Anda di halaman 1dari 29

POKOK-POKOK PEMBINAAN WAKIL PIALANG BERJANGKA

pada acara
“Pelatihan Kompetensi PBK bagi
Calon Wakil Pialang Berjangka
Tahun 2023”

DANNY AGUS SETIANTO


Pemeriksa PBK Ahli Madya

BAPPEBTI - Kementerian Perdagangan RI


Jakarta, 20 Februari 2023
DASAR HUKUM PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

Undang-Undang No. 32 Tahun 1997 Tentang Perdagangan


Berjangka Komoditi sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang No.10 Tahun 2011
Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi
Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1999 Tentang Tata Cara
Pemeriksaan Di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi
Keputusan/Peraturan dan Edaran Kepala Bappebti
PERIZINAN WAKIL PIALANG BERJANGKA
(Peraturan Bappebti Nomor 9 Tahun 2022)

1. Kegiatan sebagai WPB hanya dapat dilakukan oleh orang perseorangan WNI setelah mendapat izin
dari Kepala Bappebti.
2. Izin WPB hanya diberikan kepada orang perseorangan yang telah lulus Ujian Profesi WPB yang
diselenggarakan oleh Bappebti.
3. Tanda Lulus Ujian Profesi (TLUP) WPB masa berlakunya hanya 1 tahun untuk dapat diajukan
permohonan izin sebagai WPB sejak: a). tanggal diterbitkan TLUP-WPB; atau b). tanggal diterbitkan
pencabutan izin sebagai WPB.
4. Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud pada point 3 diatas telah terlampaui, maka orang
perseorangan yang akan diajukan sebagai WPB wajib mengikuti kembali dan lulus Ujian Profesi
WPB.
5. Izin sebagai WPB diberikan sesuai dengan domisili kantor Pialang Berjangka yang menjadi tempat
WPB tersebut dipekerjakan.
6. Bappebti memberikan izin atau menolak memberikan izin sebagai WPB paling lambat 3 hari kerja
sejak permohonan dinyatakan lengkap dan benar.
PERIZINAN WAKIL PIALANG BERJANGKA.. (2)

7. Setiap pihak yang telah memperoleh izin sebagai WPB wajib menjadi anggota Asosiasi Perdagangan
Berjangka Komoditi Indonesia (Aspebtindo).
8. Izin sebagai WPB hanya berlaku selama WPB masih aktif melakukan kegiatannya pada perusahaan
Pialang Berjangka yang mengajukan permohonan izinnya.
9. Pialang Berjangka dilarang mengajukan orang perseorangan untuk menjadi WPB apabila: a. tidak
cakap melakukan perbuatan hukum; b. pernah dipidana karena terbukti melakukan tindak pidana di
bidang ekonomi/ keuangan; c. terbukti melakukan pelanggaran atas peraturan di bidang PBK; d.
masuk dalam daftar orang dalam catatan (DODC) atau daftar orang dalam pemantauan (DODP)
Bappebti; e. pihak yang diadukan oleh Nasabah; dan/atau f. berkedudukan sebagai Komisaris/
Direktur Kepatuhan pada Pialang Berjangka.
10. Pemegang saham yang sekaligus berkedudukan menjadi Direksi dapat diajukan oleh Pialang
Berjangka untuk menjadi WPB sepanjang yang bersangkutan tidak berkedudukan sebagai Direktur
Kepatuhan atau Komisaris.
11. Pengajuan permohonan izin WPB dilakukan dalam jaringan (daring) melalui aplikasi Perizinan Online
Bappebti.
MUTASI WAKIL PIALANG BERJANGKA DAN PERPINDAHAN KE PIALANG BERJANGKA LAIN

MUTASI PINDAH KE PIALANG BERJANGKA LAIN

1. WPB dapat dimutasikan ke kantor yg 1. WPB dapat pindah bekerja ke Pialang


berbeda dalam satu Pialang Berjangka. Berjangka yang lain, apabila:
2. Utk Mutasi tsb, Pialang Berjangka wajib • WPB telah mengajukan pengunduran
mengajukan permohonan kepada Bappebti diri kepada Pialang Berjangka tempat
paling lambat 7 hari kerja sebelum tanggal bekerja;
mutasi, dengan persyaratan sbb: • Kepala Bappebti telah menerbitkan
keputusan tentang pencabutan izin
• fotokopi Keputusan Kepala Bappebti
WPB di tempat bekerja yang lama.
tentang pemberian izin sebagai WPB.
• Surat keterangan mutasi dari perusahaan 2. Pialang Berjangka baru yang akan
Pialang Berjangka. menunjuk WPB yang pindah dari
Pialang Berjangka lama hanya dapat
• Surat pernyataan yang dittd oleh Dirut
mengajukan permohonan izin WPB
dan WPB yang menyatakan
apabila kedua persyaratan dimaksud
tanggungjawab atas keterangan mutasi.
terpenuhi.
PENGHENTIAN SEBAGAI WAKIL PIALANG BERJANGKA

1. Kegiatan sebagai WPB dapat DIBEKUKAN, apabila:


a. Kegiatan usaha Pialang Berjangka tempat WPB bekerja dibekukan;
b. WPB diajukan ke pengadilan karena diduga melanggar peraturan di bidang PBK;
c. Sesuai pemeriksaan Bappebti, WPB terbukti melanggar peraturan di bidang PBK.
2. Izin WPB dapat DICABUT apabila:
a. Izin Pialang Berjangka tempat WPB bekerja dicabut;
b. WPB mengundurkan diri atau tidak lagi bekerja pada Pialang Berjangka;
c. Tidak memenuhi kegiatan P4WPB dgn < 300 jam/setara 200 angka kredit;
d. Permohonan pencabutan izin WPB dari Pialang Berjangka, karena
tidak melaksanakan tugasnya selama 6 bulan berturut-turut;
e. WPB dijatuhi pidana berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap;
f. WPB terbukti melakukan pelanggaran peraturan di bidang PBK;
g. WPB memberikan keterangan yang tidak benar dalam permohonan izin WPB.
h. WPB dijatuhi pidana dalam tindak pidana di bidang ekonomi atau keuangan
berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang
tetap
PENCAIRAN KEMBALI SEBAGAI WAKIL PIALANG BERJANGKA

1. Izin WPB yang dibekukan dapat DICAIRKAN kembali apabila:


a. Pembekuan kegiatan usaha Pialang Berjangka tempat WPB bekerja telah
dicairkan.
b. WPB yang diajukan ke pengadilan karena dituduh melanggar peraturan di bidang
PBK tidak terbukti melakukan pelanggaran.
c. WPB yang kegiatannya dibekukan, telah melakukan langkah penyelesaian dan
perbaikan sebagaimana diamanatkan dalam Keputusan Kepala Bappebti tentang
pembekuan kegiatan sebagai WPB.
2. Pialang Berjangka yang pembekuan kegiatan usahanya dicairkan dapat menolak
pencairan pembekuan kegiatan WPB disertai alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Izin sebagai WPB BERAKHIR apabila yang bersangkutan:
a. meninggal dunia; atau
b. Izinnya dicabut oleh Bappebti.
KEWENANGAN WAKIL PIALANG BERJANGKA (WPB)

1. Perba No. 4 Thn 2018 ttg Ketentuan Teknis Perilaku Pialang Berjangka
2. Perba No. 8 Thn 2019 ttg Perubahan Perba No. 4 Thn 2018 ttg Ketentuan Teknis Perilaku Pialang Berjangka
KEWENANGAN WAKIL PIALANG BERJANGKA

1. Hanya WPB yang berwenang berhubungan langsung dgn calon Nasabah/ Nasabah untuk
penerimaan Nasabah, pelaksanaan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah
dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.
2. Hubungan dengan calon Nasabah/Nasabah dapat dilakukan secara tatap muka langsung atau
melalui sarana elektronik tanpa melalui pihak lain.
3. Ruang lingkup kewenangan WPB kepada calon Nasabah meliputi:
a. menawarkan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah dan/atau Kontrak Derivatif lainnya
yang ditransaksikan
b. menjelaskan risiko Perdagangan Berjangka;
c. menandatangani dokumen Pernyataan Adanya Risiko;
d. menjelaskan Peraturan Perdagangan (Trading Rules).
e. menjelaskan mekanisme transaksi;
f. menjelaskan isi dokumen Perjanjian Pemberian Amanat;
g. menandatangani dokumen Perjanjian Pemberian Amanat.
h. Pelaksanaan kewenangan diatas hanya dapat dilakukan oleh WPB yang sama.
4. Dalam hal WPB ybs berhalangan dengan alasan yang dapat dipertanggung-jawabkan, WPB ybs
dapat digantikan oleh WPB yang lain.
KEWAJIBAN WAKIL PIALANG BERJANGKA

1. Mengetahui latar belakang calon Nasabah (pengetahuan PBK, pengalaman transaksi


PBK dan kemampuan keuangan), sehingga diperoleh keyakinan calon Nasabah
dimaksud merupakan calon Nasabah yang layak;
2. Menyampaikan dan menjelaskan:
a. Dokumen profil perusahaan yang telah disetujui Bappebti;
b. Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko untuk Kontrak Berjangka dan Kontrak
Derivatif;
c. Dokumen Perjanjian Pemberian Amanat untuk Kontrak Berjangka dan Kontrak
Derivatif;
d. Peraturan Perdagangan (Trading Rules);
e. Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah dan/atau Kontrak Derivatif lainnya
yang akan ditransaksikan;
f. Dokumen Aplikasi Pembukaan Rekening Transaksi dan memeriksa apakah
dokumen tersebut telah diisi seluruhnya secara lengkap oleh Nasabah.
KEWAJIBAN WAKIL PIALANG BERJANGKA

3. Memberikan kesempatan kepada calon Nasabah untuk:


a. melakukan simulasi transaksi PBK, yang dibuktikan dengan pernyataan
bahwa calon Nasabah telah melakukan simulasi transaksi PBK.
b. membaca dan mempelajari isi dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko dan
dokumen Perjanjian Pemberian Amanat
4. Menandatangani dokumen:
a. Pemberitahuan Adanya Risiko untuk Kontrak Berjangka dan Kontrak
Derivatif;
b. Perjanjian Pemberian Amanat untuk Kontrak Berjangka dan Kontrak
Derivatif
Catatan :
A. Perjanjian Pemberian Amanat wajib ditandatangani oleh WPB yang memberikan penjelasan Perjanjian Pemberian
Amanat, oleh Nasabah, oleh Pimpinan Pialang Berjangka dan Pimpinan Penyelenggara SPA untuk KontrakDerivatif.
B. WPB yang juga berstatus sebagai Pimpinan Pialang Berjangka di Kantor Pusat atau Cabang hanya dapat menandatangani
dokumen Perjanjian Pemberian Amanat sebagai WPB atau Pimpinan Pialang Berjangka.
LARANGAN BAGI WAKIL PIALANG BERJANGKA
1. Dalam berhubungan langsung dengan calon Nasabah atau Nasabah, WPB dilarang menerima
calon Nasabah apabila mengetahui calon Nasabah yang bersangkutan:
a. telah dinyatakan pailit oleh pengadilan;
b. telah dinyatakan melanggar peraturan PBK oleh badan peradilan atau Bappebti;
c. pejabat atau pegawai:
▪ Bappebti, Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka; dan
▪ Bendaharawan lembaga yang melayani kepentingan umum, kecuali yang bersangkutan
mendapat kuasa dari lembaga tersebut
2. Secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi calon Nasabah atau Nasabah dengan
memberikan informasi yang menyesatkan untuk melakukan transaksi Kontrak Berjangka,
Kontrak Derivatif Syariah dan/atau Kontrak Derivatif lainnya, antara lain: menawarkan
pendapatan tetap (fixed income) atau bagi hasil (profit sharing);
3. menawarkan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah dan/atau Kontrak Derivatif lainnya
yang tidak mendapat persetujuan dari Bappebti;
4. menerima Nasabah yang sumber dananya berasal dari beberapa orang yang digabung dalam
satu rekening (pooling account) atau yang bersumber dari perikatan lainnya (legal
arrangement);
LARANGAN BAGI WAKIL PIALANG BERJANGKA

5. menerima dana Nasabah baik berupa Margin awal atau Penambahan/top-up Margin secara
tunai (cash);
6. menerima dana Nasabah (Margin awal) sebelum menandatangani dokumen Pemberitahuan
Adanya Risiko dan dokumen Perjanjian Pemberian Amanat
7. menerima, meminta atau meminjam kode akses transaksi Nasabah (Personal Access
Password);
8. membuat perjanjian dlm bentuk apapun dgn calon Nasabah atau Nasabah kecuali perjanjian
yg diatur dlm Peraturan Bappebti;
9. menerima kuasa dari Nasabah untuk melakukan transaksi atas nama Nasabah yang
bersangkutan; atau
10. melakukan pengisian aplikasi penerimaan Nasabah secara elektronik online untuk
kepentingan dan/atau atas nama calon Nasabah.
11. Menerima dana Nasabah secara tunai dari Pialang Berjangka maupun yang disetor secara
tunai melalui bank ke Rekening Terpisah (Segregated Account) Pialang Berjangka.
SE 32/BAPPEBTI/SE/02/2022 TENTANG PENEGASAN KETENTUAN
HANYA WAKIL PIALANG BERJANGKA YANG BERHAK BERHUBUNGAN
LANGSUNG DENGAN NASABAH

1. Sesuai Surat Edaran (SE) Kepala Bappebti Nomor 32 Tahun 2022, ditegaskan bahwa
hanya WPB yang berhak berhubungan langsung dengan Nasabah.
2. Berhubungan langsung dapat dilakukan secara tatap muka ataupun melalui sarana
elektronik antara lain sarana komunikasi telepon, email, dan media sosial lainnya.
3. Tugas dan peran yang menjadi kewenangan WPB tidak dapat dijalankan oleh pihak
yang diberdayakan atau dipekerjakan, selain yang telah memiliki izin sebagai WPB.
4. Selain WPB, Pialang Berjangka tidak dapat mempekerjakan/memberdayakan pihak
yang menjalankan peran/tugas/pekerjaan yang secara prinsip hampir sama dengan
kewenangan dan tugas WPB.
5. SE Kepala Bappebti Nomor 62.1 Tahun 2022 tanggal 6 April 2022 tentang Penegasan
Ketentuan Hanya WPB Yang Berhak Berhubungan Langsung dengan Nasabah/Calon
Nasabah dengan penambahan waktu dari 30 hari menjadi 3 bulan sejak SE tersebut
ditandatangani, untuk melakukan penyesuaian dan tidak mempekerjakan/
memberdayakan lagi selain WPB.
SE 209/BAPPEBTI/SE/08/2022 TENTANG TINDAK LANJUT KETENTUAN
HANYA WPB YANG BERHAK BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN NASABAH

Pialang Berjangka diminta untuk melakukan langkah2 sbb:


1. Menyampaikan data/informasi pihak yang diberdayakan/dipekerjakan, antara lain
account executive, sales, telemarketing, trading advisor, account advisor, account
professional, atau lainnya yang tugasnya merupakan bagian dari kewenangan WPB
kepada Asosiasi Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia (Aspebtindo);
2. Mempersiapkan pihak2 pada huruf 1 yang memenuhi persyaratan sebagai kandidat
untuk mengikuti ujian profesi WPB dalam periode 2022 sampai 2023, al:
memberikan bimbingan kepada kandidat sebelum mengikuti pelatihan dan
pelaksanaan ujian profesi WPB dan dukungan moril dan materil serta mendorong
para kandidat untuk mengikuti pelatihan yang dipersyaratkan sebelum mengikuti
Ujian Profesi WPB dalam periode 2022 sampai 2023.
Aspebtindo diminta untuk melakukan langkah2 sbb:
1. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk penyelenggaraan
ujian profesi WPB.
SE 209/BAPPEBTI/SE/08/2022 TENTANG TINDAK LANJUT KETENTUAN
HANYA WPB YANG BERHAK BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN NASABAH

2. Menetapkan batas waktu penyampaian data dari Pialang Berjangka terkait pihak yang
diberdayakan oleh Pialang Berjangka untuk mengikuti pelatihan dan Ujian Profesi WPB dalam
periode 2022 sampai 2023.
3. Merekap dan melaporkan kepada Bappebti pihak yang dipekerjakan oleh Pialang Berjangka
paling lambat 31 Agustus 2022 dengan memuat informasi mengenai nama peserta, nama
perusahaan, pendidikan formal, masa kerja di Perdagangan Berjangka Komoditi dan copy Kartu
Tanda Penduduk – Elektronik.
4. Menyelenggarakan pelatihan kompetensi di bidang PBK bagi calon Peserta Ujian Profesi WPB
yang berijazah SMA, dimulai paling lambat pada Oktober 2022.
5. Dalam periode Persiapan penyelenggaraan pelatihan kompetensi sampai pada terlaksananya
Ujian Profesi Wakil Pialang Berjangka dalam periode 2022 sampai 2023, Pialang Berjangka dapat
mempekerjakan kandidat yang meliputi pekerjaan:
▪ mengumpulkan data calon Nasabah & membuat janji pertemuan antara calon Nasabah
dengan WPB;
▪ Mendampingi WPB saat bertemu dengan calon Nasabah;
▪ Mengirimkan materi edukasi dan mengundang calon Nasabah untuk mengikuti pelatihan
atau seminar yang diadakan oleh Pialang Berjangka.
PIALANG BERJANGKA

1. Perka Bappebti No. 5 Tahun 2017 ttg Sistem Perdagangan Alternatif (SPA)
2. Perba No. 3 Thn 2018 ttg Izin Usaha Pialang Berjangka.
APA ITU PIALANG BERJANGKA

1. PIALANG BERJANGKA (PB): Badan usaha yang melakukan kegiatan jual-beli Komoditi berdasarkan Kontrak
Berjangka/Kontrak Derivatif Syariah/Kontrak Derivatif lainnya atas amanat Nasabah dengan menarik sejumlah
uang/surat berharga sebagai Margin untuk menjamin transaksi.
2. Kegiatan usaha PB hanya dapat dilakukan oleh Perseroan Terbatas (PT) yang telah menjadi anggota Bursa Berjangka
dan memiliki izin usaha sebagai PB dari Bappebti.
3. PT yang melakukan kegiatan PB dapat berbentuk PMDN (seluruh sahamnya dimiliki oleh WNI atau badan hukum
Indonesia; dan juga dapat berbentuk PMA (patungan yang sahamnya dimiliki WNI/badan hukum Indonesia dan
WNA/badan hukum asing.
4. Komposisi kepemilikan modal PMA paling banyak 95% (sembilan puluh lima persen).
5. Setiap perusahaan PB wajib mencantumkan kata BERJANGKA atau FUTURES pada nama perusahaan dan dicantumkan
dalam akta pendirian perusahaan.
6. Anggota direksi, dewan komisaris, pemegang saham, Pengendali dan/atau Pemilik Manfaat (Beneficial Owner)
dilarang mempunyai jabatan rangkap dan dilarang mempunyai saham pada perusahaan lain yang bergerak di bidang
PBK.
7. PB dilarang memiliki saham pada perusahaan PBK lainnya kecuali saham pada Bursa Berjangka dan/atau Lembaga
Kliring Berjangka.
PERSYARATAN PERMOHONAN IZIN USAHA PIALANG BERJANGKA

Izin usaha sebagai PB hanya dapat diberikan kepada PT yang memenuhi persyaratan sbb:
a. Akta pendirian PT yang telah disahkan oleh Menkumham.
b. Daftar nama calon anggota direksi, dewan komisaris, pemegang saham, pengendali dan/atau Pemilik
Manfaat (Beneficial Owner) perusahaan yang telah mendapat rekomendasi dari Bursa Berjangka.
c. Nomor Pokok Wajib Pajak PT dan NPWP masing-masing calon pemegang saham Pengendali, dewan
komisaris, direksi, dan Pemilik Manfaat (Beneficial Owner);
d. Neraca awal PT yang telah diaudit oleh Akuntan Publik;
e. Bukti keanggotaan pada Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka;
f. Telah melakukan penyetoran dana kompensasi;
g. Modal disetor paling sedikit Rp2,5 Miliar untuk PMDN dan Rp5 Miliar untuk PMA Patungan (khusus PB
Multilateral) dan Rp25 Miliar Bagi PB yang menjadi Peserta SPA.
h. Dapat mendirikan kantor cabang dengan syarat: penambahan modal 250 Juta per kantor cabang bagi PB
Multilateral dan Rp5 Miliar per kantor cabang PB Peserta SPA.
i. Rekening terpisah (segregated account) pada bank penyimpan margin;
j. Memiliki WPB paling sedikit 3 (tiga) orang, salah seorang diantaranya sebagai direktur (Kantor Pusat dan
Kantor Cabang);
k. Direktur kepatuhan yang tidak berkedudukan sebagai WPB.
KEWAJIBAN PIALANG BERJANGKA

1. Bertanggungjawab atas tindakan yang dilakukan oleh pegawai PB atau pihak yang terkait
dengan PB dalam melaksanakan kegiatan PBK;
2. Membuat dan melaksanakan SOP tentang Kewajiban SOP yang harus dimiliki Pialang
Berjangka (paling sedikit 5 SOP);
3. Membentuk Unit yang memberikan Pelatihan Bagi WPB, Pegawai dan Pihak Yang Terlibat
dalam Kegiatan PB (minimal 5 jenis materi pelatihan)
4. Menjelaskan mengenai pengertian dan fungsi Rekening Terpisah (Segregated Account),
dana Nasabah harus ditransfer ke Segregated Account dan biaya-biaya yang dikenakan
kepada Nasabah;
5. Menyediakan sarana simulasi transaksi PBK bagi calon Nasabah; ruangan dealing room yg
terpisah dengan ruangan settlement room; dan sarana untuk transaksi secara langsung
maupun tidak langsung;
6. Merekam dan mencatat penerimaan amanat Nasabah dalam Kartu Amanat (bila transaksi
dilakukan secara manual) atau merekam dan mencatat penerimaan amanat dari Nasabah
dalam bentuk elektronik yg dapat ditelusuri keabsahannya apabila terjadi perselisihan;
KEWAJIBAN PIALANG BERJANGKA

7. Mengkonfirmasikan kepada Nasabah tentang transaksi yang telah dilaksanakan dlm


hal penyampaian transaksi dilakukan secara tidak langsung oleh Nasabah;
8. Menyampaikan laporan transaksi harian (Daily Statement) kepada Nasabah;
9. Menjelaskan alternatif penyelesaian perselisihan perdata khususnya sengketa
keuangan;
10. Menyediakan aplikasi sistem informasi transaksi Nasabah yg berfungsi untuk
memastikan transaksi Nasabah telah terdaftar di Lembaga Kliring Berjangka, serta
menyampaikan dan menjelaskan kepada Nasabah tentang tata cara penggunaannya
11. Menyampaikan kepada nasabah tentang pernyataan pengungkapan (disclosure
statement) yang diletakkan di 3 tempat (sebelum Aplikasi Pembukaan Rekening,
sebelum Dokumen Pemberitahuan sebelum Perjanjian Pemberian Amanat,
12. Membentuk unit yang berfungsi untuk memberikan pelayanan pengaduan Nasabah dan
mengawasi kepatuhan terhadap peraturan di bidang PBK.
LARANGAN PIALANG BERJANGKA

1. Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing untuk berhubungan langsung dengan calon Nasabah
atau Nasabah untuk pelaksanaan transaksi;
2. Mencari calon Nasabah dengan dalih iklan lowongan pekerjaan;
3. Menerima setoran Nasabah (Margin awal atau penambahan Margin tanpa melalui
pemindahbukuan rekening bank (secara tunai);
4. Menerima setoran Margin melalui rekening Nasabah yang identitas pengirimnya tidak
sama dengan identitas Nasabah.
5. Memberi pinjaman dana kepada Nasabah untuk keperluan Margin.
6. Menyerahkan kode akses transaksi Nasabah kepada selain Nasabah.
7. Menugaskan tenaga penyelesaian transaksi (settlement) merangkap sebagai tenaga
pelaksana transaksi (dealing) atau sebaliknya;
8. Melakukan pembayaran secara tunai ketika Nasabah menarik dananya (withdrawal);
9. Memindahbukukan dana Nasabah dari Rekening Terpisah ke rekening yang nama dan
nomornya tidak sesuai dengan nama dan nomor Rekening Bank Nasabah;
LARANGAN PIALANG BERJANGKA.. (2)

10. Menggunakan dana Nasabah dalam Rekening Terpisah untuk kepentingan lain
(kecuali komisi dan biaya lain sehubungan transaksi);
11. Menyerahkan laporan transaksi harian (Daily Statement) kepada pihak lain kecuali
Nasabah atau kuasanya;
12. melakukan pengisian aplikasi penerimaan nasabah secara elektronik online untuk
kepentingan dan/atau atas nama calon Nasabah;
13. Menerima Nasabah yang sumber dananya berasal dari beberapa orang yang
digabung dalam satu rekening (pooling account) atau yang bersumber dari
perikatan lainnya (legal arrangement).
PENERAPAN APU-PPT

▪ Kewajiban Pialang terkait APU-PPT:


1. Pialang Berjangka wajib memiliki, memantau dan menerapkan kebijakan,
pengawasan & prosedur pengelolaan dan mitigasi risiko TPPU/PPT → risk based;
2. Memiliki Program APU/PPT harus tercermin dalam 5 PILAR:
a. Pengawasan Aktif Direksi dan Komisaris
b. Kebijakan dan Prosedur
c. Pengendalian Intern
d. Sistem Informasi Manajemen
e. Sumber Daya Manusia dan Pelatihan
3. Pialang Berjangka wajib melakukan prosedur CDD atau EDD (untuk nasabah
risiko tinggi), dan mengelompokkan risiko sesuai tingkat risikonya → identifikasi
& verifikasi
4. Identifikasi terhadap DTTOT dan Daftar Proliferasi Senjata Pemusnah Masal →
laporan nihil
5. menatausahakan dokumen paling singkat 5 tahun (dokumen APU-PPT); dan
6. Melakukan Pelaporan (Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan) LTKM.
PENGEMBANGAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI (1)
• Implementasi Penerimaan Nasabah secara elektronik Online
(Peraturan Bappebti Nomor 10 Tahun 2021 tentang penerimaan nasabah secara online dengan CDD Sederhana)

➢ Persetujuan Penerimaan Nasabah Secara Elektronik Online dengan


CDD Sederhana 0,1 dan 0,01 Lot, hanya dapat diberikan kepada
Pialang Berjangka yang memenuhi persyaratan antara lain:
o Tidak pernah melanggar ketentuan yang mengatur
mengenai kewajiban untuk melaksanakan transaksi minimal
Kontrak Berjangka multilateral di Bursa Berjangka setiap
bulan secara berturut-turut dalam jangka waktu 10 (sepuluh)
bulan terakhir;
o Tidak pernah mendapatkan sanksi administratif atas
pelanggaran ketentuan di bidang Perdagangan Berjangka
➢ Sistem Penerimaan Nasabah Online Komoditi dalam jangka waktu 10 (sepuluh) bulan terakhir;
dengan CDD Sederhana dapat digunakan
bagi Nasabah yang melakukan transaksi o Telah menerapkan ketentuan program Anti Pencucian Uang dan
dengan volume minimum 0,1 (nol koma Pencegahan Pendanaan Terorisme
satu) lot dan/atau 0,01 (nol koma nol
satu) lot. o Memiliki sarana dan prasarana yang untuk
mengidentifikasi, verifikasi terhadap calon Nasabahnya atau
Know Your Customer(KYC) dan Customer Due Diligence(CDD)
dengan menggunakan Regulatory Technology (RegTech)
PENGEMBANGAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI (2)

• Meningkatkan jumlah market • Mendorong pengembangan sistem • Meningkatkan sosialisasi kepada


maker dalam rangka meningkatkan perdagangan Kontrak Berjangka pelaku usaha
transaksi Kontrak Multilateral (Multilateral) yang lebih user friendly

• Memperlunak syarat • Pelaksanaan kajian dan


• Mengupayakan MoU dengan • Melakukan evaluasi terkait Modal Bersih koordinasi terkait Peraturan
Kementerian BUMN proses penerimaan Disesuaikan (MBD) bagi Pemerintah mengenai PPh
nasabah Pialang Multilateral Final transaksi di bidang PBK
PENGEMBANGAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI (3)
• Persiapan pelaksanaan Penasihat Berjangka:
➢ Syarat untuk dapat mengikuti ujian dan kompetensi teknis
yang akan diujikan
➢ Pengembangan soal ujian
➢ Proses perizinan, termasuk pengembangan aplikasi online
➢ Pengembangan pedoman perilaku penasihat berjangka &
• Tersedianya wakil penasihat berjangka
pengaturan Penasihat
Berjangka dan Wakil
Penasihat Berjangka

• Desk Research terkait Initial Coin


• Tersedianya pengaturan dan Offering/Initial Token Offering,
• Tersedianya pengaturan dan
pengawasan terhadap pasar fisik, aset pengembangan Analytical Herarchy
pengawasan Pengelola
kripto, emas digital (termasuk komoditi Process, Non Fungible Token,
Sentra Dana Berjangka
syariah Batu Bara dan Minyak Mentah) Metaverse, dan Decentralized Finance
PENGEMBANGAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI (4)

• Tersedianya pengaturan Penggunaan Expert Advisor oleh Penasihat Berjangka


✓ Diberikan kepada Penasihat Berjangka yang telah memperoleh persetujuan dari
Kepala Bappebti sebagai Penasihat Berjangka yang memberikan Nasihat Berbasis
Teknologi Informasi;
✓ Aplikasi/Sistem/Program Expert Advisor telah memperoleh rekomendasi Bursa
Berjangka;
✓ Aplikasi/Sistem/Program Expert Advisor bukan buatan Penasihat Berjangka itu
sendiri → Harus ada Perjanjian Kerja Sama dengan Pengembang Sistem;
✓ Memiliki divisi khusus/Wakil Penasihat Berjangka yang menjalankan fungsi untuk
pemutakhiran program algoritma dan layanan purna jual serta edukasi;
✓ Memiliki tambahan modal disetor minimal Rp1 Milyar;
✓ Memiliki rekam jejak sebagai Penasihat Berjangka dengan tingkat keberhasilannya
tergolong penilaian baik;
✓ Aplikasi/Sistem/Program Expert Advisor harus memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Terima Kasih
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Jl. Kramat Raya No.172
Jakarta Pusat - 10430
www.bappebti.go.id

Anda mungkin juga menyukai