Anda di halaman 1dari 34

DEFISIENSI VITAMIN A,D,E & K

Yolla Fransisca
Zahrotul Ula
Defisiensi Vitamin A
Definisi
kristal alkohol berwarna kuning dan larut dalam
lemak atau pelarut lemak. Biasanya terdapat
dalam bentuk ester retinil. Berfungsi dalam
beberapa bentuk ikatan kimia aktif, yaitu : retinol
(bentuk alkohol), retinal (aldehida), dan asam
retinoat (bentuk asam). Retinol  retinal, retinal
 asam retinoat.
ETIOLOGI
• Asupan vitamin A atau pro-vitamin A tidak
adekuat untuk jangka waktu yang lama.
• Bayi tidak diberikan ASI eksklusif.
• Menu tidak seimbang
• Gangguan penyerapan vitamin A,
• Kerusakan hati, seperti hepatitis (radang liver)
kronik, menyebabkan gangguan pembentukan
RBP (Retinol Binding Protein) dan pre-
albumin.
Patogenesis
Dalam keadaan defisiensi vitamin A terjadi
hambatan dalam sekresi RBP (Retinol Binding
Protein), sedangkan pada defisiensi protein
terdapat gangguan sintesis RBP.
Vitamin A diperlukan untuk stabilitas
membran lisosom. Kelebihan maupun kekurangan
vitamin A dapat menimbulkan pecahnya membran
tersebut dengan akibat dilepaskannya enzim
hidrolase.
Vitamin A berperan pula dalam proses
keratinisasi, kornifikasi, metabolisme tulang dan
gigi perkembangan plasenta, pertumbuhan badan,
spermatogenesis, dan pembentukan/ perubahan
epitel. Perubahan pada epitel saluran pernafasan
dapat mengakibatkan obstruksi bronkiolus.
Metaplasia skuamosa epitel akan mempermudah
timbulnya infeksi.
Gejala Klinis
KVA pada mata menurut klasifikasi WHO/USAID
UNICEF/HKI/ IVACG, 1996
• XN : Buta senja
• XIA : Xerosis konjungtiva
• XIB : Xerosis konjungtiva disertai bercak bitot
• X2 : Xerosis kornea
• X3A : Keratomalasia atau ulserasi kornea (borok
kornea) kurang dari 1/3 permukaan kornea
• XS : Jaringan parut kornea
• XF : Fundus xeroftalmia, dengan gambaran seperti
“cendol”.
Pemeriksaan Penunjang
• Uji adaptasi gelap
• Riwayat suplementasi vitamin A
• Pemeriksaan serum retinol
Penatalaksanaan (Medis)
Jadwal dan pemberian dosis pada anak penderita
xeroftalmia
• Pemberia obat mata
Obat tetes/salep mata antibiotik tanpa
kortikosteroid (Tetrasiklin 1%, Khloramfenikol
0.25-1% dan Gentamisin 0.3%)diberikan pada
penderita X2, X3A, X3B dengan dosis 4 x 1
tetes/hari dan berikan juga tetes mata atropin 1 %
3 x 1 tetes/hari.
Penatalaksanaan (Gizi)
Syarat :
• Energi yang cukup yang diberikan secara
bertahap
• Protein tinggi yang diberikan bertahap pada
penderita gizi buruk.
• Lemak yang cukup untuk membantu
penyerapan vitamin A
• Pemberian sumber vitamin A yang tinggi
Defisiensi Vitamin D
Definisi
Nama generik dari dua molekul, yaitu
ergokasiferol (vitamin D₂) dan kolekasiferol
(vitamin D₃) vitamin D dapat di bentuk tubuh
dengan bantuan sinar matahari. Karena dapat
disintesis di dalam tubuh, vitamin D dapat
dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon.
Etiologi
• Aktivitas di dalam ruangan
• Melindungi diri dengan pakaian tertutup,
masker, topi, sarung tangan, dan lainnya
• Orang-orang yang berkulit gelap
• Penggunaan tabir surya yang berlebihan
• Penderita obesitas
Patogenesis
Pada usia lanjut perubahan vitamin D dari sinar
ultraviolet menjadi 30 % lebih sedikit. Selain itu,
terjadi penurunan kadar asam lambung
rendahnya kalsium terionisasi dalam usus. Serta
terjadi penurunan respon seluler terhadap
hormone paratiroid penurunan efisiensi enzim
1α-hidroksilase pada ginjal  kadar 1,25 (OH)2D3
aktif yang dihasilkan oleh ginjal.
Gejala Klinis
• Riketsia (Pada Anak-anak)
• Osteomalasia (Pada Orang dewasa)
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium :
Kadar serum hormone paratiroid, S-25
(OH)D, 1,25(OH)2D [S-1,25(OH)2D], fosfat dan
kalsium terionisasi
• Radiologi
Penatalaksanaan (Medis)

• Tabel
penatalaksanaan
bagi pasien
kekurangan dan
tidak adekuat
vitamin D
Penatalaksanaan (Gizi)
• Asupan lemak yang cukup untuk penyerapan
vitamin D
• Asupan vitamin D yang ditingkatkan.
• Suplementasi Vitamin D
Defisiensi Vitamin E
Definisi
Vitamin E murni dan vitamin E sintetik. Vitamin E
larut dalam lemak dan dalam sebagian besar
pelarut organik, tetapi tidak larut dalam air ada
empat jenis tokoferol yang penting dalam
makanan alfa-,beta-,gama-,delta-,tokoferol dan
tokotreinol. Karakteristik kimia utamanya adalah
bertindak sebagai antioksidan.
Etiologi
• Konsumsi makanan yang tidak mengandung
cukup vitamin E
• Menu tidak seimbang
• Gangguan absorpsi lemak seperti pada cystic
fibrosis
• Gangguan transport lipida seperti pada beta-
lipopro-teinemia
Patogenesis
Penyerapan aktif lemak meningkatkan absorbsi
vitamin E. Vitamin E di dalam darah diangkut oleh
lipoprotein. Vitamin E disimpan dalam jaringan
adipose. Apabila terjadi gangguan penyerapan
lemak dan transportasi lipida maka vitain E yang
masuk kedalap tubuh tidak dapat diserap secara
maksimal.
Gejala Klinis
Hemolisis eritrosit
• Lemas, letih, lesu, lunglai
• Penurunan daya konsentrasi
• Kulit pucat
Sindroma neurologic
• Kehilangan koordinasi dan refleks otot
• Gangguan penglihatan
• Gangguan berbicara
Pemeriksaan Penunjang
• Uji laboratorium : konsentrasi vitamin E dalam
darah dengan metode HPLC
Penatalaksanaan
• Suplementasi vitamin E
• Mengonsumsi makanan fortifikasi vitamin E
• Asupan lemak yang cukup
• Asupan tinggi protein
• Asupan tinggi vitamin E
Defisiensi Vitamin K
Definisi
Vitamin K₂ merupakan sekumpulan ikatan yang
rantai samping nya terdiri atas beberapa satuan
isoprenil(berjumlah 1-14 unit). Menakinon
disintesis oleh bakteri di dalam saluran cerna.
Vitamin K₃ adalah bentuk vitamin K sintetik.
Menadion terdiri atas cincin naftakinon tanpa
rantai samping dan baru aktif secara biologik
setelah mengalami alkilasi.
Etiologi
• Gangguan pada aliran empedu
• Mengkonsumsi obat – obatan antibiotik
• Gangguan absorpsi lemak
Patogenesis
Malabsorbsi lemak merupakan penyebab defisiensi
vitamin K. Bentuk alami derivat vitamin K hanya
diserap bila ada garam-garam empedu dan
didistribusikan lewat system limfatik dalam
kilomikron. Menadion, yang larut dalam air,
diserap dalam keadaan tanpa adanya garam-garam
empedu, dengan melintas langsung ke dalam vena
porta hati.
Gejala Klinis
• Mudah memar
• Mudah mimisan
• Mengalami pendarahan cerna
• Volume darah menstruasi sangat banyak
• Di temukan nya darah pada air kemih
• Darah dapat terus mengalir dari bekas luka
suntikan atau bekas luka lainnya
Pemeriksaan Penunjang
• Anemia berat dengan jumlah trombosit normal
• Pemeriksaan PT memanjang dan pemeriksaan
APT t dapat normal atau memanjang
• USG untuk mengetahui pendarahan intracranial
Penatalaksanaan
• Suplementasi vitamin K
• Asupan cukup lemak
• Asupan tinggi protein
• Asupan tinggi sumber vitamin K
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai