pada acara
“Pelatihan Kompetensi PBK bagi
Calon Wakil Pialang Berjangka
Tahun 2023”
1. Kegiatan sebagai WPB hanya dapat dilakukan oleh orang perseorangan WNI setelah mendapat izin
dari Kepala Bappebti.
2. Izin WPB hanya diberikan kepada orang perseorangan yang telah lulus Ujian Profesi WPB yang
diselenggarakan oleh Bappebti.
3. Tanda Lulus Ujian Profesi (TLUP) WPB masa berlakunya hanya 1 tahun untuk dapat diajukan
permohonan izin sebagai WPB sejak: a). tanggal diterbitkan TLUP-WPB; atau b). tanggal diterbitkan
pencabutan izin sebagai WPB.
4. Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud pada point 3 diatas telah terlampaui, maka orang
perseorangan yang akan diajukan sebagai WPB wajib mengikuti kembali dan lulus Ujian Profesi
WPB.
5. Izin sebagai WPB diberikan sesuai dengan domisili kantor Pialang Berjangka yang menjadi tempat
WPB tersebut dipekerjakan.
6. Bappebti memberikan izin atau menolak memberikan izin sebagai WPB paling lambat 3 hari kerja
sejak permohonan dinyatakan lengkap dan benar.
PERIZINAN WAKIL PIALANG BERJANGKA.. (2)
7. Setiap pihak yang telah memperoleh izin sebagai WPB wajib menjadi anggota Asosiasi Perdagangan
Berjangka Komoditi Indonesia (Aspebtindo).
8. Izin sebagai WPB hanya berlaku selama WPB masih aktif melakukan kegiatannya pada perusahaan
Pialang Berjangka yang mengajukan permohonan izinnya.
9. Pialang Berjangka dilarang mengajukan orang perseorangan untuk menjadi WPB apabila: a. tidak
cakap melakukan perbuatan hukum; b. pernah dipidana karena terbukti melakukan tindak pidana di
bidang ekonomi/ keuangan; c. terbukti melakukan pelanggaran atas peraturan di bidang PBK; d.
masuk dalam daftar orang dalam catatan (DODC) atau daftar orang dalam pemantauan (DODP)
Bappebti; e. pihak yang diadukan oleh Nasabah; dan/atau f. berkedudukan sebagai Komisaris/
Direktur Kepatuhan pada Pialang Berjangka.
10. Pemegang saham yang sekaligus berkedudukan menjadi Direksi dapat diajukan oleh Pialang
Berjangka untuk menjadi WPB sepanjang yang bersangkutan tidak berkedudukan sebagai Direktur
Kepatuhan atau Komisaris.
11. Pengajuan permohonan izin WPB dilakukan dalam jaringan (daring) melalui aplikasi Perizinan Online
Bappebti.
MUTASI WAKIL PIALANG BERJANGKA DAN PERPINDAHAN KE PIALANG BERJANGKA LAIN
1. Perba No. 4 Thn 2018 ttg Ketentuan Teknis Perilaku Pialang Berjangka
2. Perba No. 8 Thn 2019 ttg Perubahan Perba No. 4 Thn 2018 ttg Ketentuan Teknis Perilaku Pialang Berjangka
KEWENANGAN WAKIL PIALANG BERJANGKA
1. Hanya WPB yang berwenang berhubungan langsung dgn calon Nasabah/ Nasabah untuk
penerimaan Nasabah, pelaksanaan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah
dan/atau Kontrak Derivatif lainnya.
2. Hubungan dengan calon Nasabah/Nasabah dapat dilakukan secara tatap muka langsung atau
melalui sarana elektronik tanpa melalui pihak lain.
3. Ruang lingkup kewenangan WPB kepada calon Nasabah meliputi:
a. menawarkan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah dan/atau Kontrak Derivatif lainnya
yang ditransaksikan
b. menjelaskan risiko Perdagangan Berjangka;
c. menandatangani dokumen Pernyataan Adanya Risiko;
d. menjelaskan Peraturan Perdagangan (Trading Rules).
e. menjelaskan mekanisme transaksi;
f. menjelaskan isi dokumen Perjanjian Pemberian Amanat;
g. menandatangani dokumen Perjanjian Pemberian Amanat.
h. Pelaksanaan kewenangan diatas hanya dapat dilakukan oleh WPB yang sama.
4. Dalam hal WPB ybs berhalangan dengan alasan yang dapat dipertanggung-jawabkan, WPB ybs
dapat digantikan oleh WPB yang lain.
KEWAJIBAN WAKIL PIALANG BERJANGKA
5. menerima dana Nasabah baik berupa Margin awal atau Penambahan/top-up Margin secara
tunai (cash);
6. menerima dana Nasabah (Margin awal) sebelum menandatangani dokumen Pemberitahuan
Adanya Risiko dan dokumen Perjanjian Pemberian Amanat
7. menerima, meminta atau meminjam kode akses transaksi Nasabah (Personal Access
Password);
8. membuat perjanjian dlm bentuk apapun dgn calon Nasabah atau Nasabah kecuali perjanjian
yg diatur dlm Peraturan Bappebti;
9. menerima kuasa dari Nasabah untuk melakukan transaksi atas nama Nasabah yang
bersangkutan; atau
10. melakukan pengisian aplikasi penerimaan Nasabah secara elektronik online untuk
kepentingan dan/atau atas nama calon Nasabah.
11. Menerima dana Nasabah secara tunai dari Pialang Berjangka maupun yang disetor secara
tunai melalui bank ke Rekening Terpisah (Segregated Account) Pialang Berjangka.
SE 32/BAPPEBTI/SE/02/2022 TENTANG PENEGASAN KETENTUAN
HANYA WAKIL PIALANG BERJANGKA YANG BERHAK BERHUBUNGAN
LANGSUNG DENGAN NASABAH
1. Sesuai Surat Edaran (SE) Kepala Bappebti Nomor 32 Tahun 2022, ditegaskan bahwa
hanya WPB yang berhak berhubungan langsung dengan Nasabah.
2. Berhubungan langsung dapat dilakukan secara tatap muka ataupun melalui sarana
elektronik antara lain sarana komunikasi telepon, email, dan media sosial lainnya.
3. Tugas dan peran yang menjadi kewenangan WPB tidak dapat dijalankan oleh pihak
yang diberdayakan atau dipekerjakan, selain yang telah memiliki izin sebagai WPB.
4. Selain WPB, Pialang Berjangka tidak dapat mempekerjakan/memberdayakan pihak
yang menjalankan peran/tugas/pekerjaan yang secara prinsip hampir sama dengan
kewenangan dan tugas WPB.
5. SE Kepala Bappebti Nomor 62.1 Tahun 2022 tanggal 6 April 2022 tentang Penegasan
Ketentuan Hanya WPB Yang Berhak Berhubungan Langsung dengan Nasabah/Calon
Nasabah dengan penambahan waktu dari 30 hari menjadi 3 bulan sejak SE tersebut
ditandatangani, untuk melakukan penyesuaian dan tidak mempekerjakan/
memberdayakan lagi selain WPB.
SE 209/BAPPEBTI/SE/08/2022 TENTANG TINDAK LANJUT KETENTUAN
HANYA WPB YANG BERHAK BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN NASABAH
2. Menetapkan batas waktu penyampaian data dari Pialang Berjangka terkait pihak yang
diberdayakan oleh Pialang Berjangka untuk mengikuti pelatihan dan Ujian Profesi WPB dalam
periode 2022 sampai 2023.
3. Merekap dan melaporkan kepada Bappebti pihak yang dipekerjakan oleh Pialang Berjangka
paling lambat 31 Agustus 2022 dengan memuat informasi mengenai nama peserta, nama
perusahaan, pendidikan formal, masa kerja di Perdagangan Berjangka Komoditi dan copy Kartu
Tanda Penduduk – Elektronik.
4. Menyelenggarakan pelatihan kompetensi di bidang PBK bagi calon Peserta Ujian Profesi WPB
yang berijazah SMA, dimulai paling lambat pada Oktober 2022.
5. Dalam periode Persiapan penyelenggaraan pelatihan kompetensi sampai pada terlaksananya
Ujian Profesi Wakil Pialang Berjangka dalam periode 2022 sampai 2023, Pialang Berjangka dapat
mempekerjakan kandidat yang meliputi pekerjaan:
▪ mengumpulkan data calon Nasabah & membuat janji pertemuan antara calon Nasabah
dengan WPB;
▪ Mendampingi WPB saat bertemu dengan calon Nasabah;
▪ Mengirimkan materi edukasi dan mengundang calon Nasabah untuk mengikuti pelatihan
atau seminar yang diadakan oleh Pialang Berjangka.
PIALANG BERJANGKA
1. Perka Bappebti No. 5 Tahun 2017 ttg Sistem Perdagangan Alternatif (SPA)
2. Perba No. 3 Thn 2018 ttg Izin Usaha Pialang Berjangka.
APA ITU PIALANG BERJANGKA
1. PIALANG BERJANGKA (PB): Badan usaha yang melakukan kegiatan jual-beli Komoditi berdasarkan Kontrak
Berjangka/Kontrak Derivatif Syariah/Kontrak Derivatif lainnya atas amanat Nasabah dengan menarik sejumlah
uang/surat berharga sebagai Margin untuk menjamin transaksi.
2. Kegiatan usaha PB hanya dapat dilakukan oleh Perseroan Terbatas (PT) yang telah menjadi anggota Bursa Berjangka
dan memiliki izin usaha sebagai PB dari Bappebti.
3. PT yang melakukan kegiatan PB dapat berbentuk PMDN (seluruh sahamnya dimiliki oleh WNI atau badan hukum
Indonesia; dan juga dapat berbentuk PMA (patungan yang sahamnya dimiliki WNI/badan hukum Indonesia dan
WNA/badan hukum asing.
4. Komposisi kepemilikan modal PMA paling banyak 95% (sembilan puluh lima persen).
5. Setiap perusahaan PB wajib mencantumkan kata BERJANGKA atau FUTURES pada nama perusahaan dan dicantumkan
dalam akta pendirian perusahaan.
6. Anggota direksi, dewan komisaris, pemegang saham, Pengendali dan/atau Pemilik Manfaat (Beneficial Owner)
dilarang mempunyai jabatan rangkap dan dilarang mempunyai saham pada perusahaan lain yang bergerak di bidang
PBK.
7. PB dilarang memiliki saham pada perusahaan PBK lainnya kecuali saham pada Bursa Berjangka dan/atau Lembaga
Kliring Berjangka.
PERSYARATAN PERMOHONAN IZIN USAHA PIALANG BERJANGKA
Izin usaha sebagai PB hanya dapat diberikan kepada PT yang memenuhi persyaratan sbb:
a. Akta pendirian PT yang telah disahkan oleh Menkumham.
b. Daftar nama calon anggota direksi, dewan komisaris, pemegang saham, pengendali dan/atau Pemilik
Manfaat (Beneficial Owner) perusahaan yang telah mendapat rekomendasi dari Bursa Berjangka.
c. Nomor Pokok Wajib Pajak PT dan NPWP masing-masing calon pemegang saham Pengendali, dewan
komisaris, direksi, dan Pemilik Manfaat (Beneficial Owner);
d. Neraca awal PT yang telah diaudit oleh Akuntan Publik;
e. Bukti keanggotaan pada Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka;
f. Telah melakukan penyetoran dana kompensasi;
g. Modal disetor paling sedikit Rp2,5 Miliar untuk PMDN dan Rp5 Miliar untuk PMA Patungan (khusus PB
Multilateral) dan Rp25 Miliar Bagi PB yang menjadi Peserta SPA.
h. Dapat mendirikan kantor cabang dengan syarat: penambahan modal 250 Juta per kantor cabang bagi PB
Multilateral dan Rp5 Miliar per kantor cabang PB Peserta SPA.
i. Rekening terpisah (segregated account) pada bank penyimpan margin;
j. Memiliki WPB paling sedikit 3 (tiga) orang, salah seorang diantaranya sebagai direktur (Kantor Pusat dan
Kantor Cabang);
k. Direktur kepatuhan yang tidak berkedudukan sebagai WPB.
KEWAJIBAN PIALANG BERJANGKA
1. Bertanggungjawab atas tindakan yang dilakukan oleh pegawai PB atau pihak yang terkait
dengan PB dalam melaksanakan kegiatan PBK;
2. Membuat dan melaksanakan SOP tentang Kewajiban SOP yang harus dimiliki Pialang
Berjangka (paling sedikit 5 SOP);
3. Membentuk Unit yang memberikan Pelatihan Bagi WPB, Pegawai dan Pihak Yang Terlibat
dalam Kegiatan PB (minimal 5 jenis materi pelatihan)
4. Menjelaskan mengenai pengertian dan fungsi Rekening Terpisah (Segregated Account),
dana Nasabah harus ditransfer ke Segregated Account dan biaya-biaya yang dikenakan
kepada Nasabah;
5. Menyediakan sarana simulasi transaksi PBK bagi calon Nasabah; ruangan dealing room yg
terpisah dengan ruangan settlement room; dan sarana untuk transaksi secara langsung
maupun tidak langsung;
6. Merekam dan mencatat penerimaan amanat Nasabah dalam Kartu Amanat (bila transaksi
dilakukan secara manual) atau merekam dan mencatat penerimaan amanat dari Nasabah
dalam bentuk elektronik yg dapat ditelusuri keabsahannya apabila terjadi perselisihan;
KEWAJIBAN PIALANG BERJANGKA
1. Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing untuk berhubungan langsung dengan calon Nasabah
atau Nasabah untuk pelaksanaan transaksi;
2. Mencari calon Nasabah dengan dalih iklan lowongan pekerjaan;
3. Menerima setoran Nasabah (Margin awal atau penambahan Margin tanpa melalui
pemindahbukuan rekening bank (secara tunai);
4. Menerima setoran Margin melalui rekening Nasabah yang identitas pengirimnya tidak
sama dengan identitas Nasabah.
5. Memberi pinjaman dana kepada Nasabah untuk keperluan Margin.
6. Menyerahkan kode akses transaksi Nasabah kepada selain Nasabah.
7. Menugaskan tenaga penyelesaian transaksi (settlement) merangkap sebagai tenaga
pelaksana transaksi (dealing) atau sebaliknya;
8. Melakukan pembayaran secara tunai ketika Nasabah menarik dananya (withdrawal);
9. Memindahbukukan dana Nasabah dari Rekening Terpisah ke rekening yang nama dan
nomornya tidak sesuai dengan nama dan nomor Rekening Bank Nasabah;
LARANGAN PIALANG BERJANGKA.. (2)
10. Menggunakan dana Nasabah dalam Rekening Terpisah untuk kepentingan lain
(kecuali komisi dan biaya lain sehubungan transaksi);
11. Menyerahkan laporan transaksi harian (Daily Statement) kepada pihak lain kecuali
Nasabah atau kuasanya;
12. melakukan pengisian aplikasi penerimaan nasabah secara elektronik online untuk
kepentingan dan/atau atas nama calon Nasabah;
13. Menerima Nasabah yang sumber dananya berasal dari beberapa orang yang
digabung dalam satu rekening (pooling account) atau yang bersumber dari
perikatan lainnya (legal arrangement).
PENERAPAN APU-PPT