Anda di halaman 1dari 37

KEKURANGAN VITAMIN A

dr. Rijantono Franciscus Maria, M.P.H.


VITAMIN A
• Diidentifikasi pada tahun 1913
• Merupakan vitamin larut lemak yang pertama
kali ditemukan
• Merupakan kristal alkohol berwarna kuning dan
larut dalam lemak
• Preformed : retinol = hewani
• Provitamin : β-karoten = nabati
KARAKTERISTIK VITAMIN A

• Dalam makanan, vitamin A biasanya terdapat dalam


bentuk ester retinil
• Didalam tubuh, vitamin A berfungsi dalam beberapa
bentuk ikatan kimia aktif, yaitu Retinol (bentuk alkohol),
Retinal (aldehida), dan Asam Retinoat (bentuk asam).
• Vitamin A tahan terhadap panas cahaya dan alkali, tetapi
tidak tahan terhadap asam dan oksidasi
• Proses memasak normal tidak merusak retinol atau
karotenoid. Wortel harus dimasak untuk memudahkan
pencernaan sehingga dapat menyediakan lebih banyak
karoten untuk diserap
FUNCTIONS of VITAMIN A

■ Vision
■ Gene transcription
■ Immune function
■ Embryonic development and reproduction
■ Bone metabolism
■ Skin health
■ Antioxidant activity
METABOLISME VITAMIN A DAN CAROTENE
DEFINISI KVA
• Defisiensi Vitamin A atau Kekurangan Vitamin A
(KVA) adalah suatu keadaan yang ditandai
dengan rendahnya kadar vitamin A dalam
jaringan penyimpanan (hati) dan melemahnya
kemampuan adaptasi terhadap kondisi gelap
dan sangat rendahnya konsumsi vitamin A.
• Dengan indikator biokimiawi yaitu kadar Vitamin
A serum (retinol) dibawah 0,70 mmol/l (<20
μg/dl)
KLASIFIKASI KADAR SERUM RETINOL

• “DEFICIENT” BILA < 10 μg/100 ml


• “LOW” BILA 10 – 19 μg/100 ml
• “ACCEPTIBLE” BILA > 20 μg/100 ml
(Standar kecukupan yang dianjurkan WHO)

• Hasil survei (1992) 50% anak balita


🖛< 20 μg/100 ml 🖛 WHO
• Masalah kurang vitamin A subklinis
Kadar serum vitamin A yang
rendah🖛kondisi sub klinis

• Menurunnya daya tahan tubuh


• Tingginya angka kematian dan kesakitan
pada balita
• Gangguan pertumbuhan pada balita
khususnya pertumbuhan linier
Pendukung Defisiensi Vitamin A

Pendidikan umum & Hygene


pengetahuan gizi kurang kurang
Pekerjaan
sulit/rendah
Kebiasaan makan salah Infeksi &
infestasi parasit

Daya beli Konsumsi vit. A &


rendah Karoten kurang Absorpsi & Diare
utilisasi Steatorhoe
terhambat

Konsumsi lemak Defisiensi Vitamin A


& protein
kurang

Source: Sediaoetama,A.D. (1999). Ilmu Gizi utk mahasiswa dan profesi di Indonesia.
TOXISITAS VITAMIN A
KISARAN AMAN ASUPAN VITAMIN A

1.0
1.0
Risiko ketidakcukupan

Risiko kelebihan
1 RE = 1 mcg all trans retinol
Kisaran Asupan yang
aman
0.5

0.5

(a) (b (c)
800-1000 RE ) > 5000 RE
3000 RE
0
0
Pre-pathological period Pathological period

Sub-clinical phase Clinical phase


Predisposing Reduced hepatic Cutaneous
factors reserve
Predisposing factorsalterations:
Reduced blood -xerosis cutis
levels -follicular
Lack of sources Other
hyperkeratosis
of vitamin A & environmental Ocular alterations:
β-carotene factors -impaired
lacrimation
-conjunctival
xerosis
Host: -superficial
• eating habits keratitis mutilans
• age -corneal
ulcerations
• sex -corneal
• intestinal absorption (fats) perforations
• lack of other nutrients -keratomalacia
• deficiency of retinol-binding protein
Sequela
Partial or total loss
of eyesight
Source: Hanck, A. (1983).Vitamins in
IVACG 2001, Prevalence criteria indicating significant vitamin A deficiency
within a defined population
Criteria Prevalence (%)
Clinical
Children 2-5 years
Night blindness (XN) >1.0
Bitot’s spots (X1B) >0.5
Corneal xerosis (X2) >0.01
Corneal ulcers (X3A, X3B) >0.01
Corneal scars (XS) >0.05
Women of childbearing age
Night blindness during recent pregnancy >0.5
Biochemical
Serum retinol < 0,70 µmol/L >15
Source: Gibson, Rosalind S. (2000). Principles of Nutritional Assessment.
XEROPHTHALMIA

• Xerophthalmia artinya “Dry Eye”

• Xerophthalmia adalah kelainan patologis sebagai


akibat kekurangan konsumsi vitamin A dan
ditandai dengan gangguan klinis pada mata, mulai
tingkat ringan (penurunan fungsi penglihatan )
sampai dengan kebutaan.
XEROPHTHALMIA CLASSIFICATION
XN Night Blindness

X1A Conjunctival Xerosis

X1B Bitot’s Spot with Conjunctival Xerosis

X2 Corneal Xerosis

X3A Corneal Xerosis with ulceration

X3B Keratomalcia

XF Xerophthalmic Fundus

XS Corneal scars from Xerophthalmia


Kurang Vitamin A (X1)
Dryness of conjunctiva

Wrinkle and hyperpigmentation


Bitot’ spot
‘Foam-like’ substance

Hyperpigmentation & wrinkle


(X-1)
Kurang Vitamin A (X2)

Berkeriput dan hiperpigmentasi Kornea kering


Kurang Vitamin A (X3A)
Ulkus kornea < 1/3

Conjunctival & ciliary injection


Kurang Vitamin A (X3B)
Ulkus kornea > 1/3

Keratomalacea
Kurang Vitamin A (XS)
Jaringan parut di Kornea (Corneal scar)
Konsumsi Makanan Kurang

Konsumsi Kalori Konsumsi


Vitamin A Konsumsi Zinc
dan
Kurang Kurang
Protein Kurang

Defisiensi Zinc
KEP

Defisiensi
Vitamin A
Defisiensi Vitamin
A

Morbiditas Mortalitas

• Diarrhoeal diseases (Rotavirus)


• Intestinal parasites (Giardial Lamblia,
Ascaris Lumbricoides, Ankylostoma Duodenale)
. Respiratory Diseases
. Measles and Herpes Simplex
DIAGNOSIS
• Defisiensi vitamin A mrpk penyakit sistemik yg
merusak sel & organ tubuh, serta menyebabkan
metaplasia keratinisasi pd epitel saluran
pernapasan, saluran kemih, & saluranpencernaan
🡪 perubahan awal
• Diagnosis dibuat berdasarkan parameter
xerophtalmia, ditunjang o/hsl pemeriksaan
gejala2 kulit & kadar vitamin A dan karotin dlm
plasma (anamnesa konsumsi 🡪 menunjang
diagnosis sbg tambahan).
• Kadar vitamin A normal: 20 µg/dl atau lebih
Kriteria bagi masalah kesehatan masyarakat
nasional bila:
1. X1B lebih dari 2,0%
2. X2=X3A=X3B lebih dari 0,01%
3. XS lebih dari 0,1%
4. Plasma vitamin A < dari 10 µg/dl, melebihi 5%
PENGOBATAN
• Tujuan pemberian vitamin A tdk saja utk mengobati
kekurangan vitamin A akan tetapi juga utk
mempertinggi persediaan vitamin A dlm hepar.
• Preparat vitamin A yg dianjurkan pd pengobatan
maupun prevensi adalah:
a. scr oral: oil-based solution retinil palmitat atau
asetat, sbg kapsul atau cairan, dgn atau tambahan
vitamin E
b. scr intra-muskulus: water miscible retinil
palmitat
Bagan Pengobatan Xerophtalmia

Segera dibuat diagnosa:


110 mg retinil palmitat atau 66 mg retinil asetat (200.000 S.I.)
secara oral, atau 55 mg retinil palmitat (100.000 S.I.) secara
intra-muskulus
Hari berikutnya:
110 mg retinil palmitat atau 66 retinil asetat (200.000 S.I.)
secara oral
Sebelum dipulangkan atau jika kelainan klinis memburuk,
atau 2-4 minggu kemudian:
110 mg retinil palmitat atau 66 mg retinil asetat (200.000 S.I.)
secara oral

Source: Pudjiadi, Solihin. (2005). Ilmu Gizi Klinis pada Anak.


Jadwal Pengobatan Xerophtalmia*
Waktu pemberian Dosis oral

Segera setelah diagnosis


•<6 bulan 50.000 IU per oral
(27,5 mg retinil palmitat)
•6-12 bulan 100.000 IU per oral
(55 mg retinil palmitat)
•>12 bulan 200.000 IU per oral
(110 mg retinil palmitat)

Hari berikutnya Dosis menurut usia


Dalam 1-4 minggu Dosis menurut usia
(setiap 2-4 minggu)

*
Jadwal ini berlaku untuk segala usia kecuali wanita usia reproduksi (hamil). Jika menderita
rabun senja atau bintik bitot, dpt mengkonsumsi tablet vitamin A sebanyak 5.000-10.000
IU/hari slm 4 minggu (tdk lebih dr 10.000 IU).
• Pemberian per oral🡪 preparat vitamin A yg terlarut dlm
minyak (tdk trdpt gangguan saluran pencernaan 🡪 efek
> baik dari IM)
• Pemberian per IM🡪 preparat yg tercampur dlm air
(efek: tertahan dan didestruksi di lokasi suntikan
🡪mobilisasi & utilitasnya rendah)
• Secara lokal🡪 salep mata yg mengandung antibiotika
utk cegah kekeringan & infeksi kornea
• Pemberian makanan TKTP (biasanya penderita
xerophtalmia jg menderita KEP), mengobati penyakit
infeksi (ex: TB paru, bronchitis, morbili, gastroenteritis)
& mengobati kelainan mata
PENCEGAHAN
• Peningkatan asupan pangan yg kaya vitamin
A dan provitamin A
• Suplementasi vitamin A secara periodik
(berkala)
• Fortifikasi vitamin A pd makanan yg banyak
dikonsumsi masyarakat
• Penurunan faktor kontributor KVA (penyakit
campak, diare yg berulang, infeksi, KEP)
Vitamin A Prophylaxis Schedule
Individual Oral dose Timing
Infants 0-6 months 13.75 mg retinyl palmitate 1-3 times over the
old (25.000 IU) first 6 months of life
Children 6-11 55 mg retinyl palmitate Once every 4-6
months old (100.000 IU) months
Children ≥ 12 110 mg retinyl palmitate Once every 4-6
months old (200.000 IU) months
Women of 110 mg retinyl palmitate Within 1 month (or 2
childbearing age (200.000 IU) months at most) of
(mass dose) giving birth
Pregnant & lactating 2.75-5.5 mg retinyl Daily
women (repeated palmitate (5.000-10.000 IU)
dose)

Source: Sommer A, (1995). Vitamin A deficiency & its consequences (WHO)


PROGNOSIS
• Kasus dgn tahap sampai dgn X3A masih
mempunyai fungsi penglihatan yg cukup
baik
• Tahap X3B dan tahap lebih lanjut biasanya
berakhir dgn kebutaan.

Anda mungkin juga menyukai