Anda di halaman 1dari 15

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Alokasi Waktu : (120 menit) 3 JP

Nama Guru penyusun: Seni Asiati, M.Pd 1


Satuan Pendidikan : SMPN 231 Jakarta
Kelas : IX
Kode Perangkat : IND.D.ERM.9.1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Nama Guru penyusun : Seni Asiati, M.Pd
Satuan Pendidikan : SMPN 231 Jakarta
Jumlah peserta didik per kelas yang
Kelas : IX
disarankan : maksimum 32 peserta didik
Kode Perangkat : IND.D.ERM.9.1
Tahun Penyusunan : 2020

Materi

Unsur dalam teks cerpen


Gagasan dan pesan yang tersurat dan tersirat dari cerpen yang dibaca atau didengar.

Fase: D 3

Tujuan Pembelajaran:
9.1. Peserta didik mengidentifikasi gagasan dan pesan teks cerpen dari teks cerpen multimoda untuk menemukan
makna yang tersurat dan tersirat.

Kata Kunci : teks cerpen , gagasan. Pesan, makna tersurat, makna tersirat.
Domain Konten : Membaca dan memirsa
Penjelasan Singkat: Fokus pembelajaran adalah membaca teks narasi (cerpen) untuk menganalisis dan
mengidentifikasi gagasan dan pesan teks cerpen dari teks cerpen multimoda untuk
menemukan makna yang tersurat dan tersirat

Profil Pelajar Pancasila

Elemen Dimensi
Pelajar menjadi pribadi yang menghargai diri sendiri terwujud dalam sikap integritas, yakni menampilka
mandiri tindakan yang konsisten dengan apa yang dikatakan dan dipikirkan .
Bernalar kritis mampu menganalisanya secara kritis tanpa memaksakan pendapatnya sen
Kreatif selalu berupaya aktif menolong orang-orang yang membutuhkan dan menc
solusi terbaik untuk mendukung keberlangsungan kehidupan mereka.

Pengetahuan/keterampilan prasyarat: Persiapan Pembelajaran


2
Unsur pembangun teks cerpen pesan tersurat Persiapan digambarkan dalam peta konsep berikut.
dan tersirat dalam teks cerpen. (Guru dapat membuat sendiri video tayangan mengenai teks cerpen
atau memberikan tautan berkenaan dengan materi teks cerpen.
Kersediaan materi:

membandingkan teks
cerpen dengan teks
narasi lainnya.

Menyaksikan
tayangan tentang
materi teks narasi menentukan gagasan
dalam teks cerpen

Menganalisis unsur
teks cerpen
Mengidentifikasi teks
cerpen Membaca teks narasi
mengidentidikasi
pesan tersurat dan
tersirat dalam teks
cerpen

Berdiskusi mengenai
gagasan pesan dari
teks cerpen
mempresentasikan

mempresentasikan
hasil diskusi

Meminta peserta didik membawa teks bacaan dari koran


maupun majalah atau mencetak dari laman e-
newsletter.
Bebaskan peserta didik untuk membawa beragam teks.
Peserta didik boleh membawa teks bacaan karya
sendiri.

3
Aktivitas Pembelajaran
Materi : Mengidentifikasi teks cerpen
Kegiatan pembuka

Siapa aku

Guru mengajukan pertanyaan, misalnya:


 Bacaan apa yang terakhir kamu baca? Dalam media apa kamu baca?
 Apakah ada yang pernah membaca cerpen? (minta peserta didik menyebutkan cerpen yang dibaca tersebut)
 Apa pesan tersurat dan tersirat
 Minta peserta didik menentukan mana yang termasuk teks narasi

Guru menuliskan di PPT atau di papan tulis capaian yang harus dicapai peserta didik dan tanyakan
bagaimana caranya untuk mencapainya.

4
Kegiatan Inti dan aktivitas peserta didik model discovery learning

Amati Bertanya-jawab Berkelompok

Menyaksikan tayangan video Bertanya jawab mengenai Membentuk kelompok 3-5 orang.
pembelajaran tentang teks tayangan. Peserta didik sudah membawa
cerpen Misalnya: contoh-contoh teks yang diminta
Apa yang membedakan teks sebelumnya oleh guru (dari koran
cerpen dan teks lainnya? atau dari e-newsletter yang
https://bit.ly/ciriumumcerpen
Minta peserta didik membaca dicetak).
puisi yang ada di slide PPT. Peserta didik mengidentifikasi
Tips: Video dibuat guru dengan
durasi 5-10 menit. Minta peserta didik teks cerpen berdasarkan teks
Paparkan contoh teks naratif dan mencontohkan teks narasi dan yang diberikan guru.
teks yang bukan naratif
teks yang bukan narasi peserta (Siapkan teks dan saling
didik boleh menggali dari buku membaca antar peserta didik
atau karya peserta didik sendiri. kemudian memilah teks narasi).
Peserta didik lain menanggapi
Jika dilakukan daring guru dapat
menggunakan aplikasi Google Class
Room atau memberikan link YouTube dan Mempresentasikan

memberikan langkah yang dilakukan Peserta didik menempelkan teks

peserta didik di deskripsi YouTube atau cerpen hasil telaahnya di kertas

pesan singkat di WAG, mulai dari karton dan diwakilkan ketua

membentuk kelompok dan mencari teks kelompok untuk mengemukakan

kemudian memilah teks dan pendapatnya mengenai identifikasi

mempresentasikan sesuai materi yang teks yang dibacanya.

diterima.

Penutup
1. Guru memberi penguatan terkait dengan materi teks cerpen yang telah dipelajari.
Misalnya: Apa karakteristik teks cerpen? Biarkan peserta didik menjawab sesuai yang sudah dipahami.
2. Minta peserta didik untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah berlangsung.
3. Peserta didik merefleksi proses KBM yang berlangsung.
Guru dapat menanyakan beberapa pertanyaan, misalnya teks cerpen memiliki alur yang sederhana.
Refleksi Guru
4. Guru beserta peserta didik mengakhiri kegiatan belajar mengajar dengan mengucap syukur kehadirat5
Tuhan Yang Maha Esa. Jika bukan di jam pelajaran terakhir guru bisa mengucapkan salam saja.
1. Apakah kegiatan pembelajaran menyenangkan dan menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik?
2. Bagian kegiatan apa yang dirasakan sulit dijelaskan pada peserta didik?
3. Strategi apa yang dapat saya lakukan untuk meningkatkan pembelajaran?

Asesmen

No Materi Indikator soal Bentuk tes

1 Struktur dan Disajikan teks cerpen, peserta didik berdiskusi dalam Lisan
Kaidah kelompok: Presentasi
kebahasaan 1. Menentukan unsur-unsur teks cerpen dalam teks
cerpen dengan bukti pendukung
2. Menemukan kata-kata sulit dan kata berbahasa
daerah dari teks cerpen
3. Menemukan gagasan dari teks cerpen
4. Mengidentifikasi pesan tersurat dan tersirat
dalam teks cerpen

Lembar Kerja Peserta Didik (Kelompok)

Bekerjalah dalam kelompokmu dengan semangat dan saling menghargai.

Bacalah dengan saksama teks cerpen berikut!

Lebaran Covid-mu Bagaimana?


(Seni Asiati)

Alunan lagu terdengar keras dari gawai yang tergeletak begitu saja di lantai. Si empunya gawai asyik
mengelus-elus motornya yang masih basah akibat siraman air. Si empunya motor sendiri bisa dipastikan
belum mandi.
Ramadhan tiba…
Ramdhan tiba…
Ramadhan tiba…

6
Suara lagu yang didendangkan terdengar juga dari bibir yang ditumbuhi kumis yang cukup lebat. Sambil
sesekali tangannya menjangkau ember untuk menampung air dari lap yang digunakan.
“Ettdahhh Bang kebiasaan Lo yah, narok HP sembarangan aje,” suara cempreng Mpok Ida memecah
suasana. “Ampir aje gw injek nih HP,” tangannya menjangkau Hp dan meletakkannya di atas meja.
Barang bawaan dalam kantong plastik berisi sayur dan lauk yang dibeli diletakkan di atas meja dibuka
satu persatu dipisahkan. “Gue bingung dah tiap hari mahal-mahal banget belanjaan, gini aja udah keluar
duit gue lima puluh ribu cuma dapat sayur asem, ikan peda, sambel, sama tahu, toge doang, ama terigu
dikit buat bakwan” gerutuan keluar dari mulut Mpok Ida.
Bang Lihin yang sudah selesai mencuci motornya ikutan duduk di dipan. Teras depan yang isinya dipan
dari bambu yang biasa digunakan Bang Lihin tidur-tiduran sudah penuh dengan dua bokong.
“Sanaan dikit ngapa gue mo rebahan, nih bokong penuh amat sampe gue kagak bisa duduk,” Bang Lihin
menggeser bokong istrinya yang susah sekali bergeser.
“Ya elah Bang, lo tuh yah biasa banget ganggu orang aje,” sambil menggerutu Mpok Ida menggeser
duduknya. Tangannya sibuk menyiangi sayur asem yang baru dibelinya.
“Lo, kagak beliin gue pete yeh?” tanya Bang Lihin sambil melihat baskom isi sayuran.
“Lo, kagak denger tadi gue ngomong, hari ini bini Lo tercinte ini ke warung bawa duit lima puluh ribu
cume dapet ini nih,” tangan Mpok Ida yang masih memegang pisau menunjuk semua yang dibelinya.
“Tibang pete murah Lo kagak beli, kebangetan Lo yeh,” bang Lihin merebahkan diri di dipan dengan kaki
ditekuk.
“Nyak sama Babe ngapa sih pagi dah ribut aje,” Ilham anak laki Bang Lihin dan Mpok Ida datang dengan
pakaian yang sudah lengkap. Rasa bangga juga di hati Bang Lihin karena anak lakinya jadi abdi negara
jadi polisi dah kaya orang-orang kota.
“Ini, Babe lo Tong, minta pete udah tahu tadi uang nyak Lo kagak cukup buat beli pete,” katanya “yang
jual kena lokbon gitu,” suara Mpok Ida agak melemah mungkin mengadu pada anaknya.
“Lokbon apaan sih lakban tuh mulut Lo yang nyablak,” bang Lihin bangun dan menyuruh anaknya
duduk.
“Hahahahah itu namanya lockdown Nyak Beh, sekarang lagi berkembang virus corona jadi ada aturan
lockdown. Nah, lockdown merupakan situasi yang melarang warga keluar-masuk suatu tempat karena
kondisi darurat,” kata-kata anaknya membuat terang nyak dan babenya.
“Apa hubunganye sama pete gue?” tanya Bang Lihin sambil menggaruk kepalanya.
“Pasti adalah ga mungkin mahal nih semua barang yang gue beli Bang, jelasin deh sama babeh lo yang
sok pinter,” Mpok Ida mengangkat baskom dan beranjak ke dalam.

7
“Nyak jangan pergi juga biar Nyak paham jadi aye ga usah jelasin lagi,” tangan Ilham mengapit tangan
enyaknya dengan sayang. Bang Lihin tertawa melihat adegan itu. Dia cukup bangga bagaimana
anaknya yang kadang tidak pulang gara-gara situasi negara yang diserang virus corona.
“Iye, anak bager enyak Lo nih biar tamatan SD juga kagak bodoh-bodoh amat gak kayak babe Lo tuh
yang suka ngeyel,” Mpok Ida mengambil kursi satu lagi biar dia dapat melihat rupa anak lakinya dengan
puas. Rasanya wajah Ilham lebih ke dirinya daripada ke babenya. Kulitnya putih dan hidungnya bangir.
Bukan itu saja alisnya yang hitam membuat anaknya ini seperti orang India.
“Jadi gini ye, virus corona atau covid 19 yang sudah mewabah se dunia jadi momok yang menakutkan.
Pemerintah menerapkan kebijakan  social distancing yang saat ini diterapkan dirasa efektif untuk
mencegah penyebaran virus. Akan tetapi ternyata masih banyak yang bandel, pada kumpul, yang
bikin virus cepat menyebar, akhirnya dibuatlah peraturan karantina wilayah yang orang kenalnya
lockdown. Karena hal itulah banyak warung, toko, dan mall yang tutup. Akibatnya mungkin susah
atau jarang ditemukan yang jualan pete kesukaan Babe, semoga dengan adanya upaya ini tidak
menyebar virus covid 19,” Ilham sambil menyemir sepatu dinasnya.
“Tuh dengerin ye anak Lo yang ngomong, kalau gue yang ngomong Lo kagak percayekan,” Mpok Ida
menjawil kuping Bang Lihin dengan mulutnya yang terus nyerocos. “Pete kagak ada kalaupun ada
harganya mahal, emang serumah mau makan pete aje kagak mau makan yang lain, lagian Bang puasa
mulut Lo bau ntar makan pete, kagak makan pete aje udeh bau tuh mulut,” Mpok Ida menutup
hidungnya dengan tangan.
“Terus masjid segala pada tutup, gue sedih banget kagak bisa salat wajib sama taraweh bareng
tetangga,” Bang Lihin tertunduk dengan muka sedih. Mendengar itu Mpok Ida pun ikut terdiam dan
sedih. Ramadhan yang memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Ilham yang melihat kedua
orang tuanya sedih mengambil tasnya dan berpamitan tak kuasa melihat kedua orangtuanya dirundung
sedih.
“Beh, Nyak aye berangkat ye Babe bisa tanya pak ustad, ntar buka dan sahur ga bisa bareng aye harus
jaga di kota di sana masih banyak yang suka kumpul, doain aye yah,” Ilham menyalami tangan Bang
Lihin dan Mpok Ida. Langkahnya mantap dan tak lama deru motor meninggalkan halaman rumah Mpok
Ida.
Ramadhan yang memang jadi berbeda, masjid hanya terdengar suara azan tak ada yang salat berjamaah
apalagi tadarusan semua menyepi di rumah.
“Begini banget ya Bang Ramadhan kite, gue kagak bisa ke Jasinga lebaran ntar nengok Encing,” suara
Mpok Ida terdengar parau menahan tangis.

8
“Udeh kagak usah sedih ntar Lo nangis batal deh pause Lo,” Bang Lihin merangkul istrinya. “Gue mau ke
pos dulu ye tadi subuh pak erte nelpon disuruh ke pos mau ade pembicaraan.
Sebenarnya itu bukan pos RT hanya ada bangunan kecil yang didirikan di sebelah rumah pak RT
kampung Dongkel buat kumpul warga. Pagi itu sudah ada lima orang bapak-bapak semua memakai
masker dan duduk berjauhan di atas tikar yang disediakan pak RT.
“Jadi gini, saya ajak kumpul enaknya bagaimana yah untuk tetanga kita yang udah ga kerja, ga punya
penghasilan karena corona?” pak RT membuka pembicaraan.
“Kite kumpulin aje donasi, berape ajelah buat bantu warge yang suseh,” kata-kata Bang Lihin meluncur
begitu saja dari mulutnya, padahal dia pun sudah di rumahkan karena pabrik tempatnya bekerja sudah
tutup imbas dari corona, untungnya dia masih punya kontrakan lima pintu yang menghasilkan uang
yang lumayan, Bang Lihin pun tidak tahu tiga pengontraknya pun terkena imbas corona bulan depan
atau dua bulan mungkin mereka tidak lagi mampu bayar.
“Cocok kalo gitu, kita galang dana dan belikan sembako ya, Bang Lihin ntar yang keliling untuk minta
donasi, mumpung lagi ga kerja ya,” Pak RT menatap Bang Lihin dan dijawab dengan anggukan yang
mantap.
“Pegimane kalo kite bikin usahe yang bisa bergune dah buat masyarakat kite,” Pak Ichwan yang punya
usaha jahit ikutan ngomong.
“Nah, bener tuh biar emak-emak kampung kite ada kerjaan jangan gibah aje.” Bang Lihin ikutan
jawab.”Tapi usahe ape ye yang membantu sekalian menguntungkan?”
“aye pan punya usaha jahit yang udah ga produksi, bahan pakaian masih banyak, bagaimana kalau kite
bikin masker dari kain dilapis plastic emak-emak yang bisa jahit kita rekrut yang kagak bisa bantu
gunting benang dan masukkin ke plastik.” Akhirnya keluar juga ide pak Ichwan yang memang sudah
bingung sama keadaan usahanya, nasib para pekerjanya yang sudah dirumahkan karena tidak ada
pekerjaan.
“Wah, ide bagus banget tuh jangan lupa buat yang hobi masak kita buat juga usaha rumahan sekarang
kemampuan pemasaran cepat tinggal rekrut anak-anak muda buat pasarkan ke media sosial mereka
dan tukang ojek online di sekitar kita kita karyakan,” Pak Surya yang daritadi diam saja ikutan punya ide.
“Kok, bisa pas yah, ntar bini aye dah dibantu emak-emak rempong buat masak, apalagi pas lebaran kita
buat menu lebaran yang males ke pasar bisa pesan di kite.” Bang Lihin memang senang karena istrinya
bisa menyalurkan hobi.
“Boleh, sip kita matangkan acara ntar kita undang ibu-ibu untuk usaha makanan lebaran, sementara ide
pak Ichwan kita laksanakan dulu untuk pemasaran ajak anak muda sebarkan di media sosial,” Pak RT

9
terlalu bergembira karena warganya akan bisa menghasilkan uang di tengah ekonomi akibat pandemic
Covid-19 ini.
“Pak Ustad, mumpung ade di sini, aye mau tanya nih, masa masjid kagak boleh dibuka sih, pan warge
kite kagak ade yang terpapar virus,” Bang Lihin bertanya pada ustad Ray yang turut hadir pada
pertemuan itu.
“Bang Lihin, negara kita sedang mengusahakan supaya penyebaran virus dapat dihentikan, salah satu
cara yah dengan meniadakan semua kegiatan yang berpotensi penyebaran virus, majelis ulama
Indonesia juga sudah mengeluarkan fatwanya, gini bunyinya " Baginya haram melakukan aktivitas
ibadah sunnah yang membuka peluang terjadinya penularan, seperti jamaah salat lima waktu/ rawatib,
salat Tarawih dan Ied di masjid atau tempat umum lainnya, serta menghadiri pengajian umum dan
tabligh akbar,” tuh begitu udah kita ikuti saja supaya tidak semakin mewabah.” Kata-kata pak ustad
membuat lega Bang Lihin yang tadinya bingung karena tidak bisa ibadah di bulan Ramadhan tahun ini
dia takut dosa.
“Benar Bang kita berpartisipasi aja untuk di rumah aja supaya penyebarannya tidak semakin banyak, nih
tadi saya baca tentang kasus Covid-19 di Indonesia tiap hari naik yang terpapar yang meninggal tuh
gara-gara ga mau dengerin pemerintah, masih kumpul, masih bejubel ke pasar, ga ngerti dah saya,
semoga semakin banyak yang sembuh dan kita bisa kumpul lagi dah di masjid dan kowkow di warung
mak Enok sambil ngupi,” Babe Marwan yang pensiunan guru berkata dengan optimis dan diamini oleh
yang hadir.
“Yang penting jangan sampai tetangga kita kelaparan gara-gara wabah ini nah, kita yang sanggup ayo
kita bergerak membantu,” Pak RT menyudahi pertemuan dan mereka bergerak menulis daftar donatur
yang bisa membantu usaha yang akan mereka mulai.
“Siap Pak erte, saye siap bantu mumpung kagak kerja, yah semoga pekerjaan aye juga kagak kena PHK
deh,” Bang Lihin pamit. Dia sudah membuat daftar siapa saja yang akan dia mintakan bantuan.
“Lo jangan kalap belanje ye, lo tengok tuh tetangga kite yang butuh bantuan,” kata Bang Lihin waktu
ditanya istrinya hasil pertemuan. Bang Lihin menasihati istrinya, “Udeh saatnya kite melakukan gerakan
menengok tetangge, sisihin satu dua porsi makanan yang kite makan hari ini untuk kite bagiin ke
tetangga yang kekurangan makanan.
Kite ajak tetangga kite yang memang punya stok makanan lebih untuk menyisihkan tetangga kite yang
kekurangan. Sehingga makanan yang kite timbun itu tidak mubazir dan tidak ditelan oleh kedaluwarsa,”
panjang lebar Bang Lihin ngomong dengan istrinya.
“Ngapain kalap belanje, duit aje kagak gablek Bang, Lo tahu kagak tiga kontrakan kita udah minta
keringanan tiga bulan kagak bayar, trus kita siape yang nengok kalo kagak makan, tuh ade surat dari
10
kantor Lo, syukur-syukur ambil THR ye,” kata-kata istrinya membuat Bang Lihin semangat dan merobek
surat bertanda logo perusahaan.
“Busyet dah kalau gitu mah gue dong yang mesti di tengok,” Bang Lihin meraung terbayang setelah
lebaran ia tidak lagi bekerja. Terbayang bagaimana caranya mengebulkan dapurnya minta sama anak
rasanya ga enak.
“Udah kagak usah nangis Lo, sholat dah Lo,” Mpok Ida ga tega liat suaminya yang terlihat sedih.
“Da, ada ide buat tambah penghasilan, Lo pan bise masak tadi pak RT sama bapak-bapak yang kumpul
minta bikin makanan yang dijual di HP,” Bang Lihin berkata dengan pelan.
“Apaan tuh makanan di HP, gue dikasih tahu sama Mpok Ita kalau mo bikin jualan makanan lebaran trus
dijual lewat online, gitukan?” kata Mpok Ida.
“Nah, gitu dah semoga bisa bantu yah keuangan kite sama warga yang sulit kayak gini dah.” Bang Lihin
membelai kepala istrinya dengan sayang.
“Deh, mesra amat tuh,” tiba-tiba Mpok Ita datang sambil bawa baskom Bang Lihin bukan melepaskan
malah makin peluk Mpok Ida dengan mesra.

Aktivitas kelompok
Bekerjalah dalam kelompokmu dan diskusikan hal berikut yang terdapat dalam teks cerpen yang
berjudul “Lebaran Covid-mu Bagaimana?”

1. Apa saja unsur –unsur teks cerpen yang terdapat di dalam cerpen tersebut?
Unsur-unsur teks cerpen Bukti pendukung (kutipan cerpen)

Latar tempat
Latar waktu
Sudut pandang
Karakter (tokoh)
Alur/Plot
2. Carilah kata-kata sulit dan kata-kata dari bahasa daerah kemudian carilah arti kata tersebut!
No Kata daerah Kalimat dalam teks cerpen Arti

11
3. Temukan gagasan pengarang dalam teks cerpen tersebut!

4. Adakah pesan tersurat dan tersirat yang disampaikan pengarang dalam cerpen tersebut?
Pesan Bukti pendukung
Tersurat
Tersirat

Pedoman penskoran
N Hal yang Dinilai Skor Perolehan
o Maksimal Skor
1 Jawaban sangat lengkap unsur –unsur teks cerpen benar dan 50
memuat semua kalimat pendukung.
Kalimat disampaikan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar
2 Jawaban lengkap unsur –unsur teks cerpen benar memuat semua 35
kalimat pendukung.
Kalimat disampaikan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar
3 Jawaban kurang lengkap unsur –unsur teks cerpen, dan memuat 20
semua kalimat pendukung.
Kalimat disampaikan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar
Skor maksimal 50

Rumusan Nilai:

Jumlah perolehan skor x 100 = nilai


50

Rubrik Penilaian Praktik Presentasi Kelompok


12
Nama Kelompok:

No Skor
Aspek yang Dinilai
. 0 1 2 3 4
1. Penyampaian presentasi dengan lugas
2. Kemampuan berargumentasi
3. Kemampuan menjawab pertanyaan
4. Penguasaan materi
Jumlah
Skor Maksimum 16

Pedoman perskoran dan penentuan nilai:


Skor terentang antara 1 – 4, yaitu 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik, 4 = amat baik.

Rumus nilai:

Jumlah Skor
Nilai = x 100
16

Remedial
Guru memberikan teknik membedakan cerpen dengan teks narasi lainnya.
Peserta didik membaca secara bergiliran cerita pendek yang ditayangkan guru melalui Power point
atau guru meminta seorang peserta didik untuk membacakan teks cerpen.

Pengayaan
Peserta didik diberikan tautan untuk membaca cerita pendek dan mengulasnya dengan memberikan
komentar dalam video singkat berupa laporan membaca.

Materi Pelajaran
Teks cerpen
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif.

13
Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang
lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita
pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight
secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.
Unsur-unsur cerpen
1. Tema, adalah  gagasan pokok yang mendasari sebuah cerita.
2. Penokohan, merupakan pemberian sifat pada tokoh yang ada dalam cerita. Terdapat dua metode
untuk mengidentifikasi watak dari seorang tokoh yaitu dengan cara metode analitik (secara
langsung) dan metode dramatik (secara tidak langsung).
3. Alur (plot), merupakan rangkaian kejadian dalam suatu cerita. Terdapat 3 alur yang kita kenal yaitu
alur maju, mundur, campuran.
4. Setting atau Latar, sebagai  tempat peristiwa, waktu dan suasana yang digambarkan dalam
sebuah cerita.
5. Sudut Pandang, sebagai posisi pengarang dalam cerita.
6. Gaya Bahasa, merupakan cara untuk menggambarkan sebuah kata atau kalimat dalam cerita
supaya lebih indah dan bermakna.
7. Amanat, biasanya berisi pesan yang bisa kita ambil dari cerita tersebut.

Makna tersirat dan tersurat

Cerpen mengandung gagasan yang disampaikan pengarang secara tersirat dan tersurat. Makna tersirat
berupa suatu makna yang tidak tertera dalam sebuah bacaan atau ucapan secara langsung, namun
tetaplah ada di dalamnya. Sementara itu, makna tersurat berupa suatu makna yang telah tertera jelas
dari sebuah bacaan atau ucapan.
Makna tersirat dikenal pula sebagai makna implisit, di mana jika kita ingin mengetahuinya maka harus
memahami keseluruhan isi. Sementara itu, makna tersurat dikenal pula sebagai makna eksplisit, di
mana kita bisa secara langsung mengetahuinya walaupun hanya membacanya dengan sekilas, sebab
dituliskan begitu jelas.
Pesan pengarang dalam sebuah cerpen dapat disampaikan secara tersirat dan secara tersurat.
Contoh –contoh cerpen dapat hasil karya siswa atau karya guru.

14
Referensi

Trianto, Agus. 2018. Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas IX. Edisi Revisi. Jakarta : Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
https://www.youtube.com/watch?v=mMPZuPZ02yU
https://www.youtube.com/watch?v=nOvKVYvJW2o
https://www.youtube.com/watch?v=CJC5PY5erzI

15

Anda mungkin juga menyukai