240210140065
I. TUJUAN
Mahasiswa dapat melaksanakan pengujian inderawi menggunakan metode
triangle (uji segitiga) dan uji duo trio mulai dari persiapan, penyajian, tabulasi
data dan mengambil kesimpulan berdasarkan pengujian statistika.
3.2. Bahan
3.2.1. Uji Triangle/Segitiga
Biskuit Kokola ( kode sampel 041 dan 672)
Biskuit Khong Guan (368)
3.2.2. Uji duo trio
Meises Merk Ceres (sebagai standar atau R dan sampel kode 123)
Meises Merk Tulip (kode sampel 592)
Syifa Urrohmah
240210140065
IV. PROSEDUR
4.1. Uji Triangle/Segitiga
1. Tiga jenis sampel biskuit malkist disajikan di atas piring, dan diberi label
kode sampel.
2. Parameter warna, rasa, bau, dan kekentalan dari masing-masing sampel
diamati.
3. Dari ketiga sampel dipilih satu sampel yang berbeda dengan dua sampel
lainnya dari segi warna, rasa, kerenyahan, dan bau kemudian diberi tanda
checklist (√).
4. Data hasil pengujian ke-15 panelis ditabulasi.
5. Data hasil pengujian dicocokkan dengan tabel uji triangle untuk mengetahui
apakah produk yang diuji sudah sama dengan produk lain yang sejenis atau
belum.
sedangkan satu piring lainnya adalah biskuit kong ghuan. Ketiga sampel tersebut
diberikan kode secara acak yang terdiri atas tiga angka. Sampel dengan kode 041
dan 672 adalah biskuit kokola, sedangkan sampel dengan kode 368 adalah biskuit
kong ghuan. Panelis memberikan tanda check (√) pada salah satu sampel yang
berbeda dengan dua sampel lainnya baik dari segi warna, rasa, bau, dan
kerenyahannya. Hasil pengamatan ke-15 orang panelis ditabulasi, kemudian
dicocokkan dengan tabel uji triangle. Hasil pengamatan yang diperoleh dapat
dilihat pada tabel 1.
Berdasarkan tabel baku uji duo trio dengan taraf 5%, minimal 12 dari 15
panelis yang memilih sampel dengan kode 123 tersebut sama, maka sampel
tersebut dinyatakan memiliki kemiripan dengan sampel baku atau sampel
pembanding. Dilihat dari segi warna,rasa, tekstur, dan aroma, secara berturut-turut
jumlah panelis yang menyatakan adanya kesamaan antara ssampel pembanding
dengan sampel uji kode 123 adalah 12, 13, 14, dan 12 panelis.
Berdasarkan pengujian kali ini panelis lebih banyak yang tidak terkecoh,
namun masih ada beberapa panelis yang masih melakukan kesalahan dalam
pengujian. Ketelitian dan sensitifitas alat indera panelis sangat dibutuhkan pada
pengujian ini. Mungkin saja dua sampel memiliki perbedaan yang sangat nyata,
namun panelis belum mampu mengidentifikasinya. Pelatihan sensori panelis
sangat dibutuhkan.
Syifa Urrohmah
240210140065
VI. KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
1. Uji triangel pada taraf 5% dengan menggunakan sampel biskuit,
menunjukkan jumlah terkecil yang menyatakan beda nyata dari sampel
adalah 8 panelis dari 15 orang panelis yang mengikuti pengujian, dimana
sampel dengan kode 368 yaitu kong ghuan berbeda nyata dengan sampel
dengan kode 041 dan 672 yaitu kokola.
2. Uji duo trio pada taraf 5%, dibutuhkan minimal 12 orang panelis dari 15
orang panelis untuk menyatakan adanya kesamaan dari sampel kode 123
dengan standar (R) yaitu sampel ceres.
6.2. Saran
1. Ketelitian dan sensitifitas alat indera panelis sangat dibutuhkan pada
pengujian ini.
Syifa Urrohmah
240210140065
DAFTAR PUSTAKA
BSN. Badan Standardisasi Nasional. 1992. Mutu dan Cara Uji Biskuit (SNI 01-
2973-1992). BSN. Jakarta
Kartika B., P.Hastuti dan W.Supartono. 1988. Pedoman Uji Inderawi
Bahan Pangan. PAU Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta.
Soekarto, S.T. 1985. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil
Pertanian. Institut Pertanian Bogor : Bogor.
Sofiah, B. D. 2008. Bahan Ajar Penilaian Indera. Universitas Padjadjaran,
Jatinangor.
Subagjo, A. 2007. Manajemen Pengolahan Kue & Roti. Graha Ilmu. Yogyakarta.