Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

BALUN 1:1 UNTUK ANTENNA OPEN DIPOLE ½ λ

Dosen Pengampu : Ir. Usman Umar, ST. MT

Oleh Kelompok 4 :
1. Aminullah / C1012113412

2. Arigita Puspa Armada / C1012113414

3. Efrita Tiara Putri / C1012113416

4. M. Alvilayalin / C1012113424

5. M. Daffa Abrar / C1012113428

6. Nur Afni Aprilyanti / C1012113431

TNU XIII BRAVO


POLITEKNIK PENERBANGAN MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum
ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah media transmisi dengan judul BALUN
1:1 UNTUK ANTENNA OPEN DIPOLE ½ λ.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang tulus memberikan saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran, bantuan, dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Makassar, 11 Juli 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

\
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kegiatan pratikum merupakan proses belajar yang sangat mendukung disamping
penyampaian teori. Taruna diwajibkan untuk mengikuti teori sebagai dasar dalam
melaksanakan praktikum dan juga menambah pemahaman lebih mendalam tentang teori yang
disampaikan Dosen. Hal ini sudah menjadi keharusan dan amat penting pelaksanaannya
dimana menekankan praktikum dalam proses belajar, termasuk Politeknik Penerbangan
Makassar. Disamping Taruna wajib melaksanakan praktikum, Taruna juga diwajibkan untuk
membuat laporan praktikum sebagai bukti keberhasilan taruna dalam melaksanakan
praktikum maupun memahami teori yang disampikan. Dalam laporan praktikum ini akan
membahas tentang cara membuat balun 1:1 untuk antenna open dipole ½ λ.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Balun


Sebuah balun adalah alat yang dirancang untuk mengubah seimbang dan tidak seimbang
antara sinyal-sinyal listrik, misalnya antara kabel koaksial dan jalur tangga.Balun dapat dianggap
sebagai bentuk sederhana saluran transmisi transformer. Balun adalah jenis transformator listrik
yang dapat mengkonversi sinyal listrik yang seimbang sekitar tanah (diferensial) untuk sinyal
yang tidak seimbang (single-ended),dan sebaliknya. Mereka juga sering digunakan untuk
menghubungkan baris yang berbeda impedansi. Asal usul kata balun adalah bal (Ance) + un
(keseimbangan).
Dipole ½ lambda termasuk “basic” antenna yg tetap popular sepanjang masa karena
sangat mudah dibuat ( tidak rumit ) dan pada kondisi2 tertentu sering bisa untuk dipakai
melakukan komunikasi DX di HF ( Bagi experimenter serius kadang merubah sifat bidirectional
dipolenya menjadi antenna beam dengan menambahkan reflector dan bahkan juga director tapi
tentu saja penempatan tiang2 tambahannya membutuhkan lahan terbuka yg lebih luas ).
Dasar dari antenna ini adalah mendapatkan catu ditengah / center fed dan setiap leg
panjangnya ¼ lambda. Pengukuran panjang yang tepat sangatlah penting agar kita mendapatkan
performance puncaknya.
Tegangan minimum ada dititik catu dan tegangan max, ada diujung terluar. Arus max.
ada dititik catu dan arus min. diujung dipole. Kedua posisi Tegangan dan arus itu menghasilkan
posisi Impedansi minimum ( terendah ) nya berada di center fed dan diujung terluar dipole
terletak Impedansi tertingginya ). Artinya dengan menggeser sedikit demi sedikit feedpoint
kearah luar kita akan mendapatkan peningkatan impedansi meninggi secara bertahap.
Kelebihan BALUN :
a. Performance antena Dipole dapat ditingkatkan.
b. Mengurangi TVI ( Interferensi ke Televisi ).
c. Mengurangi unbalance current.
d.Mengurangi radiasi yang tidak diinginkan.
BAB III
HASIL PRAKTIKUM

 Rumus Balun 1: 1 untuk frequensi 97.4 MHz f x 95%


Dimana f adalah frequensi kerja, dan 92.5% adalah penurunan frequensi kerja resoansi
choke pada percobaan ini frequensi kerja (f) = 97.4 MHz, maka resonansi choke adalah
97.4 x 92.5 = 90.09 MH

 Setelah resonsi choke diketahui maka langkah selanjut adalah menentukan

Panjang 1 lamda jika Δ= 300 maka,


Δ/f = 300/90 = 3.3 , sehingga 1 lambda = 3.3
Karena balun menggunakan Half Wave Coax 1/2λ, maka di cari nilai 1/2λ tersebut yaitu
1/2λ = 3.3/2 = 1.65 meter sama dengan 165 cm.
 Kemudian di kali dengan nilai velocity factor dari kabel RG-58 yaitu 0.66;
Sehingga : 165 x 0.66 = 108.9 dibulatkan menjadi 109 cm sama dengan Panjang Choke .

Konstruksi 1/4λ 1/4λ

BALUN 1:1

Kabel RG-
58
sepanjang
109 cm
dililitkan

3.1 Bahan yang dibutuhkan yaitu


1. Pipa PVC ¾ “ 2 meter
2. Pipa aluminium diamer 12 mm 2 meter 2 buah
3. Sambungan T ¾” PVC 1 buah
4. Reducer ¾” ke ½” 1 buah
5. Kabel RG-58, 5 meter
6. Konector PL untuk RG-58 4 buah
7. Konector F drat 2 buah
8. Isolasi
9. Box 10 x 7 x 4 cm 1 buah

3.2 Alat :
 Bor Tangan
 Mata bor 10 mm
 Cutter
 Solder 30 watt dan timah solder
 Alat ukur nano VNA

3.3 Langka kerja

1) Potong pipa PVC 50 cm untuk tempat lilitan kabel RG-58


2) Pasang sambungan T dan tutup bagian atas
3) Buat koneksi pipa alumnium dengan box
4) Pasang konector pada box
5) Hitung Panjang choke sesuai rumus dan frekuensi yag diinginkan.
6) Ukur kabel RG-58 sesuai dengan Panjang choke dan beri tanda awal dan akhir
7) Lilitkan kabel RG-58 pada pipa PVC
8) Beri tanda pada pipa sesuai tanda Panjang choke pada kabel
9) Buat lubang pada pipa PVC untuk masukksn ujung pipa
10) Psang konectro pada kabel RG-58.
CONECTOR PL RG-58

CONECTOR FEMALE DRAT


 PERHITUNGAN
Diketahui :
Frequensi yang digunakan sebesar
f = 80,9 MHz
dan persentase sebesar 95%
maka besar penurunan frequensi kerja resonansi choke ditunjukan dengan perhitungan
f x 95% = 80,9 x 95%
= 76,85 MHz
Kemudian menentukan panjang lamda ( λ )
λ = △/f
= 300/76,85
= 3,9
Karena balun menggunakan 1/2 λ maka nilainya , 3,9/2 = 1,95 M
Maka panjang lilitan => 1,95 x nilai velocity factor (RG 58)
= 1,95 x 0,66
= 129 cm
Maka panjang RG 58 yang akan jadikan lilitan ialah sepanjang 129 cm.
4.3 Lampiran
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Balun merupakan konsep kinerja alat yang dapat menyeimbangkan sinyal sinyal yang
berbeda impedensinya sehingga menjadi sama dan menciptakan koneksi yang baik ketika
pengiriman/ penerimaan gelombang.
4.2 Saran
Dalam pembuatan balun perlu ketepatan dan mehiran dalam pengukuran panjang kabel
coaxial ynag digunakan , dan saat melilit kabel di pipa paralon pastikan kabel terlilit rapat agar
balun dapat bekerja , pada pemasangan ke konektor PL RG-58 saat menyolder dengan kuningan
dan core RG-58 harus tepat sehingga sambungan tidak mudah putus.

Anda mungkin juga menyukai