Dosen Pembimbing:
drg. Christiana Cahyani P, M. Phil
Disusun Oleh:
Thalia Gustita Hayuti
G4 B019023
Komponen Pembelajaran Resume Diskusi
Daring
Nilai
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
2. OHI-S
Pengukuran kebersihan gigi dan mulut dapat menentukan keadaan
kebersihan rongga mulut seseorang. OHI-S merupakan salah satu
pengukuran oral hygiene dan menilai efektivitas menyikat gigi. Komponen
yang dilakukan perhitungan skor pada metode ini mengukur debris indeks
dan kalkulus indeks. Debris indeks merupakan perhitungan skor terhadap
endapan lunak pada permukaan gigi yang berupa plak, material alba, dan
food debris. Kalkulus indeks merupakan perhitungan skor terhadap
endapan keras yang terjadi akibat pengendpat garam-garam anorganik
(Putri, Herijulianti, dan Nurjanah, 2010).
Perhitungan skor dilakukan pada enam permukaan gigi indeks yang
cukup menjadi perwakilan seluruh permukaan gigi yang ada di dalam
rongga mulut. Permukaan gigi yang diperiksa adalah:
a. Pemukaan bukal gigi 16
b. Permukaan labial gigi 11
c. Permukaan bukal gigi 26
d. Pemukaan lingual gigi 36
e. Permukaan labial gigi 31
f. Permukaan lingual gigi 46
Gigi indeks yang tidak ada pada suatu segmen dapat digantikan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Gigi molar pertama tidak ada, penilaian dapat digantikan pada
gigi molar kedua, jika molar satu dan molar kedua tidak ada,
penilaian dapat digantikan pada molar ketiga, jika molar pertama,
kedua dan ketiga tidak ada maka tidak ada penilaian pada segmen
tersebut
b. Gigi insisiv pertama kanan atas tidak ada, penilaian dapat
digantikan dengan gigi insisiv pertama kiri dan jika gigi insisiv
kiri bawah tidak ada maka penialaian dapat digantikan dngan
insisiv pertama kanan bawah, namun apabila insisiv pertama
kanan atau kiri tidak ada, maka tidak ada penialaian pada segmen
tersebut.
c. Gigi indeks dianggap tidak ada apabila gigi hilang karena dicabut,
gigi yang merpakan sisa akar, gigi yang merupakan mahkota jaket
sudah hilang atau rusak lebih dari ½ bagian pada permukaan
indeks akibat karies maupun fraktur, gigi yang erupsinya belum
mencapai ½ tinggi mahkota klinis.
d. Penilaian dapat dilakukan jika terdapat minimal dua gigi indeks
yang diperiksa.
Penilaian skor debris indeks terdapat kriteria, diantaranya:
Skor Kondisi
0 Tidak ada stain atau debis
1 Plak menutup tidak lebih dari 1/3 permukaan servikal atau
terdapat stain ekstrinsik di permukaan
2 Plak menutupi lebih dari 1/3 tetapi kurang daro 2/3 permukaan
yang diperiksa
3 Plak menutupi lebih dari 2/3 permukaan yang diperiksa
Perhitungan skor Debris Indeks (DI) digunakan rumus :
Mobilitas gigi atau kegoyangan gigi yakni gerakan yang dapat dilihat
secara visual dari posisi normalnya ketika diberi sedikit tekanan.
Mobilitas gigi merupakan parameter klinis dalam menegakkan diagnosis
dan prognosis pada penyakit periodontal (Azodo, 2016). Etiologi dapat
disebabkan adanya kerusakan tulang yang mendukung gigi, trauma
oklusi (trauma akibat tekanan fungsional ataupun parafungsional yang
menyebabkan kerusakan terhadap perlekatan pada jaringan periodontal
karena melebihi kapasitas adaptif dan reparatifnya), dan adanya perluasan
peradangan dari gingiva ke jaringan pendukung yang lebih dalam serta
proses patologi rahang seringkali terjadi pada pasien dengan trauma
karena oklusi disertai periodontitis kronis (Ambarawati, 2019; shekar,
2011; Kini, 2011). Kegoyangan gigi dapat diklasifikasikan menjadi
berikut: (Newman, 2006)
• Lokalisata
Periodontitis Kronis • Generalisata
• Lokalisata
Periodontitis Agresif • Generalisata
H. Indikiasi Splinting
A B
C D
Gambar 9. Macam-macam wire ligation, A) Teknik Essig; B) Teknik Ivy
eyelet, C) Teknik Gilmer dan D) Teknik Stout’s multiloop wiring
b. Intracanal
Splinting intrakoronal umumnya membutuhkan prosedur preparasi atau
pengurangan jaringan keras sehingga splint tidak terlihat ketika sudah
diaplikasikan dan sifat estetiknya baik. Jenisnya yaitu :
1) Acrylic Splints (A-splint)
Dilakukan preparasi terlebih dahulu di oklusal atau lingual lebarnya 3 mm
dan kedalamannya 2 mm. Kemudian kawat stainless steel diletakkan di
daerah preparasi tersebut kemudian difiksasi dengan self- cure acrylic
atau komposit. Splint ini biasanya digunakan untuk menstabilkan gigi
geligi yang berdekatan dan untuk perawatan jangka lama.
LAPORAN KASUS
“SPLINTING”
KASUS
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Diagnosis : Periodontitis kronis lokalisata
DD : Periodontitis agresif
Prognosis : Fair (sedang)
RENCANA PERAWATAN
Rencana perawatan adalah splinting pada gigi 43 hingga 33 dengan resin
komposit resin yang diperkuat oleh twisted glass fiber. Setelah isolasi rubber
dam, gigi 42 ditempatkan pada posisinya dan disejajarkan dengan gigi
anterior lainnya.
PROSEDUR PERAWATAN
Kunjungan 1:
1. Profilaksis gigi dengan pumice dan Robson brush (Mcrodont)
menggunakan low speed.
2. Permukaan enamel diaplikasikan 37% phosphoric acid (FGM) selama 30
detik.
3. Kemudian dicuci selama 30 detik dan dikeringkan.
4. Dilanjutkan dengan aplikasi bahan adhesive (Scotchbond-3M ESPE).
5. Glass fiber (Interlig angelus) dipotong dan disesuaikan ke ermukaan
lingual gigi sesuai instruksi pabrik.
6. Kemudian semua ribbon ditutupi dengan resin komposit (Filtek XT, 3M
ESPE). Bahan yang sama ini digunakan untuk mendapatkan titi kontak
roksimal antara gigi 42 dan 43 dan merekronstruksi sebagian permukaan
insisal.
7. Pasien diinstruksikan untuk menjaga kebersihan rongga mulut dengan
menyikat hinggainterdental, mengganti sikat gigi setiap 3 bulan, dan
kontrol kembali setelah 1 minggu untuk finishing dan polishing.