari suara kecil Wonwoo, Ia memperlihatkan barisan
giginya yang rapi. Mingyu kemudian menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dan
berkata, “Kamu juga masuk ke dalam tipikal aku soalnya. Pake banget.” Jawaban itu mengagetkan
Wonwoo yang tadinya takut mendengar balasan dari Mingyu. Bubar sudah segala rencana yang
sudah Ia susun sedemikian rupa agar tetap stay cool di depan kamera. Kamera. Wonwoo lupa jika
saat ini Ia dan Mingyu dalam keadaan direkam dan dalam perjanjian dengan tim Seokmin, seluruh
yang akan direkam menjadi kewenangan mereka untuk melakukan cut atau tidak. Mata Wonwoo
melebar secara komikal menggabungkan kedua fakta yang baru saja diproses dalam otaknya. Ia
baru saja menyadari obrolan mereka berdua mengenai tipikal masing-masing terekam oleh kamera.

Suara tawa Mingyu membuyarkan seluruh pemikirannya, “Muka kamu bisa ganti-ganti gitu dalam
sepersekian detik.”

“Aku bingung… Kak.” Ujarnya pelan memikirkan cara untuk tetap tak mengidahkan kamera dan
staf yang berada di sekitarnya. “Kalo sama orang baru aku gampang banget grogi, apalagi kakak
orangnya agak bold.”

“Haha iyaa paham. Maaf ya aku emang agak ceplas-ceplos orangnya, gak pernah mikir.” jawab
Mingyu, “mending kita tukeran cerita aja. Mau gak? Anything about our daily life. Aku setiap
ketemu orang selalu begini sih, tapi yang pengen kamu ceritain aja ke aku.”

Wonwoo kembali bingung, apa yang harus Ia ceritakan? “Kak Mingyu aja duluan yang cerita.”

Mingyu mengangkat satu alisnya, “Beneran nih aku cerita duluan?”

Wonwoo kembali mengangguk cepat, “Cerita gimana rasanya kerja, karena aku pengen cepet-
cepet lulus trus kerja.”

Mingyu kembali tertawa sebelum memulai cerita mengenai perjalanan hidupnya dari lulus hingga
mendapatkan pekerjaan. Ia dengan semangat bercerita bagaimana lulusan komunikasi jika lulus dan
mencari pekerjaan serta tips dan trik yang terus diungkapkan olehnya. Cerita Mingyu tak berhenti
ketika makanan telah datang, kala itu Ia bercerita mengenai masa-masa ketika Ia pertama kali
masuk kerja.

Namun, semua staf dan kamera pada saat itu menjadi hal yang paling terlupakan oleh Wonwoo.
Karena jelas cerita dan raut wajah yang dibuat oleh Mingyu dapat membuat seluruh orang disana
seolah-olah larut dalam langkah-langkah hidupnya, sesekali Ia bertanya bagaimana dan kenapa,
yang dijawab dengan sangat antusias oleh Mingyu.

Mingyu kemudian bertanya soal kehidupan Wonwoo saat ini, tentang cara pandangnya dalam
melihat kehidupan. Wonwoo tanpa sadar mulai membagi kisahnya dalam masa kuliah ini, sebagai
Wonwoo bukan sebagai Soonyoung. Pandangan mereka berdua akan kehidupan jelas berbeda, dan
lebih seru bagi mereka karena perbedaan mereka menjadi sebuah ajang diskusi tanpa harus
memandang benar atau salah.

Wonwoo sangat senang dengan pembawaan Mingyu yang berhasil membawa aura siang ini
menjadi teduh bagi keduanya. Entah bagaimana Seokmin dan temannya melihat mereka di ruangan
nan jauh di sana. Namun, Ia dapat memastikan bahwa makan siang hari itu menjadi sangat
menyenangkan bagi mereka berdua. Karena dalam waktu singkat, mereka meleburkan ego masing-
masing dan perlahan membangun kepercayaan satu sama lain.

Satu jam berlalu seperti jentikan jari, cepat dan seolah menyadarkan mereka berdua dari dunia
khayal yang mereka buat sendiri, pada masing-masing otaknya.

***

Q: Kak Soonyoung, gimana kesan setelah ketemu sama Mingyu untuk pertama kali?

A: Sebelum ketemu sama pasangan blind date saya, tadi sempet ketemu Seokmin dan bilang dia
orang yang enak untuk diajak ngobrol. Dan Seokmin gak boong. Kakaknya ramah banget dan
outgoing person gitu.

Trus karena saya sama kakaknya umurnya beda empat tahun, awalnya sempet ragu bakal cocok apa
enggak. Ditambah statusnya udah beda, Kak Mingyu udah kerja sedangkan saya masih kuliah.
Tapi Kak Mingyu itu berhasil bikin conversation gitu, jadi omongan kita berdua gak pernah
berhenti. Kayak saya dapet banget suasanya nyaman ngobrol sama Kak Mingyu.

Q: Udah dapet apa aja nih dari Mingyu? Maksudnya kalian udah tuker informasi apa aja?

A: Tadi kita sempet tuker cerita tentang kuliah dan kerja. Sempet tanya juga alamat rumah. Tadi
setelah syuting selesai, kita tukeran nomor telepon haha. Lumayan buat saya karena dia alumni
universitas saya, ditambah satu jurusan. Ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi kalo acara ini
udah selesai. Minimal saya bisa tanya-tanya tentang pekerjaan.

Q: Kalo maksimalnya Kak Soonyoung berharap apa?

A: Apaaaa yaaaaa haha. Yang kayak gini jangan ditanya huhu saya malu.

Q: Hahaha okee Kak. Terakhir, masih ada rasa ingin ketemu Mingyu untuk stage dua?
A: Iya masih haha. Saya justru menunggu pertemuan saya selanjutnya. Aduhhh kalo Kak Mingyu
gak ngomong hal yang sama gimana ya? Malu banget.

***

D-Day Hari Kedua

Stage dua atau stage terakhir merupakan bagian yang paling Wonwoo tunggu sejak awal. Hal yang
menjadi pemacu hatinya untuk tetap mengikuti rencana Soonyoung, selain keinginannya agar
laptop cepat kembali ke tangannya. Ketika tim konten membagikan rencana kencan bersama di
sebuah escape room di bilangan Jakarta Barat, Wonwoo langsung setuju tanpa memikirkan
bagaimana teknisnya. Bahkan Ia sempat lupa jika pada awalnya Ia menolak mentah-mentah untuk
ikut dalam acara blind date ini.

Wonwoo senang dengan sebuah tantangan yang bisa memutar otaknya, Ia sempat merencanakan
untuk pergi ke escape room. Namun sayangnya teman tercintanya, Soonyoung tak pernah mau.
Gue gamau ya yang mikir-mikir gitu, masa bayar buat mikir, kalo gabisa keluar gimana , ingat
Wonwoo pada balasan Soonyoung setiap kali Ia mengajaknya untuk pergi bersama.

Maka hari ini adalah sebuah kesempatan baginya untuk mencoba permainan yang menurutnya akan
menjadi sangat seru ini. Sudah dua hari Wonwoo tidak tidur nyenyak hanya karena Ia terlalu
bergairah menunggu datangnya hari Sabtu. Tak peduli dengan agenda blind datenya, fokusnya
terpusat dengan escape room.

Seperti yang terjadi pada saat ini, Wonwoo sudah tiba di tempat tersebut padahal seluruh staf
Seokmin dan pihak escape room masih terlihat bersiap untuk proses syuting hari ini.

Salah satu staf menyadari keberadaannya dan dengan ramah Ia mengantarkan Wonwoo ke sebuah
ruangan sementara yang diperuntukkan sebagai tempat Seokmin memantau blind date Wonwoo
dengan Mingyu hari ini. Teringat blind date yang Ia lakukan, semenjak stage pertama selesai
dilakukan oleh mereka berdua, hingga saat ini keduanya tidak saling memberi kabar.

Padahal, di akhir syuting, ketika seluruh staf sedang sibuk membereskan alat-alat mereka, Wonwoo
dan Mingyu sempat bertukar nomor handphone masing-masing. Semuanya hanya berhenti disitu,
tidak ada tindak lanjut dari masing-masing individu.

Dari pihak Wonwoo, Ia tak berani menghubungi Mingyu secara langsung karena Wonwoo bukan
tipikal orang yang akan menghubungi seseorang terlebih dahulu walaupun Ia sangat ingin. Kecuali
ada tugas kuliah atau sebuah alasan yang cukup mendadak sehingga Wonwoo tidak punya pilihan
lain selain mengetikkan nama orang tersebut dan menekan tombol call.

Wonwoo berpikir mungkin blind date ini hanya sebagai pelepas stress bagi Mingyu dan Ia
bukanlah orang yang dicari Mingyu setelah mereka berbicara cukup lama. Tak apalah, walaupun
Wonwoo masih berharap di atas rasa kecewanya perihal Mingyu, pertemuan di escape room hari
ini menjadi obat bagi hatinya.

Lagipula Mingyu memang orang asing dari pertama mereka bertemu dan seharusnya Wonwoo
dapat mengerti bahwa tidak ada yang bisa diharapkan dari pertemuan yang hanya terjadi dua kali
termasuk hari ini.

Bayangan seseorang dari arah pintu perlahan-lahan muncul pada lantai berwarna abu-abu yang
menandakan seseorang akan datang. Wonwoo duduk sendiri di ruangan tersebut sedari tadi, tanpa
ada staf atau orang lain yang masuk ke dalam ruangan tersebut. Bayangan itu menjadi jelas terlihat
setelah sosok yang sangat semampai dan terlihat lelah membuka pintu dan menampakkan wujud
aslinya. Orang yang baru saja ia pikirkan, Kim Mingyu.

Ia mengenakan kemeja berwarna coklat susu dipadukan dengan celana bahan hitam dan sneakers
yang menyelimuti kakinya. Pada lengan kanannya disematkan dengan berantakan oleh sang
pemilik sebuah jas berwarna senada dengan celana yang Ia pakai. Mata Mingyu langsung terfokus
kepada satu-satunya manusia yang berada di ruangan itu. Dengan senyuman khasnya, Ia berjalan
menghampiri Wonwoo yang saat ini sedang menatap Mingyu dengan pandangan terkejut.

“Hai Soonyoung… apa kabar?” tanya Mingyu sembari menaruh tubuhnya pada sofa yang diduduki
Wonwoo saat ini. Wonwoo hanya tersenyum dan membalas jika kabarnya baik.

Mingyu melanjutkan pertanyaannya, “Kuliahnya baik-baik aja seminggu ini?”

Wonwoo tertawa template dan memberondong Mingyu dengan pertanyaan mengenai wajah
lelahnya, “Haha yaa kayak biasa Kak, banyak tugas karena udah deket UAS. Kak Mingyu gimana?
Keliatannya capek banget Kak. Kerja ya Kak di weekend-weekend gini?”

“Iyaa, seminggu ini lagi hectic parah soalnya peak season haha lagi ngejar produksi selesai pas
libur Natal sama Tahun Baru. Kemaren-kemaren mikir apa sempet ya aku dateng syuting tepat
waktu. Jadi biar aku bisa dapet syuting ini mau gak mau ya aku lembur berhari-hari. Untungnya
beneran selesai.”

Ucapan Mingyu menjadi sebuah jawaban atas rasa kecewanya ketika sadar Mingyu tak
menghubunginya selama seminggu ini. Perasaan bersalah sempat terbesit pada dirinya dan
sekarang Ia menjadi kasihan dengan kondisi Mingyu yang sudah setengah tidak sadar.

“Tidur aja dulu Kak di sofa ini sebelom Seokmin dateng, nanti aku pindah dan cari kursi.” ujar
Wonwoo.

Kemudian Ia berdiri untuk memberikan ruang sofa seluruhnya kepada Mingyu, untuknya agar
dapat merebahkan tubuhnya pada sofa yang bisa dibilang cukup nyaman tersebut. Sebelum
Wonwoo dapat melangkahkan kakinya dan mencari kursi untuknya sendiri, sebuah tangan
menahan pergerakannya dan memberikan sinyal jika dia ingin berbicara sesuatu sehingga Wonwoo
menoleh ke bawah, melihat Mingyu yang masih duduk pada posisinya.
“Soonyoung, kalo aku pinjem pundak kamu buat tidur keberatan gak? Aku cuma butuh 10 menit
buat tidur. Kalo aku tiduran disini nanti aku enggak bangun, padahal bentar lagi syuting.” Tanya
Mingyu padanya.

Wonwoo mengerjapnya kedua matanya berkali-kali, memastikan jika yang dibicarakan Mingyu
tak salah. Dari tatapan lelah dan memelas yang dipancarkan pria berumur 24 tahun tersebut,
sepertinya Ia memang membutuhkan pundaknya. Tak membalas perkataan Mingyu, Wonwoo
kembali duduk dan menepuk bahu kanannya.

“Sini Kak, tidur aja.”

“Beneran gak apa-apa?” tanya Mingyu memastikan.

“Asal Kak Mingyu tidur kalo aku sih. Abis aku gak tega liat Kakak. Pengen bilang pulang aja gak
usah ikut syuting, tapi pasti Kak Mingyu punya perjanjian juga sama Seokmin kayak aku.”

Mingyu hanya mengangguk kecil seperti membenarkan perkataan Wonwoo. Mingyu kemudian
mendekatkan tubuhnya ke tubuh Wonwoo, kemudian mengangkat kaki kirinya agar dapat bersila
pada sofa sedangkan kaki kanannya masih menyentuh lantai ruangan. Dengan posisi ini, Mingyu
menghadapkan tubuhnya pada Wonwoo yang masih pada posisi yang sama. Kemudian Mingyu
menaruh lengan kirinya di bahu Wonwoo dan meletakkan dahinya di atas lengan tersebut.

“Pinjem bentar yaa Soonyoung, sorry banget.” Suara lelah Mingyu terdengar pelan dalam
posisinya yang saat ini menunduk.

Saat Wonwoo melihat badan Mingyu yang terlihat tenang dan napasnya terdengar beraturan,
Wonwoo dapat memastikan jika pria ini telah terlelap. Ia berusaha mencari aktivitas yang tidak
menggerakkan banyak tubuhnya agar Mingyu tak terbangun dari tidurnya, pilihannya hanya
membuka handphonenya dan scrolling pada aplikasi Instagram untuk melihat post serta story dari
teman-temannya.

Salah satunya story dari Soonyoung yang memperlihatkan pacarnya yang sedang sibuk depan
laptop di sebuah kafe dengan keterangan nemenin si ngambek yang lagi banyak tugas. Wonwoo
meringis mendapati temannya yang harusnya berada dalam acara ini, bukan dirinya. Meskipun saat
ini Ia sudah tidak menentang dan cenderung senang mengikuti acara blind date ini, namun
Wonwoo tetap tidak terima dengan tindakan temannya.

Permasalahannya saat ini ialah dirinya yang harus berlaku sebagai Soonyoung dan akan seperti itu
hingga akhir acara ini selesai. Soonyoung berkata kepadanya bisa jadi jodohnya ialah pasangan
blind datenya dalam acara ini, namun jika dipikirkan kembali hal itu tak mungkin terjadi.
Wonwoo akan dengan senang hati berharap Mingyu menjadi calon jodoh dalam hidupnya, namun
fakta bahwa Mingyu tak akan pernah memanggil namanya karena Ia saat ini berpura-pura menjadi
orang lain sudah cukup membuat harapannya kandas.
Ia tak mungkin mengatakan hal sejujurnya kepada Mingyu, hal yang dapat membuatnya tentu
kecewa karena Wonwoo berdusta. Hingga akhirnya Ia pasrah dan mengikuti alur yang ada saat ini,
entah bagaimana akhir dari mereka. Wonwoo tersenyum pahit membayangkan jika pertemuan dua
kali mereka hanya sebatas pertemuan sejenak yang kemungkinan tak akan diingat kembali
selanjutnya.

Pintu ruangan terbuka dan memperlihatkan sosok Seokmin yang dengan energik melangkahkan
kakinya masuk ke dalam ruangan, Ia langsung menyadari keberadaan Wonwoo. Dengan suara
setengah berteriak Ia menyapa, “YO–” kalimatnya terhenti kala Wonwoo memberikan isyarat
kepada Seokmin untuk tidak mengeluarkan suara terlalu besar karena seseorang disana sedang
tertidur.

Seokmin langsung melihat kearah pria yang sedang menunduk dan bersandar pada bahu kiri
Wonwoo untuk memastikan asumsinya. Ketika asumsi dan realita sesuai, Seokmin tersenyum lebar
lalu keluar ruangan kembali untuk memberikan waktu bagi mereka berdua.

Sebelum keluar, Seokmin memberi tahu Wonwoo jika mereka akan mulai dalam 35 menit lagi dan
mereka harus sudah siap 10 menit sebelumnya. Wonwoo mengangguk mengerti dan mulai
memperkirakan waktu yang tepat untuk membangunkan pria disampingnya.

Ternyata Ia tak butuh itu, karena setelah beberapa menit Seokmin keluar, Mingyu mulai
menggerakkan tubuhnya diiringi dengan suara erangan kecil. Mungkin karena posisinya yang tak
nyaman, sehingga tubuhnya menyadari kesalahan posisi tidurnya dan membuatnya terbangun dari
tidur.

Mingyu kemudian mengangkat kepalanya dan menatap wajah Wonwoo dengan matanya yang
masih menyipit dan dalam keadaan setengah sadar. Pria ini jika terbangun dari tidurnya tidak
terlihat seperti pria berusia 24 tahun, karena pemandangan yang Wonwoo lihat saat ini cukup
jenaka.

Pada ujung dahinya terdapat cetakan lingkaran jam tangan yang Ia gunakan pada tangan kirinya
serta rambut Mingyu bagian depan yang sebelumnya sangat rapi karena menggunakan gel rambut,
menjuntai ke segala arah. Hal ini sering Ia lihat pada Soonyoung jika temannya tertidur di
kosannya untuk mengerjakan tugas dan Wonwoo selalu dengan sabar merapikan rambut
Soonyoung agar terlihat pantas ketika Ia akan keluar kos tempatnya tinggal.

Maka, dari kebiasaan tersebut, secara tak sadar Wonwoo melakukan hal yang sama dengan
Mingyu. Dengan tekun Ia menaruh helai-helai rambut Mingyu sesuai pada tempatnya. Setelah
selesai, Ia berkata kepada Mingyu yang masih berusaha mengumpulkan nyawanya untuk cuci
muka dan minta kepada staf untuk make up agar mukanya tidak terlihat kusut di depan kamera.

Mingyu kemudian berjalan keluar sembari terhuyung-huyung, bahkan hampir menabrak dinding
dan meninggalkan Wonwoo kembali sendirian di ruangan itu. Beberapa staf kemudian masuk dan
mulai memasang make up serta peralatan lainnya pada tubuh Wonwoo.

Ketika Ia pasrah dengan perlakuan staf Seokmin, dalam pikirannya Ia tertawa melihat tingkah laku
Mingyu. Dalam pikirannya tersebut, kemudian Ia baru menyadari jika staf baru masuk setelah
Mingyu keluar dari ruangan. Tanda tersebut menjadi sebuah indikasi bahwa para staf menunggu
salah satu dari mereka keluar dan membiarkan mereka berdua dalam ruangan tersebut.

Astaga malu banget dong ketauan berduaan pikir Wonwoo dalam hati, membuat sebagian darah
mulai naik ke wajahnya yang disadari oleh beberapa staf yang saat ini sedang menangani dirinya.
Staf tersebut berusaha menahan senyuman dari bibir mereka.
Semuanya telah selesai dan Wonwoo kembali digiring untuk melakukan individual interview
sebagai permulaan syuting hari ini. Kali ini Ia merasa lebih tenang dan tidak terbebani seperti
pertama kali saat Ia melakukan individual interview. Bahkan sembari menunggu syuting dimulai,
Ia masih sempat bersenandung dan melihat sekitarnya.

Staf yang mewawancarainya terakhir sudah datang dan sedang bersiap-siap. Tak lama staf tersebut
memberikan petunjuk kepada Wonwoo bahwa mereka akan segera mulai.

***

Q: Kak Soonyoung, gimana persiapan untuk hari ini?

A: Persiapan apa ya? Saya kayak gak siapin apa-apa haha. Tapi cukup excited hari ini karena saya
bakal main escape room. Udah lama banget pengen main ini cuma belum ada waktu.

Q: Kira-kira ide blind date di escape room gimana?

A: Haha gimana ya? Kok pertanyaannya susah sih. Kalo dari saya sih cukup seneng, karena saya
memang suka challenge yang muter otak gitu kan. Kalo escape room sama blind date disatuin jadi
tambah challengenya karena selain harus mecahin kode-kode, saya juga harus tau pasangan saya
nanti gimana haha. Kira-kira Kak Mingyu suka enggak ya mainan kayak gini atau bisa enggak ya
kita berdua mecahin. Karena sebenernya butuh kerja sama juga dari kita berdua dan mungkin nanti
bisa dilihat kita cocok apa enggak.

Q: Terakhir Kak sebelum mulai, harapan Kak Soonyoung sama pasangannya di stage dua ini?

A: Ermm, saya cuma berharap hari ini lancar dan kita berdua sama-sama nyaman aja sih. Sisanya
saya biasanya ikut alur aja enaknya gimana.

***

Wonwoo dan Mingyu bertemu kembali ketika mereka akan memasuki room yang berisi banyak
teka-teki di dalamnya. Mingyu tampak berbeda dari terakhir kali Ia keluar ruangan tempat
Seokmin memantau mereka saat ini, Ia terlihat lebih tampan akibat pengaruh make up dan raut
lelahnya tertutup wajah tampannya.

Mingyu tersenyum ketika Ia melihat Wonwoo berjalan ke arahnya. Mereka berdua dibekali
camera pocket yang harus dibawa selama melakukan permainan. Saat ini mereka sedang
menunggu arahan dan petunjuk dari petugas escape room.

“Kak Mingyu keliatan lebih cerah dari pas tadi keluar ruangan.” komentar Wonwoo ketika mereka
sudah berdampingan di depan pintu room yang akan mereka masuki.

Mingyu tertawa mendengar perkataan Wonwoo “Haha iyaa nih Soonyoung. Aku udah biasa power
nap di kantor kalo ngantuk banget dan itu udah cukup buat aku. Dan untuk power nap aku butuh
posisi yang bisa bikin aku tidur tapi bukan posisi yang paling nyaman. Kalo nyaman banget, fix
aku enggak bangun sampe besok pagi. Lagipula kayaknya cerahnya mukaku karena make up deh.”

Sejujurnya Wonwoo tidak setuju dengan ucapan Mingyu, karena ketika Mingyu dalam keadaan
lelah pun wajahnya tetap terlihat cerah. Namun sebelum Wonwoo membalas kalimat Mingyu,
petugas escape room sudah datang dan membawa satu walkie talkie di tangannya.

Petugas tersebut kemudian menjelaskan secara detail mengenai peraturan serta batas waktu ketika
mereka bermain di dalam room serta kegunaan walkie talkie yang diperuntukkan untuk
menghubungi petugas jika mereka tidak menemukan hal yang mereka cari. Wonwoo dan Mingyu
mendengarkan dengan seksama dan melontarkan beberapa pertanyaan yang mereka tidak mengerti.

Setelah dipastikan keseluruhan penjelasan jelas dan walkie talkie diserahkan kepada Mingyu,
mereka diperkenankan membuka pintu tersebut.

Wonwoo mengawali keduanya untuk masuk ke dalam sebuah ruangan kecil dan gelap, ketika
Mingyu sudah masuk dan menutup kembali pintu room. Lampu redup di sudut-sudut ruangan
mulai menyala dan juga sebuah monitor yang menampilkan tema yang dipilih dalam escape room
dipilih oleh para tim konten.

Monitor tersebut kemudian mulai memutar sebuah cerita mengenai seorang gadis yang ditinggal di
Lawang Sewu yang mengharuskan mereka berdua untuk mencari keberadaan gadis tersebut. Cerita
telah selesai dan monitor kembali mati, saat ini mereka berdua tidak tahu harus melakukan apa
dalam ruangan tersebut.

“Kayaknya ini tema horror gak sih? Soalnya Lawang Sewu.” suara Mingyu memecah keheningan
kala itu, “kamu takut gitu-gituan gak Soonyoung?”

Wonwoo menoleh ke arah Mingyu yang berada di sisi kirinya, “Enggak sih, malah challenging gak
sih kita nyari setan?” ujarnya.

“Lah haha kamu kayaknya excited banget. Seneng main ginian yaa?” tanya Mingyu yang merasa
terhibur dengan jawaban Wonwoo

“Iyaa hehe, Kak Mingyu suka gak main ginian? Atau takut hantu jangan-jangan?” jawab Wonwoo.

“Aku suka banget yang ada tantangannya sih apapun itu, jadi yang kayak gini justru aku nanti-
nanti. Cuma temen-temenku enggak ada yang mau main beginian pasti. Mereka mah sukanya
nongkrong di mall.” sambil berkomentar Mingyu mengarahkan pandangannya ke segala arah.

Wonwoo mengikuti Mingyu yang sedang melihat segalanya dalam ruangan itu, mencoba mencari
petunjuk untuk dapat pindah ke ruangan selanjutnya.

“Ini keluarnya darimana ya Soonyoung? Kok kayak gaada tanda-tanda pintu?” Mingyu kembali
berkomentar setelah selesai menandai segala yang ada dalam ruangan tersebut.
“Kayaknya itu deh Kak.” Wonwoo menunjuk ke sebuah lemari buffet besar yang menutupi
sebagian besar dinding. Dalam lemari tersebut terdapat urutan angka yang harus mereka pecahkan
karena terdapat angka yang hilang.

“Ini 7 gak sih jawabannya? Urutan ganjil 1,3,5 tapi kosong terus 9?”

“Iya 7. Tapi nemu angkanya dimana ya Kak?” Wonwoo menjawab kembali dengan sebuah
pertanyaan yang mengharuskan mereka berdua menjelajahi seluruh ruangan. Mulai dari mencoba
nomor yang terdapat pada telepon kabel, sebuah piring, lampu teplok yang diletakkan pada lemari
tersebut, hingga mencoba membuka sebuah laci yang terkunci. Cara buka ini gimana yaa? Pikir
Wonwoo kala itu.

“Bentar deh kayaknya laci ini pake magnet, tadi aku liat balok gitu yang bisa nempel di besi.” Seru
Mingyu tiba-tiba dari belakang telinga Wonwoo.

Ia cukup kaget mendengar suara Mingyu dari dekat, namun ketika Ia menoleh Mingyu sudah
menjauh dan fokus mencari barang yang Ia maksud. Degup jantungnya berdetak sangat cepat, Ia
berusaha mengalihkan pikirannya dan mencari solusi keluar dari ruangan itu dan menuju petunjuk
selanjutnya.

Mingyu kembali dengan membawa balok yang Ia maksud dan menempelkannya pada tangkai laci
yang wonwoo maksud. Berhasil. Laci perlahan terbuka dan di dalamnya hanya ada sebuah kapak.
Mingyu tak paham apa guna kapak tersebut untuk menjadi petunjuk dari memperoleh jawaban atas
angka-angka yang ditunjukkan di lemari, namun Wonwoo langsung mengambil kapak tersebut dan
melekatkannya di antara angka 5 dan 9. Lemari perlahan bergeser dan menunjukkan jalan
selanjutnya yang harus mereka tempuh.

Wonwoo seperti mengerti Mingyu yang bingung dengan perlakuannya sebelum akhirnya Ia
menjelaskan, “Itu Kak, kapak kan bentuknya kalo diliat-liat mirip angka 7. Tadi aku trial and error
aja.”

“Aaah, kapak itu kayak angka 7. Kenapa gak kepikiran ya haha” komen Mingyu sembari berjalan
menuju lorong yang terbuka di samping lemari tersebut.

Mingyu mempersilakan Wonwoo untuk masuk terlebih dahulu sebelum dirinya. Lorong tersebut
sangat sempit, hanya cukup untuk satu orang dan hanya ada pencahayaan redup berwarna biru yang
tidak menambah penglihatan mereka di tempat gelap. Mata Wonwoo berusaha beradaptasi dengan
pencahayaan saat ini, namun sepertinya tidak dengan Mingyu.

Ketika lorong berbelok ke arah kanan, dari arah belakang Wonwoo mendengar suara benturan
cukup keras dan teriakan Mingyu yang membuatnya membalikkan badan dan menghampiri
Mingyu. Wonwoo menemukan Mingyu bertumpu pada dinding sambil mengeluskan dahinya.

“Kak Mingyu gapapa?” tanya Wonwoo khawatir, Ia tidak dapat melihat ekspresi Mingyu dengan
jelas.

“Eh Soonyoung, sebenernya aku gabisa liat kalo gelap kayak gini. Biasanya mataku adaptasinya
lama banget, makanya tadi gak liat ini belokan.” Jawab Mingyu.

Wonwoo langsung berinisiatif mencari tangan Mingyu yang menganggur untuk digenggam.

“Kak Mingyu pegangan sama aku aja yaa, nanti kalo ada apa-apa di depan aku kabarin biar gak
nabrak atau kesandung.”

Wonwoo kemudian kembali berjalan dengan Mingyu berada di belakangnya dan masih
menggenggam tangannya, sesekali memastikan pria yang lebih tua darinya dapat menyusuri lorong
dengan benar. Mereka lalu berhasil mencapai ruangan selanjutnya yang berisi sebuah puzzle untuk
diselesaikan.

Dalam waktu singkat keduanya berhasil memecahkan puzzle tersebut dan mendapatkan sebuah
kunci untuk membuka pintu, mereka lalu kembali ke lorong untuk mencari kunci yang dimaksud.
Setelah itu, mereka terus menerus berhasil memecahkan teka teki dari permainan tersebut.
Wonwoo dan Mingyu seperti cocok ketika mereka berdiskusi dan usulan-usulan datang bergantian
dari kedua individu tersebut. Keduanya seperti memiliki chemistry tanpa disadari oleh Wonwoo
dan Mingyu karena mereka terlalu fokus menyelesaikan seluruh teka-teki.

Tak lupa disela-sela permainan terkadang mereka disuguhkan setan yang muncul dari arah yang
tidak beraturan yang membuat keduanya kaget bukan kepalang. Bahkan sempat dalam lorong yang
mereka lewati, masih saling berpegangan tangan, kuntilanak muncul tepat di depan muka
Wonwoo yang membuatnya kaget dan berjalan mundur ke belakang. Wonwoo kemudian
menginjak kaki Mingyu yang kala itu hanya lihat sekilas karena gelapnya lorong tak membuat dia
mengerti apapun yang terjadi, pada saat itu beruntung Mingyu berhasil memegang tubuh Wonwoo
yang sedang tidak stabil dengan tangannya yang memegang walkie talkie.

Hingga mereka tiba di sebuah ruangan berisi simbol-simbol hewan yang tidak beraturan. Di
samping simbol tersebut, terdapat urutan angka 2 hingga 10. Mereka berdua kembali bersinergi
dinamis dengan mencari petunjuk di seluruh sudut ruangan, namun tak juga menemukan titik
terang.

Wonwoo kemudian berhenti dan mencoba melihat simbol dan angka yang diletakkan pada sebuah
tempat tidur. Wonwoo kemudian menyadari sebuah pola dimana jumlah hewan di samping angka
tersebut sesuai dengan angka yang tertera.

“Ini maksudnya apa sih?” tanya Mingyu yang saat ini berada di belakang persis Wonwoo.

Punggung Wonwoo bersentuhan langsung dengan dada Mingyu, namun keduanya seperti sudah
nyaman dengan keberadaan masing-masing untuk sadar mengenai hal ini.

Wonwoo menunjuk beberapa sampel pada pola yang Ia lihat, “Ini deh Kak, liat angkanya misal
angka 2, nah simbol hewannya ada dua. Trus ini angka 3 disampingnya simbol hewannya ada 3.
Tapi aku cuma ngerti sampe situ doang.”

“Heh iya bener, mau pake bantuan aja apa enggak nih? Soalnya dari tadi kita gak nemu apa-apa
selain gambar sama angka ini.” Tanya Mingyu kepada Wonwoo.

“Haha yaudah kak, udah capek kali otak kita mecahin berapa ruangan tuh tadi.”

“Haha iya nih udah capek kali ya. Apalagi aku yang abis mikir banyak disuruh mikir lagi disini.”
Kata Mingyu.

Mingyu langsung menghubungi petugas escape room untuk mengajukan pertanyaan mengenai
simbol yang telah mereka lihat. Sedangkan Wonwoo masih fokus mencoba menyelesaikan simbol-
simbol ini.

Mingyu kemudian menggamit lengan Wonwoo sambil berkata, “Kita dibadutin kayaknya
Soonyoung haha. Jadi maksud gambar-gambar ini itu buat dicari di lorong, katanya tadi kalo kita
ngeh ada banyak frame di lorong dan isinya gambar-gambar ini. Nah angkanya nunjukkin jumlah
orang, jadi kalo kita berdua ya pakenya yang dua simbol ini aja berarti.” jelas Mingyu dengan
menunjuk dua simbol yang berada di samping angka 2.

“Yaampuun. Mana ngeh ya kita berdua ada frame di lorong, orang aku fokusnya ngeliatin jalan
biar Kak Mingyu gak kejedot lagi.”

“Woww dedikasi sekali Anda memastikan saya selamat. Terima kasih, akan saya ganti nanti.”

“Hahaha dih dedikasi apaan dah Kak, kasian aku abis liat Kak Mingyu nabrak tembok. Mana
temboknya yang kasar gitu, tinggal bilang padahal sama aku kalo Kakak gabisa liat di gelap, nanti
kan aku kasih peringatan.”

“Haha ya sorry. Lawak banget kita berdua kalo udah di lorong, mana kita berdua kagetan. Tadi
aku bahkan hampir nonjok properti tuyul. Kamu malah mundur pas kuntilanak muncul.” ejek
Mingyu

“Dih munculnya pas di depan mukaku coba, siapa yang gak kaget.” Elak Wonwoo, “Udah yuk
Kak, cari simbol ini biar kita cepet keluar haha.” Wonwoo kemudian kembali mencari tangan
Mingyu untuk digenggam, langkah ini seperti sudah biasa Ia lakukan sehingga keduanya tampak
tak masalah dengan adegan saling berpegangan tangan.

Sambil mengikuti Wonwoo dari belakang untuk kembali menyusuri Lorong Mingyu berkomentar,
“tadi excited sekarang malah pengen cepet keluar.”

“Yaa energiku abis sekarang Kaaak. Dikagetin mulu apalagi yang kuntilanak melayang haha ampe
lupa ngingetin Kak Mingyu buat nunduk jadi muka Kakak kena kaki bonekanya.” Ujar Wonwoo
dengan matanya yang masih mencari gambar yang sesuai dengan simbol yang sudah Ia ingat. Tak
lama Ia melihat satu frame yang sesuai dengan simbol yang mereka cari. Ia sempat mencoba
memegang frame tersebut dan ternyata framenya dapat ditekan, “Kak Mingyu, ada nih satu. Kakak
berdiri depan sini yaaa, aku cari simbol satunya.”

“Eh? Trus ini nanti diapain?” tanya Mingyu bingung, Wonwoo sedang berusaha melepaskan
genggamannya dari tangan Mingyu. Namun tak berhasil karena Mingyu malah mengeratkan kedua
tangan mereka.
“Aku cari dulu satunya, kayaknya ini bisa ditekan soalnya agak tebel framenya. Tapi feeling aku
sih karena misah kayaknya harus ditekan barengan.” Wonwoo memberikan penjelasan kepada
Mingyu, “Kak Mingyu lepas tanganku, nanti kita gak bisa keluar dari sini.”

Mingyu seperti tiba-tiba tersadar dan langsung melepaskan tangannya dari tangan Wonwoo,
“Sorry Soonyoung, kebablasan. Oke aku tunggu aba-aba dari kamu ya berarti.”

Wonwoo langsung berjalan cepat mencari frame yang menggambarkan simbol lainnya, Ia sempat
berjalan hingga ujung dan tak menemukan frame yang dimaksud. Hingga Ia memutar balik dan
kembali mencari dari awal. Setelah dua kali melewati Mingyu karena Ia berusaha mencari simbol
seharusnya, yang membuat Mingyu geli melihat tingkat laku Wonwoo yang kala itu sedang fokus,
akhirnya Wonwoo menemukan frame yang dimaksud.

Barang tersebut tersembunyi di sebuah lorong pendek yang tidak pernah mereka lewati dan
Wonwoo terlalu ceroboh untuk melihat keberadaan lorong tersebut.

“KAK MINGYUU?” seru Wonwoo berteriak dan suaranya bergaung pada Lorong untuk kemudian
dijawab oleh Mingyu, “IYAA SOONYOUNG? UDAH DAPET?”

“UDAH KAK.” Jawab Wonwoo, “KAK ABA-ABA”

“Loh dari aku? Oke. Dari aku yaa aba-abanya. SATU… DUA… TIGA… DITEKEN
SOONYOUNG” teriak Mingyu.

Setelah Wonwoo menekan frame tersebut, asap memenuhi seluruh lorong dan tiba-tiba tempat
Wonwoo berdiri tertutup oleh sebuah laci besar. Wonwoo terjebak dalam lorong tersebut dan tidak
dapat keluar, hanya terdapat satu pintu pada lorong pendek tersebut dan sialnya Wonwoo tidak
memegang kunci apapun.

Sedangkan laci tersebut tidak memiliki pintu, sehingga ketika Wonwoo berusaha untuk mencari
barang yang Ia maksud, Ia tidak dapat menemukan apapun.

Pasrah, Ia berteriak memanggil nama Mingyu, “Kak Mingyuu aku kejebak disini.”

“Hah gimana? Btw, ini ada dua kunci jatoh. Kamu dimana aku samper.”

“Kak, Kakak gak bisa nemuin aku soalnya ini aku ketutupan laci. Kakak cari aja pintu yang deket
sama ruangan kita yang terakhir.” teriak Wonwoo.

“Aku gabisa liat gelapp mana ini berasep lagi, aku makin bingung.”

Wonwoo lupa jika pasangannya saat ini tak dapat melihat dalam keadaan gelap, buntu, akhirnya Ia
mengeluarkan sebuah pendapat bodoh, “Kak, jalan mepet tembok yang ada frame Kakak tadi. Trus
cari pintu yang deket dari frame itu. Jalannya ke arah kanan Kak Mingyu yaa.”

“Oke, aku coba cari yaa.”


Wonwoo tak dapat melakukan apapun selain menunggu. Karena lelah, Ia kemudian duduk di lantai
lorong yang sangat kotor dan berdebu, namun yang namanya mahasiswa tak pernah peduli dengan
hal itu. Di antara keheningan beberapa kali Ia dapat mendengar teriakan Mingyu yang bisa jadi
karena kaget atau menabrak sesuatu.

Seringkali Ia mendengar sumpah serapah pria yang lebih tua darinya itu. Wonwoo tertawa
sekaligus kasihan dengan pasangan blind datenya. Jujur saat ini Wonwoo lupa jika mereka berdua
masih dalam pantauan kamera dan dalam acara blind date.

Dimana seharusnya mereka berdua melakukan adegan romantis ketika menyelesaikan escape room
ini. Namun, sepertinya Ia dan Mingyu sama-sama terlalu fokus menyelesaikan semua teka-teki
hingga tak berpikir untuk mengenal satu sama lain.

Padahal dalam kenyataan yang tidak disadari keduanya, mereka sebenarnya telah mengenal
karakter masing-masing dari permainan ini. Hanya saja, karena keserasian mereka berdua dan
saling melengkapi ketika bermain, Wonwoo menganggap hanya kerja sama mereka berdua sangat
bagus, tanpa menyadari jika Ia bisa tahu reaksi Mingyu ketika kaget, kekhawatirannya ketika
Mingyu sempat terlepas dari genggamannya, dan komentar-komentar Mingyu yang selalu bisa Ia
balas.

“Soonyoung?” Ketika Ia mendengar suara Mingyu dari arah yang berbeda, Wonwoo langsung
mencari keberadaan pasangannya itu.

“Kakak dimana?” tanya Wonwoo yang hanya dijawab oleh Mingyu, “Ah, dari sini suaranya.”

Kemudian Wonwoo mendengar suara pintu di samping kanannya diketuk dua kali dan suara kunci
yang mencoba membuka pintu tersebut, serta Mingyu yang mencoba memanggil namanya,
“Soonyoung, kamu disini bukan?”

“Iyaaa Kak” jawab Wonwoo.

Tak lama pintu berhasil terbuka dan menampilkan setengah badan dari Mingyu yang mencoba
menoleh dan mencari keberadaan Wonwoo, “Kamu ngapain duduk di bawah?”

“Pegel banget kak kakiku, trus enggak bisa ngapa-ngapain. Jadi yaudah nggelosor di bawah aja
hehe” ujar Wonwoo sembari mencoba untuk berdiri.

Mingyu dengan cekatan langsung menghampiri Wonwoo dan membantunya untuk berdiri dengan
menopang badannya dan memegang lengan kanan Wonwoo. “Haha Kak, aku masih bisa bangun
sendiri dan jalan. Makasih banyak Kak Mingyu.” Lanjutnya.

Jarak mereka berdua cukup dekat saat ini dan Mingyu menyadari hal itu untuk cepat melepaskan
tangannya yang tadi menopang tubuh Wonwoo namun tangan lainnya tetap bersentuhan dengan
lengan Wonwoo. Perlahan tangan tersebut turun dan menggenggam erat tangan Wonwoo untuk
ditarik keluar secara lembut dari lorong sempit itu.

Wonwoo hanya mengikuti dari belakang dengan dada yang sangat bergemuruh, mencoba untuk
menenangkan dirinya dengan melihat sekitar ruangan yang terhubung dengan lorong tadi.

Hanya ada sebuah monitor dan laci yang sama seperti ruangan pertama kali mereka masuk, namun
penempatannya berbeda. Ketika Mingyu menutup pintu tempat mereka keluar, monitor menyala
dan memutar kisah akhir dari seluruh temuan yang mereka berhasil pecahkan dalam escape room
tersebut. Terakhir sebuah teka teki muncul dalam layar, hanya tiga kata yaitu ‘awal = akhir’.

Mingyu menghela napas, “masih sempet-sempetnya disuruh mikir, aku pikir udah selesai.”

“Aku udah enggak bisa mikir Kak, maksudnya apa.” ucap Wonwoo yang mulai menyandarkan
punggungnya pada dinding ruangan tersebut.

Karena keduanya masih berpegangan tangan, Mingyu pun ikut terbawa ke belakang dan mengikuti
Wonwoo untuk melakukan hal yang sama. Secara tak sadar, Wonwoo memiringkan sedikit
kepalanya dan menaruh lelahnya pada pundak kanan Mingyu. Selanjutnya hanya keheningan yang
menemani mereka berdua.

Mungkin Mingyu berpikir untuk menyelesaikan, namun Wonwoo hanya memejamkan matanya.

“Kayaknya kuncinya ada di laci ini deh, kayak kita nemu kapak di awal. Tapi magnetnya ada
dimana ya?” pertanyaan Mingyu memecah keheningan.

Wonwoo membuka matanya kembali dan melihat magnet yang sama di bawah peletakkan monitor.
Tanpa mengeluarkan suara, Wonwoo menunjuk ke tempat magnet berada dan perlahan
mengangkat kembali kepalanya untuk mengambil magnet tersebut. Setelah berhasil, Ia langsung
menaruh magnet pada tangkai laci dan membuka laci dengan cepat, diikuti dengan Mingyu yang
langsung mengambil kunci.

Sesaat kemudian mereka kebingungan, “Ini pintu yang mana lagi? Kan cuma dua. Tempat tadi aku
keluar sama tempat Kak Mingyu keluar.”

Mereka memutarkan badannya ke seluruh dinding, mencari tanda-tanda keberadaan sebuah pintu
selain tempat masing-masing dari mereka datang. Mingyu pun berusaha berjalan mengelilingi
ruangan sembari meraba dinding, mencoba memastikan adanya pintu rahasia. Hingga Ia sampai
kepada salah satu sudut ruangan dan tersandung. Mingyu yakin jika dirinya akan jatuh dan sudah
mengambil ancang-ancang untuk bertumpu pada dinding agar dirinya jatuh tidak terlalu keras.

Tak disangka, hal itu tak pernah terjadi. Karena saat ini Wonwoo sudah berada di samping
tubuhnya yang besar dan sedang menahan lengannya. Mingyu tersenyum melihat ekspresi yang
ditampilkan oleh Wonwoo, karena raut mukanya menggambarkan bahwa dirinya sedang bersusah
payah untuk menahan berat badan Mingyu.

Ketika Mingyu sudah berdiri sempurna, Ia berkata “Thanks Soonyoung. Udah nahan aku tadi,
hampir aja jatoh gara2 besi ini nih. Kok bisa-bisanya ada besi disini.”
“Haha iya Kak, santai.” Wonwoo membalas ucapan Mingyu sembari berpikir fungsi besi pada
lantai tersebut.

“Eh bego banget gak sih kita?” ujar Mingyu yang mengalihkan perhatian Wonwoo kembali
kepadanya, “Ini pintu gak sih haha. Buat keluar, ditaro di lantai karena sebenernya ini kita ada
diatas.”

Wonwoo terdiam sejenak kemudian dilanjutkan tertawa kecil, “Yaampun Kak Mingyu, kayaknya
kita berdua beneran error deh Kak.”

Mingyu yang melihat Wonwoo tertawa pada akhirnya melepas gelaknya, mereka melakukan hal
tersebut selama tiga menit sebelum Mingyu sadar mereka harus cepat keluar dari ruangan ini. Ia
kemudian berlutut dan mencari lubang kunci di sekitar besi yang membuatnya tersandung.

Setelah menemukan yang Ia cari, Mingyu langsung berusaha membuka pintu yang berada di lantai
tersebut. Akhirnya mereka berhasil keluar, melewati lorong kecil dan kembali ke tempat mereka
berdua menerima briefing sebelum permainan dimulai.

Tanpa aba-aba, keduanya langsung dipisahkan oleh staf menuju ruangan tempat mereka
melakukan individual interview. Keduanya bingung namun hanya pasrah. Mingyu terlihat hanya
menuruti staf yang di utus untuk dirinya dan meninggalkan Wonwoo yang masih berada di muka
pintu.

Mingyu berjalan dan asik berbincang dengan staf tersebut, sesekali mengeluarkan senyuman
mautnya tanpa memperhatikan Wonwoo. Perlahan Wonwoo memandang punggung Mingyu yang
semakin menjauh. Wonwoo bahkan lupa jika Ia saat ini masih dalam rekaman untuk sebuah acara
blind date bersama Mingyu.

Memang tujuan pertemuan mereka pada hari ini hanya blind date saja, namun Wonwoo sangat
kecewa karena dirinya belum sempat mengucapkan kata terima kasih kepada Mingyu. Seperti hari
pertama, setelah individual interview mereka tidak akan bertemu lagi dan kembali pada aktivitas
masing-masing.

Pada acara Seokmin biasanya setelah acara blind date mereka akan dipertemukan kembali dan
berada satu frame dengan Seokmin. Wonwoo tidak paham kenapa dalam kasusnya berbeda dengan
script biasanya.

Tidak akan mengeluarkan kata dusta jika Wonwoo menyukai Mingyu secara keseluruhan,
mungkin jika bertemu lebih sering rasa tersebut akan berkembang menjadi lebih besar. Namun
realita jelas berada depan mata Wonwoo, ketika acara ini sudah selesai mungkin hubungannya
dengan Mingyu juga usai.

Banyak alasan kenapa takdir tak menyatukan mereka, pikir Wonwoo. Pertama, Ia berbohong atas
identitas dirinya. Kedua, selamanya Mingyu akan mengenalnya sebagai Soonyoung. Ketiga,
perbedaan latar belakang mereka saat ini bisa membuat ketidakcocokan bagi Mingyu. Keempat, Ia
bukanlah orang yang menyenangkan sejak awal, apalagi dalam escape room Wonwoo terlalu sibuk
dengan permainan tanpa memperhatikan blind date mereka.

Rasa yang telah Ia tanam dalam sebuah harapan, terhempaskan oleh sebuah realita yang harus
dipaksakan untuk diterima oleh logika Wonwoo. Pupus kemudian pasrah, hanya itu yang dirasakan
Wonwoo sebelum individual shoot untuknya dimulai.
Hello guuyss!! Ketemu lagi di Emergency Blind Datenya Seoseo Channel!

Kami akan mencoba mencarikan Anda pasangan sejati hanya dengan pandangan pertama. Balik
lagi sama gue Seokmin sang host yang tidak bosan-bosannya meyakinkan kalian kalo yang
namanya cinta pada pandangan pertama itu ada banyak. Eaa haha klasik bos.

Tapi buat episode kali ini gak klasik sama sekali ceritanya hmm hmm apa yaa? Penasaran kan?
Haha pasti udah ada yang nebak-nebak nih.

Jadi di hari ini itu, kita akan mempertemukan pemenang ‘guess who’s my blind date’ dengan
temen gue yang sempet gue tanyain ke kalian waktu itu. Temen gue ini ceritanya kepo kayak apa
sih blind date itu, secara dia belom pernah tapi ngeliat video-video kita kok kayak oke-oke aja dan
bahkan banyak yang lanjut.

Akhirnya gue tawarin dia buat join acara ini sekaligus kali aja dia nemu jodohnya disini hahaha.
Kita diskusi panjang dan akhirnya dia setuju, disitu kita mulai drop linknya ke kalian semua.

Naaah pemenangnya ini guys mirip banget jawabannya, pas gue baca gue kaget banget. Soalnya
nulisnya kayak menggambarkan temen gue banget. Buat apa yang ditulis sama orangnya nanti gue
share guys tenang.

Hari ini gue gak sendirian guys memantau kelakuan para-para jomblowan kita. Wah udah bocor
belom-belom sama mulut gue. Haha intinya hari ini gue bakal ditemenin sama dua orang yang
bakal bikin heboh studio karena mereka suka banget konten uwu gitulah.

(Seungkwan: Uwu banget bahasa lo?)

Protes lagi. Ini yang protes namanya Seungkwan guysss, pria ganteng yang sayangnya sudah
taken jadi maaf maaf guys gabisa masuk konten haha. Satu lagi di kiri gue namanya Jeonghan tapi
gue keseringan manggilnya Han gitu. Ini juga udah taken ya guys sorry sorry.

Ini jangan gue terus dong yang ngomong. Kenalin diri dulu laaaah.

(Jeonghan & Seungkwan: Hai gue…)

(Seungkwan: Lah kok barengan sih Han? Gue dulu dong.)

(Jeonghan: Yaudah buruu.)

(Seungkwan: Hehe hai guys gue Seungkwan.)

Udah gitu doang?

(Seungkwan: Ya iya…)

(Jeonghan: Ikutan ah. Haiii gue Jeonghan, tapi kayak tadi Seokmin bilang, kalian bisa panggil
Han aja.)
Dan buat temen-temen kita yang nonton dan suka banget sama konten-konten yang kita bikin,
jangan lupa guys buat pencet tombol subscribe. Tombolnya yang warna merah yaaa. Di klik, nahh
kalo udah leeets goo kita cek gimana blind date hari ini karena bakal seru parah.

***

Kita kenalin dulu laaah temen-temen kita nihh yang hari ini ikut acara blind date. Sebelum gue
kenalin, gue jelasin dulu sistem blind date mereka hari ini.

Jadi mereka berdua akan ngelewatin dua stage, yang pertama mereka kenalan biasa lahh di resto
yang udah kita pilih hanya dalam waktu sejam.

(Jeonghan: itu lama tau kalo baru kenalan.)

Masa sih sejam lama?

(Jeonghan: coba aja lo ngobrol sejam sama orang yang baru lo kenal.)

Oh iya juga sih. Pokoknya sejam mereka harus survive berdua dan harus saling kenal. Nah stage
kedua bakal ngeliatin chemistry mereka dengan gue masukin ke escape room haha.

Di dua stage itu gak lupa kayak biasa gue bakal kasih mereka perekam detak jantung sama
kamera, jadi kita yang disini bisa mantau. Enggak lupa di setiap stage itu ada hidden mission yang
mereka berdua gak tau apa. Tapi kalo mereka berhasil, kita bakal kasih gift ke mereka.

Apa itu hidden missionnya? Di stage pertama mereka harus dapet nomor HP masing-masing.

(Jeonghan: susah amat dah)

(Seungkwan: namanya juga hidden mission Han…)

Nah di stage kedua setelah game selesai, mereka bakal gue pisahin dan mereka berdua harus
bilang mau atau berharap ketemu lagi satu sama lain. Yang ini gampang niiih.

Udah gak usah lama-lama lagi kita kenalin dua jomblowan kitaaa.

***

Mingyu: Hai, gue Mingyu. Umur 24 tahun, saat ini kerja di sebuah perusahaan FMCG. Tinggalnya
di Jakarta.

(Jeonghan: yang ini temen lo Seok?)

Iya ini temen gue. Menurut lo gimana?

(Jeonghan: dia masih jomblo?)


Iya broo kenapa naksir?

(Jeonghan: kagaak yakali. Aneh aja kalo secharming dia jomblo dah.)

Iya bro, gue juga bingung kenapa. Dia bilang sih belom ada yang cocok sama dia gara-gara rata-
rata orang cuma ngincer sesuatu dari dia.

(Jeonghan: wah berat ini kalo yang picky kayak dia.)

***

Wonwoo: Nama saya Kwon Soonyoung, umur 20 tahun. Saat ini saya masih menjadi seorang
mahasiswa jurusan Komunikasi di sebuah universitas di Jakarta. Saya berasal dari Bandung.

(Seungkwan: gue gak nyangka sumpah yang menang orangnya seganteng ini. Mana sopan
banget.)

Gue kan sebelum syuting ketemu dia beberapa kali yaa, gue yakin banget ini si Mingyu bakal suka
banget dapet ini orang. Gaada celah bro sempurna banget.

(Jeonghan: ada celah…)

Apaan tuh Han?

(Jeonghan: gap year mereka lumayan nih. Empat tahun. Tapi jadi asik sih bisa liat mereka
nyambung apa enggak.)

Wahh iya bener, jadi penasaran gimana.

***

Q: Perasaan ikut blind date gimana? Dan apa yang diharapin?

Mingyu: lumayan excited sih ini baru pertama kali ikutan yang kayak gini. Ketemu stranger yang
gue bener-bener gak kenal sama sekali. Challenging banget sih ini haha siapa tau jodoh beneran
gitu ya. Sebenernya pengen tau orangnya kayak apa, karena Seokmin bilang dia itu bisa dibilang
cocok banget sama gue. Harapan? Apa ya? Yang penting nyambung dulu kali yaa satu sama lain
haha sisanya bisa diatur lah.

Wonwoo: Saya nervous ngebayangin bakal ketemu orang baru yang sesuai sama ciri-ciri yang saya
tulis. Karena sejujurnya ciri-ciri yang ditulis itu juga termasuk tipikal pacar idaman saya haha.
Saya malu banget bilang gini. Jadi harapannya minimal yaa dia enak buat diajak ngobrol jadi
nyambung gitu sama saya haha.
Loh jawabannya kok sama sih, ini kita belom-belom udah disuguhin konten uwu.

(Seungkwan: baru mulai gue bisa bilang mereka jadi sih ini.)

(Jeonghan: cocok banget gila ini mah dua orang.)

Menurut kalian ini mereka bakal kayak gimana?

(Seungkwan: kalo kata gue sih pas mereka ketemuan bakal Mingyu yang banyak ngelead
pembicaraan, secara dia lebih dewasa. Cuma ini Soonyoung kayaknya tipikal yang care gitu gak
sih orangnya?)

(Jeonghan: kalo liat si Soonyoung ya dia kayaknya tipikal orang yang gampang kebaca dari
ekspresinya gitu, itu tadi tangan dia gerak-gerak gitu pas dia bilang nervous. Dan menurut gue sih
si Soonyoung ini bakal kesemsem sama Mingyu dari awal.)

Mari kita liat nanti haha penasaran tapi kalo mereka berdua beneran jadi ya menurut gue kayak
pasangan visual gak sih ini. Bisa bikin semua orang iri.

***

Broo udah disamper broo sama Soonyoung

(Jeonghan: mana sih Soonyoung? Gak keliatan dah.)

Belakang Mingyu persis itu loh.

(Jeonghan: Dia diem aja…. Ehhhh dia ngapain tangannya kayak bergerak-gerak sendiri. Lucu
banget astagaaa gemes.)

(Seungkwan: AAAAA pengen teriak, dia kayaknya grogi deh mau nyapa Mingyu gimana…)

Wah gila sih kalo yang ikut kayak dia gak bakal bertahan lama sih gue. Asli orangnya kalo
nervous aja lucu. Ehhhhh akhirnya nyapa duluan dia, suaranya berat tapi kecil banget ini apa
salah micnya (*nanya staf*) oh enggak? Suara dia emang sekecil ini? (*anggukan dari staf*)

(Jeonghan: boleh gak sih gue jadiin adek ini orang asli dah.)

Whoaa sabar bos diliat dulu ini mereka ngapain.

(Seungkwan: Mingyu gentleman banget, si Soonyoung dianter ke tempat duduknya, ditarikin


kursinya baru duduk lagi. YA HANSOL KALO LIAT INI BELAJAR YA DARI MINGYU)

HAHAHA buat informasi guys, Hansol itu pacar Seungkwan udah….. tiga atau empat tahun lah
lupa.

(Jeonghan: ssst fokus dulu dong, gue gabisa denger mereka ngomong apaan.)

(Seungkwan: Lagi kenalan ini mereka…… ini lagi nanya kampus.)


…“Loh aku juga dari Komunikasi. Kita satu almamater dong haha”…

Sumpah satu almamater ini cuma beda angkatan…. Wow apakah mereka akan berjodoh?

(Seungkwan: tapi Soonyoung awkward banget gak bales cuma senyum doang hahaha. Untungnya
si Mingyu bisa tackle beginian langsung nawarin menu.)

(Jeonghan: Soonyoung bales terserah kakak, si Mingyu malah ketawa ganteng… gak paham ini
Mingyu udah tertarik ya sama Soonyoung apa gimana.)

Hahaha dia emang gitu orangnya, pinter bawa situasi banget jadi suasana lama-lama cair.

…Mingyu sedang memesan makanan kepada waitress Wonwoo hanya diam dan mengamati
Mingyu yang sibuk menjelaskan pilihannya…

(Seungkwan: Detak jantung Soonyoung naik coy!)

(Jeonghan: Hah?)

Sumpaaah? Tapi itu Soonyoung cuma ngeliatin Mingyu yang lagi mesen. Cuma ngeliatin.

(Seungkwan: Coba lo cek alatnya ituu.)

Eh iya beneran. Guys udah mulai ada bibit kehidupan disini dari sisi Soonyoung. Kalo Mingyu
masih naik turun ini belom stabil. Kalo diliat sih emang Mingyu kriterianya Soonyoung banget
gak sih kalo dicocok-cocokkin sama cara dia ngisi link?

(Jeonghan: Iya banget makanya si Soonyoung jadi gampang kepincut deh kayaknya.)

…Beruntung juga aku dapetnya Soonyoung.”

(Jeonghan: Alus benerr Kim Mingyu…)

Muka Soonyoung udah merah banget ituu, kok Mingyu gak sadar sih? Apa pura-pura gak sadar?

(Seungkwan: AAAA sadar tauuu diaa soalnya detaknya naik pelan-pelan ini!! Lucu banget huhu
pinter banget si Mingyu ini ya.)

“…Ngisi ciri-cirinya juga yang umum tapi kuselipin ciri-ciri idamanku juga hehe.”

(Seungkwan: Wow let’s go Soonyoung darling, keluarin semuanya biar Mingyu klepek-klepek.)

(Jeonghan: Apaan dah Seungkwan haha.)


Tapi bener bro Seungkwan, liat itu grafik detaknya Mingyu naik terus daritadi. Udah gak turun
lagiii sekarang stuck di 110. Tapi keliatan tenang banget dah ini si Mingyu.

(Jeonghan: Berpengalaman kayaknya ini orang. Kalo abis si Soonyoung ngomong terus dia bakal
ungkit-ungkit ciri-ciri idaman fix dia berpengalaman.)

“Kan bilangnya cuma ciri-cirinya mirip sama apa yang Seokmin mau, tapi sebenernya aku mirip
gak sama ciri-ciri idaman kamu?”

(Jeonghan: TUHKAN BENER SEOKMIN! Dah mulai gila gue ngeliatin mereka berdua. Ini si
Mingyu gue harap serang terus sampe mampus.)

TARDULU INI SI MINGYU GAK NGEREM MALAH NGERJAIN ANAK KULIAHAN. LIAT
DETAK JANTUNGNYA SOONYOUNG UDAH 130AN WADUH WADUH. Guys ini menarik
banget pengen gigit baju rasanya, yang jomblo nonton ini sendirian jangan nangis yaa guys!

(Jeonghan: Gemes bangettt Soonyoung nunduk mukanya merah banget, gue dukung lo Mingyu.
RISE!)

…Dengan suara yang cukup kecil, Wonwoo menjawab, “Iya sesuai”…

Ya officially seokmin pingsan karena kelucuan mereka berdua yaampun ini udah gas banget gue
yang ngeliat Soonyoung. Boleh gue aja gak sih yang jadi blind date dia, asli lucu banget. Mingyu!
Kalo lo gak cocok gue mau!

(Seungkwan: Detak jantung Mingyu naik drastis!!! Jadi 125an sekarang aww gemes banget. Gak
kuat juga gue liat Soonyoung kayak baru pertama kali pacaran. Apa sebelumnya dia belum pernah
pacaran ya?)

(Jeonghan: Gue rasa emang karakter dia kayak gini sih, pengen gue jadiin adek boleh gak sih?)

Kita semua kayaknya udah tenggelem sama pesona Soonyoung, apakah kalian yang nonton juga
gemes? Haha enggak salah pilih ini buat jadi partner Mingyu.

….“Kamu juga masuk ke dalam tipikal aku soalnya. Pake banget.”….

(Seungkwan: GUE NYERAH! *Berdiri lalu pergi ke salah satu sudut ruangan*)

(Jeonghan: YAA KIM MINGYU TANGGUNG JAWAB ITU ANAK ORANG MERAH BANGET
MUKANYA. Ini dia bukan buaya darat kan, Seokmin? Temen lo ini? Mulutnya manis dan gak
pernah ngerem. Gak bagus buat Soonyoung.)
Oke ini sekarang disini udah chaos banget. Duduk dulu kali, Han. Gue juga gabisa mikir ini
saking gemesnya, lo duduk dulu. Seungkwan mana Seungkwan? Oh dipojokan ngapain dah?
SEUNGKWAN BALIKK!

(Seungkwan: *datang pelan-pelan dan mengambil napas, muka merah*)

Wah udah panas sodara-sodara, btw ini baru setengah jam loh dan udah kemana-mana gini yaa.
Kalo diliat dari detak jantung dua-duanya udah tinggi banget ini 130an dua-duanya. Itu masih
sehat gak sih? Gue selama jadi host belom pernah dapet yang setinggi ini woy. Mereka gak bakal
kenapa-kenapa kan ya? Ntar gue yang kena.

(Jeonghan: Sumpah gue ngerasa beruntung banget sih pas episode ini gue dampingin lo Seok, gak
ngada-ngada ini konten. Tanpa rekayasa dan lucu banget asliii. Gue udah gabisa mikir, tapi
temen lo ini bukan buaya darat kan Seok?)

Hahaha bukaan enak aja. Dia cowok baik-baik yang emang suka pilih-pilih orang. Btw, kalo sama
orang lain tuh dia enggak kayak gini loh.

(Seungkwan: Kayak gini tuh kayak apa?)

Apa ya? Disini dia kayak terbuka banget sama orang baru trus ngomong apa adanya. Biasanya
dia bakal jaim-jaim gitu bikin orang kesemsem sama dia. Tapi ini itu dia terus terang banget dan
ngegas. Mingyu gak pernah ngegasin orang yang baru pertama kali ketemu.

(Jeonghan: Ini dua orang kalo ampe gak jadi, gue jedotin jidat dua-duanya)

Jangan woy hahaha yakalii… lanjut ah.

***

Q: Jadi gimana kesan setelah kalian berdua ketemu?

Mingyu: He is actually a cute person . Gue rasa semua orang yang ngobrol sama dia bakal punya
pandangan yang sama. Dia bisa bikin semua orang senyum dan ketawa ngeliat tingkah dia yang
gak dibuat-buat. Gue rasa sih, dia bisa bikin orang yang disekitarnya happy hanya dengan liat dia
senyum. Overall gue sih hahaha apa ya bahasa yang cocok? Klop? Mungkin itu.

Wonwoo: Kakaknya ramah banget dan outgoing person gitu. Trus karena saya sama kakaknya
umurnya beda empat tahun, awalnya sempet ragu bakal cocok apa enggak. Ditambah statusnya
udah beda, Kak Mingyu udah kerja sedangkan saya masih kuliah. Tapi Kak Mingyu itu berhasil
bikin conversation gitu, jadi omongan kita berdua gak pernah berhenti. Kayak saya dapet banget
suasanya nyaman ngobrol sama Kak Mingyu.

Mingyu, gue setuju banget sama lo kalo Soonyoung ini bisa bikin orang happy cuma ngeliat dia
betingkah doang. Like, he’s shining all the time gitu. Tapi bro, dia keliatan apa ya? Smitten gitu
dari bahasanya.

(Jeonghan: gue baru mau bilang, di interview ini keliatan banget yang kepincut mana hahaha.
Tapi dari bahasa Soonyoung dia juga kayaknya tertarik.)
Gak bisa kebaca sih kalo Soonyoung, kayaknya ekspresinya sama kayak tadi pagi. Sekarang
keliatan segeran aja soalnya udah gak nervous kayaknya. Detaknya juga normal.

***

Q: Kalian udah tuker informasi apa aja?

Mingyu: To the point aja ya, paling penting gue udah dapet nomor HPnya haha walaupun mungkin
gak digunain dalam waktu dekat.

Wonwoo: Tadi kita sempet tuker cerita tentang kuliah dan kerja. Sempet tanya juga alamat rumah.
Tadi setelah syuting selesai, kita tukeran nomor telepon haha. Lumayan buat saya karena dia
alumni universitas saya, ditambah satu jurusan. Ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi kalo
acara ini udah selesai. Minimal saya bisa tanya-tanya tentang pekerjaan.

Q: Kalo maksimalnya Kak Soonyoung berharap apa?

Wonwoo: Apaaaa yaaaaa haha. Yang kayak gini jangan ditanya huhu saya malu.

Soonyoung kamu jangan lucu-lucu sayang, bisa-bisa yang nonton kamu sakit jantung.

(Seungkwan: GAK BISA GUE LUCU BANGET!)

(Jeonghan: Beneran langsung clear stage 1… gercep banget langsung minta no HP)

(Seungkwan: Gue baru ngeh… Hidden missionnya berhasil dong ya ini?)

Betul. Ini berarti mereka udah dapet satu poin buat dapet hadiah dari gue hehehehe

***

Q: Terakhir, masih ada rasa ingin ketemu dia untuk stage dua?

Mingyu: Masih, kalo kalian bisa fasilitasin lebih banyak, jawabannya akan tetep sama. Gue kayak
ngegas banget ya ini haha sorry ya Soonyoung, tapi beneran loh.

Wonwoo: Iya masih haha. Saya justru menunggu pertemuan saya selanjutnya. Aduhhh kalo Kak
Mingyu gak ngomong hal yang sama gimana ya? Malu banget.

Jadi guys itu buat stage pertama antara Mingyu dan Soonyoung. Gimana pertemuan mereka dari
sisi kalian yang nonton? Ada feedback atau mau komen? Jangan lupa tulis di kolom komentar di
bawah yaa.

Naaaah stage selanjutnya adalah mereka date di permainan escape room. Gimana yaa kira-kira
reaksi mereka berdua mecahin kasus horror, cuma punya satu sama lain, dan harus keluar dalam
waktu sejam?

Stay tuned everyone!

(Seungkwan: Ayo kita teleport ke tempat selanjutnya)

(Jeonghan: Gue udah siap nih)

Okee udah yaa, gue itung 3…2…1…

***

Wihh keren banget teleport bisa langsung ganti tempat sama ganti baju. Letak monitornya juga
udah ganti.

(Seungkwan: Ini dimana sih?)

(Jeonghan: Salah nanya coy, tadi kan udah dijelasin Seokmin kita mau ke escape room)

Iya beneeer, tapi bukan kita sih. Kerjaan kita mah cuma mantau aja anak orang lagi ngedate hehe
fasilitasin ngedate kalo kata Mingyu. Udahhh gausah basa basi kita langsung cek aja interview
mereka gimanaa. Let’s go!

***

Q: Kira-kira ide blind date di escape room gimana?

Mingyu: Hmmm belom pernah nyoba sih sama sekali. Di dalem kayak apa ya? Gue pengen nyoba
hal yang kayak gini tapi enggak pernah ada yang mau. Jadi sekarang gue kayak refreshing dari
kantor aja ini… Soal ide blind date seru juga sih ini kayak mecahin clue bareng sama orang yang
sebelumnya kita gak kenal. Dari sini mungkin bisa dilihat karakter asli dia gimana. Tapi kayaknya
kalo sama Soonyoung gue sih gak masalah haha.

Wonwoo: Kalo dari saya sih cukup seneng, karena saya memang suka challenge yang muter otak
gitu kan. Kalo escape room sama blind date disatuin jadi tambah challengenya karena selain harus
mecahin kode-kode saya juga harus tau pasangan saya nanti gimana haha. Kira-kira Kak Mingyu
suka enggak ya mainan kayak gini atau bisa enggak ya kita berdua mecahin. Karena sebenernya
butuh kerja sama juga dari kita berdua dan mungkin nanti bisa dilihat kita cocok apa enggak.

(Jeonghan: Confident man si Mingyu ini, semua yang ada di otak dia dikeluarin)

Kata-kata terakhirnya itu loh ‘Tapi kayaknya kalo sama Soonyoung gue sih gak masalah’ baru
juga mulai stage dua, dia udah mancing aja. Btw, soal mereka berdua gue punya funfact.

(Seungkwan: Apaan tuh?)


Bentar nunggu interviewnya selesai dulu yaa

(Jeonghan: Gantung banget sial)

***

Q: Terakhir sebelum mulai, harapannya apa sama pasangannya di stage dua ini?

Mingyu: Semoga dia masih oke untuk ketemu gue, soalnya tadi sempet ketemu dan canggung sih.

Wonwoo: Ermm, saya cuma berharap hari ini lancar dan kita berdua sama-sama nyaman aja sih.
Sisanya saya biasanya ikut alur aja enaknya gimana.

Sebelom syuting dimulai kan gue tanya ya mereka berdua udah ada apa belom, trus kru pada
bilang udah di sini, di sofa tempat kita duduk sekarang. Yaudah gue samper lah, karena dua-
duanya udah dateng. Dan lo harus tau apa yang gue liat.

(Jeonghan: Ini dia ngomong setengah-setengah dah. Lanjuttt.)

Pas gue buka pintu, gue cuma liat Soonyoung kan. Lo tau gue lah, kalo liat orang yang gue kenal,
gue bakal teriak kayak ‘Soonyoung ma broo’ atau apalah. Tapi pas gue baru mau ngeluarin suara,
ceritanya gue udah bentangin tangan gue buat meluk Soonyoung, dia nge-ssst-in gue. Lah kayak
keselek kan ya gue karena udah terlanjur mau teriak. Gue langsung liat kan ngapain sih si
Soonyoung gabolehin gue teriak. Pas gue ngeh coyy, ternyata Mingyu lagi tidur disituuu dan
kalian pasti gak nyangka gimana.

(Jeonghan: tidur di paha Soonyoung?)

Ya enggak, ekstrem bos itu. Si Mingyu naro tangannya di pundak Soonyoung trus kepalanya
disenderin kesitu. Tapi posisinya Mingyu tuh ngadep Soonyoung, jadi kalo bangun paham gak sih
paham gak sih?

(Seungkwan: Kalo kepala Mingyu diangkat itu langsung ngadep kepala Soonyoung dan deket
banget?)

Iyaaaa kayak close up liat muka berdua beuhhh. Gue pas liat gemes banget soalnya Soonyoung
kayak gak bisa bergerak banyak tapi pasrah tapi kayak pengen, gimana sih susah jelasinnya,
pokoknya lucu banget.

(Jeonghan: Foto gak lo?)

Ohiyaa lupa… Enggak kepikiran kesana…

(Seungkwan: Ya itu sih funfact tanpa bukti namanya.)

Yaudahlah yang penting abis liat konten lucu yang kalian gak bisa liat. Lanjut kali yaa haha
lanjut.
***

Eh ini mereka lagi briefing kayaknya, tadi pas ketemuan dua-duanya senyum ganteng banget dah.
Pasangan visual. Ini lagi dengerin briefing, berdiri enggak ngapa-ngapain aja ganteng. Heran kok
dua orang ini enggak mau cari pacar ya?

(Seungkwan: Bener juga ya, ini mereka sebelahan aja udah kayak artis. Tinggi dua-duanya,
ganteng, trus walaupun mereka beda karakter tapi tipikal orang baik-baik gitu loh. Jadi pengen
tanya kenapa ya mereka enggak mau cari pacar.)

(Jeonghan: Ntar aja gue lagi fokus. Briefingnya udah selesai nih, mereka mau masuk. Penasaran
ada momen apa nanti didalem, semoga mereka gak terlalu fokus sama gamenya haha)

Kalo diliat dari karakter dua-duanya yaa kayaknya mereka bakal serius deh mecahinnya, bisa jadi
lupa sama acara ini hahaha. Yaudah kalo gak seru kan bisa di cut.

(Seungkwan: Yang punya konten ngomongnya sembarangan.)

Win-win solution dongggg, mereka senang, kita senang, penonton senang. Dah mau jadi detektif
juga gue biar pinter, ini monitornya dah mati.

…“Enggak sih, malah challenging gak sih kita nyari setan?”…

Berani banget sih si Soonyoung astaga, gue sih bakal ngumpet di belakang Mingyu ampe selesai.
Eh tapi dia itu gak bisa liat kalo di gelap-gelap gitu loh.

(Seungkwan: Siapa? Mingyu apa Soonyoung?)

Mingyu. Dia kalo di gelap gitu yaudah diem aja kalo jalan pasti nabrak tembok.

(Jeonghan: Waaah seru dong kalo berdua doang sama Soonyoung?)

Wah iya bener nanti gimana yaa reaksinya. Seru banget pasti apalagi kalo kita liat di stage
pertama si Soonyoung ini tipikal orang yang care gitu.

…“Kak Mingyu gapapa?”…

(Seungkwan: Soonyoung demi apapun suara lo nanya Mingyu adalah suara termerdu yang pernah
gue denger.)

Disamperin pelan-pelan banget sama Soonyoung, di cek dalam keadaan gelap. Woyy trus dia
nawarin tangannya buat dipegang sama Mingyu, asli bisa dapet pacar kayak Soonyoung satu gak
sih gue.

(Jeonghan: Kwan, cek detak jantung Mingyu dong.)


(Seungkwan: Naiiikkk tadi tuh 99 sekarang udah 112, wah the power of holding hand. Kira-kira
tangan Soonyoung lembut gak ya ampe Mingyu deg-degan gitu.)

Untuk viewers gue yang jomblo dan menangisi adegan ini, maka sama gue juga lagi nangisin haha
sekarang lagi doa supaya dapet minimal yang kayak Soonyoung satu.

(Jeonghan: Gak ada Seok, jangan aneh-aneh.)

***

Ini jujur kayaknya emang banyak yang bakal di cut haha soalnya mereka serius banget. Tapi nih
guys dari cara mereka nyelesein teka teki keliatan dua-duanya emang pinter banget sih, dan
dinamika mereka tuh keliatan banget klopnya dari game ini.

Gimana si Mingyu selalu mastiin kalo Soonyoung diskusi sama dia, gimana si Soonyoung selalu
gandeng tangan Mingyu pas dia tau di depannya gelap, kadang bahkan Soonyoung suka nengok-
nengok ke belakang mastiin Mingyu gak kenapa-kenapa.

(Seungkwan: Yang paling seru kalo ketemu setan sih, mereka berdua emang enggak takut. Cuma
kayaknya dua orang ini kagetan kali yaa, dan refleks gitu satu sama lain saling ngedeket. Bahkan
pelukan berapa kali tuh tadi. Si Mingyu keliatan sih kalo dia emang pengen Soonyoung safe di
tangan dia.)

(Jeonghan: Iyaaa apalagi yang tadi kuntilanak muncul, Soonyoung mundur gitu trus nginjek kaki
Mingyu tapi ditahan Mingyu jadi kayak dipeluk dari belakang gitu astagaaa. Dan ini ya guys
daritadi kalo kita pantau dari detak jantung, itu gak turun dari 120an dua-duanya. Bisa jadi
karena kaget sih cuma tuh kalo udah pegangan sama deketan detak mereka lebih cepet gitu.)

…“Kak Mingyu lepas tanganku, nanti kita gak bisa keluar dari sini.”…

WHOAAAA, dilepas dong Mingyu tangannya. Betah amat nempelin tangannya sama Soonyoung.
Gue bakal bilang 100% mereka jadi. Eh tapi masih jauh deng ini mereka lagi nyari apa sih?

(Seungkwan: Betah lah orang lembut trus lengket dari tadi, ya kali dilepas. Itu loh simbol yang di
frame, kayaknya Soonyoung belom ketemu tapi Mingyu udah. Daritadi soalnya dia bolak balik.)

Kayak netizen dah kita komentar hahaha. Ohh udah ketemu tuh dia, lah kok Soonyoung kekunci?
Hahahaha ketawa itu si Mingyu harus cari jalan sendiri dalam keadaan gelap.

(Jeonghan: Aduh kasian sih tapi kenapa harus Soonyoung yang kejebak.)

Itu soalnya kalo Mingyu yang nyari simbol satunya juga enggak bakal ketemu, Han. Dia gak bisa
liat gelap kan, jadi scenario dua-duanya gak masuk. Tapi ini dia kayak spiderman nempelnya di
dinding ngakak sih.

(Seungkwan: Temen sendiri diketawain. Tapi pintunya yang tadi di depan bukan sih?)

Iya yang tadi. Ketawa sih dia nabrak-nabrak gitu, aduh nanti kalo ini udah keupload gue abis
kayaknya sama dia. Eh udah ketemu tuh pintunya.

…“Haha Kak, aku masih bisa bangun sendiri dan jalan. Makasih banyak Kak Mingyu.”…

Detaknya Soonyoung kok tiba-tiba cepet abis ngapain? Aduh gue meleng.

(Seungkwan: Mingyu modus bantu Soonyoung berdiri padahal dia bisa berdiri sendiri, trus mereka
kan deketan. Eeeeh tangannya Mingyu langsung gaet tangan Soonyoung buat nuntun Soonyoung
keluar ruangan itu)

Ngapain dah dituntun juga orang dia yang daritadi dituntun.

(Jeonghan: Netizen banget Seokmin dah lama-lama.)

…Secara tak sadar, Wonwoo memiringkan sedikit kepalanya dan menaruh lelahnya pada pundak
kanan Mingyu…

(Seungkwan: kok gemes, Soonyoung! Kamu ngapain nak nyenderin kepala di pundah Mingyu?)

Gila, unexpected moment banget dah Soonyoung tiba-tiba. Ini dia kayak gak sadar ya? Kayak
capek banget.

(Jeonghan: monitor detak jantung bos.)

Mingyu gak bisa ngontrol detak jantung haha. Melejit banget setelah disenderin sama Soonyoung,
duuh lucu kuadrat. Ini kita kayak lagi nonton drama yang full romance gitu ya. Bikin iri mulu
daritadi.

(Jeonghan: gue ngeliat mereka, pusing sendiri dah. Selama gue pacaran, gue gak pernah
ngerasain selucu ini woyy tolonggg.)

… Hingga Ia sampai kepada salah satu sudut ruangan dan tersandung…

(Jeonghan: TARDULU SOONYOUNG, kamu pacarable banget bentarrr. Cekatan banget lari
langsung biar Mingyu gak jatoh. SOONYOUNG PLEASE.)

KIM MINGYU KALO LO GAK MAU SAMA DIA GUE GOROK.

(Jeonghan: Serem banget woy inget public figure ngomong sembarangan.)

Maaf yaaa viewersku, aku bertobat. Intinya kalo Mingyu gak mau sama dia, gue siap menjadi
orang kedua buat Soonyoung.

(Seungkwan: ngimpi, udah pasti si Mingyu mau. Bodoh banget kalo enggak dapet cowok kayak
Soonyoung. Liat noh jantung dia udah 133 tiba-tiba, pesona tak terkalahkan Soonyoung.)

Dah yaaa dah mereka udah keluar. Langsung tarik dong dua-duanya biar pisah, pengen langsung
interview terakhir nih.

(Seungkwan: tega banget sih.)

***

(Seungkwan: sumpah dah Seok, lo tega banget gak liat apa ekspresinya Soonyoung. Kecewa gitu.)

Haha itu sih gara-gara liat Mingyu gak noleh ke dia lagi. Sibuk ngobrol sama kru kita.

(Seungkwan: padahal yang diobrolin juga tentang Soonyoung juga.)

(Jeonghan: ya gak denger orangnya dong.)

Haha padahal itu kru kita nanya gimana di dalem sama Soonyoung dan Mingyu jawabnya cerah
banget duuh bucin kuadrat ini mah dia. Bakal jadi pacar yang pamer pacarnya kemana-mana.
Gak sudi.

(Jeonghan: yaelah masih aja berharap sama Soonyoung.)

Hahaha duuh pacarable banget sih Soonyoung kok dia gak punya pacar yaaa. Gue rasa sih
viewers gue bakal komen hal yang sama kayak gue.

(Seungkwan: bentar lagi punya, udahlah.)

Daaaah yuk kita pantengin interview terakhir mereka. Haha gabisa jawab yang itu gue, udah tau
gimana mereka.

***

Q: Pertanyaan terakhir, apa yang kamu pikirkan tentang pasanganmu saat ini? Dan apakah kamu
bakal ngelanjutin hubungan kalian?

Wonwoo: Kak Mingyu itu orangnya baik banget, seperti yang saya bilang di awal dia outgoing
person. Dia juga conversationalist, tau situasi dan kapan harus berbicara sama lawan bicaranya.
Kalau misal sama pasangan, dia keliatan peduli buat selalu bikin pasangannya nyaman. Tapi di sisi
lain, dia juga menjaga dirinya jadi dia bisa menciptakan semacam win-win solution untuk dirinya
sendiri. Pokoknya untuk orang yang emang dapetin Kak Mingyu jelas orang yang beruntung.

Soonyoung ngomong kesannya dia gak bisa dapet Mingyu lagi gitu. Gimana ini sodara-sodara
sedih banget.

(Jeonghan: Yaaaah jangan sedih Soonyoung, kita sebagai netizen disini jadi ikutan sedih.)
***

Mingyu: Hmmm karena ini pertanyaan terakhir, gue boleh ngomong di depan dia langsung gak
sih?

SUMPAH KIM MINGYU!

(Jeonghan: INGIN BERKATA KASAR TAPI GAS MINGYU MARI KITA OBATI HATI ADEKKU
YANG TERLUKA.)

(Seungkwan: *diam dan berjalan ke ujung ruangan* AAAAAAAAAAAA)

Guys-guys beneran berdiri si Mingyu whoaaa beneran mau disamper, nanya dimana ruang
interviewnya Soonyoung. Yang mau disamper Soonyoung tapi kok gue yang deg-degan. Mingyu
jangan senyum Mingyu.

(Jeonghan: Beneran jalan dong ke ruangannya Soonyoung, IHHH GEMES. Gue daritadi ngeliat
mereka serius jadi gak fokus.)

(Seungkwan: *sudah kembali* tapi guys bisa jadi dia langsung nolak depan Soonyoung gak sih?)

(Jeonghan & Seokmin: JANGAN GANGGU HALU KITA KEK.)

(Seungkwan: Iyaa iyaa sorry.)

Gue udah kayak live report, Mingyu ngetok dan buka pintu! Soonyoung keliatan kaget banget fix
gue nungguin ini. Mari kita diam semuanya dan mendengarkan.

Wonwoo terkejut melihat Mingyu yang membuka pintu dan melangkah masuk ke dalam ruang
interviewnya, tak hanya Wonwoo namun seluruh staf yang berada di ruangan tersebut ikut terkejut.
Mingyu hanya fokus pada satu orang di ruangan itu, Ia kini telah berdiri berjarak empat langkah
dari Wonwoo. Ia tersenyum dan menyapa Wonwoo, “Hai Soonyoung, kamu udah jawab
pertanyaan terakhir belom?”

Wonwoo panik dengan pertanyaan Mingyu manakala saat ini Ia sedang menjawab pertanyaan
tersebut, “Udah Kak…”

“Udah jawab yang ‘mau ketemu lagi apa enggak’ itu berarti?” tanya Mingyu kembali kepadanya.

Mata Wonwoo membesar, Ia kemudian memalingkan pandangan ke seluruh ruangan terkecuali


Mingyu, “Belum Kak, kalo yang itu.”

“Mau jawab barengan gak? Aku belom jawab yang itu juga.”
“Eh?”

(Jeonghan: Mingyu the bravest man ever.)

(Seungkwan: Hansol kamu harus liat ini)

Diam kalian berdua gue mau denger jawaban Soonyoung, ini detak dua-duanya udah 130an lagi
soalnya gue nungguin banget momen uwu.

Mingyu kembali melanjutkan, “Kalo mau, aku itung sampe tiga nanti dijawab barengan.
Jawabannya cuma mau apa enggak yaaa”. Wonwoo tak berkutik, tak mempercayai suaranya saat
ini untuk keluar. Ia hanya duduk diam tak bergerak, tanpa melihat Mingyu. Mingyu kembali
mengeluarkan senjatanya, “Enggak mau yaa? Enggak apa-apa kalo enggak mau juga Soonyoung.”

Ayooo Soonyoung keluarin suaranyaa, kapalku tak boleh tenggelam. Udah jauh nih netizen
nunggunyaa.

(Jeonghan: Bocah plinplan, tadi bilangnya mau jadi orang kedua. Sekarang malah gamau mereka
pisah, gimana sih.)

(Seungkwan: Suka-suka dia.)

“Eh enggak Kak, bukan gitu maksudnya…” jawab Wonwoo dengan suara kecil, “Aku takut aja.”

Mingyu memiringkan sedikit kepalanya, “Kenapa takut?”

“Enggak tau, takut aja…”

Mingyu tersenyum cukup lebar melihat tingkah mahasiswa berumur dua puluh tahun yang berada
di depannya saat ini. Ia terlihat sangat kecil dengan posisi duduknya yang rapat, kepalanya yang
menunduk, dan tangannya yang memainkan ujung bajunya, “Yaa biar gak takut makanya aku
kasih opsi untuk barengan ngomongnya. Jadi enggak ada yang disembunyiin, gimana?”

Dalam posisi yang sama akhirnya Wonwoo menjawab, “Oke deh, Kak.”

Senyum Mingyu semakin lebar, “Oke yaa aku itung, jawabannya hanya mau apa enggak yaa?”.
Wonwoo menjawab hanya menganggukkan kepalanya.

“Aku itung mundur, tiga… dua… satu…” seluruh orang yang berada dalam ruangan tersebut serta
ketiga orang yang sedang monitor mereka dari ruangan yang berbeda menahan napas mereka,
menunggu jawaban dari kedua orang tersebut. “Mau…” dua suara terdengar berbeda, yang satu
terdengar amat lantang. Sedangkan suara lainnya terdengar sangat pelan namun masih dapat
didengar oleh seluruh orang yang berada disana.

Whoaaa ini pecah telor termenegangkan sepanjang gue nyelenggarain Emergency Blind Date.
Dah gilaaa ini dua orang kayak pinter banget bungkus acara gue tanpa edit-edit. Kalo ketemu
mereka gue mau sujud lah sama mereka.

(Seungkwan: Soonyoung keliatan kaget banget itu, dia dari nunduk langsung noleh ke Mingyu.)

(Jeonghan: Mingyunya ketawa manis banget huhu, muka Soonyoung merah banget itu.)

Ehhhh itu ngapain si Mingyu ngerentangin tangan sambil jalan ke arah Soonyoung. Gak boleh
deket-deket. Soonyoung buruan bangun dari kursi terus kabur.

(Jeonghan: Sumpah ini orang plinplan banget.)

(Seungkwan: MINGYU NGAPAIN EH MELUK TAPI BLOCKING KAMERA, GAK KELIATAN


WOY.)

Dimatiin pula micnya sama dia. KIM MINGYU, SITU NGAPAIN SOONYOUNG. CHANNEL GUE
BUKAN TEMPAT SENONOH WOYYY.

(Jeonghan: Guys itu keliatan banget dia cuma bisikin Soonyoung sesuatu, gausah lebay.)

Yaa tapi gak blocking kamera juga kali, bisikin apa sih gue penasaran. Nanti orang kan mikir
yang enggak-enggak trus channel gue ntar kena banned. Aduhh itu apaan sih, dia ngomongin
apaan gak kedengeran……

“Kita udahan aja ya nontonnya, Seokmin berisik” ujar salah seorang laki-laki yang kini tengah
menemani pasangannya menyaksikan kisahnya sendiri. Seokmin baru saja mengunggah video
acara blind date mengenai dirinya dan pasangannya saat ini.

Pasangannya menoleh, “Ya itu yang terakhir kamu ngapain Kak… Ide banget bisikin aku tapi
posisi kita kayak mengundang fitnah.”

“Haha emang posisi itu mengundang fitnah?” tanya Mingyu tertawa, kesal, Wonwoo mulai
memukul lengan Mingyu keras, “Awww sakittt.”

“Salah sendiri, ya liat aja itu. Kamu tuh berdiri ngebelakangin kamera trus nutupin badan aku yang
lagi duduk. Trus kamu matiin mic dan nunduk… Gimana gak pada curiga… Liat aja komennya…
Abis ini aku abis sama Soonyoung gara-gara kamu.”

Mingyu mendekatkan dirinya dengan Wonwoo, mengecup ujung kepalanya lembut, “Aku cuma
pengen kamu tau, kalo aku denger pas kamu lagi telepon temen kamu yang di toilet, dan aku tau
kalo nama asli kamu Wonwoo dari awal. Tapi gak pengen yang lain tau, makanya aku bisikin,
biarin aja yang lain salah paham hehe.”

Wonwoo menatap kesal Mingyu, tanpa membalas Ia langsung menutup laptopnya yang sedari tadi
digunakan untuk membuka Youtube. Lalu Ia beranjak bangun dari sofa tempat mereka berdua
bercengkrama untuk menaruh laptop di kamarnya sendiri.

Sebelum Ia berjalan, lengannya ditarik cukup kencang oleh Mingyu dan langsung jatuh ke
pangkuannya. Wonwoo tak sempat berkata-kata karena jarak mereka berdua saat ini sudah sangat
dekat. Darah mengalir pelan-pelan menuju wajahnya, menyemburatkan warna merah muda merona
dari kedua pipinya.

Mingyu mendekatkan wajahnya pada Wonwoo untuk kemudian membisikkan kata-kata yang sama
dengan yang Ia tuturkan pada saat itu, “I just want you, Jeon Wonwoo.”

FIN.

End Notes

Twitter | Feedback

Please drop by the archive and comment to let the author know if you enjoyed their work!

Anda mungkin juga menyukai