Osama Ibrahim
Kelas : 6EA
NPM: 062030320093
Seseorang akan dikatakan tinggi bila memiliki tinggi badan lebih dari 1,7
meter. Bagaimana dengan seseorang yang memiliki tinggi badan 1,68 meter?
Orang tersebut dapat dikategotikan sebagai kurang lebih tinggi atau agak
tinggi.
Kecepatan mobil dikatakan pelan apabila berada dibawah 20km/jam.
Bagaimana dnegan kecepatan mobil 20,5km/jam? Kecepatan tersebut dapat
dikatakan dalam agam pelan.
Sebuah benda dengan massa 2kg dianggap ringan, apakah 2,1 kg dikatakan
agak berat? Apakah secara langsung dikatakan benda yang tergolong berat?
3. Contoh Kasus Pada Logika Fuzzy dan pemetaan.
Tiga buah Modul sensor Light Depend Resistor (Sensor Intensitas Cahaya) dipasang
pada sebuah Ruangan, sensor tersebut dikode dengan pembacaan mapping(0, 1023);
menggunakan bahasa C pada sebuah rumah, lampu tersebut dihubungkan dengan
relay 2 channel dan ditenagai dengan tegangan 220VAC,
Instalasi Lampu pada rumah tersebut dirancang memiliki dua buah lampu yang
disusun dengan sedemikian rupa peletakannya agar dapat membuat ruangan menjadi
terang, redup, gelap.
Berikut adalah contoh sederhana penggunaan fuzzy logic untuk mengontrol suhu
ruangan:
3. Fuzzifikasi
Jika intensitas ruangan adalah 255 ADC, maka ruangan dapat dinyatakan
sebagai "gelap" dengan tingkat keanggotaan 0.2, "redup" dengan tingkat
keanggotaan 0.4, dan "agak terang" dengan tingkat keanggotaan 0,6.
4. Inferensi Fuzzy
Input Sensor Cahaya
Input sensor cahaya diberi beberapa pembagian secara teratur dengan
membagi masing-masing nilai 2^10 : 4 sehingga memperoleh rentang
nilai yang rata
Keadaan Ruang
Intensitas Cahaya Variabel Simbol
Sebelum Nyala Lampu
0-511 Lampu A dan
G Gelap
(<=511) Lampu B Menyala
Lampu A Menyala
255-767
dan Lampu B Mati R Redup
(>= 255 || <=767)
Sebaliknya
768-1023 Lampu A dan
T Terang
(>=768 || <=1023) Lampu B Mati
1023 - - -
Input Membership Function
Pemetaan Membership Function menggunakan grafik, dapat dilihat
pembagian nilai ADC sebagai input yang akan memberikan output
pada relay sehingga dapat mengaktifkan Lampu.
Keadaan Ruang
Intensitas Cahaya Variabel Simbol
Sebelum Nyala Lampu
0-511 Lampu A dan
G Gelap
(<=511) Lampu B Menyala
Lampu A Menyala
255-767
dan Lampu B Mati R Redup
(>= 255 || <=767)
Sebaliknya
768-1023 Lampu A dan
T Terang
(>=768 || <=1023) Lampu B Mati
1023 - - -
A. Gelap
a) t(X) Gelap: 1, X <= 255
Keadaan gelap t(X) = {(512 – X) / 257, 255 <= X <= 512}
0, X >= 512
0, X<= 255
b) n(X) Gelap:
Keadaan gelap n(X) = {(X – 255) / 257, 255 <= X <= 512}
1, X>= 512
Degree of Membership
Ruangan gelap t = 512 − X = 512 − 383,5 = 128.5 = 0.5
257 257 257
B. Redup
c) t(X) Redup: 1, X <= 512
Keadaan gelap t(X) = {(768 – X) / 256, 512 <= X <= 768}
0, X >= 768
0, X<= 512
d) n(X) Redup:
Keadaan gelap n(X) = {(X – 512) / 256, 512 <= X <= 768}
1, X>= 768
Degree of Membership
Ruangan redup t = 768 − X = 768 − 640 = 128 = 0.5
256 256 256
C. Terang
e) t(X) Terang: 1X<= 768
Keadaan gelap n(X) = {( 1023 – X ) / 255, 768 <= X <= 1023}
0, X >= 1023
0, X<= 768
f) n(X) Terang:
Keadaan gelap n(X) = {(X – 768) / 255, 768 <= X <= 1023}
1, X>= 768
1023 − X 1023−895.5 127.5
Ruangan terang t = = = = 0.5
255 255 255